PENJAGA KUIL NAGA

Setelah dia selesai Mandi, Lemon langsung bergerak menuju Asrama, untuk mengganti pakaiannya, karna hari ini dia ada mata kuliah.

Hari ini Lemon baru Masuk Kuliah setelah beberapa hari tidak hadir.

Dia bersama Denis sedang duduk ditaman kampus, ketika mereka melihat Lea yang berjalan tergesa-gesa ketakutan seperti dikejar Hantu.

Ternyata dari belakangnya ada seorang pemuda, yang wajahnya terlihat biasa saja, namun dari gerak-geriknya dia berjalan seperti perempuan, menyerupai gerakan Lucinta Luna.

Lelaki itu bernama Bryan Calvin, seorang anak pejabat Kepala Dinas Pemerintahan di Gowe, Bryan sudah beberapa kali mengejar Lea, namun hasilnya sangat mengecewekan, ibarat memancing ikan Mas, yang didapat ikan hiu, seperti itulah pilunya kisah cinta bryan terhadap Lea.

Cerita ini Lemon dapatkan dari Denis, ketika Denis juga lagi berkumpul bersama teman sekelasnya dikantin Kampus.

Lemon yang mendengar cerita dari Denis, seketika dia memiliki Ide untuk mengerjai Lelaki tersebut.

Lemon berdiri dan meraih tangan Denis, mereka pergi menghampiri Bryan.

Bryan yang berdiri didepan Kelasnya Lea, dikejutkan oleh kedatangan Lemon dan Denis.

"Hai Bos..."

Lemon menyapa Sambil menepuk Pundak Bryan, bryan berbalik setelah pundaknya disentuh Lemon, dan dia mendapatkan Wajah yang sangat Familiar,

"Owh, ternyata kamu Lemon sitampan Kurus" Bryan mencibir dan tersenyum kepada Lemon.

"Pasti kamu lagi nungguin Lea kan?". Lemon berkata sambil sedikit tertawa.

*Kok Kamu tahu...??"

Sahut Bryan, dengan sedikit wajahnya merah merona merasa malu.

"Kami taulah Bryan, Lea itukan teman sekelas kami!". Seru Denis yang angkat bicara.

"Uhuk Uhuk, kalian ini ada-ada saja" Sambut Bryan sambil terbatuk.

"Aku memang mengagumi Lea, namun Lea sama sekali tidak pernah menganggapku, dia selalu menghindar jika saya mendekatinya" Wajah Bryan terlihat sangat kesal, ketika mengutarakan isi hatinya.

"Hei Bos, sebenarnya Lea itu suka sama kamu, *cuman"...

Lemon menghentikan kalimatnya.

"Cuman apa...?" Bryan berkata dengan penuh rasa penasaran.

Lemon menambahkan "Cuman dia malu, ketika melihat kamu berjalan seperti itu! kamu itu kan cowok? Ya mestinya kamu harus berjalan tegas biar kelihatan Maco!".

"Apakah dia berkata begitu...?" wajah Bryan terlihat sangat Serius..

"ya ialah, masa sih kita berbohong..!!" Lemon menjawab dengan tegas, sambil mengedipkan matanya kepada Denis.

Denis juga sedikit tersenyum melihat Lemon memberi tanda.

"Begini Bosku, Nanti setelah habis mata kuliah, kamu temui dia dikantin, kamu langsung tembak dia, kamu bawa bunga Merah, kemudian kamu harus mengubah suaramu menjadi tegas, kamu harus bersuara seperti suara Arnold pemain bintang Film Bolywood" Lemon memberikan saran Jitu.

Mendengar saran Lemon, Bryan meremas tangannya dan menggertakan giginya "Terimakasih kawan, atas sarannya, kalian memang kawan yang terbaik, nanti kalau rencana ini sudah berhasil, saya berjanji akan mentraktir kalian di Rumah makan mewah.

*Oke Bosku.

Lemon menyambut baik, kata-kata Bryan barusan.

Setelah selesai berbicara, bryan langsung memutar badannya, dan bergegas pergi dari tempat itu.

Selesai proses perkuliahan, Lea bersama Dewi dan Teman-temannya yang lain, duduk santai dikantin kampus, sudah menjadi kebiasaan mereka sebelum pulang kerumah, mereka wajib duduk santai dikantin, kalau bukan dikantin Kampus pastinya ditaman.

Tak lama serelah mereka semua duduk santai, tiba-tiba mata semua orang teralihkan kepada seseorang yang wajahnya sangat Familiar.

Bryan Calvin memakai setelah baju ala anak Metal, Rambut yang acakan dan gelang yang memenuhi tangannya.

Lemon dan Denis memilih duduk dipojok Ruangan, supaya tak terlihat dari pandangan semua orang, Lemon sengaja memilih tempat duduk dipojok, agar leluasa melihat pergerakan Bryan.

Melihat dari Bryan dari kejauhan, Lea mengernyitkan keningnya dan merasa mati rasa, diam-diam menyembunyikan wajahnya dibelakang punggung Dewi.

Dewi dan teman-temannya sudah mengerti mengapa Lea bersikap seperti itu.

Dalam sekejab Bryan sudah sampai didepan Tempat duduknya Lea, dengan berjalan Tegak dan penuh rasa percaya diri.

Bryan mengangkat Kursi dari Meja sebelah, kemudian meletakanya disamping Lea, Bryan duduk sambil berkata dengan suara metal:

"Lea Bolehkah Aku duduk disini".

Tanpa berkata-kata Lea hanya memoncongkan bibirnya dan memutar bola matanya.

Bryan mengeluarkan Bunga Mawar yang sudah dia persiapkan dibalik bajunya, menyodorkannya kepada Lea, Bryan turun dari Kursinya dan Berlutut disebelah Lea.

"Lea aku harap kamu menerima bunga mawar ini, aku telah mendengar dari teman-teman yang lain, bahwa kamu memang menyukaiku" Bryan berkata dengan penuh rasa cinta dan berharap Lea bisa menerimanya.

Mendengar kata-kata Bryan, Dewi dan teman-temannya seketika terkejut, Dewi memandang Lea sambil berkata:

"Lea kenapa kamu tidak beritahu kita, kalau kamu memang suka kepadanya, kenapa kamu harus malu-malu".

"Itu Betul Lea, kenapa kamu harus malu-malu, sudah terima saja bunga mawarnya, Jarang lo ada Cowok seromantis ini" Teman Lea yang lain ikut menimpali.

Lemon yang berada disudut ruangan menjetikkan jarinya kearah Lea, dengan dipenuhi kekuatan energi spiritual.

Dalam sekejab Hati Lea terasa campur aduk, dan dia merasa hatinya Luluh melihat Bryan memegang sebuket bunga Mawar Merah.

Lea tersenyum wajahnya merah merona, akhirnya dia melihat kearah Bryan sambil berkata:

"Saya menerima bunga mawar ini, bukan berarti kita Pacaran, dan buktikan kata-katamu kalau kamu bisa merubah sikapmu, kamu harus berubah penampilan seperti layaknya lelaki sejati".

Lea mengambil bunga Mawar dari tangan Bryan, dan menyuruhnya untuk berdiri.

Bryan yang mendengar kata-kata yang terucap dari Mulut Lea, sepeti terkena Petir tornado dikutub utara Benua Eropa, dia seakan tidak percaya yang didengarnya barusan.

Bryan mengangguk "Baik, Baik, saya akan mencoba berubah seperti apa yang kamu inginkan".