NovelToon NovelToon
Kitab Dewa Naga

Kitab Dewa Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Ahli Bela Diri Kuno / Ilmu Kanuragan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Mazhivers

Raka secara tak sengaja menemukan pecahan kitab dewa naga,menjadi bisikan yang hanya dipercaya oleh segelintir orang,konon kitab itu menyimpan kekuatan naga agung yang pernah menguasai langit dan bumi...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mazhivers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10

Pagi harinya, Raka terbangun dengan tubuh yang terasa kaku dan pegal. Cahaya matahari yang samar-samar mulai menyusup melalui celah di balik air terjun, menerangi gua yang lembap. Maya masih tertidur lelap di sampingnya, wajahnya tampak tenang meskipun semalam mereka mengalami kejadian yang mengerikan.

Raka perlahan bangkit dan mengambil Kitab Dewa Naga yang tergeletak di dekatnya. Ia duduk bersandar pada dinding gua dan kembali menatap halaman-halamannya yang penuh dengan aksara kuno. Ia membolak-baliknya dengan hati-hati, mencoba mencari pola atau simbol yang mungkin familiar. Sesekali, ia mengulang-ulang kata "Pelindung Alam" yang terngiang di benaknya, berharap ada pencerahan.

Namun, aksara itu tetaplah misteri baginya. Ia merasa frustrasi. Kitab ini jelas memiliki kekuatan yang luar biasa, tetapi bagaimana cara menggunakannya jika ia bahkan tidak bisa membacanya? Apakah ia benar-benar ditakdirkan untuk menjadi pelindung kitab ini, ataukah ini semua hanya kebetulan belaka?

Pikirannya melayang pada Bram. Meskipun pria itu telah mengkhianati mereka, pengorbanan terakhirnya telah menyelamatkan nyawa mereka. Raka merasakan campuran rasa marah, kecewa, dan rasa terima kasih yang rumit. Ia berharap Bram mendapatkan kedamaian di mana pun ia berada.

Maya perlahan membuka matanya dan tersenyum lemah melihat Raka. "Selamat pagi," sapanya dengan suara serak.

"Pagi," jawab Raka sambil membalas senyumnya. "Kau tidur nyenyak?"

Maya mengangguk meskipun tampak masih sedikit pucat. "Lumayan. Kakiku masih sedikit sakit."

Raka mengulurkan tangan dan membantu Maya duduk. "Kita harus segera pergi dari sini. Tempat ini tidak aman lagi."

Mereka berbagi sedikit bekal makanan yang tersisa dan kemudian bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Raka dengan hati-hati menyimpan Kitab Dewa Naga di dalam keranjang ukirannya. Saat mereka hendak keluar dari gua, tiba-tiba Raka menghentikan langkahnya.

"Tunggu," katanya sambil melihat ke arah dinding gua. Di sana, terukir beberapa gambar dan simbol yang tampak kuno. Salah satu gambar menarik perhatiannya. Itu adalah gambar seekor naga yang melingkari pohon, sangat mirip dengan gambar yang ia lihat di dalam kitab semalam. Di bawah gambar itu, terukir beberapa aksara yang tampak familiar.

Raka mendekat dan mencoba mengingat. Itu adalah bagian dari simbol "Pelindung Alam" yang ia ucapkan semalam! Dengan hati-hati, ia menelusuri ukiran-ukiran di dinding gua, mencoba mencari simbol-simbol lain yang mungkin terkait dengan kata-kata atau gambar di dalam kitab.

Setelah beberapa saat, ia menemukan sebuah ukiran lain yang tampak menarik. Itu adalah gambar sebuah mata yang dikelilingi oleh lingkaran-lingkaran kecil. Di bawahnya, terukir sebuah kata yang entah bagaimana bisa ia pahami: "Kebenaran Tersembunyi."

