NovelToon NovelToon
Satu Malam Panas Bersama Mu

Satu Malam Panas Bersama Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ain Izza

Daffa bertemu lagi dengan wanita yang meninggalkannya setelah menghabiskan malam panas bersama lima tahun yang lalu dan sedang menggandeng seorang anak laki-laki yang mirip dirinya!
Selama itu pula, Daffa berusaha mencari dia dan diliputi rasa bersalah atas apa yang menyebabkan wanita itu pergi, dan kini Daffa bertekad untuk tidak melepaskannya lagi. Namun, ternyata wanita itu tidak menginginkannya.
Daffa harus berjuang untuk menyakinkan Desi akan cintanya dan juga mencari restu dari orangtuanya yang telah merencanakan perjodohan untuk dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ain Izza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ldr lagi

Suara  alarm di hp Desi, membuat si empunya menggeliatkan tubuhnya perlahan.

Dia meraih ponsel itu, dan mematikan alarm yang sedang berdering.

"Jam 04.30..." gumam Desi pelan.

Desi melihat tangan Daffa yang masih setia memeluk perutnya, dan masih terpejam tidak terusik sama sekali.

Seketika Desi tersenyum. Dia memandang Daffa yang sedang tertidur pulas itu. Tangannya tergerak untuk mengelus rahangnya yang kokoh.

"Ciptaan-Mu kenapa indah sekali Ya Allah..." Desi tersenyum memandang wajah milik Daffa.

Dia mencium kening dan bergantian pipi kanan dan pipi kirinya.

"Aku shalat dulu aja deh." Desi hendak beranjak sambil berusaha memindahkan tangan Daffa yang ada di perutnya dengan pelan.

"Hmmm...." Daffa malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Kak Desi mau ke toilet." Desi menepuk nepuk pelan lengan Daffa.

"Jam berapa sih yang?" tanya Daffa dengan suara serak.

"Setengah lima kak, ayo kakak sekalian bangun kita shalat barengan." ajak Desi.

"Sini peluk dulu 5 menit." Pinta Daffa manja.

Desi menggelengkan kepalanya pelan, dan beringsut memeluk Daffa.

"Nyaman banget kayak gini." gumam Daffa sembari meletakkan dagunya di pucuk kepala Desi.

"Iya, kapan-kapan lagi pelukannya. Sekarang bangun dulu ayok...!"

"Aaa kok kapan-kapan lagi sih...!!" ucap Daffa tak terima. Dia menaikkan sebelah kakinya menindih kaki Desi, layaknya sebuah guling.

Desi hanya terkekeh mendengar ucapan Daffa itu. Dia mencium dada Daffa yang ada di depannya.

"Kakak berangkat kerja biasanya jam berapa ?"

"Biasa jam 8 atau 9, tergantung jadwal aja sih." jawab Daffa.

"Hmmm... Anterin Desi ke hotel sebelum jam 7 ya kak, Desi pulang bareng pak Raka aja." ucap Desi membuat Daffa mendongakkan wajah Desi.

"Kenapa bareng dia yang !!?"

"Kak... Biar Desi jelaskan dulu... Desi udah nemenin kak Daffa seharian, terus tidur juga Desi temenin, please lah kali ini aja, Desi bener-bener sungkan sama Pak Raka... Gimana pun juga, dia masih atasan Desi loh kak." terang Desi membuat Daffa menghela nafas.

"Oke... Oke kalo emang itu keinginan kamu." Daffa pura-pura merajuk dengan membelakangi Desi.

Desi terkekeh. "Tidur lagi aja gak papa kak, Desi masakin sarapan buat kakak habis ini."

"Loh yang... Kok gak di bujuk sih..." gerutu Daffa.

"Gak lah, ngapain... Kayak anak kecil aja di bujuk-bujuk." sahut Desi sembari berlalu memasuki kamar mandi.

"Aakkhhh sayang....!!" gerutu Daffa.

Dia pun akhirnya bangun, dan duduk di tepi ranjang. Sembari menunggu Desi keluar dari kamar mandi, dia melakukan gerakkan ringan untuk meregangkan otot nya.

Tak lama, Desi keluar dengan wajah yang lebih segar.

Daffa pun gantian masuk ke kamar mandi, setelah itu mereka melakukan shalat berjama'ah.

"Kak Daffa pengen sarapan sama apa, biar Desi bikinin?" ucap Desi sembari melipat mukena dan sajadahnya.

"Hmm... terserah kamu aja." jawab Daffa kemudian mendekat ke arah Desi dan memeluknya.

"Jadi kita Ldr lagi habis ini?" ucap Daffa seakan tak rela.

"Kita kan bisa video call atau telepon kak kalau kangen." jawab Desi.

"Terus kalo aku pengen peluk kamu gini?"

"Ya peluk bantal guling dulu buat gantinya." canda Desi diakhiri kekehannya.

"Tega kamu... Masa aku suruh meluk guling !!" Daffa menjepit bibir Desi dengan tangannya.

"Kamu sebenernya sayang gak sih sama aku?" tanya Daffa manja.

Sontak Desi tertawa.

"Apa kepasrahan Desi di peluk-peluk gini sama kak Daffa belum cukup membuktikan cinta Desi kak? " ucap Desi sembari menggeleng gelengkan kepalanya.

