Ikhsan sedang merasa dunia nya hancur setelah ditinggal oleh Ayu.
Dan pertemuan kembali bersama Shella membuat ikhsan mengingat perasaannya 10 tahun yang lalu dia pendam.
Akan kah ikhsan masih menutup diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ENMom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"kamu laper ngga El?"
"mau cari makan?" tanya Shella
"yuk kita keluar cari-cari makan deket sini"
"ok"
Mereka pun keluar dari hotel untuk mencari makan. Mereka menemukan sebuah rumah makan yang agak lumayan ramai. Mereka pun mencoba makan disitu.
Shella memesan makanan nya, sementara Shinta mencari tempat duduk untuk mereka berdua.
"ramai juga ya"
Shella mengangguk
"rencana kamu mau berapa hari disini El?"
"aku masih belum tau, aku masih mau liburan dulu"
Sembari mereka menunggu makanan datang, Shella melihat sosok yang sangat dia kenal masuk kedalam rumah makan tempat mereka makan, ya itu Ikhsan dia bersama perempuan disamping nya.
Shella terpaku melihat pemandangan tersebut, perempuan itu terus menempel manja ke badan Ikhsan.
"Shella, kamu kenapa?" Shinta merasa aneh dengan ekspresi sahabatnya itu, Shinta pun menoleh ke arah pandangan Shella.
"Brengsek!" Shinta mau berdiri melabrak Ikhsan tapi Shella menahan nya, dia tidak ingin ada keributan disitu. Walaupun dirinya pun menahan amarah nya juga. Shella terus mengatur nafas nya yang mulai sesak, mata nya mulai berkaca kaca.
Shinta menggenggam tangan Shella untuk menguatkan nya.
Apa yang ditakutkan Shella terjadi juga malam ini, dia sudah menyiapkan diri untuk kejadian ini, namun tetap saja hati nya hancur melihat orang yang disayang berdua dengan orang lain. Shella tidak mampu menelan ludah nya sendiri, mulut nya kaku untuk terbuka, rasa lapar yang dirasa pun telah hilang kini.
"mas, pesanan tadi dibungkus aja ya" ucap Shinta. Dia tidak tahan dengan kejadian ini, dia benar-benar kecewa dengan pacar sahabat nya ini. Dia tau betapa setia nya Shella dan berjuang mempertahankan hubungan mereka, tapi yang di dapat Shella sekarang adalah sebuah pengkhiatan. Shinta sungguh tidak terima sahabatnya diperlakukan seperti ini.
Bungkusan pesanan mereka pun datang, Shinta sengaja menarik tangan Shella untuk melewati Ikhsan dan wanita tersebut. Pada awalnya Shella menolak namun entah kekuatan apa yang didapat Shinta sehingga Shella tidak bisa menahan nya. Shinta pun dengan sengaja menyenggol Ikhsan.
"Sorry" ucap Shinta dan berlalu pergi menarik tangan Shella.
"Ella?" Mata ikhsan membulat, betapa terkejutnya dia melihat Shella dan Shinta ada disini.
Shinta terus menarik tangan Shella untuk terus berjalan tanpa memberi kesempatan untuk Ikhsan menjelaskan apa yang terjadi.
"Ella tunggu"
"mas, mba Marshella" tanya wanita itu
"iya aku tau"
"Ella" Ikhsan berlari mengejar Shella dan meninggalkan wanita tersebut. Ikhsan menangkap tangan Shella, namun Shinta mendorong badan Ikhsan.
"Brengsek! Lepasin!" ucap Shinta yang sangat murka. Shella menghela nafas, air mata nya sudah jatuh saat keluar dari rumah makan tadi
"Shin kamu balik dulu ke hotel, aku mau ngomong sama dia"
"El !" ucap Shinta kesal
Shella melihat Shinta,
"kalau bukan karena Shella sudah ku gampar kamu!" dan akhirnya Shinta pergi meninggalkan Shella dan Ikhsan dengan hati yang kesal.
Ikhsan menghela nafas panjang. Dia mencoba memeluk Shella namun Shella menolak, Shella butuh penjelasan bukan sebuah pelukan, walaupun dia rindu tapi dia ingin tau terlebih dahulu siapa wanita itu, kenapa dia selalu menempel manja padanya.
Ikhsan kembali menghela nafas. Dia menggandeng tangan Shella dan membawa nya kembali ke warung tersebut. Ikhsan pun memperkenalkan Shella dengan wanita tersebut.
"ini Widi" wanita itu tersenyum dan mengulurkan tangan nya. Shella pun membalas uluran tangan wanita tersebut.
"cantik kan calon mba ipar mu?" ucap Ikhsan kepada wanita tersebut. Sontak Shella menoleh ke arah Ikhsan. Ikhsan melirik ke arah Shella sambil tersenyum lalu mencubit pipi nya. Wanita itu pun terkejut mendengar Ikhsan memperkenalkan Shella sebagai calon iparnya
"gitu aja nangis, cemburu" ledek Ikhsan
Shella mencubit tangan Ikhsan.
"ya ya ya ampun ampun"
Shella pun melepas cubitan nya.
"serius mas pacaran sama mba Marshella?" Widi hampir tidak mempercayai nya
Ikhsan mengangguk.
"kebetulan Widi melamar pns di dinas kesehatan sini, alhamdulillah keterima dan kemarin baru datang jadi aku yang temani dia, dia juga fansmu, haha" jelas Ikhsan
"maksudnya?"
"aku baca novel nya mba" jelas Widi
"oh makasih, sorry ya sudah salah paham, dia ngga pernah cerita kalau punya adik perempuan" Shella meluruskan kesalah pahaman dan meminta maaf
"ngga apa-apa mba, kita memang ngga pernah tinggal bareng, soalnya aku dari kecil sama mbah, jadi mungkin mas Ikhsan ngga pernah cerita tentang aku, tapi bukan nya mba di Jogja ya?"
"ngga tau ini, kok bisa tiba-tiba nongol disini, main nya jauh banget, kangen banget kayanya sama aku" ucap Ikhsan meledek Shella.
"emang situ ngga? Yowes ta' bali (pulang) ae" ucap Shella menggertak Ikhsan
"yo kangen aku" Ikhsan melingkarkan tangan nya dipinggang Shella, namun dengan cepat Shella menepis tangan Ikhsan.
"tempat umum, banyak orang" Ikhsan tersenyum senang, wajah nya terlihat sangat sumringah karena kedatangan Shella. Wanita yang sangat dia rindukan selama ini.
"terus kamu disini tinggal sendiri?" Shella mencoba memulai obrolan dengan adik nya Ikhsan
"iya mba? Aku ngekost"
mereka pun akhirnya mengobrol sambil menyantap makanan yang mereka pesan.
