RM 2 : Wanita Kesayangan Mafia Beristri

Keesokan paginya.

Karena beberapa tamu, seperti Maximillian-Joella, dan Diavolo-Michella, serta tamu lainnya yaitu Calvin-Sophia, dan juga Alejandro-Isabella berada di dalam kamar, jadilah mereka masih berada di hotel itu, juga pagi ini.

Dan dihalaman, Alejandro tampak di luar sedang bertelepon dengan seseorang melalui handphonenya. Tidak lama pembicaraan mereka, saat di tengah obrolannya di telepon,  dia melihat Maximillian dan Joella sedang lewat, melihat musuhnya berada di sekitarnya, Alejandro berniat untuk mengintai keduanya.

“Kita akan bicarakan ini nanti dulu, aku ada urusan penting.” Ujar Alejandro menyeringai, kemudian menutup teleponnya, dan dia mulai mengendap-endap di sekitar Maximillian dan Joella, kebetulan di sana ada Michella dan Diavolo, serta keempat anak-anak mereka dan Tasya di sana.

“Jadi kapan kau akan menikah dengan Joella ??” Tanya Diavolo kepada Maximillian.

“Secepatnya.” Ujar Maximillian dengan senang.

“Aku masih tidak menyangka.. Jika sahabatku ini hamil.” Ujar Michella dengan senang mendengarkan kabar kehamilan Joella.

“Sebaiknya kau berhati-hati, karena banyak musuh yang pasti akan mengincar Joella.” Ujar Diavolo mengingatkan Maximillian.

“Tidak hanya Joella, tapi juga anak dalam kandungan Joella, bagaimanapun anak-anak itu akan menjadi pewaris Keluarga George.” Jawab Maximillian kepada sahabatnya.

Alejandro yang mendengarkan perkataan itu, kemudian berfikir sejenak, haruskah dia melakukan sesuatu rencana di sana ?? Dia fokus menatap Joella dan perutnya yang masih datar itu. Bagaimanapun aku harus melakukan sesuatu, tapi apa.. Isabella tidak mungkin bisa menggapai Joella ?! Hah sialan !! Andai Isabella bisa lebih cerdik, maka aku bisa memanfaatkan Isabella dalam rencanaku !! Batin Alejandro menggeram sedikit kesal dan geram di sana.

Tapi otak Alejandro cukup cerdik, dirinya sudah memulai rencana baru, dan dirinya menyeringai licik.

Tapi dengan aku merencanakan semuanya sendiri, maka aku bisa bebas dengan pikiranku. Lihat saja, Maximillian, kau tidak akan mencapai pernikahanmu nanti. Batin Alejandro menyeringai dengan nada liciknya, dia berlalu dari sana.

Sementara untuk Maximillian dan Diavolo.

“Jika kau akan menikah secepatnya, maka mungkin aku dan istriku akan disini dulu sampai kau menikah dengan tunanganmu.” Ujar Diavolo melanjutkan ucapan dan rencananya itu.

“Hmm.. Lagipula kau harus berbicara mengenai masalah kerjasama dengan ayahku.”

“Yeah, jujur aku saja aku tertarik dengan karakter ayahmu itu..” Ujar Diavolo menaikkan alisnya itu. Maxi terkekeh pelan di sana, dia tahu jika Diavolo pasti akan tertarik dengan karakter ayahnya, bagaimanapun Maxi memandang Diavolo memiliki karakter yang hampir sama dengan Marcelo.

“Hey, mau sarapan bersama ??”

“Tentu saja !! Ayo, beritahu aku restoran atau makanan enak disini.” Ujar Michella dengan riang gembira.

 Joella terkekeh pelan melihat ekspresi riang dari Michella, “Aku akan menunjukkan restoran yang enak, kepada kalian.”

“Apakah itu daging ??” Tanya Cathina sembari menggandeng Michella di sisi kanan. Sementara Catholo menggandeng Diavolo.

“Ya.. Ada masakan daging disana.”

“Cathina.. Kau sudah terlalu banyak makan daging, sebaiknya kita makan sayuran saja untuk hari ini.” Ujar Catholo menasehati adik kembarnya, bak orang yang sudah dewasa, Cathina sedikit cemberut.

“Tapi aku benci sayuran.” Ujar Cathina merajuk, membuat Joella dan Diavolo terkekeh geli, gaya merajuk Cathina sangat mirip dengan Michella saat sedang merajuk.

“Kakakmu benar, Cathina.. Tapi mungkin kau harus mencoba beberapa masakan campuran daging dan sayur, nanti lama-kelamaan kau akan menyukai sayuran.” Ujar Diavolo berbicara dengan lembut, untuk membujuk Cathina.

Cathina menimang perkataan ayahnya, lalu tidak lama mengangguk dengan senang. Joella melihat pembicaraan Diavolo dengan kedua anaknya, lalu kemudian berbisik lembut ke arah Maxi.

