NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Gendis

Cinta Terakhir Untuk Gendis

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Angst
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: 9irlpower

Sekuel ketiga, dari kisah cinta Gendis yang tragis, dan menyedihkan.

Setelah serentetan kejadian yang menimpa Gendis. Gendis pun sudah berusaha lagi untuk bangkit, dengan bantuan para power rangersnya dan teman-temannya yang lain.

Kali ini, Gendis dipertemukan dengan seorang wanita baik yang mau memberikan cintanya ke Gendis. Wanita itu berniat menjodohkan Gendis dengan putra bungsungnya.

Siapakah dia? yang akan menjadi tambatan hati Gendis. Dan apakah kali ini Gendis bisa mengakhiri serentetan kisah tragisnya? dan berakhir dengan dia—, yang nggak pernah Gendis sangka-sangka, akan ada di dalam kisah percintaannya yang terakhir.

Dan semua kisah pun akan terkuak di seri terakhirnya Gendis, dengan kemunculan orang-orang lama yang pernah ada di kesehariannya Gendis.

Yuk ... kembali ramaikan kisahnya Gendis.

Yang kepo sama kisah sebelumnya, baca dulu yuk [Cinta Pertama Gendis] dan [Mencob Jatuh Cinta Lagi] Karya 9irlpower.

Selamat Membaca 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 9irlpower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Season 3 [Jodoh Emang Nggak Kemana Ya?]

Perasaan panik belum bisa Gendis halau, kali ini Gendis malah membalikkan tubuhnya, guna memastikan apakah benar Bram yang ada di belakangnya.

Dengan perasaan was-was, Gendis memberanikan dirinya untuk melihat wajah Bram.

Namun begitu Gendis menatap ke arah Bram, wajah Bram ditutup dengan kaca mata, masker wajah, dan juga topi yang membuat Gendis nggak bisa memastikan kebenarannya.

Namun, Gendis bisa memastikan itu Bram, hanya dengan mendengar suara lelaki jahat itu.

"Ikut kak Bram sebentar Ndis, ada hal penting dan bahaya yang mau kak Bram sampaiin ke kamu." sambil tangan lelaki yang mengaku Bram ini, meraih tangan Gendis.

Dengan cepat Gendis menepisnya, lalu mundur perlahan.

"Mau ngapain lagi kak? kak Bram udah bukan orang baik, yang Gendis kenal dulu, jauhin Gendis! Gendis nggak mau ketemu sama kak Bram lagi!" desisnya, menolak Bram dengan kemarahan dan juga rasa takut yang bersamaan.

"Ndis ... kamu dalam bahaya, kak Bram cuma mau kasih tau kamu untuk hati-hati sama ..." belum selesai lelaki yang mengaku Bram menandaskan ucapannya, Gendis udah berteriak minta tolong.

Lelaki yang mengaku Bram pun langsung kabur, mencegat taksi sebelum banyak orang menghampiri Gendis.

Melihat Bram pergi, kaki Gendis bener-bener lemas sampai bersimpuh di tanah.

Gendis menangis, menutupi wajahnya dengan tangan yang bergetar hebat. Sampai-sampai Gendis nggak kepikiran dengan cake dan minuman yang dibelinya tadi, dan udah terjatuh karena saking paniknya Gendis bertemu dengan lelaki yang mengaku sebagai Bram.

Sementara dengan remaja tadi yang mengikuti Gendis, langsung mendekati Gendis, guna membantu menenangkan ketakutan Gendis.

"Ndis? lo kenapa?" sambil remaja ini ikut berjongkok di hadapan Gendis, mau memegang pundak Gendis, tapi ragu kalau Gendis bakalan menolaknya dan mengira kalau lelaki tadi balik lagi.

Gendis melepaskan kedua telapak tangannya dari wajahnya, lalu menatap remaja yang nggak lain, "Daniel ...." sambil Gendis terisak lagi di depan Daniel, dan nggak berapa lama Gendis tumbang karena panik dan syok.

Remaja yang nggak lain Daniel pun, langsung menangkap Gendis, menjaga Gendis supaya nggak terjatuh ke aspal, lalu menyenderkan tubuh Gendis di dadanya.

Daniel kini sibuk menelfon pak Toni, meminta beliau untuk menjemputnya di tempat yang sudah Daniel informasikan.

Setelah menelfon pak Toni, Daniel yang sejak awal emang lagi kerja kelompok di lantai dua gedung cafe. Langsung menelfon Ade, yang sebelumnya udah dia informasikan lewat sms tadi, kalau Daniel mau ngikutin Gendis yang ketemuan sama seorang yang nggak dia kenal, dan bikin Daniel sempet cemburu tadi.

"De! gue anter Gendis ke rumah sakit bokap gue. Titip tas gue ke Simon, nanti kalian nyusul aja." begitu tersambung dan Ade menjawab panggilan telfon Daniel. Daniel udah menyerocos aja, dan nggak sempat ditanya sama Ade.

"Daniel!!" panggil Ade lagi, karena Daniel udah langsung matiin sambungan telfon.

Sementara yang lainnya terlihat bertanya-tanya, kenapa wajah Ade terlihat panik, setelah menerima telfon sambil memanggil nama Daniel.

