NovelToon NovelToon
Alpha Love Story : The Girl

Alpha Love Story : The Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:70.5k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Devon merasa ia jatuh cinta pada gadis sebatang kara, setelah perjalanan cintanya dengan berbagai jenis wanita. Gadis ini anak jalanan dengan keadaan mengenaskan yang ia terima menjadi Office Girl di kantornya. Namun, Hani, gadis ini, tidak bisa lepas dari Ketua Genknya yang selalu mengamati pergerakannya. Termasuk pada satu saat, kantor Devon mengalami pencurian, dan terlihat di cctv kalau Hani-lah dalang pencurian tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenyataan Pahit

Tapi, rumah Hani bukan tempat yang aman untuk mereka berdiskusi, Dindingnya hanya dari triplek.

Jadi Jackson menggeret Hani menuju rumahnya.

Hani meronta ingin melepaskan diri, Tapi Jackson meraih tengkuknya dan menekannya agar Hani lumpuh dan mengikuti langkahnya.

Sampai di rumah Jackson, Hani masih bisa melihat ranjang Jackson, tempat berbaring Farid untuk yang terakhir kalinya, sudah disingkirkan.

Jackson menutup pintunya, dan menguncinya dari dalam.

“Sejak kapan, Hani?” Ini pertanyaan murni ingin tahu, sebagai wujud kepeduliannya.

Tapi Hani hanya diam.

Ia enggan memberitahu Jackson.

Gadis itu waspada terhadap Jackson. Karena baginya, Jackson manusia yang lebih buruk dari semua orang di sini.

“Laki-laki itu... yang cium tangan lo. Dia beneran manajer di sana?” Jackson teringat saat Devon bertemu dengan Hani di depan restoran tempat Jackson bekerja.

Pemandangan yang lumayan ganjil untuknya.

“Atau pacar?” tembak Jackson sambil menipiskan bibirnya.

Sungguh, kata-kata itu terasa pahit di lidahnya.

“Jawab Hani!!” Jackson menampar gadis itu.

Hani tersungkur sampai menabrak tembok di sampingnya.

Lalu jatuh di lantai keramik yang kusam sambil memegangi pipinya yang terasa panas.

“Gue harus tahu siapa dia karena gue harus tahu kemana gue harus bawa kabur adek-adek lo yang lain! Lo pikir yang tinggal di sini cuma lo dan Farid, hah?! Masih banyak anak lain yang nasibnya nggak sebagus lo! Cewek Bego!!” seru Jackson kesal.

“Cepat atau lambat, Abang juga akan bunuh mereka seperti Abang bunuh Farid. Aku udah nggak ada peduli lagi bang. Biar negara aja yang ringkus mereka.”

“Ya mending kalau ini jadi urusan negara! Kalo urusan preman gimana?! Mati semua adek-adek lo nih!!” Jackson menjambak rambut Hani lalu memaksanya berdiri.

“Dan bukan gue yang bunuh Farid! Korban terakhir yang gue bunuh udah 5 tahun lalu waktu gue masih  jadi begal!!”

“Bohong!!” sembur Hani menantang Jackson.

“Lo buktiin aja ucapan gue, anak-anak di sini pernah jadi kriminal macam lo, memangnya negara mau ngurusin kriminal? Yang ada mereka dipenjara dan diperlakukan bagai orang dewasa. Itu artinya lo bakalan jadi pembunuh juga!”

Jackson mengambil Ranselnya dan mulai memasukan isi lemarinya ke dalam tas besar itu.

“Lo pikir kenapa lo masih perawan sampai sekarang hah?!” sambil panik ia berbicara ke Hani.

“Abang akan menjualku dengan harga tinggi.”

“Lo pikir dong pake otak, jangan pakai dengkul! Kalau gue emang niat jualan perawan lu, udah dari dulu kali lu mam pus! Ngapain gue harus nungguin lo sampe 18 tahun? lebih muda lebih mahal!”

Hani diam, ia langsung merasa kalau inilah pertanyaannya dari dulu. Juga kalimat yang sama dilontarkan oleh Devon kemarin.

“Gue nunggu lo gede biar lo bisa segera cari kerja, biar lo tahu kemana lo bisa kabur! Nih!” Jackson melempar beberapa lembar kertas ke wajah Hani. “Gue bahkan udah bikinin lo identitas palsu! Lo tahu nggak sih bikin gituan berapa duit? Sampai gue harus ngambil kerjaan dobel-dobel! Tahu nggak sekarang teknologi di kepolisian itu bisa periksa usia dengan pertumbuhan gigi! Makanya lo harus 18 tahun dulu biar sesuai dengan identitas baru yang udah gue siapin! Lo dianggap dewasa, lo gampang cari kerjaan! Ngapain juga gue bunuh si Farid kalo usaha gue buat lo sebesar itu?!”

“Ah…” Hani jelas tidak bisa membalas ucapan Jackson.

karena ia pun sedang kaget.

ia membaca lembar demi lembar dokumen yang dilemparkan padanya.

