NovelToon NovelToon
Dinikahi Kekasih Orang

Dinikahi Kekasih Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Cinta Beda Dunia / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ailah Sarii

Melody Mikayla gadis berusia 18 tahun terpaksa harus menikah dengan Alvaro Evano seorang pria yang jauh lebih tua darinya, bukan usia yang menjadi persoalannya, tetapi Alvaro adalah orang asing baginya dan sudah memiliki kekasih. Alvaro mau menikah dengan Melody karena terjerat masalah di masa lalu, masalah apa yang membuat Alvaro tidak bisa menolak pernikahan itu padahal mempunyai kekasih? Lantas, bagaimanakah kisah pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ailah Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling Membela

Ardiaz tidak sengaja melihat Alvaro yang sedang menikmati teh hangat. Pria itu terlihat duduk santai sambil memandang kolam renang. Pandangannya beralih pada Ardiaz yang baru saja datang.

"Kakak, kan yang udah bikin Melody sedih?"

"Urusan Melody sama aku gak ada hubungannya sama kamu!"

"Jelas ada hubungannya, aku di sini adalah adik ipar sekaligus temannya."

"Sejak kapan kamu mengakuinya?"

Alvaro tidak perlu tahu kapan, yang jelas Ardiaz minta kakaknya untuk tidak berbuat semena-mena pada Melody. Mungkin Melody selalu mengalah, tetapi bukan berarti ia harus kalah. Akan ada waktunya di mana ia bisa bertindak pada orang yang diluar batas kewajaran.

Alvaro bangkit dari duduknya, ia menegaskan pada adiknya untuk tidak perlu memberitahunya apapun agar menjadi baik pada gadis itu. Ardiaz dilarang ikut campur ke dalam masalahnya dengan Melody. Jika memang Ardiaz bersikap layaknya adik ipar, jangan menjadi lebih dari itu tetaplah dalam batasannya tidak perlu ikut campur ke dalam urusan sepasang suami istri.

Ardiaz tersenyum sinis, di saat dipojokkan barulah Alvaro mengakui Melody sebagai istrinya. Namun, di waktu lain tidak menganggapnya sama sekali jadi sebaiknya tidak perlu mengakuinya karena Alvaro juga tidak pernah ada keinginan mengakuinya. Sang Kakak yang kesal mengangkat kerah baju adiknya dengan tatapannya yang tajam.

"Kenapa? Kakak mau pukul aku? Pukul aja, Kak!"

Alvaro menghela nafasnya kemudian melepaskan tangannya dari sana, ia pilih pergi. Ardiaz membenarkan pakaiannya menatap kepergian pria tersebut. Alvaro melewati Melody yang tidak sengaja melihat mereka berdua yang hampir saja bertengkar hebat.

Gadis itu menghampiri Ardiaz mengatakan apa yang terjadi? Ardiaz mengatakan kalau ia sedang mencari keadilan untuk Melody agar tidak diperlukan semena-mena oleh Alvaro yang seharusnya melindungi Melody.

Ia menganggap itu terlalu berlebihan karena tidak mau mereka berdua bertengkar hanya karena membelanya. Ada baiknya Ardiaz jangan mencari gara-gara pada Alvaro agar hubungan mereka tidak hancur. Apapun yang terjadi Melody akan mencari solusinya sendiri, tidak mau membebani Ardiaz.

"Saya tidak mengerti, kurang baik apa kamu? Tapi Kak Alvaro gak pernah menghargai kamu."

"Mas Ardiaz, kan pernah bilang saya jangan memikirkan hal lain tetaplah fokus pada kuliah saya. Jadi, sebaiknya hal ini tidak perlu dibicarakan lagi."

Itu benar, tapi Ardiaz juga ingin Melody bisa dihargai oleh Alvaro. Tidak perlu dianggap sebagai istrinya jika tidak mau, setidaknya anggap Melody sebagai orang yang harus dihargai keberadaannya.

"Mas Ardiaz terima kasih karena udah belain saya, tapi saya harap jangan kayak gini lagi. Saya gak mau kalau hubungan kalian berdua jadi renggang hanya karena belain saya," jelas Melody.

Ardiaz menggelengkan kepalanya, lalu mengatakan kalau ia tidak peduli apapun yang terjadi pada hubungannya dengan Alvaro karena pria itu juga sudah menyimpan rahasia yang besar darinya. Melody menenangkan Ardiaz, ia juga tidak tahu tentang rahasia itu, mereka sama-sama tidak tahu, tetapi bukan seharusnya bertengkar.

"Sebenarnya Kak Alvaro itu baik, cuma mungkin karena dia terlalu cinta sama Serena jadi gak bisa melihat kehadiran kamu dalam hidupnya."

"Ya saya yakin kalau dia baik, cintanya pada Mbak Serena juga terlihat tulus, pasti Mbak Serena sangat beruntung dicintai Mas Alvaro."

"Apakah kamu ingin berada di posisi Serena?"

"Tidak."

"Sedikitpun?"

"Tidak, saya tidak mengharapkan apapun."

Ia belum berpikir sampai ke sana, hatinya saja masih merasa sedih karena sikap ibunya. Mau marah, mau benci, tetapi Melody tidak bisa karena wanita itu adalah orang yang telah berjuang keras demi dirinya. Memaksa padanya untuk memberitahu tentang rahasia itupun rasanya sudah lelah karena wanita itu tetaplah bungkam.

