Tersisih Dari Nagari Minang

***

kemacetan panjang di tengah kota membuat aktivitas menjadi terhambat. hari pertama miko untuk bekerja mau tidak mau harus terlambat datang ke kantor. miko mengeluh karena belum ada pergerakan sama sekali.iapun segera memberitahukan keadaan yang macet ini kepada pak Maurice bahwa miko akan masuk selepas tengah hari saja.

"apa macet ini dikarenakan beberapa hari lagi puasa? yah aku rasa pasti karena itu... " gumam miko.

Ternyata apa yang dipikirkan oleh miko benar adanya. jalanan macet dikarenakan berdirinya tenda-tenda dan bazar ditepi jalan. tak terasa waktu telah berlalu cukup singkat bagi miko. Seketika hatinya sedih ketika memikirkan sahur pertamanya dengan amakk di desa. tapi kali ini dengan terpaksa miko akan menghadapi sahur pertama bersama dengan Irina dan Melissa.

Flashback ke masa dimana miko tengah menjalani puasa pertamanya dengan penuh semangat sewaktu di desa. puasa tak menjadikan miko untuk mengeluh akan kerjanya mengurus sawah. walau terhampar ditengah teriknya matahari, selagi niat itu ikhlas tentu akan sampai.

Hari-hari puasa miko jalani dengan niat yang kuat dan tanpa merasa lelah sedikitpun. ia telah terbiasa bekerja ditengah bulan Ramadhan. hal itu mengajarkan kita bahwa serumit apapun hidupmu ibadah harus tetap dijalankan. tak perduli susah maupun senang semua sama saja dimata yang maha kuasa.

ketika berbuka puasa, amakk selalu menghidangkan beberapa gorengan dan kue yang ia beli di balai sebagai pelengkap makanan lainnya. tak lupa miko selalu membawa pulang kelapa muda untuk dijadikan es oleh amak. tak lupa pula ketika disawah miko juga menyempatkan dirinya untuk menembak ikan menggunakan senapan kawat buatannya. sederhana namun terasa bahagia dan cukup untuk mereka berdua.

Bahkan elya beberapa kali selalu memberikan miko makanan untuk buka puasa yang ia masak sendiri. miko sempat bilang pada elya untuk tidak memberikan makanan namun elya dengan gigih memberikan makanan itu. sampai-sampai elya juga ikut berbuka puasa dirumah miko. berbeda dengan miko yang selalu menganggap kalau dirinya telah banyak merepotkan, amak malah dengan terbuka menerima elya berbuka puasa dirumah. sesekali menggoda elya apakah elya tertarik dengan miko.

jikalau amak dan elya sudah mengobrol pastilah miko segera pergi ke surau dan melaksanakan sholat tarawih. ia tak pernah tinggal akan hal itu. selama bualn puasa miko menyibukkan dirinya disiang hari untuk bekerja disawah dan malam harinya ia menghabiskan waktu di surau dengan tadarusan hingga tengah malam.

masa-masa indah itu kini berganti dan hanya sebuah kenangan. walau demikian, miko bertekad untuk tidak melupakan kebiasaan itu dan akan menerapkannya meski hanya miko seorang diri. tinggal menunggu beberapa hari lagi menjelang puasa dan miko juga harus menyiapkan diri.

Kali ini, puasa miko tampaknya akan ditemani Melissa dan Melissa dirumah. namun bagi miko, jika tidak ada amak bulan puasa terasa ada yang kurang dan juga tak sebahagia dulu ketika di desa. miko hanya bisa bersabar dengan keadaannya saat ini. mungkin ini adakah takdir baik dari tuhan dan miko tidak boleh ber suudzon.

***

Tepat ketika jam istirahat kerja miko baru saja tiba dikantor dan langsung masuk keruangan kerjanya. karea sudah terlambat ia tidak lagi menggunakan waktu istirahat nya untuk makan siang. segera ia fokus membuat data laporan yang akan di persentase selama ia menjabat sebagai karyawan agen transaksi.