Akta Kelahiran sampai Ijazah SMA, Dengan Kartu Keluarga yang bertuliskan namanya dan Jackson yang diakui sebagai Kakak Kandung, ditambah Farid sebagai Adik Kandung. Entah nama siapa yang tertera sebagai orang tua mereka.

“Orang tua…?” Hani kebingungan.

“Itu Orang tua kandung lo. Identitas mereka masih sama gue.” desis Jackson sambil berdiri menyandarkan kepalanya ke dinding. Ia sedang berpikir rencana setelah ini.

“Orang tua kandung…ku?”

“Hm.” Jackson berpikir, bisakah aksi mereka malam ini membuat Ical Cs masuk penjara? Tapi kalau bisa, itu berarti ia juga akan kena. Harus kemana ia kabur nanti? Bagaimana anak-anak yang lain yang hidup di jalanan, yang ada di bawah asuhannya?

Yang masih di bawah umur bukan hanya Farid, masih ada 10 anak lagi yang belum siap ditinggal sendirian terluntang lantung tanpa penyedia sandang pangan papan.

“Dimana mereka Bang?” tanya Hani akhirnya.

Pertanyaan yang paling Jackson takutkan selama ini.

“Kan udah gue bilang-”

“Aku nggak percaya. Soalnya Abang nggak liat mataku waktu ngomong.”

Jackson langsung menoleh ke arah Hani dengan geram. Ia bergerak cepat mencengkeram rahang Hani dan menarik Hani mendekat ke arahnya.

“Udah gue bunuh.” ia menatap Hani dengan tajam. Hidung mereka saling bersentuhan.

Jackson bicara dengan nada pelan, cenderung berbisik namun dengan penekanan yang dalam.

“Siapa yang bunuh Bang?” tanya Hani lagi. Ia masih tidak percaya.

“Liat mata gue, gue bohong nggak kali ini?!” tantang Jackson.

Hani menarik nafasnya dengan tubuh gemetar.

“Sekali aja Bang, bilang yang sejujurnya. Jangan ada lagi yang ditutupi. Kita akhiri saja semua.” Hani berpikir, ia sudah tidak takut lagi pada Jackson. Farid sudah meninggal, tidak ada lagi yang harus ia jaga. Separuh jiwanya sudah mati. Ia tidak akan rugi apa pun karena sudah kehilangan yang terpenting dari keberadaannya selama ini.

“Bego.” Jackson menoyor dahi Hani. “Lo bahkan nggak ingat Farid itu siapa.”

Hani diam.

keningnya berkedut.

“Bang…?”

“Baru mikir? Lo itu udah hampir 18 tahun. Farid baru 4 tahun. Bokap nyokap lo mati waktu lo 9 tahun, terus siapa Farid, hah?”

Benar…

Ada bagian yang hilang dari dirinya, ingatan yang lenyap.

Dan bodohnya, yang baru saja ia sadari sekarang, setelah Jackson mengingatkannya. Padahal Devon sudah bilang hal yang sama, tapi entah kenapa kali ini kalimat itu terasa membuka pintu di otaknya yang selama ini terkunci.

“Siapa…” rasanya tenggorokan Hani langsung kering.

kepalanya langsung terasa berputar.

“Jangan pingsan, gue bakalan beberin semua. Tapi satu hal… lo harus janji.”

“Ngapain aku janji lagi? Abang tinggal bunuh aja aku. Tujuan aku hidup udah nggak ada.”

“Mana bisa, lo itu penebusan dosa gue.”

Apa lagi ini?

Terlalu banyak informasi yang harus Hani terima dalam satu waktu.

Rasanya Hani tak kuat.

“Hani dengerin. Setelah ini, si Om kesayangan lo itu bakalan bisa melacak Ical, Anton dan Asep. Saat mereka kelacak, gue juga bakalan keciduk. Gue Jadi harus kabur sekarang, dan lo bakalan jadi target pembunuhan geng kita. Asep punya banyak banget temen, lo bakalan habis kalau nggak terlindungi. Positifnya, mereka goblok. Jadi bisa dibegoin. Negatifnya…” Jackson mencondongkan diri ke arah Hani, “Orang goblok biasanya nyerang membabi buta nggak takut mati. Yang penting lo mati duluan.”

“Bang…” gumam Hani masih shock.

“Gue bunuh ortu lo dulu. Waktu gue masih bego dan karena pusing sama keluarga gue, akhirnya gue ikut teman gue iseng ngebegal. Iseng. Iya lo nggak salah dengar, kita Iseng dan kita ngebegal mobil mewah.”

Jackson menarik nafas sebentar, namun terlihat kalau tubuhnya bergetar saat mengingat kembali masa lalunya.

“Bukan gue yang gorok tapi gue yang merencanakan pembegalan. Gue tahu mereka masih hidup terkapar di jalanan. Gue nggak panggil orang buat bantuin mereka, gue cuma tutupin daun pisang. Gue biarin aja mereka di jalanan padahal gue tahu mereka bisa ditolong kalau gue panggil polisi. Tapi gue ngeliat lo bakal diincer geng… jadi gue ambil lo, gue jadiin milik gue.”

Jackson menoleh dan menatap Hani dengan pandangan miris.

Pandangannya menyiratkan kesakitan di hati yang amat sangat.

