SELURUH KELUARGA MENDENGAR PIKIRANKU

Beberapa menit kemudian. Setelah acara pembukaan yang meriah. Acara selanjutnya adalah pemotongan tumpeng, dilanjutkan doa bersama, kemudian ke pemberian hadiah oleh para tamu undangan, sampai akhirnya runtutan acara selesai, dan tamu undangan bisa bebas menikmati pesta dengan gaya mereka masing-masing.

Para orang tua kembali pada obrolan mereka sebelumnya. Sedangkan para anak-anak mulai bermain kesana dan kesini. Keluarga Theodore memang telah menyiapkan arena bermain di sisi sebelah kiri. Sehingga para orang tua masih bisa mengawasi anak mereka.

Musik diputar dengan frekuensi yang sedang.  List lagu tentunya lagu anak-anak.

Baby Shark doo doo, doo doo doo doo. Baby Shark doo doo, doo doo doo doo. Baby Shark doo doo, doo doo doo doo. Baby Shark. Mummy Shark doo doo....

Tak jauh dari panggung acara, Bayi Ivy duduk dalam pangkuan Disya, matanya melirik sekeliling dengan minat.

[Ahh, paman itu di masa depan akan.... bibi hehehe tak kusangka.... dan blablabla]

Kelompok keluarga datang bergantian untuk sekedar menyampaikan pujian atau ucapan baik. Tentunya mereka tak tahu setiap kali mereka maju. Bayi Ivy telah mengungkapkan rahasia masa depan mereka. Hanya keluarga yang mendengarkan merasa malu. Walaupun bukan mereka yang berbuat. Mengetahui rahasia orang lain. Menjadikan hal yang membingungkan saat mereka berinteraksi.

Giliran keluarga Nugroho dan Rhodes datang bersama-sama dalam satu barisan.

Melihat kedatangan sahabat dekat mereka, Disya dan Ethan ingin berdiri. Tapi kembali pikiran gosip bayi Ivy bahkan lebih cepat dari reaksi keduanya.

[Ohh-ohhh, keluarga pahlawan pria pertama dan kedua muncul bersama. Kak Ares sang Protagonis pria. Dan Kak Cello Protagonis pria kedua. Dua sahabat yang jatuh cinta pada seorang gadis yang sama. Hehehe, kisah cinta segitiga yang menarik. Jika saja kakaknya bukan la antagonis, huweeee.]

[Dalam novel disebutkan, protagonis wanita menjalankan jalan balas dendam pada keluarga antagonis, dan keluarga protagonis pria. Tapi bukan berarti keluarga lain disekitarnya tak terkena dampak. Kak Cello yang merupakan sahabat baik protagonis pria dan antagonis sejak kecil pun kena imbasnya.]

[Paman dan bibi dikabarkan bercerai. Dua keluarga Nugroho dan Atmaja, yang semula memiliki hubungan dekat menjadi musuh, mereka berusaha saling menjatuhkan satu sama lain. Yang kutahu Kak Cello menjadi depresi. Kejadian buruk berturut-turut pada sahabat serta keluarganya menghancurkan mentalnya.]

[Padahal sebagai pemeran pria kedua. Kak Cello satu-satunya yang baik pada protagonis wanita tanpa berharap balasan apapun. Dia mencintai pahlawan wanita dengan tulus. Diam-diam Dia selalu membantu protagonis wanita. Entah di kehidupan pertama protagonis wanita, atau saat kelahirannya kembali untuk balas dendam. Tapi rupanya kebaikan itu malah dimanfaatkan protagonis wanita untuk membalas dendam. Mungkin jika Dia tahu hal itu, Dia akan menyesali tindakannya.]

[Haiihh, Protagonis wanita memang telah sepenuhnya dirasuki jiwa pendendam. Sampai Dia menjadi buta pada kebaikan orang-orang disekitarnya. Itulah kenapa Cinta dan Benci adalah teman yang menakutkan. Kak Lea ku yang polos, daku tak sanggup memikirkannya....]

Bayi Ivy menatap kakak perempuannya yang juga sedang menatapnya. Keduanya saling melempar pandangan dengan suasana hati yang berbeda.

"Ahh, adik menatapku lagi," seru Ellea kegirangan.

Ethan melirik khawatir pada si kembar. Dia takut entah itu Ellea atau William akan mengungkapkan suara pikiran bungsu yang mereka dengar. Karena Dia tak tahu bagaimana putra pertamanya menjelaskan pada si kembar tentang keanehan yang terjadi di keluarga mereka. Untungnya kekhawatirannya itu tak terjadi. Hal yang terjadi selanjutnya tak mengungkapkan keajaiban apapun.

"Sudah Lea duga, humm. Adik pasti paling menyukai Lea di keluarga ini," ucap Ellea sombong.

[Ohh, ya ngomong-ngomong alasan paman dan bibi bercerai, adalah karena protagonis wanita membuka rahasia, bahwa paman Tigoz telah berselingkuh dan memiliki anak di luar. Usia anak itu satu tahun lebih muda dariku. Jadi apakah kejadiannya akan terjadi dalam waktu dekat ini??]

