NovelToon NovelToon
Sepasang

Sepasang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Muslikah

Kisah sederhana tentang dua anak manusia yng ingin saling menemukan kebahagiaan. Nia, gadis sebatang kara yang mentalnya hancur saat kecil karena orang-orang di sekitarnya. Bertemu dengan Bagus, laki-laki sederhana yang bekerja sebagai tukang bangunan. Niat tulus Bagus mampu membuat Nia luluh dan mau menjalin hubungan dengan Bagus hingga akhirnya menikah.



Bagaimana kisah keduanya? Yuk kita baca bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Muslikah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

20.

"Ibuk itu kue dari mana di kulkas? Enak banget" Ucap Risma, adik Abdul saat sarapan pagi itu.

"Kue apa?" Erna binggung dengan ucapan sang putri. Karena merasa tidak pernah membeli kue. Bagi Erna uang dari pada buat beli camilan mending disimpan dan dibelikan emas. Lebih menguntungkan.

Memang dari keempat anak bu Lasmini hanya si Erna yang hematnya menjurus ke pelit bin medit. Entah turunan siapa.

"Ini buk, apa ya namanya.....spiku.....dari Surabaya, enak lho buk, coba deh" Risma memberikan sepotong kue pada sang ibu.

Erna memakan kue itu dan mengakui kalau kue itu enak. Sangat enak malah.

"Iya bener enak ini" Ucap Erna lalu mengambil sepotong lagi dan lagi.

Risma cemberut karena sang ibu makan begitu cepat.

"Ibuk ih, pelan-pelan, mas sama bapak belum makan ini" Sungut Risma sebal.

"Maaf " ucap Erna malu sendiri.

"Wah ada kue nih ris? Dari mana? " Tanya sang bapak, Jumari. Jumari pun mengambil sepotong kue itu.

"Gak tahu, udah ada aja di kulkas"

"Ibu beli? " Tanya Jumari tidak yakin.

"Buang-buang uang aja beli kue seupil ini" Jawab Erna seperti biasa. Hapal anak dan suaminya.

"Itu dari rumah uti" Ucap Abdul yang baru saja keluar dari kamarnya. Menjawab semua kebingungan anggota keluarganya.

"Tumben ada makanan kayak gini? Si Bagus yang beli? " Tanya Erna.

"Iya" Jawab Abdul singkat.

"Biasanya gak pernah tu orang pulang bawa tentengan, tumben " Ucap Erna lagi.

"Bukan paklek yang beli tapi calon istrinya" jawab Abdul yang langsung mendapat tatapan tajam dari semua orang yang ada di ruangan itu.

"Jangan nglindur kamu Abdul" Hardik sang ibu.

"Dih gak percaya, sono ke rumah uti, tapi jangan pingsan nanti kalau ketemu calonnya paklek" Ucap Abdul jahil. Sengaja memang membuat semua orang penasaran.

"Kata uti nanti malam kita semua di suruh ke rumah uti, terus ibu juga di suruh ngabarin yang lain. Kata uti cucu menantu harus lengkap gak boleh ada yang absen. Kalau sampai ada yang absen panen nanti gak ada yang dikirimi padi" Tambah Abdul.

"Calon istri paklekmu cantik gak dul? " Tanya Jumari sang ayah.

"Gak mau ngomong takut salah, pada lihat sendirilah" semakin penasaran semua yang ada di sana. Sengaja betul si Abdul membuat orang penasaran.

Erna yang paling benci di buat penasaran kayak gini tak tahan lagi. Segera ia mengambil HP dan menghubungi kedua saudara. Kedua saudara Erna berteriak tak percaya kalau saudara laki-lakinya si bujang lapuk akhirnya laku.

Tanpa menunggu keluarganya sarapan, Erna segera mengambil bergo instan dan tas kecil. Tak lupa cincin emas dan gelang keroncong. Gak pede Erna itu kalau tidak pakai emas. Kurang gebyar katanya.

"Mau kemana buk?" Tanya Risma saat melihat sang ibu sudah rapi dengan penampilan gebyarnya.

"Mau lihat calon adik ipar, penasaran perempuan kayak apa yang mau sama si Bagus, takutnya dia cuma mau manfaatin si Bagus" Ucap Erna.

"Apa yang mau di manfaatin Erna, kayak si Bagus duitnya tak berseri aja, lebay kamu" Sahut sang suami.

"Ah terserah kalian, ku mau pergi" Ucap Erna dan segera berlalu dengan motor matic judulnya.

.

.

"Mas mau apa? " Tanya Nia yang saat itu sedang di dapur bersama Bagus. Selesai sholat subuh Bagus yang biasanya ngorok lagi pagi ini terpaksa bangun karena menemani sang calon istri.

"Kopi aja yang" Ucap Bagus sambil mengeratkan sarungnya agar tubuhnya lebih hangat.

Nia pun segera membuat kopi hitam dan teh untuk mereka. Pagi itu masih sepi karena bu Lasmini sedang ke pasar bersama sang suami. Sengaja ke pasar pagi buta. Hari ini mau masak besar. Ada tamu agung bu Lasmini mau pamer skill memasak.

"Gak dingin tho yang? " Bagus menarik tubuh Nia dan di dudukan di pangkuannya. Bagus memeluk wanita cantik itu sambil menenggelamkan wajahnya di gunung kembar Nia yang ranum. Hangat dan wangi, ucap Bagus tersenyum senang.

