Hidup Brianna hancur lebur, karena ulah seorang pria tidak bertanggung jawab yang mengincar saudara kembar nya. Briella telah melakukan sebuah kesalahan fatal, hingga membuat Aarav Anderson menaruh dendam pada nya. Niat hari ingin membalas dendam pada Briella, tapi justru Brianna lah yang harus menanggung semua nya.
Brianna diusir dari rumah dalam keadaan terhina. Tidak ada satu orang pun yang membela nya, termasuk juga Briella. Bahkan gadis itu menutup mata walaupun tau jika tragedi ini disebabkan oleh ulah nya sendiri. Seolah takdir belum cukup mempermainkan hidup nya, beberapa tahun kemudian dia mendapatkan kabar jika pria yang dulu menghancurkan hidup nya, akan bertunangan dengan Briella.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mecca SK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Sepulang bekerja, Aarav datang ke rumah keluarga Xavierra. Dia baru saja mendapatkan pesan dari Papa nya jika gadis itu baru saja mendapatkan teror yang berbahaya, dan dia diminta datang untuk menenangkan gadis itu.
Huff... Benar - benar merepotkan!
Entah mengapa semakin hari rasa nya Aarav semakin yakin, jika gadis yang dia rusak bukanlah Briella melainkan Brianna. Mungkin rasa curiga nya sudah mencapai 90%, dan hanya membutuhkan 10 % lagi untuk membuatnya keyakinan nya kian sempurna.
Mobil nya masuk ke area rumah Xavierra. Rupanya kedatangan nya disambut dengan adegan dramatis, dimana Briella yang langsung berlari dan memeluk tubuh nya.
Apa - apaan ini?
" Akhir nya kau datang juga Aarav. Aku sungguh ketakutan pasca teror yang kudapatkan tadi! " Ucap Briella.
Aarav mendorong tubuh gadis itu perlahan agar terlepas dari tubuh nya, " Jangan seperti ini Briella. Lepaskan aku dan duduklah dengan benar. Lalu ceritakan semua yang terjadi pada mu tadi! " Sahut nya.
Dia bernafas lega ketika gadis itu mau mendengarkan ucapan nya. Gadis itu mengajaknya ke paviliun yang ada di samping rumah, dan tepat menghadap ke arah kolam renang. Tak lama pelayan datang dan membawakan minuman dan beberapa cemilan.
" Mulailah bercerita! " Ucap Aarav.
Briella mengangguk, " Tadi aku sedang bersantai di kamar ku sendirian, lalu tak lama pelayan datang sambil membawakan kotak yang katanya adalah paket untuk ku. Semula aku berpikir jika itu adalah kiriman dari mu atau dari teman yang kukenal, karena itulah tanpa rasa curiga sedikitpun aku membuka nya di atas tempat tidur. "
" Ketika kotak itu terbuka, aku langsung di suguhkan oleh sebuah pemandangan yang mengerikan. Ada ular di dalam sana, dan kepala nya bergerak cepat ingin mematuk tangan ku. Aku segera melompat dan kabur dari kamar, sehingga nyawa ku bisa terselamat kan! " Jelas nya.
Aarav mencermati cerita Briella dengan serius. Yang melakukan teror itu pastilah memiliki dendam yang cukup besar pada Briella, sehingga menginginkan gadis itu celaka. Sangat tidak mungkin jika itu hanya perbuatan iseng saja.
" Kau tau siapa orang yang mengirimkan kotak itu? " Tanya nya.
Briella menggeleng pelan, " Kamera CCTV hanya berhasil menangkap sosok pria ber masker yang menjadi kurir pengantar paket. Tapi aku mempunyai firasat jika Yuriko lah yang mengirimkan itu untuk ku! " Jawab nya.
