MUSUHKU MENJADI SUAMIKU

"Hai Kei!" sapa seorang pria berkacamata dengan tersenyum pada Keyra.

Keyra pun menatap pria itu dengan tersenyum. "Hai!" balasnya. "Reno ya?" tebak Keyra asal, padahal dia sama sekali tidak mengingat siapa pria itu.

"Jangan ngasal dong Kei! Kalau kamu lupa dengan namaku, tidak perlu berpura-pura."

Keyra merasa malu, karena ketahuan berbohong. "Maaf, aku cuma tidak ingin kamu merasa kecewa karena tidak mengingat namamu."

"Jangan kuatir Kei, aku tidak akan marah jika orang yang aku kenal, tidak mengenaliku", sahut pria itu dengan tersenyum. Lalu dia berjalan semakin dekat dengan Keyra. "Lagipula semasa SMA, kita memang jarang ngobrol. Jadi kamu pasti tidak begitu ingat denganku."

"Oh, begitu ya", ucap Keyra manggut-manggut. Namun dia benar-benar tidak bisa mengingat pria dihadapannya tersebut.

"Tapi aku tidak akan pernah lupa pada wanita imut seperti kamu."

Seketika Keyra mendelik mendengar ucapan pria tersebut. Apa aku salah menilai penampilannya? Aku pikir dia itu pria kutu buku dan tidak suka mendekati wanita, tapi kenyataannya berbeda, dia seperti pria penggoda saja. Batin Keyra.

"Ke!" sapa Albian yang tiba-tiba muncul.

Sontak Keyra menoleh ke arah Albian. "Ada apa Bi?" tanyanya.

Namun Albian tidak menjawab pertanyaan Keyra. Tatapannya fokus pada pria yang tengah berdiri dihadapan Keyra "Kamu siapa?" tanyanya dengan raut wajah tidak senang.

"Yang jelas aku bukan musuh bebuyutan Kei!" sahut pria itu dengan tersenyum sinis.

Albian terbeliak mendengar penuturan pria itu. "Apa maksudmu?"

"Tidak bermaksud apa-apa! Aku hanya ingin bicara dengan Kei saja, bukan denganmu. Jadi aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu kan!" tukas pria itu memalingkan muka. Lalu dia menatap Keyra dengan tersenyum. "Kei, acara reuni besok kau datang kan? Apa kau sudah punya pendamping?"

Seketika emosi Albian meluap mendengar ajakan pria asing itu. "Sebaiknya kamu cari wanita lain, karena Kei sudah punya pasangan!" ketus Albian. Berani sekali dia mengajak istri orang lain, di depan suaminya. Batin Albian kesal.

"Bukan urusanmu! Jangan suka ikut campur!" balas pria itu tak kalah ketusnya. "Lagipula aku bertanya pada Keyra bukan sama kamu!"

"Apa yang dia katakan memang benar! Maaf ya, bro. Lebih baik kamu cari pendamping wanita yang lain saja", sela Keyra.

Sontak raut wajah pria itu berubah murung. "Kenapa kau memanggilku seperti itu Kei? Apa jangan-jangan kau juga melupakan kejadian tiga tahun yang lalu?"

Keyra mengernyit bingung kala pria itu menyebut kejadian tiga tahun yang lalu. Sebenarnya sudah berapa banyak pria yang punya kesan denganku? Sebelumnya Albian yang menceritakan kisah 10 tahun yang lalu. Sekarang muncul satu orang pria dengan kisah 3 tahun yang lalu. Apa aku begitu menarik di mata mereka? Tanya Keyra frustasi di dalam batinnya.

"Ternyata kau benar-benar lupa", lanjut pria itu dengan menghela nafas berat. "Tapi tidak apa-apa. Cukup aku saja yang masih mengingat kejadian tiga tahun lalu."

"Bagaimana kalau kamu menceritakannya?" pinta Keyra.

"Kejadian di gedung olahraga", ucap pria itu.

Tiba-tiba ingatan Keyra terbuka. "Oo,, kamu pria yang waktu itu di tindas oleh 4 orang siswa pria dari kelas lain?"

"Ah, akhirnya kamu ingat!" seru pria itu dengan girang.

"Kamu Suneo bukan?"

Ekspresi pria itu seketika berubah cemberut kala Keyra memanggilnya dengan nama yang salah. "Bukan Kei! Seharusnya Seno, bukan Suneo."

"Oh, maaf", ucap Keyra tersenyum canggung.

