NovelToon NovelToon
Penjinak Hati Duda Hot

Penjinak Hati Duda Hot

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

“Sadarlah, Kamu itu kunikahi semata-mata karena aku ingin mendapatkan keturunan bukan karena cinta! Janganlah menganggap kamu itu wanita yang paling berharga di hidupku! Jadi mulai detik ini kamu bukan lagi istriku! Pulanglah ke kampung halamanmu!”

Ucapan itu bagaikan petir di siang bolong menghancurkan dunianya Citra.

“Ya Allah takdir apa yang telah Engkau tetapkan dan gariskan untukku? Disaat diriku kehilangan calon buah hatiku disaat itu pula suamiku yang doyan nikah begitu tega menceraikan diriku.”

Citra meratapi nasibnya yang begitu malang diceraikan oleh suaminya disaat baru saja kehilangan calon anak kembarnya.

Semakin diperparah ketika suaminya tanpa belas kasih tidak mau membantu membayar biaya pengobatannya selama di rawat di rumah sakit.

Akankah Citra mampu menghadapi ujian yang bertubi-tubi menghampiri kehidupannya yang begitu malang ataukah akan semakin terpuruk dalam jurang putus asa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 10

Setelah berpamitan dengan Citra, pak Ridho gegas mengemudikan kendaraan menuju rumah majikannya.

“Makasih banyak ya Allah, Engkau telah menggerakkan hatinya Citra sehingga dia setuju bekerja untuk mengasuh baby Jaylani dan Jianira.” gumamnya sambil terus fokus ke jalan yang dilaluinya.

Beberapa jam kemudian, setelah memarkirkan mobilnya di parkiran khusus pegawai, Pak Ridho menemui majikannya setelah mendapatkan persetujuan dari Citra untuk menjadi baby sitter cucu pertama di keluarga Dewantara.

Tapi, sebelum memasuki ruangan kerja majikannya yaitu nyonya besar Hilda, pak Ridho berpapasan dengan seorang perempuan berpenampilan anggun seksi dan cantik.

Perempuan itu adalah calon istri dari Papa bayi kembar yang mamanya meninggal dunia setahun lalu dalam kecelakaan.

Pak Ridho menundukkan sedikit kepalanya,” selamat sore Nona Inara.”

Inara Irena Handono melirik sekilas ke arah pintu ruangan dimana calon mertuanya berada,” gimana apa kamu sudah menemukan baby sitter yang cocok untuk anak dari perempuan kampungan itu?”

Pak Ridho tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaan tersebut,” Alhamdulillah, saya sudah dapat orang yang tepat dan cocok dengan kriteria yang Nyonya Besar Hilda dan Tuan Muda Ardhanza inginkan.”

Inara memutar bola matanya jengah mendengarnya,” kenapa kedua anak itu harus selamat dan lahir ke dunia sih!? Seharusnya mereka mampus bersama mamanya yang perempuan hina itu,”

Pak Ridho masih sedikit menundukkan kepalanya tak ada niat untuk menatap calon istri majikannya itu.

“Kalau begitu saya pamit Non Muda, saya harus secepatnya melaporkan hal ini kepada Nyonya Besar Hilda,” ujarnya pak Ridho sebelum meninggalkan Inara yang masih sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Tapi, sebelum langkahnya menjauh Inara kembali berbicara sehingga tangannya Pak Ridho yang hendak memutar kenop pintu menggantung di udara.

“Apa aku boleh bertemu dengan perempuan yang dipilih oleh Tante Hilda, Pak Ridho?” Tanyanya Inara yang ucapannya bernada perintah bukan permintaan ataupun permohonan.

Pak Ridho tersenyum seraya menatap ramah ke arah Inara,” maafkan saya kalau masalah itu Nona sebaiknya konfirmasi terlebih dahulu kepada Tuan Muda Ardhanza atau langsung ke nyonya besar Hilda karena saya tidak ada wewenang untuk memenuhi permintaan Nona.”

Inara mendengus pelan mendengar perkataan dari kepala pelayan di rumah besar itu yang bekerja sedari tiga puluh tahun lalu.

Pak Ridho tak peduli dengan reaksi diam-diamnya Inara dan berjalan masuk ke dalam ruangan pribadi Nyonya Hilda.

“Kenapa juga jongos ini harus ngomong seperti itu segala!” Inara mengibaskan rambutnya seolah membuang rasa jengkelnya sebelum kembali berjalan.

“Tapi, nggak apa-apa karena nggak lama lagi aku akan menikah dan menjadi nyonya muda di keluarga besar Dewantara. Sebelum kami resmi menikah setidaknya aku harus tau siapa-siapa yang ada di sekeliling Abang Ardhanza agar mereka nggak berani macam-macam kepadaku dan tentunya nggak jadi pelakor dikemudian hari.” kesalnya Inara yang hanya bisa komat-kamit dalam hati.