Dari kejauhan, Silvia yang melihat miko terfokus didepan komputer segera menghampirinya sambil memberikan makanan yang sempat ia beli diluar tadi. Silvia tau kalau miko terlambat dan harus sibuk menyelesaikan kerjaannya yang menumpuk.

"jangan terlalu memaksakan diri... " ucap Silvia sambil menaruh makanan disamping meja miko.

Sejenak miko menoleh kearah Silvia lalu tersenyum dan menganggukan kepalanya. Silvia pun langsung membantu miko untuk menyelesaikan bahan persentase. kalau tidak selesai maka di meeting esok hari akan mereka akan di skors berupa potong gaji.

Perusahaan LGC akhir-akhir ini berkembang pesat dan rata-rata 92℅ saham dan investasi telah dipengang oleh perusahaan sendiri. hal itu adalah hasil dari pencapaian miko dan silvia selaku agen mitra transaksi. semua karyawan mengangumi kerja keras mereka berdua. dan kemungkinan besar akan bertambahnya gaji dan bonus untuk tahun ini.

Sembari mengerjakan persentase, silvia bertanya kepada miko sewaktu masa liburannya.

"bagaimana dengan tempat yang aku tawarkan kepadamu? apakah membuatmu terasa nyaman dan tenang? " tanya silvia.

"yah alhamdulillah tempat panti pelita itu sangat cocok untukku yang suka dengan anak-anak. memikirkannya aku tak tega harus meninggalkan mereka... apalagi hal itu membuatku bernostalgia saat berada di desa... " jawabnya.

"syukurlah... kapan-kapan kita akan pergi bersama mengunjungi tempat itu lagi"

"boleh... aku juga sudah berjanji pada mereka kalau aku akan menjenguk kesana ketika waktu luang. "

Tak terasa hari pun telah sore dan semua persentase sudah siap dikerjakan. miko berharap persentase ini dapat diterima dengan baik saat meeting besok pagi. hari ini miko akan mengantarkan Silvia pulang hingga ke depan rumahnya. kini Silvia sudah tidak lagi menolak untuk diantar pulang dan sekarang ayahnya telah sembuh dari sakit parah yang menimpa sang ayah diwaktu lalu.

sampailah miki didepan sebuah rumah kelas menengah dan dihiasi oleh bunga-bunga cantik disekitar pekarangan rumah. ya itulah rumah Silvia. Silvia sempat menawarkan miki untuk mampir dan beristirahat tetapi karena hari sudah hampir malam, miko memutuskan untuk lain waktu akan mampir kerumah Silvia. iapun segera pergi bergegas pulang kerumah.

Namun dipertengahan jalan, miko melihat seorang pria mengenakan jas hitam dan dipipi kirinya terdapat sebuah tato kepala harimau yang tampak kurang sehat dan tak lama kemudian pria itu ambruk jatuh pingsan. sontak miko langsung segera menghentikan mobilnya dan dengan cepat menghampiri pria itu. beberapa kali miko mencoba memanggil pria itu namun dirinya tak kunjung sadar. miko pun segera membawanya kerumah sakit terdekat.

Telepon berdering ber notif sebuah panggilan dari Melissa. miko yan kini tengah berada dirumah sakit segera menjawab telpon itu.

"miko... kamu kemana?... mengapa jam segini kamu belum pulang kerumah? apa yang sedang terjadi? " ucap Melissa yang khawatir miko tak kunjung pulang.

"mel, maaf sudah membuatmu khawatir... tadi ketika aku pulang, aku menolong seorang pria yang pingsan di tepi jalan kota dan aku membawanya kerumah sakit terdekat. jangan khawatir sebentar lagi aku akan pulang... " jawab miko menenangkan Melissa.

"baiklah kalau begitu hati-hati dijalan... "

Telpon pun ditutup dan tak lama dokter pun menghampiri miko. ia memberitahu miko kalau pria yang ia tolong sekarang sudah siuman dan sedikit luka dibagian lengan kanannya akibat ditabrak kendaraan. mendengar hal itu miko segera menjenguk pria itu di kamar pasien rawat. ia menghampiri pria itu yang baru saja membuka matanya.

