Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
020. Butuh Waktu
Tak hanya Wanita yang bisa lemah ketika jatuh cinta bahkan Pria bisa lemah ketika dia sudah menemukan cintanya dan juga paham apa arti mencintai itu.
lelaki yang paling kuat adalah dia Salman Alfarisi beliau berminat melamar seorang perempuan dan ditemani temannya yang bernama Abu Darba.
namun, setelah sampai di rumah perempuan itu, perempuan itu malah tertarik dan lebih memilih Abu Darba.
apa Salman Alfarisi marah? jawabannya Tidak!
Dia tak termakan bisikan syetan agar marah karna dia ingat Jodoh, takdir dan kematian sudah ditentukan Allah sang pemberi hidup.
hati tak bisa memilih jatuh kepada siapa, tak dilarang seorang hamba mencintai hamba yang lainnya yang penting tak melebihi cintanya terhadap sang Pencipta. rayulah Tuhanmu agar mendapatkannya, jika kamu mengejar hambanya maka kamu akan mendapatkan dosa dan tak akan mendapatkannya.
Mencintai tak harus memiliki.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Ya allah" pekik Citra,
Dia mencari sosok suster atau dokter yg tadi sempat lewat namun belum ada yang keluar dari beberapa ruangan disana, dia berpikir cepat melihat tombol darurat pasien dan memencetnya dari pada di harus teriak teriak diruangan kedap suara VIP.
Citra mencoba merebahkan Warren Diatas kasur tapi gagal, dia mencoba merampas Warren berdiri saja tak kuat.
bagaimana konsep Citra? dia paham agama tapi menyentuh lawan jenis, citra menyentuh juga masih terlindung jas yang dipakai Warren, dia mencoba membantu bukan mengambil kesempatan.
Citra memang berusia 26 tahun tapi dia hanyalah wanita yang sedang berhijrah bukan santri atau keturunan ustadz yang langsung tau betul semua aturan agama, dia belajar dari orang tua yang biasa saja, di tambah dia dibekali ajaran ajaran sang suami. dia belum sesempurna dalam jalan Hijrahnya.
lalu bagimana dengan Warren? dia tau betul menatap yang bukan mahram adalah sebuah dosa lantas hari ini dia terang terangan menatap Citra saat bicara? tak ada yang membetulkan sikap Warren, dia hanya mengungkap perasaannya selama ini. dia tak terang terangan hanya beberapa kali menatap Citra pun dengan tatapan pilu walau jelas itu salah! Warren melakukan itu agar jelas hari ini juga melalui tatapan kejujuran dari nata Citra.
Citra mendadak tremor, entah kenapa Warren mengingatkan bayangan suaminya yang pingsan dan mimisan parah, dia membersihkan darah yang tadi keluar dari hidung Warren dengan tangan gemetar.
"ya allah maafkan aku, maafkan aku" dia lalu berdiri dan terus memencet tombol di samping ranjang kenapa suster atau dokter belum ada yang datang? Citra berniat berlari mencari orang karna tak kunjung datang namun ada dokter yang menangani Cana serta suster muncul dengan tergesa gesa.
"Tuan! " panggil dokter itu dan langsung merapat Warren dibantu Citra agar rebahan di atas kasur.
setelah beberapa menit dokter menangani Warren dan dipasang selang infus dokter menoleh ke hadapan Citra.
"tenang saja, Tuan Warren baik baik saja dia hanya kelelahan"Dokter itu.
Citra merasa lega dan tak lama Cana datang bersama Chayna.
beberapa jam berjalan dan Warren sadar, namun begitu Sadar dia mendapatkan Cana sudah duduk di sampingnya dengan tatapan tajam.
"mah, " panggil Warren memegang kepalanya yang pusing.
"mah? " Beo Cana lalu menepuk pundak anaknya keras sampai Warren meringis "kamu malu maluin! mama kasih kamu pintu selebar mungkin buat dapetin Citra malah Pingsan saat kalian ngomong, mau ditaruh dimana muka mama! " Cana merasa kesal bisa bisa Warren yang dikenal, dingin tak punya perasaan dan badan segede dan setinggi itu malah pingsan saat bicara dengan wanita, mana lagi orang yang disuka.
"saya juga tidak tau ma! " Warren.
"makanya kalo kerja tuh inget istirahat Ren, kalo orang tua ngomong dengerin! kan mama udah bilang mama baik baik saja kamu malah langsung pulang".
"jarak Singapur ke Indonesia tuh gak lama mah! yang penting itu mama, mama gak tau setakut apa Warren kalo denger mama dirumah sakit, kejadian papa masih membekas dihati Warren" liriknya dengan tegas.
"ya allah, " lirih Cana lalu memeluk putranya yang segede hulk hati kek anak ayam. baru netas "mau sampai kapan? " lanjutnya.
Warren hanya menggeleng.
"waktu sudah berjalan Ren, simpan semua sebagai kenangan dihatimu bukan menjadi trauma, " Cana.
"Warren cuman butuh waktu".
" tapi ada yang aneh dari se penglihatan mama pas tadi kamu bicara sama Citra kamu gak setakut itu loh nak" Cana.
