gagal nya pernikahan pertama belum membuat ku jera akan hidup berumah tangga. aku menerima lamaran seorang laki-laki yang baru saja ku kenal ku fikir dengan aku menikah lagi kehidupan ku bisa terjamin dan bahagia, ternyata aku salah kini pernikahan ke dua ku juga berderai air mata.
apakah pernikahan Ayu yang kedua masih bisa di perbaiki atau gagal lagi seperti pernikahan pertamanya.
yuk langsung baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nada gita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
Langit gelap kini tlah bergantung terang, itu tanda nya hari sudah pagi.
Seperti biasa nya, aku terbangun dari tempat tidur lalu ke kamar mandi mencuci wajah ku terlebih dulu, setelah itu menyiapkan sarapan pagi.
Selesai dengan kegiatan dengan peralatan alat masak dan makanan pun sudah tersaji di atas meja makan tertata rapi, aku pun ke kamar Daffa untuk membangunkan dan menyiapkan pakaian untuk nya sekolah, setelah itu balik ke kamar ku lagi untuk membangunkan Mas Raka dan menyiapkan pakaian kerja nya.
Selesai menyiapkan dan tinggal menunggu mereka untuk makan, aku pun kembali ke dapur mencuci alat-alat bekas aku memasak tadi.
Saat aku sedang sibuk mencuci peralatan yang kotor, Ibu datang dan langsung duduk di meja makan, setelah itu di susul oleh Daffa dan juga Mas Raka yang berjalan dan duduk di meja.
Selesai sarapan, aku mengantar Mas Raka dan Daffa ke depan dan berangkat kerja juga berangkat sekolah.
Setelah kepergian Daffa dan Mas Raka, aku masuk lagi ke dalam dan menutup pintu.
Terlihat Ibu masih duduk di meja makan, aku pun menyusul nya duduk di dekat nya.
Aku dan Ibu bercerita sambil mengerjakan membersihkan cabe yang akan di masukkan ke dalam kulkas.
Cika pov.
"Emm, bosan". Gumam Cika yang duduk di kursi di ruang kerja nya, ia pun berfikir untuk ke luar tapi tidak tau harus kemana, lama ia berfikir dan ia pun memutuskan untuk pergi ke rumah Ayu, karna sudah lama ia tidak kesana dan bertemu dengan Ibu Ayu.
Cika pun membereskan kertas dan pena yang berserakan di meja kerja nya, setelah itu ia pun bergegas ke luar.
" Ima, saya ke luar dulu ya! ". Kata Cika memberitahu pegawainya.
Ima pun tersenyum dan menganggukkan kepala nya ke pada Cika bos nya.
Cika pun mulai menjalankan mobil nya memecah jalanan kota, Cika bersenandung rian sambil menyetir mobil.
Saat di tengah perjalanan ia melihat ke arah samping dan mendapati sekolah Daffa, Cika pun melihat jam di pergelangan tangan nya dan ternyata sebentar lagi Daffa akan pulang.
Mending ia tunggu saja Daffa, tapi sebelum itu ia akan memberitahu Ayu terlebih dulu, biar dia saja yang menunggu Daffa pulang.
Cika memasukkan mobil nya ke area sekolah.
Cika pun melihat-lihat ke arah gerbang, ia menunggu di dalam mobil sambil mengoatak-atik ponsel nya.
Tak lama gerbang sekolah pun di buka, dan terlihat Daffa yang sedang berjalan ke luar, Cika pun turun dari mobil dan memanggil Daffa sambil melambaikan tangan nya ke atas agar Daffa bisa melihat ke arah nya.
" Daffa! ". Panggil Cika pada bocah itu
Daffa bingung kok tante Cika ada di sini.
" Tante". Ucap Daffa tersenyum pada Cika dan mencium punggu tangan nya.
"Ayo kita pulang, karna tante sekalian mau ke rumah Daffa untuk bertemu Ibu dan Nenek Daffa!. Ajak Cika pada Daffa, lalu menarik tangan kecil Daffa, mereka pun masuk ke dalam mobil.
Selama di perjalanan Daffa dan Cika bercerita bersenda tawa, layak nya seperti ibu dan anak.
