NovelToon NovelToon
Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: elfi

Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

POV Ikbal

aku berlarian menyusuri koridor rumah sakit. pikiranku bercabang antara memikirkan hijrah juga Julia. entah mengapa saat mendengar ucapan terakhir dari Bu Siska, ada sesuatu yang menggelitik perasaan, iya, sebagai seorang ayah, kecemasanku saat ini kepada hijrah menjadi alasan, apalagi dengan Bu siska yang jelas anaknya Tengah diambang kematian.

setibanya di ruang hijrah, aku bernapas lega karena mendapati hijrah Tengah terlelap. memang sebelum mengurus Julia, aku sudah menitipkan kepada perawat, mungkin tadi hijrah menggigau sehingga perawat itu memanggilku.

setelah memastikan keadaan hijrah, perasaanku tiba-tiba gamang akan keadaan Yulia, sehingga aku pun memutuskan untuk kembali ke ruangan Yulia. jam di pergelangan tangan menunjuk angka 11 malam, mendadak aku ragu untuk ke ruangan Yulia karena hampir tengah malam. namun, karena sudah di pertengahan jalan, lebih baik aku melanjutkan, hitung-hitung hanya memastikan keadaannya saja.

namun sebelum tiba ke ruangannya, aku melihat dua perawat baru keluar dari ruangan Yulia, mereka berdua nampak cekikikan, entahlah apa yang tengah mereka perbincangkan.

"ini namanya rezeki nomplok, Baru kali ini berbohong dapat duit, mana hampir sebulan gaji lagi"

"iya, sama. sering-sering ya dapat pasien gabut kayak tadi, kemarin suruh nukar informasi, sekarang bikin simulasi penanganan pasien, eh tapi bohong!"

begitulah percakapan mereka yang sempat kudengar, senyumku ikut mengambang melihat keceriaan dari keduanya. kebutuhan pintu ruangan dulu yang sedikit terbuka, jadi aku putuskan untuk mengetiknya dari balik pintu. namun pemandangan yang kulit membuat keningku berkerut. bagaimana tidak, di dalam sana Yulia Tengah duduk di kursi sembari memainkan ponsel, sedangkan yang berada di rancang mana Tante Siska, itupun dengan posisi tengkurap. sama halnya dengan Julia, Tante Siska pun memainkan ponselnya. anes sekali mereka, apalagi Yulia, selang infusnya saja terlepas. daripada memikirkan yang tidak-tidak, akhirnya aku pun kembali ke kamar hijrah.

keesokan harinya, beruntung hijrah diperbolehkan pulang, aku pernah minta bantuan kepada pak RT untuk menjemput menggunakan mobil operasional desa. ada kelegaan karena hasil pemeriksaan hijrah tak ditemukan hal yang serius. sebelum pulang, aku menempatkan untuk melihat keadaan mulia yang lagi, kejadian tadi malam membuat pikiranku terganggu. namun sayangnya ruangan Yulia sudah kosong, dan nomor Yulia pun tak aktif.

akhirnya aku putuskan untuk menanyakan dunia ke bagian informasi.

"pasien yang di ruangan melati nomor 43 ke mana ya, sus? atas nama Yulia?"

"Yulia?"

perawat itu mengerutkan kedua alisnya seperti kebingungan.

"perasaan nggak ada deh pasien di kamar melati namanya Yulia"kumannya namun aku masih bisa mendengar jelas.

"kenapa, suster? teman saya dipindahkan atau ke mana ya? soalnya malam tadi dia masih ada di ruangan itu"

"kalau boleh tahu, umurnya berapa pak?"

"umur? maksudnya umur Yulia?"

"iya'

"mungkin 5 tahun dibawa saya, sekitar 25 kurang lebih"

"lah ndak...."

tiba-tiba saja seorang menarik tangan perawat itu. aku ingat perempuan itu sepertinya perawat yang menjumpai saat di koridor rumah sakit.

"oh Bu Yulia? tadi pagi mendapat rujukan ke rumah sakit yang lebih besar, soalnya keadaannya Kritis.

"apa? Kritis?"

"iya, pak. begitu informasi yang saya dapat dari dokter yang merawatnya. ada yang bisa saya bantu? maaf, saya nggak pakai seragam dinas soalnya mau ganti shift"

Yulia kritis, tapi tadi malam aku lihatnya seperti baik-baik saja. dan gelatik kedua perawat di depan pusat ini sepertinya mencurigakan. apalagi keduanya terus bermain mata seperti ada sesuatu mereka tutupi.

"ya sudah kalau begitu, siapa dokter yang merawat Yulia, Saya butuh informasi tentang keadaan teman saya.

aku melihat salah satu dari mereka tercenga, membuat kecurigaanku semakin bertambah. pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan.

sebelum mendapat jawaban dari perawat itu, tiba-tiba pak RT memanggil. ah, aku sampai melupakan hijrah gara-gara kejadian ini.