" Kenapa harus Yuriko? "
" Gadis itu dendam padaku, karena aku telah menjadi tunangan mu. Sebelum nya dia juga berniat mencelakai ku ketika di klub kan!? Dia ingin membuat ku mengalami hal yang sama dengan Roseanne. Dia ingin menghancurkan hidupku! "
Aarav tidak terlalu yakin akan hal itu, karena banyak yang Briella katakan tidak singkron dengan kenyataan. Dia merasa jika gadis ini terlalu banyak berdusta.
" Boleh aku tanya sesuatu? " Tanya Aarav.
Briella menoleh dan menatap Aarav lekat, " Boleh. Tanya saja apa yang membuat mu penasaran tentang diriku, Aarav. "
" Tidak, ini bukan tentang mu. Tapi tentang saudara kembar mu, Brianna! "
Senyum di wajah Briella hilang ketika mendengar Aarav menyebutkan nama saudara kembar nya. Dia mendadak merasa tidak nyaman dengan hal itu. " Apa yang ingin kau ketahui tentang dia? " Tanya nya.
" Kenapa dia mendadak pindah ke Inggris, sementara ini adalah tahun terakhir nya sekolah!? Mungkin kurang dari satu tahun lagi kau dan dia akan lulus dari sekolah itu! "
" Dia diusir dari rumah oleh Papa dan Mama, dan dikirim ke Inggris untuk mendapatkan didikan yang keras dari Nenek kami. Alasan nya karena dia pulang ke rumah dalam keadaan babak balur setelah terlibat perkelahian entah dengan siapa, dan di kamar nya ditemukan ada nya bubuk putih yang merupakan narkoba. "
Aarav terlihat terkejut mendengar hal itu, " Perkelahian dan Narkoba? "
Briella mengangguk, " Ada salah satu teman kami yang bahkan pernah memergoki nya melakukan transaksi dengan seorang bandar, di kawasan pemukiman kumuh yang ada di pinggir kota. Hal itu membuat Papa marah dan mengirimnya ke Inggris agar dia tidak berbuat ulah lagi di Indonesia. "
" Apakah dia selalu menggunakan mobil ketika sekolah? "
" Kenapa kau selalu menanyakan tentang dia? Apakah kau menyukai Brianna? "
Briella mulai kesal dengan pertanyaan Aarav yang terus menerus membahas terkait saudara kembarnya. Dia takut jika pria itu menyadari sesuatu yang membuat posisi nya sendiri terancam karena nya.
" Bukan begitu. Dulu aku pernah melihat seorang gadis yang mirip dengan mu di sekitaran kawasan kumuh. Dia menggunakan motor besar berwarna hitam, dan tanoak berinteraksi akrab dengan penduduk di sana. Apakah mungkin itu adalah dia!? "
" Ya itu benar. Brianna selalu menggunakan motor kemanapun dia pergi, dan ketika kau melihatnya di kawasan itu maka dipastikan jika dia sedang melakukan transaksi narkoba. Sudahlah berhenti bertanya - tanya akan gadis itu, karena dia hanya sebuah aib bagi keluarga Xavierra! "
Aarav mengangguk seolah sependapat dengan Briella. Padahal saat ini hati nya sedang bersorak riang, karena akhirnya dia menemukan fakta tambahan terkait Brianna. Hal itu semakin membuat keyakinan nya bertambah menjadi 100%, bahwa gadis yang telah dia rusak dulu adalah Brianna.
Ya, Brianna!
Informasi awal yang didapatkan oleh nya adalah Briella selalu menggunakan mobil nya kemanapun dia pergi. Namun saat Aarav melakukan pengintaian untuk pertama kali nya, dia justru melihat gadis dengan wajah yang sama berpergian dengan sepeda motor nya. Dia pikir mereka adalah orang yang sama, dan saat itulah dia melakukan kesalahan besar dengan membawa paksa gadis itu ke motel dan merusak nya di sana.
