NovelToon NovelToon
Terpikat Cinta Vtuber

Terpikat Cinta Vtuber

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / duniahiburan / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir / Cinta Murni / Office Romance
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Van Waku

Di era teknologi virtual yang semakin berkembang pesat, muncullah fenomena baru yang mengguncang dunia hiburan: Virtual YouTuber. Mereka bukanlah manusia sejati, melainkan karakter digital yang dihidupkan oleh teknologi canggih. Namun, pesona dan daya tarik mereka tidak kalah dengan para selebritas dunia nyata.

Aldira, seorang karyawan kantor biasa tidak pernah menyangka bahwa ambisi terhadap pekerjaan dan laki-laki pujaannya membuat dia harus terjun ke dunia maya sebagai vtuber dengan menggunakan akun youtube orang lain yang tidak pernah ia ketahui sosok asli di baliknya. Seiring berjalannya waktu, rahasia di balik pemilik akun asli tersebut satu per satu mulai terkuak sehingga menimbulkan konflik yang dapat mempertaruhkan cinta sejati sekaligus karirnya. Pada akhirnya dia tetap harus memilih antara sepak terjangnya sebagai vtuber atau merelakan semuanya demi kisah cintanya yang rumit.

Temukan jawabannya, hanya di Terpikat Cinta Vtuber.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van Waku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20 - Pertikaian Batin

Dalam sebuah kafe dengan nuansa pink yang kental, Tony dan Rafi duduk bercengkerama di sebuah meja bundar yang tidak terlalu besar. Sambil membawa satu cup es krim di tangan, Aldira menyusul mereka berdua dan duduk dengan riang menyaksikan Tony dan Rafi yang masih sibuk membicarakan pameran otomotif barusan. Bagai tidak ada habisnya, Aldira kembali dibiarkan seorang diri menikmati es krim cookies n cream yang sudah ia beli.

“Mau sampai kapan kalian mengabaikanku?” Tanya Aldira kesal.

“Oh, maaf sekali! Kami terlalu asyik kelihatannya, ya.” Ujar Rafi, “Kelihatannya enak es krimnya.”

“Kalian mau rasa apa? Biar aku belikan!” Seru Aldira dengan gembira.

"Kami berdua sedang diet. Jangan merusak tubuh model kami.” Balas Tony bercanda, “Tapi baru kali ini ada orang yang cari es krim malam-malam.” Celetuk Tony.

“Memangnya aneh kalau makan es krim di malam hari?” Balas Aldira.

"Hati-hati berat badanmu bisa naik.” Jawab Tony.

"Ton, jangan membicarakan berat badan di depan wanita! Tabu hukumnya!” Protes Aldira sambil perlahan memakan es krim.

“Biarkan saja, Ton! Aldira berhak menikmati es krim itu, lagi pula kita sudah membuatnya menunggu lama di pameran tadi. Anggap saja ini sebagai reward untuknya.” Sambung Rafi.

Aldira dan Tony kompak melihat Rafi. Mereka berdua tampak heran dengan perilaku Rafi yang tiba-tiba tidak kaku seperti biasa. Seakan tidak percaya dengan sikap Rafi, mereka berdua melirik Rafi dengan pandangan curiga.

“Aku perhatikan sepertinya kamu agak berubah, ya sekarang. Biasanya kamu sangat kaku dan tegas, tapi sepanjang hari ini kamu terlihat berbeda. Lebih membumi.” Ujar Tony.

“Betul, betul! Kamu tahu tidak, bahkan Rafi menyempatkan diri untuk mengobati luka di kakiku tempo hari di mall.” Tambah Aldira menjelaskan.

“Ehem! Too much information. Al, bisa tidak hal-hal seperti itu disimpan saja di dalam hati.” Rafi menggerutu dengan sikap cool-nya.

Tony menoleh ke arah Aldira dan bertanya, “Dia mengobati kakimu?”

“Iya, tidak biasa, 'kan.” Katanya.

Sebagai seseorang yang mengenal manajernya lebih lama dari Aldira, Tony merasa sikap Rafi berubah semenjak Aldira hadir di tengah-tengah mereka. Sambil mengulang pernyataan Aldira tersebut di pikirannya, Tony merasakan hatinya memanas. Entah apa itu, tapi dia menjadi kurang nyaman dengan keberadaan Rafi di sana.

"Sudahlah, jangan dibahas! Habiskan dulu es krim itu lalu berbicara lagi.” Ucap Rafi malu.

Tony menyenggol kaki Rafi di bawah meja. Dia mendekatkan dirinya ke arah manajernya tersebut dan berbisik, “Mengobati kaki Aldira? Apa yang ada di otakmu?”

Rafi tercekat. Dia melirik ke arah Aldira yang sedang makan es krim dengan lahapnya sampai tidak menyadari kedua pria itu sedang berbisik. Sepertinya Rafi juga sedikit bingung dengan perubahan sikapnya belakangan ini.

“Sudah aku bilang tidak perlu dibahas. Bukankah bagus jika aku bisa memberikan gesture yang baik pada seorang wanita?” Balasnya sambil mengecilkan suara.

“Iya, tapi kenapa Aldira?” Lanjut Tony dengan ketidakpuasannya.

“Kamu kenapa bawel sekali, sih? Mending urus saja kekasihmu itu, bukannya kamu mau fokus mencari Salma?” Bisik Rafi.