Di sudut lain, Pak Ridho yang tadi melihat perubahan ekspresi Inara dari ramah menjadi masam hanya bisa menghela napas dalam-dalam.

Pak Ridho diam-diam melirik ke arah kepergian Inara,” ya Allah… kenapa harus perempuan seperti itu yang dipilih Tuan Muda Ardhanza padahal jelas-jelas perangai dan tabiatnya sangat nggak pantas jadi seorang istri dan calon ibu sambungnya Tuan kecil Jaylani dengan Non kecil Jianira.”

Ia terus mengikuti arah kepergian perempuan itu sambil bergumam lirih.

“Lagi pula bagaimana nasib Tuan Kecil Jaylani dan Non Kecil Jianira kalau punya ibu sambung seangkuh itu?”

Pak Ridho tak habis pikir kenapa anak majikannya anak satu-satunya lelaki di keluarga Dewantara jatuh cinta kepada perempuan yang cukup langka.

Pak Ridho berjalan ke arah dalam ruangan yang dipenuhi oleh pernak-pernik lukisan tangan hasil karya nyonya besar Hilda sedari masih muda hingga detik ini yang memang hampir seluruh hidupnya didedikasikan untuk melukis.

Bahkan tak segan-segan karyanya ikut lomba maupun pameran, dan hasil dari penjualannya disumbangkan ke yayasan yang dikelolanya.

Pak Ridho berdiri di samping Nyonya Muda Hilda yang sedang menyelesaikan lukisannya. Pak Ridho tidak ingin mengganggu aktivitasnya majikannya yang telah berjasa dalam kehidupannya selama ini.

“Gimana dengan perempuan itu,Ridho? Apa kamu sudah meyakinkan dia untuk menjadi pengasuh cucu kembar kesayanganku?” tanyanya Nyonya Besar Hilda tanpa mengalihkan pandangannya dari lukisan yang hampir diselesaikannya itu hanya dalam waktu singkat.

Jaylani Azfar Dewantara dan Jianira Azkia Dewantara adalah cucu pertama di keluarga pengusaha tersukses yang ada di ibu kota Jakarta. Pengusaha taipan berdarah China Australia itu menguasai beberapa bidang usaha di dalam negeri hingga mancanegara.

Tetapi, nasibnya kurang beruntung dikarenakan ketika berusia enam mingguan mama kandungnya Luna meninggal dunia dalam kecelakaan.

Banyak rumor yang beredar mengatakan kalau Luna selingkuh dengan seorang pria yang tak lain adalah sepupunya sendiri. Hal itu dikarenakan ketika meninggal dunia, Luna bersama dengan pria yang bernama Malik Ibrahim di dalam sebuah mobil dan sayangnya hanya Luna yang meninggal dunia di tempat waktu itu.

Luna adalah anak salah satu kolega bisnis dari tuan besar Ralf Dewantara dan dijodohkan dengan Ardhanza Lee Dewantara,tetapi gosip sering berhembus kencang kalau dalam pernikahan Ardhanza dan Luna hingga menjelang tiga tahun mereka tak saling mencintai meski mereka memiliki bayi kembar.

Nyonya Hilda memiliki dua tiga orang anak dan anak sulungnya yaitu Ardhanza Lee Dewantara, kedua Ardina Lalita Dewantara dan anak bungsunya yang masih kuliah di Aussie bernama Ardhana Lolita Dewantara.

“Alhamdulillah Citra setuju bekerja bersama kita, Nyonya Besar. Hanya saja karena dia baru saja kehilangan calon bayinya sehingga butuh beberapa hari untuk bedrest dan pemulihan. Tapi, katanya kalau sudah membaik dia akan langsung datang ke sini,” jelasnya Pak Ridho sambil membantu Nyonya Hilda membereskan perlengkapan melukisnya.

Nyonya Hilda melirik sekilas ke arah lukisannya sebelum melihat kepala pelayan yang paling setia mendampinginya selama ini.

“Menurut kamu apakah Citra cocok jadi baby sitter kedua cucuku?” Tanyanya Nyonya Hilda sembari berdiri dari posisi duduknya.

Pak Ridho pun menjelaskan tentang Citra tanpa dikurangi ataupun dilebih-lebihkan. Nyonya Hilda puas dengan penjelasan Pak Ridho dan meminta Pak Ridho memberikan perawatan eksklusif untuk Citra.

Betapa bahagianya pak Ridho karena Citra belum memulai bekerja, tapi sudah mendapatkan kebaikan majikannya.

“Alhamdulillah, makasih banyak nyonya sudah memberikan kesempatan kepada Citra untuk bekerja di sini,” ujarnya Pak Ridho.

