Doa Ibu

Tak terasa hari ini latihan terakhir nari ku, besok Perlombaan sudah dimulai, rasa khawatir mulai muncul karna aku belum mampu menghafal gerakan nya, takut mengecewakan yang lain,aku sudah berusaha semampu ku meskipun aku selalu tak bisa mendalami pikiran Luki, entahlah apa yang ada di pikiranya, rasanya aku ingin menangis saja.

"Aaaaaa hiks hiks hiks" Aku menangis karna merasa lelah, sudah 2 minggu latihan, tapi gerakan ku masih kaku.

"Kamu kenapa Yan,ada yang sakit? "tanya Luki.

Akupun menggelengkan kepalaku, " Kenapa sih, kamu harus daftarin lagu India? , kenapa kamu pilih tarian india, aku gak bisa! "rengek ku.

"Aku tidak mengharapkan menang, hanya untuk hiburan saja, jadi tak perlu khawatir, jikapun kalah kita tidak akan menyalahkanmu, jadi ayo semangat! " Luki mencoba untuk menenangkan ku.

"Beneran kalian tidak akan menyalahkan ku? " tanyaku sekali lagi.

Tika dan Luki, Yanti, menganggukan kepalanya bersama.

"Ya udah ayok latihan sekali lagi" ajak Tika.

Kami berempat mulai latihan kembali, aku berusaha menyesuaikan gerakan mereka.

*****

Keesokan hari.

"Gimana kalian sudah siap kan? " tanya Luki.

"Kamu yakin kita harus pakai kostum ini? "Lagi lagi aku dibuat ter mengu, bagaimana tidak, Luki memilihkan kostum, yang menurutku heboh sekali.

" Bagus ko, pas di kamu cantik lagi"

"Aku gak PD"

"Sudah gak papa, kita siap siap sebentar lagi kita yang akan naik. "Tika memberikan semangat untuk kami, padahal aku sudah merasakan gugup yang luar biasa.

Aku lihat banyak anak-anak yang menonton, dari Kelas 7 sampai Kelas 8.

" Syukurlah dia tidak ikutan nonton Lomba ini, kalau Dia ikutan lihat, Aku takut tidak bisa konsentrasi"bathin ku.

**

"Ok, semuanya beri tepuk tangan untuk kelas 9A yang sudah menunjukan tarian dance nya, sekarang kita panggil lagi peserta dari Kelas 8B, beri tepuk tangan yang meriah" MC nya pun sudah mempersilakan kita untuk menaiki panggung.

Sorak sorai menambah kemeriahan acara tersebut .

"Teman-teman sebelum naik ke atas Panggung, kita Berdoa dulu. "ajak Luki.

Huffftttt Aku menghelakan nafas, untuk menghilangkan rasa gugup.

Kami menari di atas Panggung, meskipun malu, gugup, canggung jadi satu, Aku berusaha menyesuaikan gerakan dengan irama yang sedang di putar.

Akhirnya selesai juga, ku lihat banyak anak-anak yang bertepuk tangan untuk kita, Aku sudah merasa lega, apapun hasilnya aku tidak berharap lebih.

Ketika ku lihat disalah satu penonton, Aku kaget bukan main, ada Noval disitu yang sedang memberikan tepuk tangannya.

"Apa dia lihat? ahhh malu sekali rasanya" monologku.

"Beri tepuk tangan yang meriah untuk kelas 8B, wah tarian yang sangat indah sekali, sekarang peserta yang lain akan naik ke atas Panggung. " MC

Kami pun turun dari atas panggung.

"Kenapa aku baru tau, kalau kamu suka nari India? " Noval yang entah dari mana, Tiba-tiba sudah berada disampingku.

"Apa, ?orang aku terpaksa ko"jawabku ketus.

" Tapi kamu paling menghayati tuh! "

Plakkkkkkkk

"Aaaaa aduh sakit Yan"rengek Noval.

" Gak sengaja, lagian kamu ngapain sih ngintilin Aku terus?"

