Biarkan Aku Memiliki Mu
Cerita ini berawal dari gadis cantik, yang bernama dinda ayu pratista berusia 20 tahun, yang terbangun dari tidurnya.
Merasakan seluruh tubuhnya terasa remuk, dan sakit di bagian intinya. Bahkan dia terkejut, saat mendapati dirinya tanpa sehelai benang pun.
Dan yang lebih mengejutkan lagi, saat tahu jika di sampingnya terdapat laki-laki, yang masih tertidur dengan tubuh polos sama sepertinya.
Dinda seketika menangis mengingat kejadian tadi malam, saat teman laki-lakinya yang bernama Raffael kavindra, merenggut kesuciannya.
Flashback on
Drrrt... Drrrt...
"Hallo." Dinda mengangkat telepon dari Raffael.
"Din, ini gue roy. Lo lagi di mana, " sahut seseorang dari seberang telepon.
"Aku masih di pabrik, roy. Memangnya kenapa ? Dan di mana raffael, " tanya dinda.
"Itu dia, din. Si raffael sekarang lagi mabuk berat. Gue suruh pulang, juga enggak mau. Sekarang gue bingung harus bagaimana?"
Dinda pun menghela nafas dan berkata, " Ya udah, sekarang beri tahu aku, kalian di mana. Nanti aku ke sana."
"Oh, ok din. Nanti gue kirim alamatnya sama lo. Thanks ya, " sahut roy terdengar bahagia.
Dinda pun mengakhiri panggilannya, dan bergegas menuju tempat dimana teman baiknya itu sekarang berada.
***
Setelah menyelesaikan pekerjaannya dinda pun segera pergi ke tempat dimana temannya itu berada.
Dengan menggunakan ojek, dinda pun kini sudah sampai di sebuah club malam.
Sebenarnya dia enggan, menginjakkan kaki di tempat itu. namun dia juga khawatir, akan keadaan raffael saat ini.
Dinda pun berjalan masuk ke dalam club itu, matanya pun menyapu seisi club untuk mencari keberadaan raffael.
"Dinda, " panggil roy saat melihat dirinya.
Dinda pun menghampiri mereka, dan benar saja raffael sedang mabuk berat.
"Sebenarnya apa yang sudah terjadi, roy?" tanya dinda, setengah berteriak.
Suara musik Dj yang keras,membuat dinda harus berbicara dengan sedikit berteriak.
"Gue juga enggak tahu, din. Tapi sebelum dia mabuk, dia bilang sama gue. Kalau dia, mau di jodohkan sama nyokap nya, " seru roy memberitahu.
Dinda menghela nafas, tidak menyangka karena hal itu membuat raffael minum sampai mabuk berat.
"Sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya dinda, menatap roy.
Roy mengangkat bahu acuh, karena jujur dia sendiri juga bingung harus bagaimana.
"Kita enggak mungkin bawa dia ke rumah, din. sebab lo tahu, nyokap nya raffael galaknya minta ampun, " celetuk roy.
"Terus, kamu mau aku bawa raffael, ke kosan ku gitu! Maaf!" seru dinda ketus.
"Gimana, kalau kita biarin si raffael di sini aja, din?"
"Emang di sini ada kamar, roy?" tanya dinda, polos.
Roy tersenyum tipis. "Ya ada lah. Sekalian kalau mau uhuy juga bisa din, " ucapnya bercanda.
Dinda mendelik, saat mengerti apa yang dimaksud oleh roy. mereka pun memutuskan untuk membawa raffael yang sudah mabuk berat, ke salah satu kamar yang berada di club malam itu.
Dengan sedikit kesusahan, mereka berdua memapah raffael yang sempoyongan.
"BRAKK..." Dengan sedikit kasar roy, membuka pintu kamar. mereka pun masuk, dan membaringkan tubuh raffael di ranjang.
"Huh... dasar nyusahin, " gerutu roy, mengusap keringat yang membasahi keningnya.
Dinda memicingkan mata. "Lagian kenapa kamu, bawa raffael ke sini, " ucapnya kesal.
Roy tersenyum kikuk, saat melihat dinda yang terlihat marah kepadanya.
Saat akan menyahuti ucapan dinda, ponsel roy pun berdering. dia pun segera melihat nama, yang tertera di layar ponselnya.
"Siapa, roy?" tanya dinda.
"Nyokap gue, din. Gue lupa kalo malam ini, di rumah gue ada acara. Jadi sepertinya gue harus pulang, din, " ucap roy memberitahu.