"administrasinya belum beres, Budi? kalau begitu saya duluan aja. hijrah sama ibu kebetulan udah nunggu di mobil kamu mau bawa motor kan?"anak pak RT.

"maaf pak, saya merepotkan, dari bapak ke sini cuma sama ibu aja? Dina nggak ikut?"

"iya, nama ibu saja, waktu saya ke rumah kamu, cuma ada intan doang, makanya saya nggak ajak Dina"

nyes.... ada rasa ngilu di hati ini, ke mana Dina? seharusnya ia turut serta menjemput anaknya, padahal aku sudah meminta pak RT untuk mengajaknya. tapi ya sudahlah, mungkin Dina sedang ada keperluan. akhirnya hari ini hijrah bisa kembali pulang, karena aku membawa motor kami pun terpisah. sebenarnya, aku masih penasaran dengan kabar Yulia apalagi sampai sekarang ponselnya masih tidak aktif. tapi, setelah dipikir lagi, apa aku memikirkannya, toh Yulia masih memiliki keluarga yang mengurusnya.

saat tiba di parkiran motor, aku merasa ada seseorang yang mengawasiku, perasaan itu kembali aku rasakan seperti tadi malam. kebetulan perkiraan saat itu dalam keadaan sepi, ku amati sekeliling tak ada yang mencurigakan. akhirnya aku buru-buru menyalakan mesin motor yang ke gas memacu kendaraan.

saat memasuki jalan Raya, ternyata firasatku benar. ada mobil yang terus mengikutiku sejak keluar dari rumah sakit, dan tunggu dulu, sepertinya mobil itu pernah aku lihat sebelumnya.

aku sengaja Merapi menepikan kendaraan di warung kaki lima, hanya untuk memastikan apa benar mobil itu mengikutiku atau tidak. saat ku perhatikan lewat kaca spion, mobil itu pun melewati ku.

"ternyata bukan"ucapku dalam hati.

setelah memastikan mobil itu menjauh, aku pun kembali menghidupkan mesin motor dan melanjutkan perjalanan. rasa was-was itu perlahan menghilang, pikiranku saat ini hanya tertuju kepada keluarga kecilku di rumah. tak sabar ingin segera berkumpul dengan istri dan anak-anak, akhirnya aku memacu kendaraan dengan kecepatan di atas rata-rata. namun, saat melewati sebuah mobil sedan hitam itu lagi Tengah berhenti di pinggir jalan, saat aku hendak melewatinya, tiba-tiba saja mobil itu bergerak ke tengah, aku yang terkejut dengan pergerakannya tak bisa menghindari kena kejadian itu terjadi secepat kilat.

braak.

terjadi benturan yang cukup keras hingga membuat tubuhku terpental jauh. namun, sebelum penglihatanku berubah gelap, sempat melihat mobil itu. iya mau bilang sama dengan yang menabrakku beberapa waktu lalu.

...****************...

aku terbangun di sebuah ruangan serba putih sekejur tubuhku terasa sakit semua, apalagi di bagian kepala.

"kamu sudah sadar Budi"ucap pak RT?

"pak RT, saya?"

"sudah istirahat saja. Kamu kena tabrak, Untung ada temen kamu yang menolong jadi langsung bawa ke sini"

"teman? siapa pak?"

"cewek Budi, orangnya baik. kalau nggak baik, mana mungkin dia mengurus kamu di sini. kalah sama bojomu"

"maksudnya?"

"eh anu, udahlah sing penting kamu sehat ya!"

aku berusaha untuk bangkit, kamu sakit di sekujur tubuh langsung menjalar, sehingga membuatku memilih merebahkan kembali tubuh.

"mau ngapain toh Budi,? baru aja siuman, sudah istirahat saja."

"Saya mau pulang pak RT, Saya kangen sama keluarga saya.? hijrah? dan Dina?"

"pulihkan dulu kesehatan kesehatanmu ya Budi, nggak usah dulu banyak pikiran. mereka baik-baik saja"

apa dengan hidupku? musibah yang datang silih berganti. aku masih mengingat jelas kejadian yang menimpaku terakhir kali. siapa sebenarnya pengendara mobil itu, kenapa sudah dua kali dia membuatku celaka. aku sangat yakin, mobil yang menabrakku adalah mobil yang sama saat aku mengendarai motor Rahman.

"Budi kalau begitu saya pamit pulang dulu. temanmu sudah datang"

pak RT bangkit dari tempat duduk, persamaan dengan itu seseorang muncul dari balik pintu. iya dia adalah Yulia.

"Yulia? jadi..."