Pantas saja saat Aarav mengucapkan nama Briella, gadis itu terlihat sangat marah. Rupa nya karena sejak awal gadis itu juga sadar bahwa, telah dijadikan target salah sasaran oleh nya. Gadis itu bahkan mengucapkan sebuah sumpah yang mengerikan, dan terbayang di kepala Aarav hingga sekarang.
' Dengar, Aarav. Aku tidak peduli siapa diri mu dan darimana kau berasal. Apa yang telah kau lakukan padaku adalah sebuah kesalahan besar, yang akan membawa mu dalam kehancuran suatu hari nanti. Kelak kau akan menangis darah dan menyesali semua yang telah kau lakukan padaku. Aku bersumpah untuk memastikan semua itu terjadi pada mu! '
Rupa nya sumpah itu merupakan luapan amarah, karena perbuatan bejat yang telah Aarav lakukan pada nya. Dia telah merusak seorang gadis yang tidak bersalah, bahkan tidak tau apa - apa terkait permasalahan Roseanne.
Tidak cukup sampai di sana, dia juga kembali bertemu dengan Brianna ketika gadis itu pergi ke kawasan pemukiman kumuh. Briella salah, jika menganggap gadis itu melakukan transaksi narkoba di sana. Gadis itu justru sedang berbuat baik, dengan membagikan makanan gratis pada anak - anak jalanan yang hidup dibawah garis kemiskinan. Sebuah perbuatan mulia yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang Briella.
Lalu masalah babak belur?
Aarav sadar jika Brianna memiliki kemampuan dasar bela diri, dari perlawanan yang dia lakukan kepada nya saat itu. Bahkan aset berharga nya pun pernah mendapatkan serangan dari gadis itu, dan rasa nya sangat menyakitkan. Hal itu membuat keyakinan nya kian sempurna, bahwa Brianna lah yang dia cari selama ini.
" Aku harus pulang sekarang! " Ucap Aarav sambil berdiri.
Briella menatap Aarav dengan ekspresi bingung, " Kenapa harus terburu - buru? Ini belum terlalu malam dan aku rasa kau juga tidak sedang sibuk Aarav! "
" Aku tidak punya banyak waktu untuk menemani seorang pembohong. Hentikan sandiwara licik mu itu, Briella. Kau sungguh membuatku muak! "
Apa?
Ucapan Aarav tadi membuat Briella tercengang, bahkan hingga dia tidak lagi mampu menahan pria itu untuk tetap berada di sini bersama nya.
Mengapa Aarav tiba - tiba mengatakan hal seperti itu? Apakah tadi dia telah salah berucap, hingga membuat pria itu sadar akan fakta yang sebenar nya!?
Astaga... Apa yang harus dia lakukan jika seandainya semua itu benar!?
***
" Sudah jauh lebih baik? " Tanya Drake dengan lembut.
Setelah mengungkapkan sebagian beban di dalam hati nya, Brianna terus menerus menangis. Hal itu membuat Drake merasa tidak tahan, dan nekad untuk menerobos masuk ke ruang praktek. Dia langsung merengkuh tubuh Brianna, dan membisikan kalimat yang menenangkan untuk gadis itu.
" It's oke. Semua sudah berlalu, dan tidak ada lagi orang yang bisa menyakiti mu. Aku akan melindungimu, Anna! " Bisik nya.
Tindakan refleks yang dilakukan oleh Drake nyata nya mampu membuat perasaan Brianna membaik. Gadis itu berhenti menangis, walaupun jelas dia tidak bisa menghilangkan begitu saja kesedihan di hati nya. Bahkan wajah nya pun masih merah dan sembab oleh bekas air mata.
" Aku mau pulang... " Ucap nya lirih.
Drake mengangguk, " Ya, ayo kita pulang sekarang! " Sahut nya. Dia menghadap Dr. Sarach untuk berpamitan dan meminta jadwal lain untuk terapi penyembuhan, setelah nya dia baru merapat Brianna untuk keluar dari rumah sakit.