“Kau harus bisa sebaik dan selembut Diavolo, kepada anak-anak kita nanti.” Ujar Joella, Maxi mengerti maksud ucapan Joella, dia hanya terkekeh pelan.

“Tentu saja, aku tidak sabar dia akan lahir.” Ujar Maxi membelai perut Joella yang masih datar.

...

Le Taillevent, adalah salah satu restoran paling mahal dan mewah di Kota Paris, meskipun terkenal akan minuman Wine yang lengkap dan berbagai harga, restoran ini juga menyediakan makanan yang akan memanjakan lidah mereka. Ternyata tidak sia-sia, Diavolo dan Michella di ajak kemari, lihatlah Cathina dan Catholo tampak menikmati hidangan di depan mereka, dan sepertinya satu Keluarga itu dimanjakan dengan hidangan nikmat di depannya.

“Mungkin aku akan berkunjung kemari lagi, makanan ini sangat luar biasa.” Ujar Michella dengan senang dan menyantap makanan dengan lahap.

“Sure.. Anything for you, Mommy~” Ujar Diavolo sedikit menggoda istrinya itu.

Sementara disisi Joella dan Maxi sendiri juga sibuk, berbicara satu sama lain.

“Bagaimana jika.. Pernikahan kita adakan besok ??”

“Kenapa kau ini selalu mendadak saat merencanakan sesuatu..” Ujar Joella dengan kesal.

“Hmm~ tentu saja secara mendadak, karena jika kita merencanakan lebih lama, maka musuhku akan mengetahuinya.”

“Hah.. Astaga..”

Tapi mereka sedang berada di ruangan VVIP sehingga tidak ada siapapun di sana kecuali mereka, karena Diavolo dan Maximilian yakin, jika beberapa musuh mungkin sedang mengincar mereka, jadilah supaya aman, mereka mengambil ruangan VVIP. Setelah menikmati makanan, mereka berbicara dan sempat ngobrol sebentar, tidak lama kemudian mereka mulai melangkah keluar dari restoran, bagaimana pembayarannya ?? Ah, tenanglah kedua lelaki tampan itu membawa blackcard mereka masing-masing, tapi kali ini sepertinya Maxi memiliki keinginan berbeda.

“Untuk makanan kali ini, biar aku membayarkan kalian semua.” Ujar Maxi mengeluarkan black card miliknya itu. Diavolo terdiam sejenak.

“Hah baiklah.. Tapi jangan harap ini bisa menjadi umpan, supaya aku menerima kerjasamamu.” Ujar Diavolo, Maxi tidak tersinggung, malah tertawa geli di sana.

“Aku tersinggung kecil, aku tidak mungkin akan melakukan hal konyol hanya untuk mendapatkan persetujuan kerjasama darimu itu.” Ujar Maxi dengan nada bercandanya itu, Diavolo terkekeh pelan, seharusnya Diavolo sedikit mencairkan perasaan dinginnya kepada saudaranya itu

Setelah itu, mereka keluar dari restoran dan sempat berbicara di luar sana, tanpa menyadari ada seseorang yang tengah menatap tajam ke arah mereka, terutama ke arah Joella, sosok asing itu, terlihat menggunakan senjata api mengarahkan ke arah Joella yang berdiri di sana. Dia juga menggunakan pendengar suara, dan bertelepon dengan seseorang.

“Tuan.. Saya melihat target di depan saya.”

“Bagus, sesuai dengan foto yang sudah saya berikan, bukan ??”

“Iya, tuan.”

“Tembak dia, arahkan ke arah perutnya.”

“Baik, tuan.”

Lelaki itu mengarahkan tepat ke arah bagian perut wanita yang sedang berdiri itu. Seakan mengamati gerak-gerik dari Joella sebelum dirinya menembaknya, karena bagaimanapun dia berniat menembak dengan satu peluru saja, dan harus bisa tepat pada sasaran.

Disisi lain, Joella sendiri merasa sedikit kelelahan, dia sempat beberapa kali menundukkan tubuhnya karena merasa kelelahan.

“Kau baik-baik saja, sayang ??” Tanya Maxi yang menatap ke arah tunangan di sebelahnya.

“Aku merasa sedikit kelelahan.”

“Kalau begitu kita berpisah saja disini. Kau dan Maxi bisa kembali ke rumah, beristirahatlah. Meskipun hamil muda kau tidak boleh terlalu kelelahan.” Ujar Michella memberikan nasehat kepada sahabatnya itu, supaya sahabatnya itu bisa beristirahat dan menjaga dirinya.

“Hah, beristirahat apanya ?! Maxi selalu saja menggarapku !!” Ujar Joella dengan kesalnya.

Sementara lelaki yang mengamati Joella, mulai bersiap, karena posisi berdiri Joella yang pas, dan sudah pasti peluru akan meluncur dengan pas di tubuh Joella. Setelah Joella tidak lagi bergerak, dan berdiam di tempat, lelaki itu akhirnya menekan pelatuknya dan melepaskan pelurunya.

Dor !!!