Nyonya Hilda hanya tersenyum simpul mendengar ucapannya Pak Ridho.

Sedangkan di tempat lain…

Ardhanza yang barusan mengadakan rapat penting dengan relasi bisnisnya yang berasal dari Amerika, ia hendak masuk ke dalam ruangan pribadinya bersama dengan asistennya bernama Dirga dan sekretarisnya Alice, langkah mereka terhenti melihat seorang perempuan berdiri menyambut kedatangannya.

Perempuan itu menampakkan senyum lebarnya yaitu senyum manja yang jelas-jelas memperlihatkan betapa genit dan lemah lembutnya ia di hadapan pria itu.

“Abang kok meetingnya lama banget? Aku udah nungguin Abang dari tadi, loh…” ucap rengeknya lembut.

Tangannya langsung melingkar di lengan Ardhanza, bergelayut manja tanpa peduli sedang berada di area kantor yang penuh karyawan.

Ardhanza hanya mengangkat alis sebentar, lalu melirik pada dua anak buahnya. Satu tatapan saja sudah cukup untuk membuat mereka berpamitan.

Yang dipandang mengangguk cepat memahami arti tatapan dari atasannya itu.

“Pak, kami kembali bekerja,” ujar Alice sebelum buru-buru menghilang ke arah ruang sekretaris, memberi ruang bagi keduanya.

Begitupun juga dengan Dirga yang gegas berjalan meninggalkan keduanya tanpa sepatah katapun.

Alice dan Dirga saling berpandangan hanya lewat tatapan, tanpa perlu sepatah kata pun.

Keduanya sama-sama kaget, sama-sama heran, bahkan sedikit tak percaya melihat adegan di depan mereka yaitu Inara yang begitu lengket bergelayut di lengan Ardhanza, pria yang selama ini dikenal sebagai CEO paling perfeksionis, dingin, bengis, dan tak pernah memberi ruang untuk kesalahan sekecil apapun dan kelembutan di jam kerja.

Alice mengangkat alis pelan, seolah berkata “Ini beneran Pak Ardhanza?”

Sementara Dirga hanya menelan ludah, tatapannya menjawab, “Iya… dan kayaknya kita harus cepat kabur sebelum dimarahin.”

Mereka tahu betul siapa atasan mereka itu. Pria pekerja keras, bijaksana, tak mentolerir kesalahan sedikitpun, tangguh, pintar, dewasa ketika mengambil keputusan besar, tapi juga kejam dan tak segan memecat orang hanya karena kesalahan sekecil apapun dan hal itu berlaku untuk semua orang.

Namun hari ini, semua citra itu seakan runtuh sesaat ketika melihat bagaimana Inara membuat Ardhanza melembut tanpa ia sadari.

Sebelum suasana semakin canggung, Dirga berbisik lirih, “Kita balik kerja, sebelum kita yang kena semprot.”

Alice mengangguk cepat. Tanpa menunggu aba-aba lagi, mereka segera menyingkir, meninggalkan sang CEO yang entah kenapa hari ini tampak berbeda dan lebih dimabuk cinta daripada biasanya.

Begitu mereka pergi, Inara semakin mendekat. Aroma parfumnya menyusup, langkah sepatu haknya berhenti tepat di depan Ardhanza. Ia mendongak, kedua matanya berbinar penuh rasa memiliki.

“Abang kangen nggak sama aku?” bisiknya, sengaja dibuat lembut. Tangan halusnya naik sedikit, mengusap lengan pria itu dengan gerakan manja seolah dunia hanya milik mereka berdua.

Ardhanza tersenyum tipis, yaitu senyum yang jarang ia berikan pada siapa pun.

“Kalau kamu nungguin, masa Abang nggak kangen?”

Inara memonyongkan bibirnya, tapi ekspresi manjanya jelas memancarkan rasa puas. Ia tak peduli dipandangi orang. Baginya, menunjukkan rasa sayangnya ke Ardhanza bukanlah sesuatu yang perlu disembunyikan.

Yang penting, semua orang tahu kalau

dirinya adalah calon istri Ardhanza, dan ia tidak keberatan memperlihatkan kepada semua orang betapa bucinnya ia kepada lelaki itu.

Ardhanza menoel-noel hidung mancungnya Inara calon istrinya itu,” maafkan kekasihmu ini, demi mencari pundi-pundi dollar sehingga lupa waktu dan melupakan kalau kita punya janji temu dengan dokter.”

Inara semakin melebarkan senyumannya,” so sweetnya calon imam aku. Kalau gitu kita langsung berangkat ke rumah sakit saja.”

Ardhanza melihat ke arah bodyguard sekaligus supir pribadinya yang bernama Januar.

“Januar! Persiapkan segera mobil karena kami akan keluar!” Titahnya Ardhanza yang tak segan-segan bermanja-manja dengan calon istrinya.