Tony menelan ludah. Untuk sesaat, dia melupakan tujuannya untuk menemukan Salma. Dia pun merasa bersalah karena melakukan hal yang lain dan bersenang-senang, bukannya mencari keberadaan Salma. Pertikaian batin menyelimuti pria itu hingga dia tidak bisa berkutik menghadapi Rafi.

***

Sepanjang perjalanan pulang, Tony tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya menyetir dengan fokus. Aldira yang mulai merasa canggung dengan suasana hening tersebut berusaha untuk mencairkan suasana.

“Aku belum pernah melewati jalan ini. Ternyata indah juga pemandangannya di malam hari.” Sahut Aldira basa-basi.

Namun Tony tetap tak bergeming. Lampu penerang yang ada di sisi jalan tidak mampu membangkitkan suasana hati pria itu. Sepinya jalanan menambah keheningan yang timbul di dalam mobil.

“Ngomong-ngomong tadi membicarakan apa dengan Rafi saat aku makan es krim? Kelihatannya seru sekali.” Lanjut Aldira masih berusaha.

"Hmm.” Tony menghela napasnya, “Maaf, ya tiba-tiba aku diam.”

Tampaknya Tony tahu bahwa Aldira berusaha untuk membangkitkan suasana sunyi tersebut. Merasa tidak digubris, Aldira tidak melanjutkan obrolannya lagi. Dia merasa tidak enak karena telah mengganggu diamnya pria itu. Ia menolehkan kepalanya ke arah jendela dan memandang langit malam dengan perasaan yang membingungkan.

Hembusan angin malam yang kencang menembus kesunyian yang ada di dalam mobil. Saking sunyinya, suara kerikil yang beradu dengan ban terasa dalam setiap kilometer yang berjalan. Tidak ada satu pun suara manusia yang terdengar. Hanya sepi yang merasuki malam.

“Apakah aku jahat?” Tiba-tiba Tony berbicara.

“Jahat? Aku tidak mengerti.” Aldira bertanya heran.

“Iya, jahat. Aku tidak tahu Salma ada di mana. Bukannya mengkhawatirkan dirinya, aku malah menghabiskan waktu dengan wanita lain di malam minggu.” Sambungnya.

Nyut. Dada Aldira terasa sakit seperti tertikam paku. Wanita lain yang dimaksud, pastilah Aldira. Kenapa seolah-olah Aldira menjadi sosok ketiga dalam hubungan Tony? Setidaknya, itulah pertanyaan yang muncul mendadak di otaknya.

“Maaf, ngomongku ngelantur. Kamu tidak perlu merasa tidak enak begitu. Terima kasih, ya mau menemaniku pergi hari ini.” Kata Tony lembut menyadari ada yang salah dengan pengakuannya.

“Ah, tidak apa-apa. Seharusnya aku tadi nebeng Rafi saja. Aku yang jadi tidak enak karena mengganggumu.”

“Hei! Seperti yang aku bilang kalau kamu adalah tanggung jawabku hari ini, sudah sewajarnya aku mengantarmu pulang.” Jawab Tony.

“Terima kasih. Meskipun begitu, aku tetap tidak enak padamu.” Kata Aldira sungkan.

“Tidak perlu merasa sungkan. Justru jika kamu tidak pulang denganku, aku akan merasa bersalah karena tidak menuntaskan tugasku. Selain itu, aku tidak percaya pada Rafi yang tiba-tiba berubah sikapnya menjadi lembek begitu.” Ujar pria itu.

Sambil memegang kemudi, Tony menatap Aldira yang duduk di sebelahnya. Ia melihat raut muka yang kusut dari wanita itu. Kemudian tangannya ditumpangkan di atas kepala Aldira dan mengelus rambutnya singkat. Spontan, wajah Aldira langsung memerah.

"Lupakan kata-kataku tadi. Wanita tangguh sepertimu sama sekali tidak cocok memasang tampang cemberut seperti itu.” Timpal Tony sungkan.

Aldira tak mampu berkata-kata. Itu adalah pertama kali Tony berinisiatif menyentuhnya. Perasaan Aldira campur aduk antara senang dan kacau. Sebenarnya, apa arti dari belaian tangan tersebut jika pria itu merasa menyesal telah jalan berdua dengannya? Di satu sisi, Tony memberikan harapan, tapi di sisi lain, dia memberikan batasan melalui perkataannya.

Deru mobil di atas jalan yang tidak rata memecah kesunyian malam. Mereka berdua kembali terdiam di bangku masing-masing. Sekalipun hari itu tidak berakhir sesuai dengan yang diharapkan, tapi setidaknya Aldira bisa merasakan kelembutan Tony yang dia idam-idamkan sejak lama meskipun pertengkaran hebat terjadi di relung hatinya yang terdalam.

1
Ai
mampir, Thor
Twilight love
Tema baru yang belum pernah ada di noveltoon. Lanjutkan thor!!!
Twilight love
Jangan lama2 updatenya ya thor! Penasarannn
ian esco
Salma cantik jg y ternyata, tp pnsaran siapa yg menghamili dia! Jgn2 toni!
ian esco
Ditunggu episode selanjutnya thor!!
ian esco
Duh bikin pensaran, ga sabar next episodenya tor! Semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!