Angga merupakan penipu ulung. Dia juga bekerja sebagai dubbing. Suatu hari adiknya Angga meninggal secara tidak wajar di sekolahnya. Angga lantas ingin membuktikan bahwa sang adik tidak bunuh diri.
Alhasil Angga turun tangan sendiri. Ia masuk ke sekolah adiknya dengan penyamaran sempurna. Dengan keahlian merubah suaranya, Angga bisa sangat mudah mengelabui semua orang. Bahkan para guru di sekolah khusus perempuan dimana adiknya bersekolah. Angga akan mencari siapa saja orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian adiknya.
Namun siapa yang menduga? Angga harus terjebak dengan beberapa gadis. Bahkan salah satu gadis yang terlibat dengan kasus kematian adiknya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20 - Diary Silvia
Angga memang sempat kaget akan permintaan Samantha. Namun sebagai cowok, dia tentu tak masalah dengan permintaan tersebut. Apalagi Samantha sudah mendedikasikan dirinya menjadi pacar Angga.
Angga menarik sudut bibirnya. Dia segera meraih lengan Samantha, lalu menarik cewek itu mendekat. Angga lantas melayangkan sebuah ciuman bibir.
Akan tetapi tangan Samantha sigap menghentikan. Tangannya menahan bibir Angga yang nyaris menyentuhnya.
"Aku hanya ingin dicium kalau kau berpakaian seperti cowok. Lihatlah dirimu sekarang. Kalau ada yang lihat gimana? Aku akan dikira gay dong," terang Samantha.
"Kau ini banyak maunya!" keluh Angga sembari melepas wignya. Kemudian dia melepaskan roknya. Untung dari balik rok itu dirinya mengenakan celana pendek.
"Jadi--" ucapan Angga terpotong karena Samantha langsung menyosor bibirnya begitu saja. Kaki Angga bahkan dibuat satu langkah mundur. Namun cowok itu bisa menahannya dan membalas ciuman Samantha dengan baik.
Seketika suara kecup-mengecup memecah keheningan di rooftop. Lidah Angga dan Samantha saling bergulat intens. Sesekali keduanya akan memiringkan kepala.
Gairah Samantha jadi bangkit karena ciuman itu. Dia melepas tautan bibirnya dari mulut Angga sejenak.
"Fu*k me please. Aku penasaran dengan rasanya," pinta Samantha dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Aku rasa kau terlalu banyak menonton video dewasa," tukas Angga.
"Apa kau tidak? Kita sedang di masa remaja bukan? Banyak hal yang membuat kita penasaran. Termasuk itu," ungkap Samantha dengan tatapan penuh harap.
Angga mengangguk. Dia melirik buku yang sejak tadi berada di tangan kiri Samantha. Dengan cepat dia ambil buku itu dan menjauh dari Samantha.
"Sam, kau sebaiknya menjaga dirimu sampai menikah. Kenapa harus melakukannya sekarang dan bersama orang tidak jelas sepertiku?" ujar Angga.
Samantha memutar bola mata kesal. Dia membalas, "Kau aneh sekali. Biasanya cowok selalu memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Lalu kau tidak?"
"Itu karena kedatanganku ke sini untuk mencari keadilan. Bukannya malah bercumbu dengan banyak cewek di sekolah ini," sahut Angga. Dia duduk dan segera membaca buku diary Silvia.
Samantha mendengus kasar. Dengan perasaan kesal, dia duduk ke sebelah Angga.
"Apa kau telat juga? Kenapa tidak masuk kelas?" tanya Angga.
"Kelasku sedang jam olahraga. Kebetulan gurunya sedang ada urusan mendesak. Jadi kelas kosong," jawab Samantha. Ia melirik Angga. Memperhatikan dengan serius paras tampan cowok itu.
"Oh..." Angga menanggapi dengan singkat. Ia fokus membaca buku diary Silvia. Banyak hal yang dia temukan di sana. Termasuk kekecewaan Silvia pada Angga sendiri, dan itu benar-benar membuat Angga terkejut.
'Seringkali aku kecewa dengan Kak Angga. Dia pikir aku tidak tahu mengenai pekerjaan kotornya itu. Aku tahu dia bekerja keras untukku. Tapi setidaknya dia melakukannya dengan cara benar, dan kalau memang tak mampu, aku bersedia berhenti sekolah atau pindah ke sekolah biasa. Kak Angga, aku sayang sama Kakak. Aku berharap kau berhenti menipu orang. Dan mengenai kejadian hari ini, aku benar-benar sedih karena hari pertamaku di sekolah sangat buruk.'
Tulisan itu membuat Angga langsung merenung dan berhenti membaca. Dia tak menduga ternyata Silvia tahu mengenai pekerjaan menipunya. Entah bagaimana caranya sang adik tahu, padahal Angga sudah berusaha keras menutupinya.
"Jadi kau kakaknya Silvia?" tebak Samantha. Dia tahu saat menyaksikan ekspresi kalut Angga.
Sontak Angga menatap Samantha. "Kenapa kau berpikir begitu?" balasnya.
"Karena itu sangat jelas. Lagi pula, sejak kapan seorang sepupu peduli dengan sepupunya yang lain?" sahut Samantha. Ia perlahan bergeser lebih dekat pada Angga. Tanpa diduga cewek itu memegangi dagu Angga, lalu dengan berani memagut bibit cowok tersebut.
'Nih cewek kayaknya gatal banget,' komentar Angga dalam hati. 'Apa aku sikat aja ya?' lanjutnya yang sepertinya mulai tergoda. Sentuhan Samantha bahkan sampai membuat Angga lupa dengan diary Silvia yang baru dibacanya.
Aries da kerjaan utkmu, menjinakkan singa betina 😅
lah jangan diserahkan ke aries... entar aries digoda sama Luna dan dilepaskan deh...😅
Andin yg kalem, kira2 menghanyutkan gak ya???
semua ikut edaann... 😂😂😂