"yang hubungi saya itu, iya ini teman kamu. ya sudah ya, saya pamit, semoga lekas sembuh"

pertanyaan yang memenuhi isi kepala, termasuk keberadaan Yulia saat ini. sungguh situasi ini sangat membingungkan. apalagi kecelakaan menimpaku lalu kehadiran Yulia.

"syukur kamu udah siuman, tadi aku pulang dulu makanya minta pak RT yang jagain"

"Yul kak kenapa kamu...?

"jangan terlalu dipikirin, kamu baru sadar setelah seharian pingsan. yang penting saat ini kesehatan kamu pulih"

"bukannya kamu kritis?"

"kelihatannya? keadaanku akan selalu baik kalau ada di dekatmu bahkan rasanya aku nggak sakit apa-apa. aku suapin ya, kamu harus makan biar lekas pulih"

wajah Julia yang masih terlihat pucat, hanya semakin musim meraut. tapi, saat ini lebih baik aku menurut saja, mengingat kondisiku yang tak berdaya dan ketidakberadaan Dina disampingku, mau tak mau, aku harus menerima semua perlakuan Yulia.

hingga 3 hari terlewati, Yulia tak mengenal waktu menjagaku selama di rumah sakit. dan selama itu pula, ku tak mengetahui kabar keluarga kecilku, mungkin mereka tahu atau tidak dengan keadaanku saat ini, pak RT pun tak pernah kembali berkunjung.

sampai hari keempat aku memutuskan untuk pulang, meskipun keadaanku belum sepenuhnya pulih. Yulia tadi melarangku bahkan dokter sekalipun, namun aku pun tak mau terlalu banyak berhutang Budi kepadanya, ditambah aku sangat merindukan istri dan anak-anak di rumah.

"maaf ya Yul aku harus pulang, kasihan istri dan anak-anakku di rumah"

"terserah, aku tak bisa melarang. padahal keadaan kamu belum pulih benar Budi, apa salahnya menunggu sampai dokter yang mengizinkan. lagian, istri kamu mana peduli, buktinya sampai sekarang dia nggak datang nengok kamu?"

"mungkin enak repotan dengan anak-anak, apalagi hijrah baru saja pulang. sekali lagi aku ucapkan banyak terima kasih. aku nggak tahu bagaimana caranya untuk membalas kebaikan kamu!"

"bukan nggak tahu, tepatnya nggak mau tahu. sorry, bercanda"ucap Yulia diakhiri tawak kecil. entah kenapa ucapan itu membuatku tertampar, seakan selama ini Julia mengharapkan sesuatu dariku.

aku ingin segera pulang ke rumah. lelah rasanya, setelah beberapa hari ke belakang banyak kejadian tak terduga yang menimpaku. musibah yang datang silih berganti, juga kejadian yang mengisahkan banyak keanehan.

Yulia tak mengantarku sehingga aku pulang menggunakan taksi online. ponsel juga motor dulu ya kayak tanya rusak, dompetku pun entah hilang ke mana. saat ini aku tak memiliki apa-apa selain baju yang melekat di badan. lagi-lagi Yulia yang membayar semua biaya pengobatanku. apa aku harus menerima tawarannya sebagai tanda balas budi. akhirnya pertahan itu runtuh, aku gamang jika sudah di posisikan seperti sekarang.

"sudah sampai!'

"sebentar ya, saya ambil ongkosnya di rumah!"

"sudah dibayar pak, sama istrinya tadi"

aku tersenyum ketika mendengar ucapan sopir taksi, akhirnya aku pun turun dari mobil kulihat suasana rumah begitu sepi, aku berjalan tertatih-tatih menggunakan tongkat, kena kecelakaan kemarin mengakibatkan salah satu tulang kaki ku retak.

sampai di ambang pintu, senyumku mengambang tatkala melihat kedua buah hatiku Tengah bermain di ruang tamu.

"kakak.... adik!"

"ayah...!"

keduanya berlarian menghampiriku, kami bertiga saling berpelukan, meskipun tubuhku masih terasa ngilu tak kalah intan dan hijrah memelukku, namun semua tak sebanding dengan kerinduan yang kurasakan.

"ayah ke mana kenapa baru pulang? intan kangen!"

"adik juga"

"sama, ayah sangat kangen. kalian berdua sehat? oh ya Mama mana?"

"sehat ya, Mama nggak ada, dia pergi sama om tampan'

"apa?"

"

1
martina melati
nah betul tuh...
kalo emang mau nolong y tulus tanpa embel2...
martina melati
jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...
martina melati
waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...
Putu Sriasih
Lumayan
Putu Sriasih
Kecewa
Any
lanjut
Xyn Anala
Kejutan tak terduga
Akbar Cahya Putra
Keren sekali, thor. Rasanya seperti membaca lembar demi lembar karya masterpiece. 🎉
Elfi Asmawati: 😀😀😀😉 iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!