NovelToon NovelToon
Menikahi Pengawal Pribadi

Menikahi Pengawal Pribadi

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cinta setelah menikah / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Titin

Jelita Sasongko putri satu satunya keluarga Dery Sasongko dipaksa menikah dengan Evan Nugraha pengawal pribadi ayahnya. Jelita harus menikahi Evan selama dua tahun atau seluruh harta ayahnya beralih ke panti asuhan. Demi ketidak relaan meninggalkan kehidupan mewah yang selama ini dia jalani dia setuju menikahi pengawal pribadi ayahnya. Ayahnya berharap selama kurun waktu dua tahun, putrinya akan mencintai Evan.

Akankah keinginan Dery Sasongko terwujud, bagaimana dengan cinta mati Jelita pada sosok Boy?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7

Meja dengan kapasitas cukup besar diruang kerja Sasongko tak muat menampung peserta rapat. Mereka terdiri dari pengawal pribadi Sasongko.

Rapat ini membahas dan mengatur ulang srategi pengawalan untuk tuan Sasongko. Biasanya rapat seperti ini diadakan dimarkas yang terletak di mansion pribadi Sasongko yang lain.

Tapi kali ini terpaksa di lakukan disini. Evan menemukan adanya penghianat ditubuh pengawal pribadi Sasongko. Itu sebabnya pristiwa berdarah bisa terjadi beberapa hari lalu.

Ada sekelompok orang bersenjata menyerang petinggi-petinggi di tubuh pengawal. Salah satunya adalah Evan, beruntung tidak ada korban jiwa, mereka hanya menderita luka.

Hari ini Evan mengadakan rapat hanya pada anggota tertentu saja. Tentu saja semua yang datang bersatus bersih dan dipastikan setia.

Rapat berjalan hampir dua jam lebih, setelah itu semua anggota yang sudah diberi mandat bergegas menjalankan tugas. Hanya Evan dan beberapa orang yang bertugas mengamankan mansion ini.

"Evan istrimu menunggumu dikamarnya. Temuilah dia.," ujar Sasongko menyampaikan pesan putrinya tadi.

"Baik tuan."

"Oh, ya. Bagaimana dengan orang yang kau tempatkan di apartenmu apa bisa dipercaya?" Tanya tuan Sasongko pada Evan. Semenjak penyerangan tempo hari, keselamatan Jelita jadi prioritas utama saat ini.

"Semua yang disana adalah orangku tuan. Mereka prajurit terbaikku saat ini. Dan yang paling penting kesetiaan mereka tak perlu diragukan lagi."

"Baiklah Evan, aku percaya pada kinerjamu. Keselamatanku dan putriku aku serahkan padamu."

"Tuan jangan khawatir, untuk tuan dan nona muda, nyawaku adalah taruhannya,"ujar Evan meyakinkan Sasongko. Ucapan Evan bukanlah isapan jempol belaka, Entah sudah berapa kali Evan mengorbankan nyawanya demi dia.

"Sudah cepat kau temui Jelita. Dia mengomeliku tadi karena kau tidak puĺang semalam," ujar Sasongko. Kalimat terakhir membuat wajah Evan berubah canggung seketika. Bagaimana tidak, bos besar kena omel karena dirinya.

Evan masuk kekamar Jelita dengan langkah pelan, Dia berdiri di samping tempat tidur Jelita. Menatap wanita yang baru dinikahinya beberapa waktu lalu itu dengan seksama.

Ada senyum disudut bibirnya saat mengenang kelakuan ustrinya. Tidak mau mengakui posisinya sebagai istri tapi sikapnya menunjukkan layaknya seorang ustri.

Evan menguncang tubuh jelita, pelan. "Jelita bangunlah." Jelita menggeliat, mengendurkan tubuhnya. Lalu perlahan membuka matanya.

"Evan, sudah selesai rapat?"