Tiba-tiba Albian berbisik di telinga Keyra. "Ke, kamu dicariin pak Dadang tuh."

Sontak Netra Keyra terbelalak kala Albian menyebut nama dosen yang ditakuti oleh satu fakultas itu. "Maaf Seno, aku harus buru-buru ke kelas. Lain waktu kita berbincang lagi."

"Kalau gitu apa aku bisa meminta nomor kontakmu?"

"Kamu cari di group reuni itu saja ya", sahut Keyra seraya beranjak dari posisinya berdiri.

Sementara Albian berjalan menghampiri Seno. Lalu dia menatap tajam pria yang pernah di tolong Keyra tiga tahun lalu tersebut. "Jangan dekati Kei, karena dia sudah ada yang punya!" tegas Albian.

"Cih, itu bukan urusanmu!"

Albian marah mendengar jawaban Seno. "Sepertinya kau ingin mencari masalah! Oke, kita lihat saja apa kau mampu mendapatkannya!" lanjut Albian. Lalu dia pergi meninggalkan Seno.

"Dia pikir dia itu siapa, sesukanya mengatur orang lain. Jika saat ini aku adalah Seno 3 tahun yang lalu, mungkin aku akan patuh, tapi Seno yang sekarang sudah berubah. Seno yang sekarang jauh lebih kuat", ucapnya dengan percaya diri.

*-*

Di kantin kampus, Rudy dan Florin tengah asyik menikamati bakso pesanannya.

"Ternyata di kampus ini ada banyak mahasiswa alumni SMA harapan", ucap Rudy pada Florin.

"Tau darimana Beb?" tanya Florin sesaat setelah meneguk segelas juice kesukaannya.

"Aku baru saja mendengar beberapa mahasiswa membicarakan tentang acara reuni besok malam", sahut Rudy tanpa sadar kalau dirinya keceplosan.

Sontak Florin mendelik mendengar penuturan Rudy. "Acara reuni? Apa boleh bawa pacar?"

"Iya - "

Rudy menggantung ucapannya saat baru saja menyadari sesuatu yang seharusnya tidak dia ucapkan, tanpa sengaja dia katakan dengan gamblangnya.

"Kalau gitu aku ikut ya beb", kata Florin dengan tersenyum bahagia.

Namun berbeda dengan Rudy. Dia tampak tidak senang kala Florin akan ikut dengannya. Habislah! Kenapa ini mulut sampai keceplosan. Sesalnya di dalam batin. Sebenarnya Rudy ingin membawa kekasihnya itu pada setiap acara yang ingin dia hadiri. Namun mulut Florin yang bawel membuat Rudy enggan untuk membawanya kemanapun.

"Apa kau tidak suka aku ikut?" tanya Florin kala melihat wajah murung Rudy.

"Eh, bukan gitu beb! Aku sedikit kekenyangan, jadi bawaannya ngantuk!" jawab Rudy asal.

"Aku tetap percaya, walau aku tau jawabanmu itu adalah bohong!" tukas Florin.

Rudy gegas bangkit berdiri sesaat setelah Florin menyelesaikan ucapannya. "Aku duluan ya. Mau ke kamar kecil sebentar", ucapnya. Lalu dia buru-buru meninggalkan Florin, sebelum kekasihnya itu menyahut ucapannya.

Florin termangu kala Rudy meninggalkannya tanpa menunggunya menjawab. "Apa aku begitu buruk dimatanya", gumam Florin lirih. Lalu dia meletakkan sendok di atas mangkuk dan bergegas pergi dari tempat itu.

*-*

Sementara di tempat berbeda, Diandra dan Keyra tengah membicarakan acara reuni SMA mereka.

"Kelihatannya kau senang sekali bisa pergi dengan kak Dirga di acara reuni besok", ucap Keyra kala melihat ekspresi bahagia Diandra.

"Iya dong Kei. Tahun lalu kita kan datang tanpa pasangan, tapi tahun ini kita datang bersama pasangan kita, rasanya bahagia banget."

Keyra membisu mendengar penuturan Diandra. Entah kenapa dia tiba-tiba sedih kala mengetahui Dirga dan Diandra sangat bahagia menjadi sepasang kekasih.

"Kei, kau kenapa? Apa Bian tidak mau datang sebagai pasanganmu?"

"Em, aku tidak kenapa-napa kok! Lagipula aku dan Bian akan datang bersama", sahutnya dengan terpaksa. Sebaiknya aku memikirkan alasan, agar besok kami tidak datang bersama. Batin Keyra.