"syukurlah kalau anda baik-baik saja... nama saya miko. tadi dijalan anda pingsan jadi saya membawa anda kemari" jelas miko.

"terimakasih anak muda telah mau berbaik hati menolongku... panggil saja saya Arnold. saya harap bisa membalaskan budi baik anda nak miko...saya juga setelah ini akan menelpon istri dan anak saya untuk menjemput saya disini...sekali lagi terimakasih banyak." ucap pria itu bernama arnold.

"tidak usah terlalu dipikirkan. saya tidak mengaharapkan apapun dalam menolong sesama... baiklah kalau begitu saya izin pamit pulang ya pak arnold. assalamu'alaikum... "

"waalaikumsalam... "

Miko pun akhirnya pulang meninggalkan pak arnold dirumah sakit itu. ketika miko menghilang dari pandangan Arnold, sejenak dirinya tertegun mengingat sesuatu.

"wajah itu sangat familiar di ingatanku... tidak mungkin kalau itu dirinya...tapi mengapa gelang itu ada pada dirinya??...aku akan tanyakan langsung kepada Maurice." gumamnya ketika melihat wajah miko yang tidak asing di benaknya.

Tak lama kemudian istri dan anak Arnold pun datang menjemputnya. lamunan terpecah ketika istrinya menyebut nama Arnold. mereka pun akhirnya pulang dan tidak menginap dirumah sakit...

***

Melissa segera berlari menuruni anak tangga dan langsung memeluk miko dengan erat. ia begitu khawati karena miki yang terlambat pulang. miko pun segera mengusap kepala Melissa lalu menjelaskan semua yang terjadi hari ini. setelah Melissa mengetahui semuanya merekapun segera masuk kerumah dan makan malam bersama.

Merekapun ngobrol beberapa hal termasuk Melissa yang mendapatkan telpon dari ayahnya dato' Anwar. miko pun senang mendengar kalau semua orang-orang di desa baik-baik saja.

"tapi miko... ayah juga bilang padaku kapan kita akan pulang ke desa? " ucap Melissa.

"hmmm mungkin insyaallah seminggu sebelum lebaran. apa Melissa juga ingin pulang? "

"iya... sudah lama aku tidak pulang karena masalah hutang toko kue ku dengan arjun itu... aku bahakn sangat rindu dengan ayah dan ibu. " keluh Melissa mengingat kenangan pahit.

"baiklah kalau begitu kita akan pulang bersama... aku juga merasakan hal yang sama dengan dirimu. "

Merekapun berencana akan pulang lebaran ini bersama. miko berharap tidak akan ada kendala apapun saat ia pulang ke desa nantinya.

Selesai makan miko dan Melissa pun kembali ke kamarnya masing-masing. ketika miko hendak memejamkan matanya, terdengar suara samar-samar memanggil nama miko dan membuat miko merasa penasaran.

"tunjukan dirimu... apa yang perlu kamu katakan padaku?? " seru miko.

Tak lama miko bersuara sebuah siluet bayangan hitam berkepala harimau muncul dihadapannya.

"kalau aku boleh tau, siapa dirimu? " tanya miko.

"Assalamu'alaikum.aku datang memberi kabar berita untukmu. aku adalah roh manusia harimau yang telah turun temurun mengikuti keturunan keluarga mu . ketahuilah. jangan pernah engkau tinggalkan ibadah dan gunakanlah kemampuan disaat hanya terdesak.. "

Selesai mengucapkan beberapa kalimat bayangan itupun menghilang entah kemana. miko pun bingung dengan perkataan bayangan itu, sebab sebelumnya ia tak pernah menjumpai kejadian seperti ini.

miko segera tidur dan beristirahat karna besok harus meeting dan menandatangani kontrak persentase.

"ahhh benar juga aku melupakan sesuatu. aku baru ingat kalau akan membuat syukuran untuk tempat tinggal baruku setelah satu minggu. sekalian saja besok ketika selesai meeting aku akan mengundan pak Maurice dan willy datan ke acara syukuran ku nanti"...