"Kan ngasih semangat ke Ayang" Kali ini ku tendang kaki Noval, kalau ngomong suka gak ada saringan ya.

"Kapan kita jadian? "

"Sekarang juga boleh, sekarang ajah deh"

"Ogah, udah sih sana pergi, aku mau ganti baju" tanpa sadar, Noval mengikutiku sampai ke toilet.

"Uppsss sorry, nanti liatin aku lomba juga yah?,Basketku masuk final, jangan lupa, Aku tungguin" Noval pun berlari sambil melambaikan tanganya.

Setelah selesai berganti pakaian tiba-tiba...

"Yan, "

ku lihat siapa yang memanggilku, ternyata kak Habibi.

"Kamu sudah selesai? sayang sekali aku tidak bisa lihat, karna pas kamu naik ke panggung, kakak juga sedang lomba basket, oh iya nanti nonton kakak tanding yah, kakak masuk final" kak Habibi pun ngomong panjang lebar.

"Ohhh iya kak" jawabku singkat.

"Ya udah kakak siap-siap dulu, dah"

Aku hanya tersenyum, karna bingung respon apa yang harus Aku berikan.

"Teman-teman kita lihat pertandingan basket yuk" Ajak Tika.

Kita berempat memutuskan melihat pertandingan Basket, ternyata di lapangan basket sudah banyak yang menonton nya, ada yang dari seporter dari 8F dan dari kelas kak Habibi, suara gemuruh semakin menambah keramaian pertandingan tersebut.

Pertandingan berjalan dengan sengit, karna skor tidak beda tipis, kelas kak Habibi masih di atas Noval,

"Noval semangat" tanpa sadar ku teriak kencang, dan itu tidak luput dari pandangan yang lain, seketika Aku kikuk dan salah tingkah.

Noval yang mendengar teriakan ku, dia mengangguk dan tersenyum.

Pertandingan berjalan menegang kan, tapi selesai dengan Kelas Noval keluar sebagai Juara, Aku pun ikut bahagia.

Noval ber selebrasi melepaskan pakaiannya, seketika lapangan berubah menjadi suara riuh anak-anak yang melihat pertandingan itu, bagaimana tidak, Noval memakai kaos putih dengan bertuliskan,

ARYANI I LOVE YOU

Aku kaget dan bingung harus bagaimana, ku lihat Noval sedang di jewer oleh Pak guru Olah raga.

"Aaaaaaaaaaaa sakit Pak guru, lepas Pak" rengek Noval

"Sekolah yang bener, bukan pacar-pacaran" omel Pak guru.

"Bapak kaya gak pernah muda ajah" Pak guru pun melepaskan tangan ya dari telinga Noval.

Aku memutuskan pergi dari Lapangan basket, karna Aku malu jika harus jadi bahan omongan orang, bagaimana tidak banyak wanita yang suka dengan Noval.

"Kenapa kamu pergi? " cerca Noval.

"Kamu malu-malu in Val! "jawabku sewot.

" Bukanya romantis yah? "

"Romantis dari mana sih,? Aku malu tau, gimana kalau nanti Aku di bully satu sekolahan, terus Aku di Labrak sama cewe-cewe yang ngejar-ngejar kamu, " Aku menahan emosiku.

"Maaf Yan, aku gak bermaksud begitu, Aku hanya ingin kamu tau kalau Aku suka sama kamu"jelas Noval.

" Val, kita masih kecil, Aku ingin fokus belajar, kamu juga"marahku, gak habis fikir apa yang ada dipikiran Noval

"Aku, akan menunggu, sampai kamu dewasa, sampai tiba waktunya kamu melihatku sebagai seorang laki-laki dewasa, bukan anak laki-laki" Noval berusaha meyakin ku.

"TERSERAH" Aku pergi meninggalkan Noval yang mematung, diam membisu dengan ekspresi sedihnya.

*Note*

Tak terasa udah 20 BAB,, terimakasih yang sudah banyak mendukungku, dan memberikan saran-saran yang membangun... Aku tambah semangat dalam Menulis.