“Sampe Farid datang, lo itu kayak mayat hidup. Cuma bisa diem doang kerjanya. Kayaknya lo shock berat. 5 Tahun elo tuh gue bantuin makan, minum, sampe be rak gue urusin kayak bayi gede. Lo cuma bisa diem aja natap kosong lurus ke depan. Akhirnya pas Farid datang, lo mulai ketawa. Lo kasih dia susu, lo bisa ajak dia ngomong. Farid itu…  bayi yang dibuang karena down sindrom. Anak-anak nemuin dia ketimbun sampah. Tadinya mau kita bunuh aja karena nyusahin, tapi nggak nyangka…” Jackson mengelus pipi Hani dengan lembut. “Dia bisa bikin lo hidup lagi.”

“Kenapa…?”

Hani rasanya tidak mampu mengeluarkan kata-kata lebih panjang.

“Gue sayang lo, Hani. Sebagai saudara. Terus terang aja gue ngerasa berdosa ke orang tua lo. Jadi gue jagain lo sampai lo bisa mandiri.” Jackson tersenyum tipis. “Ditambah... saat itu gue lagi nggak bisa pulang karena status gue buronan. Bokap gue koruptor dan dalam pengejaran. Mereka kabur ke Amrik ninggalin gue sendirian di sini. Bang sat emang...”

Ia terkekeh seakan menertawakan hidupnya yang penuh komedi.

Lalu Jackson merogoh dompetnya, menyerahkan dua fotokopi KTP dua lembar. Ada dua identitas, satu laki-laki satunya perempuan.

“Bokap nyokap lo. KTP Asli diambil polisi.” desis Jackson. “Gue minta satu hal,”

Jackson berbisik. “Si Om lo itu… minta dia buat jagain 10 saudara lo yang lain dari Asep Cs. Lo tahu siapa aja anak-anak yang gue maksud. Jangan ada lagi Farid-Farid yang lain. Lo tahu sendiri, setelah Asep, Ical dan Anton nggak ada karena dipenjara atau pun diapain lah sama polisi, bakalan ada lagi orang yang sama parahnya kayak mereka. Bahkan lebih brutal.”

“Abang mau kemana?”

Jackson menarik nafas panjang.

“Maafin gue selama ini.” desis Jackson sambil menarik tubuh Hani, memeluknya lalu mengecup dahinya. “Gue harap kita nggak ketemu, karena lo sial melulu kalo di deket gue.”

Jackson melepaskan tubuh Hani, lalu menggendong ranselnya.

Ia mengenakan Jaket kulit dan helmnya.

pergi dari hadapan Hani secepat kilat.

Hani hanya bisa memandang sosoknya yang mrnghilang sambil terpaku. Tidak tahu harus apa.

yang ia tahu… setelah memasukkan fotokopi KTP orang tuanya yang sudah lecek ke kantong depan hoodienya, Hani merasa sangat pusing.

Belakangan ia seperti kurang darah.

Dan dunianya semakin sering berada di kegelapan.

**

1
Memyr 67
jadi kangen regi. mudah mudahan madam othor baik hati membuat sequel novel regi eignar.
ZQ
😭😭😭😭😭
ZQ
mungkinkaaah mungkinkaaah... mungkinkah?
ZQ
bener beneeeeer poloooooos banget
ni bocil ngak pernah baca novel Miss Septira
fany threeboy
bisa ya bikin nangis huwaaaaaaa
ZQ
sadiiiiis amaaat bang
Nurmala_Neen
km bisa hani..
Indah
Semua manusia punya cobaan hidup masing2 dr yg Maha Kuasa. Tugas kita hanya bersabar melaluinya
Hari hujan madam up yg melo2 gini sesuai dg cuaca
Tambah melo lg liati jemuran bakalan gak kering hari ini 😁😁
𝕭𝖚𝖊 𝕭𝖎𝖒𝖆 💱
Laaahhh ... madam bisaan bikin suasana nyesek dr awal sampe akhir di eps ini ... 😭😭😭😭😭
D_wiwied
haduuuh mataku lgs panas, hati rasanya ga karuan.... 😥😭😭 kuat Hani semangatt
mamaqe
sempat mikir mamaq..dekaka..dkk🤭🤣🤣🤣
Daisy🇵🇸HilVi
astaghfirullah pagi2 mewek deh
Daisy🇵🇸HilVi
wkwkwk ya ampun ada tawa diantara mrebes mili netes eluh ning pipiku😓madaaam iiih
Daisy🇵🇸HilVi
duuuhh saking kalutnya
Daisy🇵🇸HilVi
wahahahaha menghancurkan harga diri jackson loh omonganmu tan
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk lebih parah pdhl
Daisy🇵🇸HilVi
aduuuuhh
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk owalah lily, lily hidup lagi pusing2nya mikirin cara bertahan hidup eh ada beban hidup datang. halaaah tambah puyeng dah, auto otewe mkn nasi garam ly
Deviana Verawati harahap: kenapa pula aku malah Salfok ke Lily dan Jackson🤣🤣
total 1 replies
Maymayarni
lanjut thor
Emi Wash
😭😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!