NovelToon NovelToon
Heal Me

Heal Me

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Slice of Life
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hilnaarifa

Kesalahannya dalam mengkritik sebuah novel membawanya ke dalam dunia aneh ini.

Dunia fiksi!

Sialnya bukan menjadi tokoh utama protagonis yang akan happy ending atau menjadi tokoh antagonis yang bervibes badasss yang keren, dia justru masuk menjadi tokoh figuran yang akan mati sebentar lagi.

Apakah dia harus pasrah dan bersiap menunggu kematiannya?

Tentu saja tidak!!!

Dia tidak ingin mati begitu saja, apalagi dengan cara yang terbilang konyol.

Dia bertekad untuk memporak porandakan alur dari Novel 'Jelek' ini!

Dia akan merubahnya menjadi dunia fiksi versi dirinya, yang tentu saja harus mendatangkan keuntungan baginya.

Namun dia terhalang oleh fakta fakta yang
disembunyikan oleh penulis asli Novel ini.

Hingga pada akhirnya dia merasa terjebak dengan apa yang sudah dia lakukan.

Bisakah dia memperbaiki keadaan dunia fiksi ini? Ataukah memang dia harus mengikuti alur dari sang penulis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilnaarifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Emily yang polos tentunya senang mendapatkan teman baru yang kaya raya seperti Alexa.

Mereka menjadi sahabat dekat. Awalnya Emily tulus berteman dengan Alexa, namun ayahnya selalu menekankan

kepada dirinya bahwa kondisi ibunya saat ini dikarenakan oleh keluarga Nadinata.

Pak Herman menuntut Emily agar memanfaatkan Alexa bagaimanapun caranya. Sebagai balasan atas tindakan

keluarga itu yang menimbulkan kemalangan bagi ibunya.

Awalnya Emily tidak sampai hati untuk melakukan semua hal yang diperintahkan

oleh Ayahnya. Dia sering mendapatkan siksaan hanya agar membuatnya menuruti segala keinginan Ayahnya.

Namun Emily tetap teguh. Hati nuraninya menolak untuk berbuat jahat pada keluarga Nadinata. Mereka sudah memperlakukan nya dengan sangat amat baik.

Hingga tepat satu tahun, ibunya dinyatakan meninggal. Ginjal ibunya diambil dan di donorkan kepada Mama Alexa. Ayahnya mengabari semua orang setelah proses pendonoran selesai. Bahkan Emily tidak sempat melihat jenasah ibunya itu.

Timbul amarah dan dendam di hati Emily terhadap keluarga Nadinata yang tega

mengambil organ ibunya.

Sehingga secara perlahan dia mulai membalas dendan. Emily memanfaatkan Alexa sesuka hati, terutama secara materi. Begitupun dengan ayahnya. Dan semua ini diketahui dan didukung oleh Nenek Lastri.

Tak terasa sudah empat tahun semenjak hari itu, namun Emily dan Ayahnya tetap merasa tidak puas. Mereka menginginkan lebih. Mereka ingin bisa menguasai harta Nadinata secara menyeluruh sebagai kompensasi atas nyawa ibunya.

Keinginan mereka diperkuat dengan dorongan dari Adiyaksa. Pria itu memberikan syarat jika Emily ingin bersanding dengan putra tunggalnya Sagara.

Emily harus menjadi bagian dari Nadinata,

dan menjadi jembatan bagi mereka untuk menjalin kerja sama. Karena pria itu sadar,

keluarga Nadinata lebih menyayangi Emily

dibandingkan dengan Alexa.

"Ayah akan marah jika aku sampai gagal. Dan Sagara juga bisa berpaling kepada Alexa! Ini tidak bisa dibiarkan. Bagaimanapun caranya aku harus bisa menjadi bagian dari Nadinata."Gumamnya.

Tiba tiba terlintas sebuah ide yang cukup beresiko, namun Emily yang kalut tidak

bisa lagi berpikir jernih.

"Bagaimana jika aku memalsukan tanda tangan dan stempel mereka berdua? Jika

aku mencari orang yang ahli di bidang ini semua akan lancar kan? Mereka tidak akan bisa lagi membatalkan nya karena sudah otomatis sah secara hukum."

"Ya, aku harus melakukannya."

***

Hari ini jadwal latihan klub karate. Vonny, mengiriminya pesan dari semalam untuk

mengingatkan dirinya agar jangan sampai lupa atau terlambat.

Karena anggota mereka dituntut untuk selalu disiplin waktu. Dengan malas Alexa menyeret kakinya menuju lapangan indoor, tempat klub mereka berlatih. Dia bukan malas karena latihan, tapi dia malas karena akan bertemu dengan Axelio.