"Makasih ya !" Daffa mengecup pipi Desi dengan lembut.

"Lagian kak Daffa aneh... Kalo Desi gak sayang, mana mau Desi nginep di apartemen kakak... Mana mau Desi di peluk gini, di-...." omel Desi terpotong karena Daffa seketika menempelkan bibirnya untuk membungkam Desi.

"Hmmmp...!!" Desi menepuk nepuk lengan Daffa tapi tak dihiraukannya.

Daffa menuntun tangan Desi agar melingkarkan kedua tangannya di lehernya.

Sesaat kemudian Daffa mengakhiri ciumannya dengan mencium kening Desi.

"Kak Daffa hobi banget sih cium Desi... Dosa tau kak !" ucap Desi.

"Iya makanya ayo nikah... Kamu kan yang belum mau."

"Kan Desi nunggu restu dari kedua orang tua kita kak."

"Iya sih... Tapi... nunggu restu dari mereka... lama..!" ucap Daffa diakhiri kekehannya.

"Kak Daffa ini...!!" Desi memutar bola mata malas.

"Ya udah yuk kita mandi dulu, habis itu kita sarapan. Gak usah masak, cari di luar aja." ucap Daffa sembari mengelus rambut Desi.

"Oh gitu, ya gak papa sih kalo mau beli."

Desi beranjak dan kembali membaringkan tubuhnya di kasur.

"Lho... Ayo katanya mau mandi." ucap Daffa dengan nada mesumnya.

"Desi kabur nih ya kalo kak Dafa maksa mandi bareng !!" ancam Desi membuat Daffa mendengus.

"Kamu mah sukanya ngancem-ngancem." gerutu Daffa.

***

Daffa memberhentikan mobilnya di pelataran hotel temat Desi menginap.

"Gabut banget sih dia... Sampai nungguin kamu di depan hotel gitu...!" ucap Daffa yang melihat Raka sudah stand by menunggu Desi di depan hotel.

"Kak... Jangan mulai deh, tadi katanya udah ikhlas Desi pulang sama Pak Raka."

"Ya tapi gak harus segitunya juga kalik."

"Ya udah maklum in aja lah kak, namanya juga orang suka." ucap Desi sekenanya.

Daffa mendelik. "Kamu kok ngomong gitu!"

"Biarin kan dia suka sama Desi, yang penting Desi sukanya sama orang yang sekarang lagi ngomel-ngomel ini !!" sahut Desi agak menyindir.

Daffa mengulum senyum.

"Nah gitu dong senyum... Ya udah Desi pulang dulu ya, kakak hati-hatidi jalan habis ini."

"Iya sayang... Sini peluk dulu."

Mereka pun berpelukan, dan Daffa mencium kening Desi setelahnya.

Desi menuruni mobil, dia melambaikan tangan dan Kiss bye ke arah Daffa dengan senyum manisnya.

Daffa tersenyum senang di dalam mobil. Namun dia belum melajukan mobilnya, karena ingin melihat interaksi Desi dan Raka.

"Permisi pak... Maaf, sudah nunggu lama ya." ucap Desi membuat Raka yang sedang memainkan ponselnya pun mendongak.

Dia melirik ke arah mobil Daffa sebelum menjawab pertanyaan Desi.

"Kenapa dia masih belum pergi? Apa dia akan mengikuti mobil kita ?" tanya Raka melihat mobil Daffa yang belum beranjak.

Terlihat jelas Raka yang tidak suka melihat hal itu, namun Desi memaklumi nya.

"Habis ini dia pergi pak, mau mastiin kita udah berangkat pulang."

Raka nampak menghela nafas.

"Ya sudah ayo." ajak Raka.

"Sebentar pak, saya bereskan barang-barang saya dulu di kamar."

"Tidak perlu, tadi saya sudah menyuruh seorang pelayan membereskan koper kamu, dan sudah saya taruh di bagasi." ucap Raka.

Desi jadi merasa semakin tak enak dengan atasannya ini.

Mereka berjalan menuju mobil Raka, dan Raka membukakan pintu untuk Desi.

Desi melirik ke mobil Daffa sejenak sebelum memasuki mobil Raka. Dia kembali melambaikan tangan kecil ke arah Daffa.

Raka tersenyum kecut melihat Desi yang lebih memilih orang lain ketimbang dirinya.

Walau dia sudah meyakinkan diri, untuk berjuang, namun di hati kecilnya, tetap ada rasa sakit yang tidak bisa di pungkiri ketika melihat Desi lebih memilih laki-laki lain.

1
muna aprilia
lnjut
Tasbih cinta: Ditunggu ya🥰
total 1 replies
Putra Putri
gmna lanjutin nya dia ke buru hilang crta nya
udh di cri² nggak ketemu crta yg tdi
Tasbih cinta: Di ketik aja di pencarian kak, Satu malam panas bersama mu... Terus ceritanya di tambahin ke rak kak.
total 1 replies
Joko Castro
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
Yukishiro Enishi
Nggak bisa bayangkan hidup tanpa cerita dan karakter dalam karya ini!
Samsul Huda
cerita ini sangat menarik, semangat kak, lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!