Ilea Tirta Mahesa atau sering di sebut ilea ia terpaksa menerima perjodohan dengan lelaki pilihan papanya,dia di jodohkan oleh seorang CEO anak dari keluarga Addison. Perjodohan tersebut dilakukan karena keluarga Mahesa dan Addison ingin mempererat persaudaraan dan menjalin hubungan keluarga yang baik.
Liam James Addison anak pemilik perusahaan keluarga Addison adalah lelaki yang akan dijodohkan oleh ilea. Dia memiliki sifat yang dingin dan cuek terhadap wanita,seakan tidak memiliki ketertarikan sedikit pun terhadap wanita,namun Liam begitu karena ia pernah disakiti oleh seorang wanita di masa lalu .
pernikahan pun di lakukan karena kedua keluarga sudah menentukan hari yang baik untuk melaksanakan resepsi.Bagaimanakah nasib ilea kedepannya?..
HAPPY READING🙌🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aida Fahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pertama Menikah
Pagi ini Ilea terbangun lebih awal, ia melihat kesamping dan mendapati Liam tertidur sangat nyenyak. Ilea menatap lekat wajah pria yang sudah menjadi suaminya itu, dirinya tak menyangka sekarang sudah menjadi seorang istri. Jujur saja ia mengakui ketampanan Liam.
Tanpa sadar Ilea mengelus wajah Liam yang simetris dengan lembut. Di saat sedang mengelus wajah sang suami, tiba-tiba Liam menarik tubuh Ilea untuk masuk ke pelukannya dan yang terjadi selanjutnya.
"Cup" Satu kecupan mendarat di kening Ilea.
Ilea yang mendapati kecupan itu merasa jantungnya berdegup kencang, ini adalah kali pertama dirinya di cium oleh lelaki selain papanya dan itu adalah suaminya sendiri. Ia menatap wajah Liam namun yang ditatap masih menutup matanya.
"Sudah puas lihat nya?" Liam berucap dengan mata yang tertutup, namun tangannya mengelus kepala Ilea.
"E-eh kau sudah bangun?" Ilea mengelakkan pembicaraan.
Liam membuka matanya dan menatap wajah Ilea, ia masih memeluk erat tubuh mungil istrinya. Ilea tak menunjukkan penolakan, ia justru semakin menempel dengan Liam.
"Kau tak perlu malu begitu sayang, akui saja kalau suami mu ini tampan." Tutur Liam sambil mengelus pipi Ilea.
"Ternyata tingkat pede mu terlalu tinggi ya, aku hanya mengelus pipimu saja." Ilea berusaha mengelak.
"Buktinya kau menatap ku begitu sambil senyum-senyum sendiri." Sahut Liam sambil memandangi wajah sang istri.
"Rupanya salah ya memandang wajah suami sendiri?" Tanya Ilea, kini mereka saling beradu pandangan.
"Tidak sayang kalau bisa lebih dari itu."Liam berbisik nakal di telinga Ilea.
Seketika bulu kuduk Ilea merinding saat mendengar itu, ia tau perkataan Liam menuju kearah lain. Dengan cepat ia menangkis ucapan suaminya itu.
"Jangan aneh-aneh ya, nanti aku bilangin mama." Ancam Ilea.
Spontan Liam tertawa mendengar perkataan istrinya, ia tak menyangka kalau istrinya itu begitu polos.
"Silahkan bilang ke mamamu atau kau yang akan ditertawakan oleh mereka." Liam menjawab sambil tertawa.
"Kenapa begitu?" Tanya Ilea bingung.
"Ya jelas mereka akan menertawakan mu, hal itu terdengar aneh. Aku ini suami mu jadi aku berhak meminta kewajibanku." Ucap Liam masih mengelus wajah Ilea.
"Tapi aku belum siap melakukan itu, aku takut." Sahut Ilea sambil menyandarkan kepalanya di dada Liam.
"Tidak perlu takut sayang, aku tidak akan melukaimu." Sambung Liam.
"Aku akan mencobanya ketika aku sudah siap, kau mau menunggu kan?" Tanya Ilea, jujur saja ia merasa berdosa karena sudah menolak namun dirinya masih belum siap melakukan hal itu.
"Aku akan menunggu sampai kau mau." Sahut Liam. Sebagai pria normal tentu saja ia sangat menginginkan malam pertamanya, namun melihat kondisi seperti ini ia tak bisa memaksakan kehendak nya.
Ilea mengelus dada dan perut kotak Liam, ia begitu nyaman dengan aroma maskulin di tubuh Liam, Ilea juga menciumi tubuh sang suami. Mendapati hal seperti itu tentu saja membuat Liam bimbang, pasalnya ia merasakan miliknya yang mengeras di bawah sana akibat perbuatan Ilea.
Ia berusaha menahan hasratnya itu, namun sang istri masih juga bergelayut manja dengan nya. Membuat Liam semakin tertekan di posisi ini.
"Dia sendiri yang bilang belum menginginkan ini namun dia juga yang memancing ku, sial ini sangat menyiksa ku." Ucap Liam dalam hati.