Tingkah cowok itu semakin membuatnya ketakutan. Tadi malam bahkan Emily melihat cowok itu berdiri tak jauh dari mansion.

Menatap ke arah kamar tidurnya di lantai tiga. Pakaiannya masih sama dengan yang dia kenakan saat di pesta.

Apakah cowok itu mengikutinya?

Pemikiran itulah yang masih tertanam dalam kepala Alexa. Dan dia belum menemukan jawabannya hingga saat ini.

"Alexa....!"

Vonny menyambut kedatangannya dengan ramah. Begitupun anggota yang lain. Hanya Silvia yang masih belum bisa menerima kehadiran Alexa. Dia masih merasa kesal pada gadis itu.

Setelah mengganti pakaian dengan seragam karate, Alexa bergegas bergabung dengan anggota lainnya yang sudah berbaris di lapangan.

Axelio tentu ada di sana. Dia menatap Alexa dengan tatapan dalam. Sudut bibirnya sedikit terangkat.

Gadisnya itu terlihat sangat cantik. Rambutnya yang panjang digelung hingga memperlihatkan leher jenjangnya yang putih. Tengkuknya terlihat sangat sexy.

Ah, dia merasa tidak rela orang lain melihat miliknya itu. Tapi dia harus menahan diri. Gadisnya bukan tipe yang mudah ditaklukan. Alexa akan memberontak jika terlalu dikekang.

Nanti ada waktunya....

"Bisa minta waktunya sebentar?"Ucap Axelio ketika latihan karate selesai.

Alexa berbalik menatap Axelio. Cowok itu tampak berkali kali lebih tampan jika dalam keadaan berkeringat.

Rambutnya yang basah disisir oleh jemari ke arah belakang.

Tuhan sepertinya berada dalam mood yang baik ketika menciptakan hamba nya yang satu ini. Keseluruhan visualnya menunjukkan kesempurnaan.

"Buat apa?"

"Ada yang mau aku bahas sama kamu!"Ucapnya dengan nada lembut.

Alexa menimbang apakah dia harus mengikuti Axelio atau tidak. Dia seharusnya menjauhi cowok itu, tapi dia juga penasaran dengan pembahasan apa yang akan cowok itu sampaikan.

Setelah beberapa saat berpikir, Alexa memutuskan untuk menolak,

"Maaf kak, aku gak bisa! Aku harus buru buru pulang. Kalau ada hal penting bisa Kakak chat ke nomor aku aja!"Ucapnya.

Ya dia harus tegas menunjukkan penolakan. Sehingga Axelio akan mundur dengan perlahan. Selain itu dia takut jika terus berdekatan dengan Axelio.

Dia takut tidak bisa menahan godaan. Dia tidak boleh sampai terpikat dengan pesona cowok itu.

Axelio menatap tajam,

"Oh ya? Sayang sekali kalau begitu. Baiklah, mungkin nanti saja!"Ucapnya. Lalu dia berbalik dan pergi.

Alexa merasa lega.

Ternyata tidak sulit untuk menolak cowok itu. Beruntung nya Axelio dapat mengerti.

Sesampainya di mansion, Alexa disambut dengan omelan pedas dari Nenek Lastri.

Entah mengapa akhir akhir ini nenek tua itu sering sekali datang berkunjung. Bedanya hari ini dia datang bersama dengan Pak Herman dan juga Emily.

Apakah mereka akan go public tentang hubungan kekeluargaan mereka? Entahlah.

Tapi di sini Nenek Lastri menyalahkan semua orang karena mempersulit Emily dalam bergabung dengan keluarga Nadinata.

"Aku heran, kok Nenek segitu ngotot nya memasukan Emily ke dalam keluarga kita. Apa nenek punya maksud tersembunyi?"Tanya Alexa di sela sela perdebatan nya saat makan malam.

Ketiga tamu tidak diundang terdiam, tapi tak lama karena Papa memberikan pembelaan pada mereka.

Bahkan Papa dan Mama pun mulai mendesak Arsenio dan Alexa untuk bergegas memberikan tanda tangan. Namun semakin didesak, semakin besar juga penolakan yang Alexa berikan. Dia tetap kukuh untuk Arsenio dulu yang memberikan persetujuan. Dia tidak mau melangkahi kakaknya.

Sementara Arsenio hanya diam menikmati makan malam nya. Saat ini orang kepercayaan nya sedang menyelidiki keluarga Emily. Dia tidak mau mengambil tindakan sebelum penyelidikan itu selesai.