Namun dia tidak langsung membawa Brianna pulang ke rumah, melainkan mengajak nya untuk pergi ke sebuah danau yang ada di kota itu. Danau yang indah dan asri sehingga cocok untuk menenangkan diri.
Brianna tersenyum tipis, " Ya, aku sudah jauh lebih baik. Terimakasih sudah membawaku ke tempat seindah ini, Drake! " Sahut nya.
" Bukan masalah besar! "
Kedua nya terdiam dan hanya menikmati kedamaian yang ada di sana. Tidak ada satupun yang membuka percakapan, sampai Brianna duluan yang memulai nya.
" Apakah tadi kau mendengarkan semua percakapan ku dengan dokter itu? " Tanya nya.
" Hmm... "
" Menurutmu apakah hidup ku terlihat sangat menyedihkan, Drake? "
" Tergantung dari sisi mana kau mau aku menilai nya. "
Brianna menoleh dan manatap Drake dengan lekat, " Apa maksud nya? "
" Kau tetap bertahan sebagai diri mu sendiri, meskipun memiliki saudara dan orang tua setoxic itu. Kau memilih untuk tidak sama seperti mereka, dan hidup dengan cara mu sendiri. Bagi ku dari sisi itu kau sama sekali tidak terlihat menyedihkan, kau justru terlihat keren dengan sikap tegas mu itu! " Jawab Drake, " Tapi... "
" Tapi apa? "
" Tapi melihat mu yang cenderung mengalah pada saudara mu, membuatku sedikit muak. Seharus nya kau bisa membungkam gadis itu dengan sikap tegas mu, alih - alih membiarkan nya merasa menang karena telah berhasil merundung mu. Kau harus membalas semua perbuatan orang - orang yang telah menyakiti mu di masa lalu, agar tidak hidup sebagai pecundang yang menyedihkan! "
Brianna terdiam. Ucapan tajam dan menyakitkan dari Drake, entah mengapa justru membuat suasana hati nya jauh lebih baik. Dia tertampar akan kenyataan itu dan mengakui bahwa memang itulah yang harus dia lakukan saat ini.
" Apa menurut mu aku bisa membalas mereka? " Tanya Brianna, " Salah satu dari mereka yang telah menyakiti ku, adalah seorang pria dengan kekuasaan yang cukup besar di Indonesia. Apakah aku bisa menghancurkan nya? "
Drake menatap Brianna dengan mata tajam nya, " Kau mampu melakukan apapun yang kau mau. Kau memiliki aku yang ada di samping mu, untuk mendukung mu melakukan semua itu. Cukup katakan apa yang kau mau atau apa yang kau butuhkan dari ku, maka aku akan memberikan nya padamu! "
" Benarkah kau mau melakukan itu untuk ku? "
" Tentu saja! "
" Kau tidak bisa menarik segala macam kalimat yang sudah kau ucapkan padaku. Aku akan menganggap nya sebagai sebuah janji tanpa batas waktu! "
Sudut bibir Drake terangkat dan untuk pertama kali nya, dia menampilkan senyum nya di hadapan Brianna secara langsung. " Aku tidak akan pernah menjilat ludah ku sendiri. Kau bisa memegang semua ucapan ku, dan menagih nya kapan pun kau mau, Anna! " Ucap nya.
Astaga...
Brianna terkesima melihat senyum di wajah tampan itu. Saat ini Drake tidak lagi terlihat seperti iblis dingin yang menakutkan, namun dia justru terlihat seperti malaikat yang bersinar.
Hmm... Apakah itu karena Drake tersenyum pada nya, atau karena janji manis yang pria itu katakan pada nya. Entahlah. Yang pasti saat ini suasana hati Brianna benar - benar sudah sepenuh nya membaik. Dia sudah memiliki amunisi dan bekingan untuk menghancurkan Briella dan juga Aarav.
Terimakasih, Drake...