"Hemm. Kau ingin tidur disini atau ikut denganku pulang?" Tanya Evan. Evan berpikir mungkin saja Jelita rindu kamar mewahnya.

"Ikut pulang denganmu." Jawab Jelita cepat.

"Kalau begitu ayo pulang." Evan mengulurkan tangannya membantu Jelita berdiri dari tempat tidur.

"Kenapa lama sekali, aku menunggumu sampai ketiduran," sungut Jelita, sembari menyambut uluran tangan Evan.

"Bukankah itu bagus, kau bisa menikmati tidur dikamarmu lagi. Ayo cari papamu kita pamit dulu," ujar Evan.

Evan melangkah keluar kamar Jelita terlebih dahulu, sedang Jelita mengekor dari belakang. Sebelum pulang mereka pamit dulu pada Sasongko, baru kemudian mereka pulang.

Sebenarnya Sasongko menahan mereka agar menginap saja di mansioannya, tapi Evan menolak. Dan Jelita sepertinya memilih mengikuti kemauan Evan.

Sesampai dirumah, masing-masing langsung masuk kamar. Setelah membersihkan diri Evan pergi kedapur, menyedu kopi untuk menghangatkan tubuhnya.

Evan mengaduk cangkir berisi kopi dengan gerakan perlahan. Tiba-tiba dia menyadari ada gerak langkah di belakangnya.

"Belum tidur?" Tanya Evan tanpa berpaling.

"Gak bisa tidur, minum apa?" Ternyata jelita yang datang, dia menarik kursi disamping evan lalu duduk disana.

"Kopi,mau? biar aku buatkan."

"Boleh, jangan terlalu manis," sahut jelita.

Dengan sangat cekatan Evan mulai, menyedu kopi buat Jelita. Lagi-lagi jelita terpesona oleh sosok Evan, entahlah Evan terlihat manis saat melayaninya begini.

Aroma manis dari kopi yang disedu Evan seketika memenuhi ruangan. Wangi yang lembut dan menenangkan. Evan punya cara yang unik saat membuat kopi. Dia menyatukan kopi dan gula lalu merebusnya bersama segelas air.

"Ini, semoga kau suka." Evan meletakkan kopi hasil racikannya kehadapan Jelita.

"Terimakasih," ujar Jelita.

"Hemm ini sungguh enak. Kau sungguh mahir dalam hal apapun Evan," puji Jelita tanpa sadar. Evan cuma tersenyum menanggapi pujian Jelita.

"Semalam kenapa tidak pulang?" Tanya Jelita tanpa melihat Evan. Netranya tertuju pada gelas kopi yang masih berasap.

Evan memiringkan tubuhnya, menatap Jelita dengan tatapan penuh. Dia tak menyangka Jelita melontarkan pertanyaan seperti itu.

"Kenapa? Sudah mulai rindu padaku."

"Cih, rindu."

"Kalau bukan, kenapa peduli aku tidak pulang."

"Itu karena aku takut tidur sendiri. Apa kau tidak punya hati meninggalkan aku tidur sendiri. Sementara kamu tidak tau disana tidur dengan siapa." Sungut Jelita mencebik kesal.

"Aku sungguh kecewa, aku berharap kau peduli karena rindu," ujar Evan sembari menatap lekat wajah Jelita. Tatapan yang mampu membuat jantung Jelita berdetak tak sesuai irama.

"Jangan merayuku, tidak takut wanitamu cemburu. Dia bahkan lebih cantik dariku," ucap Jelita sembari membalas tatapan Evan dengan berani.

Evan tersenyum, dia seperti mencium aroma cemburu disini."Kau cemburu?" Tanya Evan. Netranya memindai setiap inci wajah ayu Jelita.

"Cih, siapa yang cemburu. Aku hanya mengingatkan batasanmu. Kita sudah saling memiliki kekasih." Elak Jelita dengan wajah bersemu merah. Evan kembali tersenyum, istrinya sungguh menggemaskan saat malu.

