NovelToon NovelToon
Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:21.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lestari

Selena Almaheera, mahasiswi lulusan kedokteran dengan prestasinya yang luar biasa. tak sedikit orang memujanya karena kemampuan yang hebat saat beraksi diruang operasi. namun, pada suatu hari takdir buruk menyeret dirinya ke dalam lubang malapetaka.
Diego Ethan Federico, bajingan kelas kakap yang tampan rupawan dan kaya raya. ia meneruskan dunia hitam sang papa juga pewaris utama dari pasangan Matteo Denaro Federico dan Natalia Avila Beltran.
Pertemuan pertama saat dalam keadaan sekarat menjadikan bos mafia itu terobsesi pada dokter cantik yang menanganinya kala itu, hingga satu tahun sudah berlalu keduanya dipertemukan kembali saat dokter cantik itu menangani Sania Ainsley Beltran, yang tak lain adalah adik kandungnya.
Diego sadar obsesinya pada Selena itu bahaya dan ingin menguasai seluruh hidupnya. akan tetapi, ada sang kakak yang justru ikut terlibat dalam perasaan cinta itu.
Lantas siapa diantara dua mafia kakak beradik itu yang berhasil mendapatkan dan meluluhkan hati Selena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20

Carla memasang anting mutiara dikedua telinganya, menatap pantulan wajahnya melalui kaca dashboard. bibirnya merah merona senada dengan gaun yang ia kenakan, aroma wangi dari tubuhnya menguar ke udara. wanita itu mengoreksi diri, menata rambut, dan memeriksa kecantikan wajahnya sebelum keluar dari dalam mobil.

Di sambut dua pengawal berbadan besar dan tinggi, bangunan megah ditengah hutan menjadi arah fokusnya. ini kali pertama ia datang setelah bersahabat dengan Ethan selama 21 tahun. pria itu menyembunyikan segala hal tentang tempat tinggal maupun kehidupan pribadinya, bahkan keluarganya sekalipun tidak mudah menebak kemana arah kaki pria itu melangkah.

Mengibaskan rambutnya ke belakang, Carla berdiri anggun dengan gaun indah semata kaki. wanita itu sengaja memakai pakaian menantang dengan belahan yang nyaris memperlihatkan pangkal paha, melangkah sedikit saja akan membuat gaunnya tersibak kesana-kemari terbawa angin hingga menampilkan kaki jenjang dan kulit yang mulus.

"Dimana bos kalian?" tanya Carla merekahkan senyuman.

"Ada di dalam nona, bos sudah memberikan anda akses untuk masuk"

"Tentu saja, Ethan harus memberiku akses supaya aku tau bagaimana bersikap terhadap rumah yang akan ku tempati kelak" ucapnya percaya diri dengan mata yang berbinar ingin cepat-cepat menjadi pendamping sang bos mafia.

"Oh, astaga.....rumah ini menyeramkan dari luar, tapi ada banyak keindahan dari dalam. termasuk pemiliknya sekaligus perabotan yang begitu mewah" bergumam kecil seraya membayangkan semua aset kekayaan Ethan. orangtuanya saja kaya raya, apalagi anaknya.

"Ikuti kami, nona"

Carla mengikuti dua pengawal di depannya, luas mansion tak bisa ia ia jabarkan. saat ini ia melewati tanjakan mirip tangga, kanan kiri terdapat pohon-pohon tinggi kemudian pintu utama terlihat besar dan mewah. saat tiba di depan teras, Carla baru sadar bahwa semua pekerja disana adalah laki-laki. terbukti dari penjaga sekitar rumah, gerbang, bahkan tukang kebun sayur dan buah. ia juga tercengang melihat hewan peliharaan Ethan yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. ada kuda, harimau, serigala, dan lainnya.

"Apa aku boleh masuk?"

"Silahkan, nona"

"Aku tidak tau persis dimana Ethan berada, di ruang kerjanya atau di kamarnya? bisa beritahu aku?"

"Bos ada di ruang tengah, begitu masuk anda sudah bisa menemuinya" jawab salah satu pengawal.

"Oke, baiklah, terimakasih"

Tidak membuang kesempatan emas, iapun masuk dan langsung disuguhi kemewahan seisi rumah, bukan pertama kali melihat benda-benda berlapis emas, tapi kali ini berbeda karena berlian-berlian ikut mendominasi kemewahan isi rumah itu.

Carla mematung menatap sekeliling hingga suara wanita mengejutkannya. "Tuan Ethan sedang mandi, nona. silahkan duduk sambil menikmati cemilan"

"Tuan juga berpesan kepada saya, kalau anda diminta menunggu di ruang pertemuan, ada di sebelah ruang ini, mari nona saya antar" jelas Martha menyampaikan pesan sesuai perkataan Ethan.

"Begitu ya? kalo aku boleh tau, dimana letak kamarnya?"

"Ada dilantai dua, nona"

"Kalau begitu aku akan naik ke lantai dua, aku dan dia sudah ada janji bertemu, aku bosan jika harus menunggu sendirian, tolong tunjukkan sebelah mana kamar pribadinya?" ujar Carla meminta lebih.

"Tenang saja, Ethan tidak akan memarahimu. aku yang akan menanggung jika dia menyalahkanmu, okay?"

Martha tampak berpikir, sulit mengiyakan karena perintah sang bos menyuruhnya menunggu di ruang pertemuan. Carla selalu saja seperti ini, menganggap rumahnya sendiri dan semena-mena.

"Ayolah, Martha. kau mengenalku sudah cukup lama, jelas kau tahu aku adalah tamu penting bos mu"

"Ah, ya......sejak kapan kau bekerja disini? seharusnya kau ada di mansion Darren"

"Iya, nona. tuan Ethan meminta saya bekerja disini karena kesulitan membersihkan rumah mengingat semua pekerja disini sebelumnya laki-laki semua" jawab Martha beralibi.

"Itu bagus, justru harus seperti itu. Darren punya banyak pelayan di mansionnya, sedangkan Ethan tidak. ya, aku setuju dengannya"

Melipat tangan di depan dada, Carla merasakan tenggorokannya seperti terbakar. perjalanan dari kota sampai ke rumah pria itu memakan waktu cukup lama, sekitar dua setengah jam dan selama itu pula ia tidak merasakan setetes air vodka. sekarang, ia menginginkannya.

"Buatkan aku minuman, bawakan ke lantai atas karena aku harus segera menemui Ethan" ucapnya mengambil keputusan, Martha mau tau mau mengangguk kemudian melenggang pergi menuju dapur.

"Sepi sekali....tapi, tidak apa-apa. ini justru kesempatan bagus untuk aku bermain bersama Ethan sampai malam bertemu malam" Carla terkikik geli sembari membenarkan high heels.

Dia mulai menaiki tangga, mansion senyap bagaikan tak berpenghuni. banyak lorong yang ia tidak tau menuju kemana, arah fokusnya tetap satu mencari letak kamar pribadi Ethan sesuai petunjuk Martha.

"Ini pasti kamarnya" batin Carla dalam hati.

CEKLEK

"Oh my eyes....."

"Carla, apa yang kau lakukan disini!" bentak Ethan berdiri sexy. handuk putih melilit bagian pinggulnya, sedangkan dada bidangnya terbuka sexy disertai air yang terus menetes.

Carla meneguk saliva, hasratnya naik kemudian ia menutup pintu. "Aku sudah menunggu lama di bawah, tapi kamu lama turun"

"Apa kamu baru selesai mandi?" tanyanya dengan tersenyum nakal.

"Kau bisa melihat"

"Aku boleh masuk? kita perlu bicara"

"Tunggu aku di bawah, aku tidak suka kau lancang masuk ke dalam kamarku!"

"Kurasa ini bukan kamar pribadimu, tidak mungkin mafia sepertimu memilih kamar nuansa putih terang" berjalan mendekat, Carla menyentuh meja sepanjang melangkah. memutari tubuh Ethan lalu berhenti di depannya.

"Pasti ini kamar untukmu menghukum seseorang, misalnya cumbuan panas atau bermain satu malam?" tambah Carla semakin gila dengan pemikirannya.

"Kau ini bicara apa? jelas kau lama mengenalku, aku tidak pernah bercumbu dengan wanita j4lang!"

"Yeah.....semua itu karena ku, bukan?" Carla mendekatkan tubuhnya, meraba dada bidang Ethan kemudian berbisik. "Bagaimana menurutmu? apa aku terlihat cantik hari ini?"

Ethan menatap sekilas pada penampilan Carla, mendesah panjang karena pakaian minim dan kurang bahan menempel ditubuh wanita itu. pandangannya naik, ia mengakui kecantikan Carla dengan riasan natural dan lipstik merah merona.

"Bagaimana menurutmu?"

"Sahabatku selalu cantik!" jawab pria itu menahan nafas, tubuhnya mulai bereaksi setelah disentuh oleh wanita yang ia sebut sebagai sahabat.

"Jangan macam-macam, aku tidak suka dengan sikapmu yang seperti ini!" peringatnya.

Carla berjinjit menghirup dalam-dalam aroma maskulin tubuh Ethan dan sengaja menggigit daun telinganya. "Aku merelakan tanganku yang cantik untuk mengemudi selama dua setengah jam, datang sendiri tanpa pengawal. apa menurutmu, aku ini tidak pantas mendapat jamuan hangat darimu, hm?"

"Kau sendiri yang ingin menemuiku berasalan terkait perusahaan, kita bisa bicara diluar!"

"Itu tujuan keduaku, yang pertama tentu bertemu denganmu. I really miss, Ethan"

"Kendalikan dirimu, Carla. aku tidak mau menganggapmu sebagai pel4cur!"

"Sejak pertama kali kamu menyentuhku, aku sudah menjadi pel4curmu, tuan mafia!"

Ethan tercengang, ia mengaku salah. malam itu, seharusnya tidak terjadi. ia terpengaruh alkohol hingga tanpa sadar menyeret Carla ke dalam kamar. tapi, meskipun kesadarannya dikuasai alkohol, Ethan bersumpah bahwa ia hanya bercumbu tidak sampai berhubungan intim"

"Kau menganggap ciuman sebagai bercinta, otakmu kecil sekali" ucap pria itu mendorong tubuh Carla hingga mundur beberapa langkah.

"Kamu yang pertama, tidak ada laki-laki yang berani menyentuhku bahkan sekedar berciuman. kuharap kamu tau rasanya di beri harapan lalu di hempaskan"

"Keluar, cari tempat untuk bicara!"

"Kenapa tidak disini saja? tempat ini tertutup dan tidak ada satupun orang bisa mendengarnya" sahut Carla duduk ditepi ranjang sembari menyilangkan kaki hingga paha mulusnya terpampang jelas.

"Bicara baik-baik atau tidak perlu bicara sekalian!" ancamnya menahan marah.

Carla tersenyum, ada banyak rencana di dalam otaknya, perlahan Carla melepaskan tali gaun, membuka belahan dadanya, kemudian tidur diatas ranjang dengan posisi miring. satu tangan menyangga kepala dan gerakan bibir menarik perhatian sang mafia.

Ethan sampai tak habis pikir, wanita itu selalu mencari cara agar bisa bercumbu dengannya. ia menahan mati-matian karena menghargai pertemanan, tapi justru Carla mati-matian membobol pertahanan hasratnya.

"Hanya sebentar, aku tau kau lelah bekerja. apa salahnya melepas penat?"

"Atau.....kau mau aku kecewa dan melaporkan perilaku burukmu pada Sania, hm?" Carla mengancam balik.

Tak ada jawaban, Ethan sibuk memakai pakaian dan bersiap untuk keluar. Carla kecewa kemudian bangkit dan mengeluarkan selembar kertas dari dalam tas mewahnya.

"Aku mengundurkan diri, malas bekerja sama dengan orang yang tidak menghargainya kerja kerasku!" membanting kertas diatas ranjang, lalu ia hendak keluar menghentakkan kaki.

"Jangan menguji kesabaranku, Carla!" Ethan menahan tangan wanita itu. "Aku tak akan segan-segan menghancurkan hidupmu!"

"Siapa yang menguji? aku datang dengan bertaruh nyawa kesini, tapi apa yang ku dapat? sikap ketusmu!"

"Sudah ku katakan, kita bisa bicara diluar kamar. apa otakmu berubah bodoh setelah satu bulan di Amerika?"

"Tega sekali bicara seperti itu padaku, aku disana karena bekerja membangun perusahaanmu. jadi ini hasil kerja keras ku? dasar pria-"

Dorongan kasar menghimpit dirinya ke dinding, Ethan membungkam mulutnya dengan ciuman panas. ia tak suka saat wanita itu mengumpat atau merengek, ia masih tau balas budi atas kerja keras Carla.

Tersenyum penuh kemenangan, Carla mengalungkan tangan dileher Ethan, bersuka rela tubuhnya dicumbu, disentuh, dan dinikmati oleh pria itu. hasratnya mulai naik ketika tangan kekar menyibak gaunnya ke atas.

"I got you, honey........ahhh pelan-pelan!"

"Berani ku mengancamku, hm?" erang Ethan bermain didepan dada.

"Ouh.....yeah......fucking shit, tekan lagi!"

"Pelankan suaramu!" ucapnya sembari merobek gaun wanita itu hanya dengan satu tarikan kasar.

"Nikmati tubuhku, cumbu aku sebanyak yang kamu mau, sayang" bisik Carla melempar kepala ke belakang saat lidah hangat Ethan menyesap puncak miliknya.

"A-ahhh...."

"You're so hot you are dashing, and .....ouh fuck!" des4hnya tak tertahankan.

"Kau mau apa?" tanya Ethan terengah.

"Bercumbu denganmu" jawab wanita itu, wajahnya berantakan.

"Kau yakin?"

"Tentu saja"

"Aku mencintai wanita lain, masih ingin lanjut?"

Senyumnya luntur, Carla mengernyit lalu berucap. "Siapa yang berhasil mencuri hatimu?"

"Kau tidak perlu tau, tapi kenyataannya aku mencintainya dan tidak mencintaimu" jelas pria itu menohok, sengaja ingin tau reaksi sang sahabat.

"Tidak boleh, kau tidak boleh mencintainya. aku tidak peduli seberapa besar kamu mencintainya, kamu hanya milikku seorang!"

Carla menyambar bibir Ethan dan tidak memberikan kesempatan untuknya bicara. ia memperdalam ciuman dan disambut hangat oleh keahlian pria itu dalam memuaskan.

Suara erangan merdu membuat Ethan semakin menjadi-jadi. "Miliki aku sepenuhnya, i'm only yours alone, damn i can't wait to have sex, arghh!"

"Fuck me, please...."

Carla mendorong tubuh Ethan hingga terjerembab ke atas ranjang. buru-buru wanita itu merangkak menaiki tubuhnya. tangannya bergerak melepas kancing kemeja lalu melemparnya asal. ciuman kembali panas, kali ini Carla yang memimpin permainan.

"Fuck.....ahh!!!"

"Jarimu sangat nakal, tapi aku suka, ayo teruskan!"

Selena mematung di depan pintu, melihat dua manusia bergelut menuntaskan kepuasan. ia tidak bergerak, merasakan gemuruh dalam dada yang sekan mencabik jiwanya, kakinya pun lemas tak berdaya.

Apa ini? setelah kesuciannya direnggut, memutuskan hidup bersama Ethan, dan mendengar pengakuan cinta darinya. sekarang justru bercumbu dengan wanita lain tepat dihadapannya.

Sakit? tentu saja, bahkan Selena tak sanggup menahan diri hingga luruh di balik dinding. dia menekan dada kuat-kuat dan me mengatur nafasnya. suara des4han dari dalam seakan membuat jiwanya terpisah.

Hatinya perih, jantungnya berdetak tidak karuan. Selena mengusap air matanya, lalu menegarkan dirinya, bangkit dan menutup kembali pintunya. ia berjalan cepat menuruni tangga, meninggalkan dua orang disana. entah apa yang mereka lakukan lebih lagi, Selena tidak mau tau dan memilih pergi.

"Miss Selena?" panggil Martha bertemu di tengah tangga. "Ada apa? kenapa menangis?"

Kakinya terasa lemah, namun tetap dipaksakan menuruni tangga. Martha mengejar dan menahan langkahnya.

"Bukankah itu makanan untuk tuan Ethan? kenapa tidak kamu berikan? dan.....kenapa kamu menangis?"

"Tidak, ini hanya kelilipan"

"Kenapa lari tergesa-gesa? apa terjadi sesuatu?"

Selena menggeleng. "Aku mau buat makan malam, kamu bisa membantuku memasak di dapur?"

"Itu tugas Darius, lagipula jika tuan tau kamu memasak dia akan marah besar, mengingat kita semua di tugaskan memantau mu sampai sehat" tolak Martha demi kebaikan.

"Martha, aku sehat. kenapa aku diperlakukan seperti orang sakit?"

"Kami semua tau dengan permasalahan tadi pagi, tuan menyuruhmu beristirahat dan tidak perlu melakukan aktivitas apapun" sahut salah satu pelayan mengambil alih nampan.

"Aku mau memasak, menghidangkan makanan untuk tuan Ethan. tolong jangan melarangku!" dengan rasa sakit menyayat hatinya, ia berusaha menutupinya agar terlihat baik-baik saja.

"Baiklah, aku akan minta Darius untuk membantumu supaya makan malam bisa tepat waktu" jawab Martha tak ada pilihan lain.

Selena diam sejenak, memejamkan mata mengusir denyutan di kepala. "Aku melihat ada mobil di depan, apa ada tamu yang datang?"

"Oh, itu tamu tuan Ethan yang datang dari kota. mereka sedang bicara di ruang pertemuan"

"Ruang pertemuan? tidak, mereka sedang sibuk bercumbu dan melupakan keberadaanku" batin Selena pilu.

"Martha, kamu boleh ke dapur dulu. aku mau ke kamar mengambil obat, aku lupa belum meminumnya hari ini" ujar Selena beralasan.

"Kalau sedang sakit tidak usah memasak, kesehatanmu lebih penting"

"Tidak apa-apa, aku mau bersikap baik mengambil hati tuan Ethan" alasan paling masuk akal. ya, meksipun tidak tau obat apa yang Selena katakan.

"Kalau begitu, aku akan menyiapkan bahan-bahannya" ucap Martha dan dapat anggukan kepala dari Selena.

Selena mengentikan langkah, terdiam sejenak di samping pintu. memukul dadanya kuat-kuat, mencoba menegarkan hatinya.

"Pakai dulu kemejaku, aku akan meminta pelayan menyiapkan pakaian untukmu!" kata Ethan meninggalkan Carla yang tak berdaya diatas ranjang.

1
Neneng Dwi Nurhayati
bodoh Sania, keluarga mafia mau dihasut
Sri Ayu
lanjutt.... mana smabungngannnyaa
lestari: tunggu ya...
total 1 replies
Areum
Bilang nya Ethan g main perempuan cerita sebelumnya main sama ular d kolam renang juga sofa 🤔
Yulleanz Yuniie
mana kelanjutan nya
Yulleanz Yuniie
ayo lanjutkan
whiteblack✴️
loh gimana ceritanya tuw??
ternyata mereka punya masa lalu gelap 😨
Neneng Dwi Nurhayati
biar rasa
Neneng Dwi Nurhayati
keren kakek matheo
whiteblack✴️
Gila 😤😒😣
lebih Rumit berurusan dg Mafia Selene ...bisa merasakan skenario Mafia seperti itu😤😔😑
whiteblack✴️
tunggu dulu darren tau masalah itu? kok banyak Rahasia 😤
whiteblack✴️
😨 serius ini lah kok bisa????😤 tapi darren cocok sebagai kakak kandung 😤😔
whiteblack✴️
Merasa Kehilangan eh ethan setan , maaf ya aku pilih darren dari pada loe setan😏
Neneng Dwi Nurhayati
asti Ethan
gak bisa kak buat Selena pergi dulu dari Ethan biar dia sadar semua kelakuannya
kasian disiksa terus Selena
Neneng Dwi Nurhayati
buat Selena pergi sama kakak Ethan Thor, biar Ethan berfikir
Neneng Dwi Nurhayati
tinggalin Ethan ser, kalau pilih Ethan ada cewek ular,adiknya, orang tua nya yg bakal nyiksa & nghina.
semoga kak author bikin cerita Selena pergi dari Berlin dan ikut daren ke L.A
whiteblack✴️
😤 JANGAN BODOH SELENE😤😒
whiteblack✴️
aku setujuh darren lebih baik selene LEPAS dari JERATAN ethan Setan tuw😤 selene terimalah demi baby🥺
whiteblack✴️
aku setujuh perkataanmu selene, memang cocok ethan setan hatinya mati😎
whiteblack✴️
😤.... 😒......😡😡😡😡😡.... situasinya masih berkabut, chap ini bikin Selena menderita lebih baik menjauhsejauh mungkin biar ethan menyesal seumur hidupnya😡🤬🤬🤬🤬
Neneng Dwi Nurhayati
bagus Selena, gugurin aja,biar tau Ethan, gmna rasanya, jadi elena, pergi jauh dari orang2 toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!