Liam berusaha bersikap biasa saja, sambil memeluk sang istri. Tapi siapa sangka saat sedang berpelukan tak sengaja kaki Ilea menyentuh milik Liam, ia dapat merasakan benda yang mengeras di bawah sana. Ia mengerti hal itu lalu menatap wajah Liam.
"Sayang kau..?" Belum sempat Ilea menyelesaikan perkataannya, Liam langsung mencium bibirnya dan melepaskan pelukan itu.
"Maaf sayang dia bangun sendiri akibat ulahmu, aku akan menyelesaikannya dulu." Ucap Liam bangkit dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi.
Ilea yang melihat itu merasa bersalah, akibat ulahnya Liam harus menuntaskan hasratnya sendiri. Ia merasa gagal menjadi seorang istri.
Setalah itu Ilea bangun dan membereskan tempat tidur, tak berselang lama Liam keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya. Ternyata ia langsung mandi.
Ilea yang melihat pemandangan seperti itu seketika memalingkan wajahnya, ia malu berada diposisi ini.
"Kenapa kau membuang muka mu sayang?"Tanya Liam heran.
"Aku belum terbiasa dengan ini, cepat lah pakai bajumu."Titah Ilea.
"Tolonglah ambilkan bajuku di koperku sayang." Liam berbicara dengan nada manjanya.
Ilea mengambil celana ponggol serta kaos milik Liam, namun saat melihat CD sang suami ia bergidik dan tak bisa membayangkan bagaimana bentuk dalamnya. Tanpa berlama-lama ia langsung memberikan itu kepada Liam, sambil memalingkan wajahnya ke sembarang arah.
"Terima kasih sayang, kalau memberi itu lihat orang nya dong."Goda Liam.
"Cepat lah pakai bajumu atau aku keluar dari sini." Ucap Ilea.
Liam hanya tertawa melihat tingkah istrinya itu, ia langsung mengenakan pakaian yang telah di pilihkan oleh Ilea. Hari ini Ilea dan Liam masih mengambil cuti, jadi mereka akan menggunakan waktu ini untuk me time berdua.
"Sudah sayang." Ucap Liam bersemangat.
Ilea memalingkan wajahnya dan menatap ke arah Liam, "Nah gitu kan tampan." Puji Ilea.
"Suami mu ini kan memang tampan kau saja yang tak menyadarinya." Liam mulai menyombongkan diri.
"Mulai lagi deh."Sahut Ilea memutar bola matanya.
"Haha kan memang begitu, yasudah kau mandilah habis itu kita akan sarapan."Titah Liam .
Ilea hanya mengangguk lalu mengambil handuknya untuk segera mandi, namun tiba-tiba ia mengecup pipi Liam, dan langsung berlari ke kamar mandi dengan cepat sebelum Liam mengejarnya.
Hal itu membuat Liam tertawa geli, pasalnya tingkah istrinya itu sangat menggemaskan baginya.
"Sudah berani sekarang ya?" Teriak Liam dari luar kamar mandi.
"Biarin, satu sama dong tadi kau juga sudah mencium ku." Balas Ilea dari dalam kamar mandi.
"Awas saja nanti selesai mandi, aku akan balas." ucap Liam lalu beranjak menelpon room service untuk memesan sarapan dirinya dan Ilea.
Kini Ilea sudah selesai dengan mandinya, ia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk kimononya. Namun saat melihat kearah kamar ia tak mendapati Liam di sana. Ia mengarahkan matanya ke seluruh penjuru kamar, dan mendapati pintu balkon terbuka.
Ilea yakin pasti Liam berada di sana, tanpa berpikir lama ia menuju ke balkon dan benar saja Liam sedang berdiri sambil melihat pemandangan hotel dari balkon.
Ilea memeluk Liam dari arah belakang, Liam yang menyadari itu segera membalik tubuhnya dan merubah pelukan itu dari arah depan.
"Hmm kau harum sekali sayang." Ucap Liam sambil mencium rambut Ilea.
"Wangi dong namanya baru selesai mandi." Sahut Ilea.
"Istriku memang paling cantik." Puji Liam.
"Iya dong udh bawaan lahir ini." Sahut Ilea sambil tertawa. Liam pun ikut tertawa saat mendengar itu.
"Oh iya sayang mama dan papa sudah pulang kah?" Tanya Ilea sambil menatap Liam.
"Mereka sudah pulang dari tadi malam, saat acara sudah selesai."Jawab Liam.
"Benarkah? Kenapa mereka tak menginap di hotel juga?" Cerocos Ilea.
"Katanya mereka ingin membiarkan kita berduaan."Sahut Liam.
"Owh begitu." Ucap Ilea.
Disaat bersamaan pintu hotel di ketuk, itu adalah pihak room service yang di telpon Liam untuk mengantar makanan. Liam segera membuka pintu dan membayar makanan tersebut.
"Terima kasih mas." Ucap Liam saat menerima makanan tersebut.
"Sama-sama pak, selamat menikmati hidangannya."
Lalu Liam menutup pintu dan mengajak Ilea untuk sarapan terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas yang lain.
Silahkan tinggalkan komen dan jangan lupa like dan subscribe serta berikan dukungan anda 🤗
Karena dukungan Readers adalah semangat untuk Author❤️❤️
🌹🌹🐡🐡 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞
🌹🌹.....
aku udah baca sampai sini thor