Mikhaela yang penasaran pun, jelas aja mengajukan pertanyaan. "Kenapa sama Daniel, De?"

Ade menghela napasnya dengan berat, sambil menatap Mikhaela dan menjawabi pertanyaan teman satu kelasnya itu. "Ceweknya Daniel pingsan, dia izin nggak lanjut kerja kelompok."

Mendengar penuturan Ade, nggak ada satu pun yang percaya kalau Daniel yang terkenal dingin dan pendiam saat di sekolah, tau-tau udah punya pacar.

Sementara dengan Simon. Dia juga sama nggak percaya, sama seperti tatapan teman-temannya. Dan langsung ditanya ke Ade, dengan suara pelan tentunya, supaya nggak mengundang perhatian Mikhaela karena memang Simon tau banget kalau cewek yang sampai saat ini masih ditaksirnya itu, malah suka sama sepupunya.

"Beneran De?"

"Iya, Gendis pingsan Mon. Terus ketemu sama Daniel di bawah," ucap Ade menjelaskan isi smsnya tadi, sebelum Ade dibuat panik dengan kenyataan, kalau sahabatnya itu malah diketemukan pingsan.

Sementara dengan Mikhaela, wajahnya jelas kesal banget karena nggak tau kalau Daniel ternyata udah punya pacar. Pantes aja, kalau selama ini dia nggak pernah dihiraukan.

Tapi dibalik kekesalannya itu, Mikhaela yang tadi pagi udah mengabari Papanya. Justru punya gagasan lainnya, untuk mengalihkan patah hatinya. "Gue akan bikin lo sama cewek lo itu berakhir, karena lo hanya milik gue, Niel!!" diucapkan Mikhaela dalam hatinya, sambil mencengkram kedua tangannya yang sejak tadi disembunyikan di balik meja.

...****************...

Gendis dibawa ke rumah sakit, lalu Daniel menjaga Gendis setelah Gendis ditangani dokter UGD.

Di sini Daniel jadi punya alasan untuk memandangi Gendis, dan punya kesempatan untuk megang tangan Gendis karena selama ini Daniel selalu diacuhkan sama Gendis dan baru tau kalau Gendis benci banget sama dia, karena pertemuan pertama kalinya.

Melihat Daniel berduaan sama Gendis, Ade sama Simon yang udah duluan di depan kamar rawatnya Gendis, memilih batal masuk.

Simon pun akhirnya mengajukan pertanyaan, setelah melihat Ade panik banget.

"Lo panik amat, lihat ceweknya Daniel pingsan."

"Lo nggak tau, kalau yang pingsan tuh Gendis?"

"Hah!?" desis Simon, sampai penasan dan mengintip lewat pintu kaca, tapi karena nggak kelihatan, Simon pun menyerah dan memilih meminta Ade untuk menjelaskan maksud ucapannya tadi.

"Si Daniel kan udah punya tunangan, gimana bisa dia pacaran sama Gendis?"

"Kasihan nanti kalau Gendis nanti dipaksa putus, sama nyokapnya Daniel." sambung Simon lagi.

"Lah, gue pikir lo tau Mon, kalau sepupu lo dijodohin sama Gendis?"

Penjelasannya Ade malah makin bikin Simon kebingungan.

"Jadi, maksud lo? Gendis tunangannya Daniel?"

"Iya." dijawabi Ade dengan singkat, lalu Ade melihat senyuman Simon.

"Jadi bener dugaan gue, waktu di rumahnya si Ade ..." monolog Simon dalam hatinya, sambil mengingat perkataannya waktu di rumah Ade, setelah mendengarkan percakapan di antara Daniel dan juga teman-teman dekatnya Ade.

"Jodoh emang nggak kemana ya?" kali ini Simon perdengarkan suaranya itu, sambil Simon menatap ruangan rawatnya Gendis.

"Cuman ya gitu, Gendis masih ogah dijodohin." timpal Ade.

"Nah, ini yang mau gue tanyain De. Bukannya Gendis udah punya tunangan? waktu itu di rumah lo, gue lihat Gendis dijemput sama tunangannya. Terus waktu dia bawa gue ke rumah sakit, gue sempet ketemu sama tunangannya juga."

Ade pun menjelaskan, kejadian ke mana tunangannya Gendis pergi. Dan membuat Simon pun kaget bukan main, ditambah Simon jadi tau kalau Bram, yang pernah membantunya waktu terjebak tauran. Adalah dalang, dari kepergian Rezy untuk selamanya.

"Pantes dia uring-uringan di sekolah. Padahal sebelumnya, Daniel cerita ke gue kalau dia seneng banget bisa dijodohin sama cewek yang ditaksirnya dari kelas 1."

"Nah, yang ini gue belum tau jelas, kenapa bisa Daniel naksir sama Gendis?" sela Ade, penasaran karena waktu itu juga, Ade mau tanya ke Daniel, tapi udah diganggu sama Mikhaela.

"Itu cerita gini ...." Simon yang mau menjelaskan, kejadian pertemuan Gendis dengan Daniel, pun batal berucap karena melihat kemunculan Bejo dan Widi.

🔜 Next Part 🔜

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!