Ardhanza mencium bibirnya Inara dengan posesif membuat Januar gegas pergi dari sana, karena tak mau melihat live streaming siaran langsung pertunjukan keromantisan dari keduanya yang sudah kelewat bucin.

Begitu pintu ruangan tertutup di belakang mereka, Alice dan Dirga langsung berjalan cepat menyusuri lorong kantor. Namun langkah cepat itu tidak mampu menahan lidah mereka dari berkomentar.

Alice menunduk sedikit, menahan tawa. “Gila itu tadi Pak Ardhanza? Yang biasanya ngomong saja hemat kata?” bisiknya.

Dirga mendesah pelan, masih tampak syok. “Iya, Al. Dan jujur aku baru pertama kali lihat beliau begitu apa namanya?”

“Kebucinannya keluar semua?” sahut Alice cepat.

Dirga mengangguk. “Iya. Bucin parah. Sama Inara kayak ehm beda jauh kalau dibanding sama almarhumah Bu Luna.”

Alice terdiam sesaat, lalu menoleh ke Dirga. “Iya kan? Sama Bu Luna dulu Pak Ardhanza tuh kayak cuma menghormati, bukan menyayangi.”

“Betul,” jawab Dirga cepat.

“Mereka dulu kayak dua orang asing yang tinggal serumah. Nggak pernah melihat beliau semesra itu apalagi sampai disentuh-sentuh begitu.”

Alice menghela napas panjang. “Sama Bu Luna tuh auranya dingin. Dua-duanya. Acuh tak acuh seolah hanya menjalankan kewajiban.”

Dirga menambahkan, “Sama Inara? Kayak kebalikannya. Baru lima menit ketemu aja udah bikin beliau senyum. Senyum, Al. CEO kita. Yang kalau kita telat satu menit aja tatapannya bisa bikin jantung berhenti.”

Alice akhirnya tak bisa menahan tawa kecil. “Aku heran, Mas. Dulu waktu sama Luna beliau tuh seperti patung. Sekarang kayak laki-laki normal yang lagi jatuh cinta gila-gilaan dan ugal-ugalan.”

Dirga mengangkat bahu. “Mungkin Inara itu yang menghidupkan sisi manusia Pak Ardhanza.”

Alice mengangguk pelan, wajahnya berubah serius.

“Mudah-mudahan cuma kebucinan. Jangan sampai jadi kelemahan.”

Dirga menahan langkah, menatapnya lekat. “Di tangan orang yang salah rasa sayang tuh bisa jadi racun.”

1
Aqella Lindi
tetap d tguya thor semangat💪
Aqella Lindi
jgn lama2 ya thor nti lupa ceritany
Dew666
🍒🍒🍒🍒🍒
Evi Lusiana
dasar laki² gila lo yg nyakitin,nyerai in tp msih jg mo ngganggu hidupny dasr gak waras
Evi Lusiana
sungguh kluarga ardian yg toxic itu pst dpt balasan tlh menyakiti mendholimi mnsia ber akhlak baik sprti citra
Evi Lusiana
menggelikan satu kluarga toxic tunggu sj karma kalian
Dew666
💥💥💥💥💥
Dew666
💃💃💃💃💃
Sastri Dalila
😅😅😅 semangat Citra
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kak 🙏🏻🥰
total 1 replies
Dew666
🔥🔥🔥🔥🔥
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
Adrian tabur tuai pasti ada .ingat apa yg kamu tuai itu yg akan kamu dpt, dasar mantan suami iblis
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
Bagus Citra.. usah di balas dgn kejahatan pd org yg tlh berbuat jahat kpd kamu.
Sastri Dalila
👍👍👍
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
semoga bener Citra itu anak pak Ridho yg hilang. aduhhh Citra terima saja pekerjaan yg ditawarkan semoga kehidupan kamu berubah dgn lbh baik lagi.
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
rose pasti akan menerima nasib yg sama seperti Citra, jgn terlalu sombong kerna karma itu ada. apa yg dituai itu yg kamu dpt begitu juga dgn ibu serta sdra Andrian yg sudah menyakiti hati dan mental Cutra
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
siapa yg dtg ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: ditebak kira-kira siapa???
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
ayuh Citra ga usah peduli dgn kata2 pedas dari keluarga mantan sok percaya diri bgt mereka.
Zie Zie
cerita yg menarik mencetuskan emosi yg berbagai
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: Alhamdulillah makasih banyak kakak sudah mampir ditunggu updatenya yah 😘🙏🏻🥰
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
kk mampir di sini thor
itu suami kayak bagaimana ya ga ada perasaan dan hati nurani kpd istrinya yg baru saja keguguran.
Soraya
lanjut thor
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak sudah mampir kakak 🙏🏻😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!