Ratunya Sang Mafia

Pagi seperti biasa, Hans datang ke mansion dan ya, laki-laki berperawakan tinggi tegap itu sangat terkejut saat tahu ternyata Alex sedang di rawat karna sakit.

Tadi sebelum akhirnya dia merenung di meja makan, Hans sudah bersemangat untuk menjemput tuannya berangkat ke kantor, tiba-tiba ia kaget melihat Alex yang ternyata terbaring di atas ranjang nya.

Alana pun menceritakan tentang kondisi Alex kepadanya.

"Aku ingin istirahat dulu, bilang pada yang lain aku tidak ada, semua urusan akan di wakilkan yang lain," kata pria itu.

Hans mendengar nya sontak langsung membungkukkan badan sampai seratus delapan puluh derajat, dia merasa menyesal sekaligus lalai karna sama sekali tidak tahu jika tuannya itu sedang sakit.

"Sudahlah tidak perlu berlebihan seperti itu, sekarang aku baik- baik saja, " ungkap Alex, saat Hans mengutarakan rasa penyesalan dan permintaan maaf nya dengan sangat mendramatisir.

Mengingat itu semua membuat Hans mengacak-acak rambutnya frustasi. Sellyn yang memperhatikan tingkah pria tersebut sejak tadi sambil nyemil buah stroberi, hanya geleng-geleng kepala prihatin.

"Sudahlah kawan. Jangan terlalu di bawa stres, toh lagipula tuan mu itu sudah di rawat oleh istrinya kan, " seru sellyn sambil merangkul Hans, kasihan juga melihat laki-laki ini frustasi seorang diri.

Hans menghela nafas singkat. "Bukan karna itu jeslyn, kau tidak mengerti. Aku bukan hanya lalai tapi juga menyesal karena tidak ada di saat tuan Alex sedang membutuhkan asistennya. "

Sellyn berdecak kagum. "Jika ada kontes orang yang paling setia kau pasti akan langsung keluar sebagai pemenang. Lihatlah pengabdian mu ini, ck, ck. " Sellyn berkata seperti itu sambil tangannya menepuk bahu Hans dengan bangga.

"Patut di acungi jempol. " lanjutnya kemudian. "Tapi saran ku jangan terlalu memikirkan nya, itu hanya membuat mu stres. Toh bukan hanya kau yang menjadi bawahannya, akupun sama. Kita tuh sudah seperti kaki dan tangan Alex."

"Tapi aku santai- santai saja karna tahu Alex sudah memiliki perempuan di sisinya yang bisa dia andalkan. "

Hans nampak merenungi kata- kata sellyn. Memang ada benarnya juga dengan apa yang di kata kan wanita di samping nya ini.

"Kau sendiri, kapan memiliki perempuan di samping mu untuk merawat mu? " celetuk sellyn pada pria berkulit langsat itu. "Umur mu sudah lebih dari cukup untuk membangun sebuah rumah tangga. "

Hans memutar bola matanya, malas. "Aku belum memikirkan sampai ke sana. "

"Ah yang benar? lalu bagaimana dengan adik perempuan tuan Alex? siapa itu namanya. " Sellyn nampak mengingat- ngingat. "Ah ya benar, krystal. "

"Ck, kenapa jadi membicarakan ini sih? " Hans terlihat sekali sangat sensitif dengan topik yang di bicara kan. Dia memang memendam perasaan untuk krystal tapi tidak ingin orang lain menyadari perasaannya itu. Hans hanya ingin fokus pada pekerjaannya dulu.

"Baiklah baik aku tidak akan membicarakan nya lagi. " Sellyn sontak tertawa. "Sensitif sekali seperti wanita yang baru datang bulan. " kelakar nya.

"Begini saja, daripada kau terus menerus merasa kepikiran, bagaimana jika kita berkerjasama untuk semakin mendekatkan hubungan tuan Alex dan Alana. " cetus sellyn setelah terpikirkan sebuah ide.

Hans menoleh menatap wanita berwajah blesteran belanda tersebut.

Memang sih Hans juga menyadari jika tuannya itu akhirnya memiliki perasaan untuk Alana gadis yang awalnya dia sandra. Setelah waktu itu Alex meminta nya untuk mengirimkannya foto- foto Alana, Hans sudah menyadari itu semua.

"Bagaimana? mau tidak?" wajah sellyn nampak meyakinkan pria itu. "Jika hubungan Alex dan Alana semakin dekat kan kita juga yang merasa ikut bahagia. "

Hans akhirnya mengangguk. "Baiklah aku ikut pada mu saja. "

Sellyn menyeringai senang. "Oke, kita mulai eksekusi."

...----------------...

"Ada apa kalian menemui ku berbarengan seperti ini? " ujar Alex bertanya pada kedua bawahannya yang sudah mengikutinya sejak lama tersebut.

Hans menatap sellyn. Berharap wanita itu sudah benar-benar matang menyusun rencananya.

"Ekhem!Begini tuan, hari ini kita ijin untuk cuti berlibur, " ujar sellyn dengan riang nya, seperti tanpa beban sementara Hans di sampingnya sudah melotot, ingin protes.