"Kurasa itu lebih baik agar hatimu tidak terluka," ucap Ardiaz yang diangguki oleh Melody.

Pria tersebut masuk ke rumahnya malah bertemu lagi dengan Alvaro, mereka tidak bertegur sama walaupun sempat saling tatap. Hal itu membuat ayahnya merasa kalau kedua putranya sedang tidak akur.

Ardiaz menaiki anak tangga, sedangkan Alvaro turun dari tangga sehingga sang Ayah memanggilnya. Ia menanyakan apakah mereka bertengkar? Alvaro melihat ke arah Ardiaz yang masih berada di tangga paling atas sampai sudah tidak terlihat lagi.

"Nggak, Pa."

"Gak mungkin, Papa tahu kalian."

Mau bohong tidak bertengkar juga percuma karena sebagai orang tua sudah tahu sikap anaknya sendiri. Ia minta Alvaro untuk bercerita apa yang membuatnya tidak bertegur sapa dengan saudaranya itu?

"Itu cuma masalah kecil, Pa."

"Iya apa? Mana mungkin ada masalah kecil sampai kalian gak saling bicara."

Melody melihat Alvaro yang tengah kebingungan karena pertanyaannya itu, sehingga ia mendekati mereka membuat keduanya mengetahui kehadirannya.

"Oh Melody, ada apa?"

Melody minta maaf karena ada yang mau dibicarakan dengan Alvaro. Alvaro heran mengapa gadis tersebut ingin berbicara padanya? Pria itu mempersilakan, Melody ingin berbicara berdua saja sehingga menarik tangan Alvaro.

Alvaro melihat ke arah tangannya dan Melody secara bergantian, gadis itu mengangguk membuat Alvaro mengikuti langkahnya. Jauh dari ayahnya, Alvaro melepaskan tangannya dari Melody, jika memang ada hal yang mau dibicarakan bicara saja tidak perlu membawanya jauh-jauh.

"Maaf, saya sempat mendengar percakapan Mas Alvaro dengannya, jadi saya bawa ke sini supaya papanya Mas Alvaro gak nanya lagi."

Ia diam sejenak, benar juga apa yang dikatakan Melody. Ia sudah diselamatkan oleh Melody hanya saja terlalu gengsi untuk mengucapkan terima kasih. Ia hanya berkata mengerti apa yang dilakukan Melodyi kemudian pergi meninggalkannya. Alvaro masuk kamarnya meraih kunci mobil kemudian pergi meninggalkan kediamannya.

Ardiaz mengikuti jejaknya, ternyata Alvaro bertemu dengan Serena yang sedang menangis di taman. Ardiaz mengerutkan keningnya ketika melihat mereka. Alvaro sempat menarik kepala Serena kedalam pelukannya untuk meredam kesedihan. Adiknya menggelengkan kepalanya, lalu pergi meninggalkan mereka.

Ardiaz pergi ke kafe duduk santai di sana, kebetulan Alex baru saja datang melihat pria tersebut sehingga ia ingin duduk bergabung dengannya. Alex ini sengaja mau bergabung dikarenakan ingin mengambil hati orang yang dianggap sebagai saudaranya Melody.

"Mas Ardiaz sudah lama di sini?" tanya Alex ketika sudah duduk di dekatnya.

"Baru aja, kalau kamu mau pesan makanan atau apapun, pesan aja nanti saya yang bayarin."

"Gak usah Mas, seharusnya saya yang bayarin."

"Kenapa?"

Alex terdiam, ia baru sadar seharusnya tidak berkata seperti itu, "Nggak."

"Jadi mau bayarin apa yang saya pesan?"

"Iya," jawabnya.

"Baiklah."

Ardiaz memanggil pelayan, ia memesan banyak makanan membuat Alex terkejut bagaimana ia membayarnya sebanyak itu? Uangnya bisa habis dikarenakan ulah Ardiaz.

Ardiaz berkata sambil tersenyum, "Saya udah pesan, nanti kamu yang bayar, ya."

"Mas Ardiaz yakin pesan sebanyak ini bakal habis?"

"Kita lihat saja nanti, jangan khawatir."

Alex memaksakan bibirnya untuk sedikit tersenyum sambil mengangguk pelan. Semuanya sudah terlanjur, kalau tahu akan terjadi hal seperti ini lebih baik tidak ikut duduk dengan Ardiaz. Setelah yang dipesan datang, Ardiaz malah membagikannya pada pengunjung lain, tentu saja mereka senang sedangkan Alex hanya terdiam memandangi hal tersebut.

1
Yuni Ngsih
wah Thor lg asyik baca tentang Melody & Aldiaz dipotong....certranya oke....👍👍👍
Piet Mayong
yang harus dilakukan ya mandi dgn air segentong biar encer tuh otak
Aurora
Luar biasa
Sunshine🤎
Hi Thor aku mampir 1 🌹 untukmu, yuk intip karya aku/Bye-Bye/
Ibran Hidayat
keren alur ceritanya
Ibran Hidayat
lanjut kak
Jelosi James
Paragraf tiap halaman bikin saya ikut terbawa cerita.
Aurora: ceritanya menarik bikin penasaran
Ailah Sarii: Terima kasih sudah mampir, Kak 😊
total 2 replies
bunda Qamariah
Wow😍 alurnya keren! Semoga sukses selalu ya😍😍😍
Ailah Sarii: Terima kasih sudah mampir, Kak 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!