"Aku hanya memiliki istri, kekasih aku tidak punya. Bagaimana menurutmu?"

Jelita membulatkan matanya menatap lekat bola mata Evan. Tidak punya kekasih? lalu siapa wanita cantik yang dia lihat siang tadi, yang selalu menempel begitu lekat padanya.

"Kau bahkan menempel begitu lekat padanya, masih bilang dia bukan kekasihmu. Dokter muda, cantik, memiliki kemampuan dalam bidang pengawalan. Bukankah sempurna untukmu."

Senyum Evan bertambah lebar, Jelita kau sungguh polos. Bukankah ucapanmu ini sunguh memperlihatkan isi hatimu.

"Menurutmu, suamimu ini sepadan dengan nona Kiara?" Tanya Evan sembari mengerutkan keningnya.

Wajah Jelita berubah seketika, dia beranjak bangkit dari duduknya lalu berlalau meninggalkan Evan.

"Mau kemana?" Tanya Evan meraih jemari istrinya.

"Mau tidur ngantuk," sahut jelita berusaha melepas sentuhan Evan.

"Jelita, Kiara bukan kekasihku. Sesempurna apapun dia, bagiku tak lebih sempurna dari dirimu. Tidurlah aku juga ngantuk," ujar Evan melepas sentuhannya lalu beranjak pergi meninggalkan Jelita yang masih terpaku ditempatnya.

Apa apaan ini, ucapan Evan membuatnya tak mampu berpikir, bahkan untuk mengontrol detak jantungnya agar mengikuti irama, dia pun tak mampu.

Di tempat tidurnya Jelita terlihat resah. Tubuhnya berguling kesana kemari beberapa menit sekali. Ucapan Evan mempengaruhi perasaan hatinya. Dia sungguh benci pada perasaannya saat ini. Bukankah dia sudah memiliki seorang Boy cinta matinya. Lalu mengapa masih peduli pada Evan.

Ini salah Evan! Kenapa sikapnya begitu manis. Perlakuannya begitu romantis. Tapi yang dilakukan Evan hanya hal sederhana, lalu kenapa bisa sangat berkesan dihati Jelita.

Jelita memejamkan matanya erat, kecamuk dalam hatinya sungguh membuatnya dilema. Haruskah dia mengakui saja, bahwa dia benar rindu saat Evan tak menemuinya tepat waktu dan dia cemburu saat Kiara begitu dekat dengannya melebihi kedekatannya dengan Evan.

"Kau wanita tak setia Jelita, baru beberapa hari hidup berdampingan dengan Evan, kau sudah menduakan Boy." Gumam Jelita lirih.

"Boy maaf." Gumamnya lagi.

To be continuous.

1
Maria Longgak
suka sekali dengan ceritanya
Cesy Luthfi
Luar biasa
Arwet Bach
keren bgt
lia juliati
cerita bagusss konflik gak berat2 amat tp cerita alurnya mudah d ikuti
Sri Udaningsih Widjaya
Ceritanya keren thor
Rosmiati 52
ga pernah di azani
Hayanti Yanti
Luar biasa
jumirah slavina
kerennnn Evan...
Aku padamu pokoke..
😘😘😘😘
jumirah slavina
ko' Tuan trs manggil'y bkn Papa Keq Jelita.. kan mertua...
Ani Suwarni
karena ada Kiara
jumirah slavina
drtd ko' manggil'y Tuan bkn Papa..
jumirah slavina
apakah pekerjaan sampingan Evan mafia ??
jumirah slavina
wow
Ani Suwarni
akhirnya.....
Ani Suwarni
Evan yang cemburu kenapa hatiku yang deg deg serrrr ngiluuu 😆
Ani Suwarni
badan Evan terbuat dari apakah?
Ani Suwarni
siapa Evan sebenarnya?
Ani Suwarni
aku penasaran dgn sosok evan,semoga dia orang baik
Ani Suwarni
salut dengan Evan
Ani Suwarni
mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!