"Liburan? " Alex mengerutkan kening, ia kemudian menatap Hans di depan nya. "Hans bukankah sudah ku perintah kan ke kantor untuk menggantikan ku? kenapa kau masih ada di sini? "

"Anu tuan, itu--" sebelum Hans berbicara lebih lanjut sellyn lebih dulu membekap mulutnya membuat Hans tidak bisa mengeluarkan suaranya.

"Ah kau tenang saja tuan, di kantor mu yang besar itu kan sudah banyak karyawan berbakat yang bisa menggantikan Hans. Lagipula selama ini Hans sudah lama mengabdi untuk mu, dia juga butuh liburan. "

Alex nampak termenung. Apa yang di katakan sellyn memang ada benarnya, sudah lama sekali Hans memang tidak meminta cuti untuk dirinya sendiri.

"Baiklah, aku mengijinkannya."

"Benarkah?" sellyn nampak sangat girang. "Oh ya Hans kan akan berlibur dengan ku jadi otomatis Alana tidak ada yang menjaga. " Sellyn tersenyum penuh arti.

"Jangan bilang kau akan membawanya ikut serta! " sergah Alex, menatap tajam.

"Tidak kok. Justru aku menitipkan menjaga Alana pada tuan Alex sendiri. "

"Maksud mu?" Alex tak mengerti dengan kata-kata nya.

Tiba-tiba Alana datang mengejutkan mereka semua. Sellyn langsung menggandeng lengan Alana dan dengan cepat mendekati nya ke arah Alex.

"Sellyn kenapa kau memanggilku kesini? " tanya Alana bingung, sebelumnya wanita itu memang memintanya untuk kesini.

"Nah, ini tuan isterimu sudah datang. jadi selama kita berlibur kalian akan berdua saja di sini. Alana tolong rawat tuan Alex dan tuan Alex tolong jaga Alana ya. "

Sellyn seperti membuat jebakan untuk mereka berdua. Jebakan yang sangat baik untuk hubungan mereka kedepannya.

"Eh apa maksud mu sellyn. " Alana nampak bingung.

"Sudah, kalian kan jadi bisa menghabiskan waktu berdua lebih banyak dan mengenal lebih dekat satu sama lain tanpa ada kami yang mungkin mengganggu! " ujar sellyn berapi-api.

"Oh ya tuan Alexander aku juga akan mengajak serta para pelayan di mansion ini untuk ikut bersama kami. Mereka juga butuh refresing! "

Alex mendelik. "Kau--"

Sebelum Alex mengomel panjang Sellyn dengan cepat menggandeng tangan Hans.

"Ya sudah kalau begitu kami pergi dulu!" sellyn langsung menarik Hans untuk pergi. "Nikmati waktu kalian berdua ya!" teriaknya pada Alex dan Alana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Wanita itu benar-benar! " Alex menggeram kesal setelah kepergian dua orang itu. "Ketika dia balik nanti aku akan memberinya pelajaran! "

Alana menatap Alex ragu- ragu. Pria itu menyadari nya langsung menetap balik. "Ada apa? "

Alana menggeleng. Hening untuk beberapa saat menyelimuti mereka hingga Alana akhirnya membuka suara.

"Apa sekarang kita benar-benar hanya berdua di sini? " tanya Alana dengan intonasi pelan.

Alex berdecak. "Seperti yang kau lihat." ia mengerling malas. "Kau tak perlu khawatir, aku akan mendatangkan para pelayan baru kesini, jika perlu aku akan mencari pengganti untuk menggantikan mereka berdua! " dia terlihat sangat dongkol.

Mendengar nya Alana sontak mengibaskan tangan. "Tolong jangan lakukan itu. Bagaimana pun mereka adalah bawahan mu yang paling setia kan, tolong jangan hukum mereka. Mereka hanya tidak tahu jika kita menikah karena terpaksa, dan malah membuat rencana ini karna ingin membuat kita semakin dekat. "

Alex menatap Alana, hanya sebentar dan wajahnya semakin tertekuk dalam. Ia nampak tidak suka dengan pemilihan kata yang di ucapkan Alana.

"Terserah." gumamnya lalu.

"Baiklah, ini kan sudah hampir siang. Aku akan menyiapkan makan siang untuk kita, dan bagaimana dengan demam mu, sudah membaik? apa kau ingin sesuatu untuk menu makan siang ini? " tanya Alana, gadis itu nampak biasa- biasa saja dan tidak terganggu sama sekali dengan apa yang terjadi.

"Tidak perlu. Aku sudah baik- baik saja, aku bukannya struk hingga kau memperlakukan ku seperti itu. "

Mendengar ucapan Alex yang terkesan ketus itu membuat Alana mengangguk saja.

"Sepertinya dia sangat tidak suka berduaan dengan ku saja."

Batin Alana.

Alana kemudian pergi ke dapur setelah pamit terlebih dahulu dengan Alex.

Setelah kepergian gadis itu Alex memperhatikan nya hingga punggung Alana menghilang dari pandangan.

Diam-diam Alex menarik senyum simpul. Yang tentu tidak akan dia tunjukkan langsung di depan Alana.

****

Bersambung...