"Maaf Nak Alexa, kalau Om boleh tau, kenapa ya nak Alexa seperti menghalang halangi Emily? Apa mungkin Nak Alexa menganggap Emily tidak layak untuk menjadi bagian dari keluarga ini atau bagaimana?"Tanya Pak Herman penuh sopan santun.

Emily dalam hati mencibir, Ayahnya benar benar pandai berakting.

"Maaf Pak Herman, jika Anak saya telah menyinggung perasaan bapak dan Emily"Balas Mama penuh rasa bersalah.

Mama nya memiliki hutang budi yang luar biasa besar pada keluarga Emily. Jika dia tidak mendapatkan donor ginjal, mungkin dia sudah mati beberapa tahun lalu.

Alexa berdiri dan mengakhiri makan malam menyebalkan ini. Bahkan tak ada sesuap nasi pun yang masuk ke dalam mulutnya.

Dia kehilangan nafsu makan. Kepergiannya dari ruang makan kembali menimbulkan kritikan dari Neneknya.

Ah, Nenek tua itu semakin hari semakin menyebalkan. Tunggu saja nanti, dia akan membuka semua rahasia busuknya itu di depan semua orang.

Axelio : Aku ada di depan Gerbang. Turun dulu sebentar!

Begitu membaca pesan yang masuk ke handphone nya, Alexa langsung melihat ke arah pintu gerbang melalui jendela kamarnya.

Benar saja di sana ada Axelio yang sedang duduk di atas motor besarnya.

"Astaga cowok itu ngapain datang ke sini sih!?"Ucap Alexa kesal.

Dia enggan untuk menemui Axelio, tapi dia

khawatir cowok itu akan nekad masuk ke dalam mansion. Hal itu akan menjadi

masalah, karena semua orang masih berkumpul di lantai satu.

Dia malas jika mereka akan bertanya macam macam padanya. Dengan berat hati Alexa terpaksa menghampiri Axelio.

Gadis itu keluar dengan cara mengendap endap agar tidak ada yang tahu.

Axelio melihat kedatangan Alexa dengan senyum lebar. Dia senang gadisnya ini mulai menurut padanya. Tapi begitu melihat pakaian yang digunakan gadisnya, Axelio mendecih kesal.

Alexa menangkap perubahan mimik di wajah Axelio dengan heran.

"Tadi nih cowok tersenyum, sekarang malah kesal!? Fix ada kelainan jiwa sih ini cowok!"

"Ada apa?"Tanya Alexa.

"Kenapa kamu keluar dengan baju seperti ini?"Axelio malah balik bertanya.

Alexa memakai kaos oversize dengan bawahan hotpants. Memang seperti inilah pakaian yang nyaman ketika berada di rumah. Lalu apa yang salah?

"Celana kamu itu kependekan. Kamu niat godain aku atau gimana Kalau memang niat kamu itu, maka selamat. Kamu membuat aku semakin tergoda untuk memiliki kamu!"Ucap Axelio dengan mimik datar.

Bugh...

Alexa refleks menonjok cowok itu. Entah mengapa ucapannya tadi memberikan

kesan mesum?

Arghh...

Alexa benar benar benci Axelio yang versi seperti ini.

"Wow... Tonjokan kamu mantap juga! Aku suka!"Axelio bahkan masih bisa tertawa.

Padahal tonjokan Alexa tentu sangat kuat, ujung bibir cowok itu bahkan terluka.

"Siapapun tolong telfon rumah sakit jiwa sekarang!!!"Teriak Alexa didalam hati nya.

Alexa menduga cowok ini selain mempunyai kelainan jiwa, tapi dia juga adalah seorang masokis! Mana ada orang yang senang ketika dirinya dilukai secara fisik jika bukan Masokis?

Tidak ada siapapun di sekitar gerbang mansion. Bahkan satpam yang seharusnya selalu standby di posnya pun entah pergi kemana. Alexa semakin merasa tidak aman. Dia menyesal mau saja menuruti keinginan cowok gila ini.

"Jangan takut. Aku gak bakalan apa apain kamu kok!"Ucap Axelio lembut.

"Terus mau apa?"

Axelio memberikan sebuah amplop coklat dibalik jaketnya. Alexa membuka amplop itu isinya adalah beberapa foto dan lembaran dokumen.

Astaga...

***

1
Ibuk'e Denia
semoga ceritanya bagus
Simehate Peanut
Luar biasa, seruuu
Alfatih Cell
lanjut....
Simehate Peanut
lanjut thour
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!