Raka merasa ada secercah harapan. Mungkinkah dinding gua ini menyimpan kunci untuk memahami Kitab Dewa Naga? Mungkinkah para penjaga kitab di masa lalu telah meninggalkan pesan atau petunjuk di tempat-tempat tersembunyi seperti ini?

Mereka memutuskan untuk menjelajahi gua lebih lanjut. Gua itu ternyata cukup dalam dan memiliki beberapa lorong yang bercabang. Dengan hati-hati, mereka menyusuri setiap lorong, mencari ukiran atau simbol lain yang mungkin berguna.

Di salah satu lorong yang sempit, mereka menemukan sebuah kolam air yang jernih dan dingin. Di dasar kolam, mereka melihat beberapa batu yang tersusun membentuk pola aneh. Raka merasa tertarik dan memutuskan untuk melihat lebih dekat. Ia melepaskan sepatunya dan perlahan masuk ke dalam air yang dingin.

Saat ia menyentuh salah satu batu, tiba-tiba kepalanya kembali terasa pening dan ia melihat kilasan penglihatan yang lebih jelas dari sebelumnya. Ia melihat para dewa naga purba berkumpul di sekitar kolam itu, melakukan ritual suci dan memberkati air dengan kekuatan penyembuhan dan kebijaksanaan. Ia juga melihat sosok seorang wanita dengan mata yang memancarkan cahaya lembut, memegang tongkat yang sama dengan ukiran di dinding gua, berbicara dengan para dewa naga. Wanita itu tampak familiar, meskipun Raka tidak bisa mengingat dengan pasti di mana ia pernah melihatnya.

Penglihatan itu menghilang secepat datangnya, meninggalkan Raka dengan rasa bingung dan kagum. Kolam ini… tempat ini pasti memiliki makna yang penting. Mungkinkah wanita dalam penglihatan itu adalah salah satu penjaga kitab di masa lalu?

Saat Raka kembali ke tepi kolam, ia melihat Maya sedang mengamati sebuah ukiran di dinding gua yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ukiran itu menggambarkan dua sosok yang saling berhadapan, satu dengan sayap naga dan yang lainnya seorang manusia dengan pedang terhunus. Di antara mereka, terukir sebuah simbol yang tampak seperti hati yang terbelah. Di bawahnya, terukir sebuah kata: "Pengorbanan Cinta."

Raka dan Maya saling pandang. Simbol dan kata itu terasa begitu dalam dan penuh makna. Apakah ini petunjuk tentang apa yang harus mereka lakukan? Apakah ini peringatan tentang pengorbanan yang mungkin harus mereka lakukan di masa depan?

Tiba-tiba, mereka mendengar suara gemuruh yang semakin mendekat. Suara itu terdengar seperti air terjun yang menjadi lebih deras, tetapi ada nada yang aneh dan mengancam di dalamnya.

"Kita harus pergi sekarang juga, Raka!" seru Maya dengan panik. "Aku rasa tempat ini tidak aman lagi."

Raka mengangguk setuju. Mereka segera meninggalkan gua di balik air terjun dan melanjutkan perjalanan mereka, membawa bersamanya petunjuk-petunjuk misterius yang mereka temukan. Mereka tidak tahu ke mana harus pergi, tetapi mereka tahu mereka harus terus bergerak dan mencari jawaban. Misteri Kitab Dewa Naga semakin dalam, dan perjalanan mereka baru saja dimulai, dipenuhi dengan bahaya, harapan, dan cinta yang mulai bersemi di tengah kegelapan. Pengkhianatan telah meninggalkan luka, tetapi pengorbanan telah memberikan mereka kekuatan untuk terus maju.

1
anggita
like👍iklan👆. terus berkarya tulis. moga novelnya lancar.
anggita
saran sja Thor🙏, kalau tulisan dalam satu paragraf/ alinea jangan terlalu banyak, nanti kesannya numpuk/penuh. sebaiknya jdikan dua saja.
إندر فرتما
moga bagus ini alur cerita
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!