"kan kita orang asing mah, yang aku takutkan kan mama pergi ninggalin aku seperti papah! " Warren.
"yakin orang asing? " Cana manggut manggut karna benar si Warren parno kalo menyangkut soal dia kalo orang lain tidak.
Warren seketika diam dan melepas pelukan ibunya, dia mengedarkan penglihatannya di seluruh ruangan.
"nyari Citra? dia udah pulang" Cana.
Warren hanya menghela nafas "entah kenapa kali didepan dia Warren lemah mah, bahkan sisi buruknya pingsan di hadapannya berulang kali".
" Berulang kali? "Cana bingung.
Warren menatap Ibunya laku menceritakan kejadian dulu waktu kerudung Citra nyangkut dan jatuh menimpanya.
" hahahha ya allah, Ren. Warren Warren"Cana tertawa sampai perutnya sakit "kok bisa ada kejadian kaya gitu, " tawa Cana makin menjadi, ada rasa sedih karna moment itu putranya ceritakan pas bersama suaminya tapi dia tak bisa menahan tertawa akan kekonyolan anak prianya itu.
Sementara Warren terus mengelus dada dan beristighfar menahan malu.
"ma, udah ya" pinta Warren "mama kok bisa hampir kena begal mah, gimana ceritanya? " lanjutnya sambil mencoba mengalihkan pembicaraan agar mamanya berhenti tertawa.
Cana mulai menetralkan dirinya sendiri dia menghapus air mata akibat tertawa lalu menghela nafas agar teratur "ya biasa mama ke mall mangga dua langganan mama loh! " Jawab Cana.
"padahal Warren udah bilang loh jangan sering ke mall itu kan jauh dari rumah! mama tau kan bahaya! kan ada Mall lain, bahkan lebih berkelas" Warren.
"kamu tau Ren alasan mama kesana karna awal merintis kakekmu disana! dia awalnya jualan biasa dagangan orang, lalu masuk ke tempat jahit dia mulai desainer sendiri karyanya dan membuat sertifikat setelah mengambil kelas desainer dengan uang yang tak seberapa dari usahanya, disitu juga di bertemu dengan nenek kamu yang warga asing tersesat akibat grab yang dinaiki mogok, disana juga banyak kenangan mama dan mas Antaka ayahmu nak" Cana.
Warren hanya terdiam dia tau betuk usaha kakeknya yang warga asli Indonesia memulai membangun perusahaan dimulai dari toko kecil disana sampe sekarang mendunia dengan karyanya dan merekrut para desainer berbakat lainnya, dari berbagai negara.
"bahkan mama merasa dunia sempit, karna kisah kamu juga bersemi disini juga kan! mangga dua! karna Citra jualan jajanan Kue berkelas disana, berkelas, enak dan murah di kantong" Cana.
"kok mama tau? ".
" iya pas jalan keliling liat toko kue rame, mama ikut ngantri dan enak, gak tau lah itu yang dagang Crush kamu, pesan 1 kotak donat dan kue kacang disana terus mama ke parkiran, pas mau keluar dari basement malah mama dituding pistol sama 3 orang keknya kaya masih remaja gitu pake masker, sampe pak Ari supir kita di pukul sama batu bata pingsan saat mau lindungin mama yang di ikat sama mereka. setelah itu mama mau teriak malah mama di pukul dan mobil dibawa" .
"apa! mama dipukul! jadi kening mama luka akibat pukulan mereka! " marah Warren.
"iya, kamu jangan emosi dulu dengerin, pak Ari pingsan Mama dipukul sampe berdarah dan hampir kehilangan kesadaran, eh mama samar samar denger perempuan dan anak kecil teriak, dan sadar sadar di rumah sakit ini, terus Citra jagain Mama dia bilang jadi inget mamanya yang di kampung, banyak deh kita cerita cerita. sama mama main ditemenin Chayna pas Citra buka toko dia kira mama orang miskin tau sampe dia bayarin rumah sakit ini" Cana.
Warren merasa bersyukur benar-benar doa tak salah menjatuhkan Hati pada wanita.
"mama pas sadar sampe tanya apa dia gak baca berita, dia bilang jarang paling dari gosip teman temannya dia tau, kalo tau kan pasti dia bakal ngambil kesempatan pas liat muka mama gak pake cadar" Cana.
Warren tersenyum lalu mencabut infus ditangannya.
"astaghfirullah Ren! " pekik Cana.
"Warren mau ketemu Citra ya ma, Warren mau berjuang lagi" ucapnya.
"ya gak di cabut sendiri juga infusnya Ren!".
" gak sabar dan takut telat lagi ma! "Warren yang merasa takut dia keduluan orang lain lagi.
" kalo dia menolak jangan kamu paksa nak, keliatannya dia memang tak mau menikah" Cana yang merasa prihatin dengan anaknya yang jatuh cinta sepihak.
dia juga mengira mata Citra rabun padahal banyak loh wanita yang ngejar ngejar putranya karna penampilan Warren mencolok, tapi seketika Cana bangga ternyata ada wanita yang tak termakan kegantengan manusia. Citra benar benar wanita yang baik. Dirinya saja merasa akrab dengan Citra sangat cepat padahal dia paling anti so kenal dengan orang baru.