Mereka yang mendengar hal itu, menatap pada kepala keluarga Nugroho dengan tatapan tak percaya. Apa yang baru saja mereka dengar ini.

"Ada apa?" tanya Tigoz tak dingin maupun panas.

"Tidak ada," jawab Ethan tanpa berfikir.

"Lalu? Kenapa tatapanmu aneh padaku."

"Hanya perasaanmu saja," kilah Ethan.

"Kau menyembunyikan sesuatu," kata Tigoz dengan tatapan menyelidik.

"Kalian berdua membahas apa sih, ajak akulah," ujar Thomas menimpali.

Saat para kaum adam asik berdebat, para kaum hawa saling berbicara dengan hangat.

"Selamat ya, Sya. Atas kelahiran putri bungsumu, kau tahu betapa khawatirnya aku saat mendengar kabar itu, syukurlah kamu baik-baik saja," ucap Imel semangat. Tak cukup hanya berkata-kata. Tubuhnya bergerak memeluk Disya.

"Selamat mbak, Sya," timpal Ajeng.

"Makasih, Mel, Ajeng," balas Disya dengan senyuman.

[Uhh, tolong Ivy terjepit disini, tolong.]

Mendengar pikiran bayinya, tangannya langsung bergerak, membuat perlindungan.

Imel seketik tersadar, "Eh, maaf-maaf. Aku lupa ada baby," Tangannya terulur mengelus pelan pipi bayi Ivy. "Baby Ivy, gak apa-apa kan. Maafin aunty ya."

[Humm, Ivy tidak apa-apa aunty. Ivy maafkan aunty kok.]

"Tak apa tenang saja, aku hanya berjaga-jaga tadi," Kata Disya mewakili.

Seolah mendukung ucapan ibunya bayi Ivy tersenyum lucu.

"Ahh-ahhh bayimu benar-benar sangat lucu, Sya," seru Imel.

Ajeng yang juga melihatnya ikut merasa gemas.

...----------------...

Beberapa jam sebelum pesta dimulai. Liam dan Lea baru saja berpisah dengan teman-temannya saat Ravi menghampiri mereka.

"Kalian, tunggu! Kemari sebentar."

Si kembar saling berpandangan, dengan perasaan tak pasti mereka mendekati kakak pertamanya.

"Kenapa kak?" tanya William.

"Ada yang ingin kukatakan. Saat Ayah hanya mengajakku berdiskusi, aku tahu kalian pasti penasaran kan."

keduanya mengangguk dengan semangat.

Ravi merasa tak berdaya, sudah Dia duga kedua adiknya itu memang terlalu kepo, "Aku akan memberitahu kalian.... Ayah mengajakku berdiskusi untuk memberikan ku sebuah misi penting," ucap Ravi dengan misterius. Dia tahu apa yang paling menarik perhatian kedua adiknya.

Benar saja si kembar sangat tertarik, raut wajah mereka dengan cepat berubah, dari yang cemas, terkejut, hingga serius. Seolah mereka siap mendengarkan apa misi penting itu.

"Apa kalian ingin tahu apa misi pentingnya?"

"Ya kami ingin tahu," ucap si kembar berbarengan.

"Tapi jika aku memberitahu kalian maka kalian juga harus menjalankan misi ini. Jika tidak penjahat akan mengambil adik kita."

"Apa!? tidak boleh. Itu adik Lea."

"Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi."

"Jika kalian tidak ingin kehilangan adik maka kalian harus menyelesaikan misi ini dengan sukses."

"Ya! Kita akan menjalankan misi dengan baik."

Ravi menghelas nafas, untungnya tak sulit membodohi kedua adiknya. Semoga saja rencananya berhasil. Jadi kedua adiknya tak akan membuat masalah untuk kedepannya. Bukannya keluarga ingin mengasingkan mereka. Hanya saja rahasia kelahiran kembali ini bahkan masih sulit Dia pahami. Apalagi untuk kedua adiknya ini.

"Misinya sangat sederhana. Ingat suara aneh yang kalian dengar di kamar bungsu. Misi kita adalah mengabaikan suara itu. Apapun yang kita dengar, kita tak boleh membahasnya, kita juga tak boleh bertanya, kita hanya akan diam. Karena jika suara itu mengetahui kita bisa mendengarnya. Maka orang jahat akan...." Ravi menggantung ucapannya.

Penjelasannya terlalu mencurigakan. Tapi hal itu yang malah membuat si kembar menjadi yakin akan keseriusan hal ini. Bahkan William yang lebih pintar dari Lea saja ikut tertipu. Lagipula kakak pertamanya tak pernah bercanda di hari biasa.

Apalagi dengan peringatan, mereka akan kehilangan adik mereka. Tak ada yang mau hal itu terjadi. Mereka telah menunggu berbulan-bulan, untuk adik perempuan imut ini!!!!!

"Kalian mengerti kan. Ingat! Kalian tak boleh memberitahu siapapun, ini hanya antar keluarga saja."

"Siap, laksanakan!"