Sebenar Cika sudah lama menginginkan seorang anak namun, Allah SWT. memberikan nya tetapi ia ikhlas akak semua itu Cika terus berdoa semoga kelak ia bisa merasakan menjadi seorang ibu.
Kediaman Ayu.
" Nak, Daffa tidak di jemput kan ini sudah pulang?". Tanya Ibu pada ku.
Aku tersenyum lalu menjawab kalau Daffa pulang bersama Cika, tadi Cika memberi tahu jika ia mau ke sini dan sekalian saja menjemput Daffa yang ke betulan melewati sekolahan Daffa.
Ibu mengangguk kan kepala nya, baik lah kalau begitu.
Tok...tok...tok
Suara ketukan pintu dari luar, seperti nya Cika dan Daffa sudah datang, aku pun berdiri berjalan ke depan untuk membuka pintu dan mencari tau siapa yang datang.
Saat aku sudah membuka pintu, ternyata Daffa dan Cika yang baru saja sampai, aku menyuruh mereka masuk ke dalam. Aku memberitahu Daffa untuk mengganti baju sekolah nya terlebih dulu di kamar.
Sedangkan Aku dan Cika berjalan ke dapur, Cika sudah biasa datang ke sini waktu masih sekolah dulu.
"Tante". Panggil Cika pada Ibu.
Cika berjalan lalu memeluk Ibu yang sudah lama tidak bertemu.
Ibu pun membalas memeluk Cika, Ibu sudah menganggap Cika seperti anak nya sendiri.
" Emm, makin cantik aja nih". kata Ibu memuji Cika.
"Tante bisa aja". Ucap Cika.
Ibu pun menyuruh Cika untuk duduk di kursi.
Ibu dan Cika mengobrol bersama, sedangkan aku membuatkan minuman dan juga cemilan untuk kami nikmati.
Selesai sudah, kini aku pun membawa nya ke meja bersiap untuk di makan, Daffa yang sudah mengganti pakaian nya pun kini sudah keluar kamar dan ikut duduk bersama kami.
Banyak hal yang Ibu dan Cika bahas, aku hanya menjadi pendengaran saja untuk mereka berdua, Daffa sibuk dengan game nya di ponsel sambil menikmati cemilan yang ku buat tadi.
Begini lah jika Ibu dan Cika bertemu mereka akan melupakan di sekitar nya, dan hanya berfokus ke mereka saja.
Awal-awal nya sih aku sempat cemburu tapi lama-kelama aku menerima nya, apa lagi waktu itu Ibu pernah bilang jika kasih sayang seorang Ibu pada anak nya itu sangat lah besar dan tidak akan ada yang bisa menggantikan nya.
Lama mereka mengobrol, kini kami pun beralih ke ruang tamu, agar lebih nyaman dan bisa sambil menonton acara TV.
Gini deh kalau, aku akan tersisihkan jika, namun aku biasa saja, dari pada aku hanya termenung saja mendengarkan mereka berdua bercerita dan juga Daffa masih sibuk dengan game yang di main kan nya di ponsel, aku pun fokus menonton acara TV.
"Tuh lihat Cika Yu! ". Kata Ibu pada ku, aku terperangah tidak tau apa maksud Ibu, seprti biasa pasti jika mereka sedang mengobrol dan aku tak menyimak pasti Ibu akan berkata, 'Tuh lihat Cika'. Entah apa maksud nya aku tak mengerti.
Aku menampilkan wajah bingung ku pada mereka berdua, setelah itu Ibu maupun Cika kembali lagi terfokus di cerita mereka.
Aku pun tepuk jidat, karna hal ini akan terus terjadi seperti ini.
Tak lama Cika pun pamit pulang karna hari semakin sore.
" Pulang dulu ya tan, Yu". Pamit Cika.
"Nanti kalau ada waktu lagi ke sini lagi ya nak! ". Kata Ibu pada Cika
Cika menganggukkan kepala seraya tersenyum manis ke pada Ibu dan juga aku.
Cika pun menyalami punggung tangan Ibu, dan mencium Daffa, setelah itu ia pun pamit pulang.
Aku, Daffa dan juga Ibu mengantar Cika di depan rumah.
ayo widia cari kebahagiaan sendiri 😊
pengen raka kena karma aja deh 😅
tolong kasih jodoh lain buat widia thor 🙏🏻😘