"Terus raffael, gimana?"
"Gue serahin dia sama lo. Sorry gue harus pulang."
Setelah mengucapkan pamit, roy pun pergi dari kamar itu.
Dinda pun bingung, harus bagaimana. setelah berpikir lama, dinda pun memutuskan untuk pulang.
Sebelum itu, dinda melepaskan sepatu milik raffael dan menyelimuti tubuhnya.
Namun tiba-tiba saja raffael, menarik tubuh dinda dan menindihnya.
"Raf, apa yang kamu lakukan, " pekik dinda terkejut.
"Gue enggak cinta sama cewek itu. Gue enggak mau di jodohin sama dia." Raffael meracau, dengan mata menatap dinda sayu.
"Lepaskan aku, raf." Dinda yang takut pun, memohon.
Namun sayang, pengaruh alkohol membuat kesadaran raffael tidak bisa menahan hasratnya. pada saat itulah terjadi, hal yang membuat dinda kehilangan kehormatannya.
Flashback off
Dinda pun memungut semua bajunya.dengan tertatih, dia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket.
Tangis dinda kembali pecah, saat dirinya berdiri di bawah guyuran air dari shower.
Dia merasa, jika dirinya wanita kotor dan murahan.
Setelah selesai, dinda pun segera pergi dari sana meninggalkan raffael, yang masih tertidur.
Dinda berharap, jika raffael tidak akan menanyakan hal yang sudah terjadi,di antara mereka tadi malam.
***
Hari ini dinda memutuskan untuk pergi bekerja meskipun, dengan keadaan hati dan fisik yang sakit.
Namun dia sadar, jika saat ini masih banyak hal yang harus dinda lakukan. apalagi saat ini dinda, adalah tulang punggung bagi adik-adiknya di panti asuhan.
"Aku harus kuat. Aku tidak boleh bersedih lagi. Ingat adik-adik mu di panti, dinda. Mereka membutuhkan mu, " gumam dinda menyemangati dirinya sendiri.
Dinda memang berasal dari panti asuhan, setelah lulus sekolah menengah atas, dia memutuskan untuk bekerja. sebab dia tahu, jika keadaan panti sedang mengalami kesulitan ekonomi.
Dengan dirinya bekerja, sedikitnya dia bisa membantu memenuhi kebutuhan panti. di samping itu, raffael sebagai teman dinda, selalu membantunya dengan menyumbang untuk panti.
Raffael merupakan putra tunggal, dari keluarga terpandang di kota tersebut. sehingga mudah baginya, untuk mendapatkan sesuatu termasuk membantu panti asuhannya dinda.
Dinda menghela nafas, saat hendak akan masuk ke dalam pabrik. Dia mencoba berjalan seperti biasa, meskipun harus menahan rasa sakit pada bagian intinya.
"Din, kamu kenapa?" Salah satu seorang teman dinda bernama mita, merasa aneh saat melihat cara berjalan dinda, tidak seperti biasanya.
"Anu... Tadi aku jatuh di kamar mandi, " jawab dinda berbohong.
"Jatuh, " seru mita khawatir. "Tapi kamu enggak apa-apa, kan?" tanya mita, menelisik seluruh tubuh dinda.
Dinda tersenyum tipis ,melihat ke khawatiran mita kepadanya. "Aku enggak apa-apa, mita. Hanya saja kaki ku sedikit sakit, mungkin akibat terjatuh tadi," ucap dinda menjelaskan.
Mita pun menghela nafas lega, saat tahu jika keadaan temannya itu baik-baik saja.
Mereka pun masuk ke dalam pabrik, untuk memulai bekerja.
...****************...
Sementara itu di club, raffael membuka matanya perlahan. dirinya terkejut, saat mendapati dirinya tanpa mengenakan sehelai benang pun.
Dia melihat sekitar, namun tidak menemukan siapa pun di kamar itu.
Raffael mencoba mengingat, apa yang sudah terjadi semalam kepadanya.
Namun sayang, raffael tidak bisa mengingatnya. dirinya memutuskan untuk pergi ke kamar mandi.
Namun saat beranjak dari tempat tidur, dirinya terkejut saat melihat noda darah, yang terdapat pada sprei.
"Sial." Raffael menggeram kesal, merutuki perbuatannya yang sudah melampaui batas.
Kini hatinya bertanya, gadis mana yang sudah dia renggut kesuciannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments