Ami adalah sahabat Diva. Merka berteman sudah dari semenjak SMP hingga sekarang. Diva mempunyai seorang kakak laki - laki yang sangat tampan membuat Ami jatuh cinta.
Wisnu nama kakak laki - laki Diva tengah galau dengan nasib rumah tangganya merasa terhibur dengan kehadiran Ami. Mereka mulai sering bertemu dan jalan bareng.
Hubungan keduanya semakin jauh dan tidak terkendali sehingga membuat Ami hamil. Semua keluarga Wisnu jelas saja kaget dan tidak terima. Tapi berkat perjuangan Wisnu yang menjelaskan keadaan rumah tangganya yang sebenarnya membuat kedua orang tuanya memberi restu,asalkan Wisnu terlebih dahulu menceraikan istrinya yang tertangkap basah berselingkuh dengan atasannya dikantor.
Takdir berkat lain saat Wisnu akan meminang kekasihnya tiba - tiba ia mengalami kecelakaan dan membuat memorynya tentang Ami hilang. Ami yang sudah lelah berusah memulihkan ingatan Wisnu memilih pergi.
Akankah ingatan Wisnu kembali?Bagaiman nasib Ami? Akankah cinta mereka bisa bersatu ke
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Akhir - akhir ini Wisnu dan Ami jarang sekali bertemu,paling mereka hanya komunikasi melalui ponsel mereka.
Wisnu selalu di sibukkan dengan mertuanya yang meminta tolong ini dan itu. Wisnu sudah merasa bosan diperlakukan seperti itu oleh mertuanya. Apalagi istrinya juga sering tugas keluar kota.
"Mas besok pagi aku berangkat ya?" Ujar Nia disela ia mengoleskan skincare di wajahnya supaya selalu terlihat cantik.
"Emang kamu mau kemana?" tanya Wisnu memperhatikan kegiatan istrinya yang tengah duduk di meja riasnya.
"Besok aku harus ke Bali,mas. Ada sebuah proyek yang mesti aku langsung tinjau kesana. " jelas Nia masih sibuk dengan perawatan tubuhnya.
Tidak salah jika Nia selalu nampak cantik,perawatan yang ia pakai bukan kaleng - kaleng. Kata pepatah Uang itu tidak bohong. Jika punya uang apapun bisa kita lakukan.
"Kok dadakan sih?" tanya Wisnu mulai tidak suka dengan kerjaan istrinya yang selalu dadakan.
"Sebenarnya sudah satu minggu yang lalu rencananya, mas. Tapi aku lupa mengataka,maaf."Nia berjalan kearah suami ya yang tengah duduk di pinggir ranjang.
Nia bergelayut mesra di bahu suamimu . Tapi Wisnu sama sekali tidak merespon. Entah kenapa ia tidak seperti dulu yang akan langsung membalas sikap manja istrinya.
Di kepalanya saat ini hanya ada Ami. Hadiah kecil itu telah menguasai harusnya. Posisi Nia sudah tergantikan oleh nama lain.
Hubungan keduanya makin hari makin hambat. Merka akan bertemu saat malam tiba dan itu pun kadang salah satu diantara mereka sudah ada yang tertidur atau pura - pura tidur.
Keesokan harinya istrinya sudah berangkat pagi - pagi sekali. Nia sama sekali tidak membangunkan dirinya sekedar pamit. Wisnu termenung duduk di pinggir ranjangnya. Ia tidak habis pikir dengan rumah tangganya yang sekarang. Apakah ia akan bertahan atau sebaliknya?
Saat ia sudah rapi dengan pakaian kantornya indra pendengarannya mendengar suara yang begitu ia rindukan. Ia bergegas keluar melihat sosok suara itu. Wisnu merasa kecewa sebab sosok itu sudah tidak ada kelihatan sama sekali.
"Kemana tuh bocah, perasaan tadi aku mendengar suaranya." Wisnu celingukan membaut sang mama yang kebetulan lewat menegurnya.
"Kamu lagi cari apa?" tegur mama membuat Wisnu sedikit terlonjak karan kaget
"Perasaan tadi aku dengar suara Diva dan Ami,tapi kok bocah udah ga ada." ujar Wisnu denga mata masih kiat sana sini.
"Mereka baru saja jalan?" jawab mama.
" Jalan,jalan kemana,ma?" tanya Wisnu kepo.
"Ga tau,tadi mereka bilang mau mencari alat - alat buat ujian praktek kalau ga salah." jawab mama." Istrimu mana?" tanya mama yang sedari tadi tidak melihat batang hidung menantunya.
" Kayanya tadi subuh ia sudah berangkat, ma." jawab Wisnu dengan wajah di tekuk.
"Maksudnya kamu ia pergi?pergi kemana?"tanya mama heran.
"Semalam sempat ngomong sih,katanya mau tugas keluar kota. Aku ga tau kalau ia sudah berangkat sepagi ini." wajah Wisnu terlihat kesal.
"Dasar istri ga punya otak. Kalau pergi itu ijin dulu,kek. Mama merasa aneh deh dengan kelakuan istri kamu akhir - akhir ini. Masih iya sih sering banget tugas keluar kota?" Ungkap mama mencoba membuka hati putranya yang terkesan santai saja dengan kelakuan istrinya.
Wisnu juga merasakan hal yang sama dengan apa yang mamanya katakan. Apakah ia harus mulai menyelidiki istrinya?