Nia yang sudah hapal dengan kelakuan sang kekasih hanya diam dan mengelus kepala Bagus. Cukup lama Bagus di posisi itu, hingga akhirnya dia sendiri yang meminta sang kekasih berdiri.

"Tumben udahan? " Sindir Nia membuat bagus terkekeh.

"Lupa yang kalau ada jadwal buat kasih makan sapi bapak, nanti ngamuk kalau jam segini belum makan" Bagus pun berlalu menuju kandang. Sementara Nia menyapu rumah hingga bersih. Mulai dari ruang dapur, keluarga, tamu dan teras depan.

Selesai menyapu Nia kembali ke dapur melihat apakah sudah masak nasi atau belum. Ternyata belum tapi di magicom masih ada sisa nasi banyak. Nia pun berencana membuat nasi goreng.

Nia mengeluarkan nasi dari tempatnya dan merendam panci bekas nasi. Lalu membuat bumbu nasi goreng. Memasak bukan hal baru bagi Nia. Karena sejak kecil dia sudah sangat akrab dengan dapur. Berbagai makanan bisa di buat. Jadi tak perlu takut rasanya tidak enak. Ingat Nia ini mandiri sejak kecil.

"Enak banget baunya ini yang? Kamu masak apa? " Tanya Bagus yang baru kembali dari kandang. Perutnya langsung bergejolak saat mencium aroma sedap dari dapur.

Nia tersenyum melihat Bagus.

"Nasi goreng, mau ngak? "

"Ya maulah yang, mana piringnya? "

Nia pun mengambilkan Bagus nasi goreng yang tidak ada toppingnya karena memang tidak ada telur atau ayam di dapurnya. Mau buka kulkas Nia gak berani. Jadi seadanya saja.

"Gak goreng telur yang? "

"Gak mas, aku gak berani buka kulkas" ucap Nia lirih.

"Dih kenapa gak berani sih yang, buka aja kali gak papa, ibu juga gak bakal marah yang " Ucap bagus sambil terus menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Assalamu'alaikum...wah sarapan nih? Masak apa mbak? " Ucap bu Lasmini yang baru saja datang dengan pak Warsidi dari pasar. Membawa banyak belanjaan sampai dua tas besar penuh dan masih ada beberapa kantong kresek.

"Maaf buk nasinya Nia goreng" ucap Nia merasa tidak enak.

"Ya ampun ya gak papa, maaf ya ibu gak masak dulu tapi langsung ke pasar, takut kehabisan" Ucap bu Lasmini. Sambil meletakkan beberapa belanjaan di meja dapur. Lalu ikut bergabung bersama Bagus dan suaminya di meja makan.

"Ibu bapak makan njeh? Ini Nia buatnya banyak" Nia menawari kedua orang tua Bagus.

"Boleh mbak, Bapak juga sudah lapar, capek nunggu ibu juga tadi" Ucap pak Warsidi. Nia pun menyiapkan dia piring nasi goreng untuk calon mertuanya.

"Wah enak mbak, mbak pintar masak ya? " Puji bu Lasmini setelah merasakan nasi goreng buatan calon menantunya.

"Bisa-bisaan saja buk, karena sejak kecil selalu masak kalau ibu kerja"

"Keren to pak, buk pilihan Bagus? Gak salah to? " Ucap Bagus sombong.

"Bener kamu beruntung gus, tapi mbak Nia yang buntung" Sahut bu Lasmini cepat. Bagus manyun seketika.

Nia terkekeh pelan melihat reaksi Bagus.

"Ibu belanja banyak mau ada acara? " Tanya Bagus.

"Hemm, ibu mengundang semua anak menantu ibu nanti malam buat makan malam di sini, mau pamer ibu kalau ibu akan punya menantu cantik hehehe" jawab bu Lasmini membuat Nia tersipu malu.

"Nanggung amat pamernya buk, sekalian satu RT biar pada tahu" Ucap Bagus menambahi.

"Yo itu nanti to, ibu sudah bepikir semalam, ibu mau buat hajatan besar biar semua orang tahu kalau bujang lapuk ibu sudah laku hehehe" Nia terkikik mendengar ucapan sang calon mertua sementara Bagus manyun karena dikatain bujang lapuk.

Aslinya sih bu Lasmini ingin pamer kalau punya menantu cantik, eh ralat sangat cantik malah. Gak masalah bagaimana latar belakang keluarganya yang penting anaknya laku dan Nia juga wanita baik-baik.

"Assalamu'alaikum....." terdengar suara ramai-ramai dari depan.

"Waalaikumsalam" jawab Bagus dan yang lain kompak. Ternyata ketiga saudari Bagus yang datang.

Ketiga perempuan itu berjalan cepat menuju meja makan tempat semua orang berkumpul. Dan saat sampai ketiganya malah terdiam melihat sosok Nia, calon ipar mereka.

"Ngapain pagi-pagi ke sini? " Tanya bu Lasmini sebal. Pagi-pagi sudah ada para perusuh.

"Ibu......." Erna yang pertama bersuara.

"Apa? "

"Ini siapa? " Ganti Ella yang nyahut.

"Calon istrinya Bagus...."

"Astagfirullah...." Kompak ketiga saudara Bagus membuat Bagus dan Nia binggung.

.

.

1
Maulana ilham
bagus
Adico
salam kenal
Adico
ceritanya menarik.
slm kenao
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!