Hidup tanpa inti kultivasi, di dunia persilatan tentu tidak mudah. Penghinaan selalu datang, tatapan merendahkan selalu terlihat.
"Kelak, kau pasti akan mengetahui semuanya,"
🍃 Jangan lupa dukung karya Ana ya kakak semua 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TS 23
Jian Yi berjalan mendekati serigala itu dan melihatnya. Kedua mata Jian Yi membulat ketika dia melihat tubuh serigala itu tidak terluka sama sekali.
"Kakak Cai, kau membunuh serigala ini tanpa melukainya?" ucap Jian Yi.
"Aku membunuhnya dengan menekan semua tubuh bagian dalam, dan juga melemahkan kekuatannya,"
"Untuk apa kau melakukan itu, bukankah kau hanya tinggal menggunakan pedangmu untuk membunuhnya?"
Jin Cheng tidak menjawab, dia berdiri di depan serigala itu lalu mengulurkan tangan kanannya.
Sebuah cahaya keluar dari telapak tangan Jin Cheng, dan tak lama sebuah bola kecil keluar dari tubuh serigala itu.
"Ambillah!" Jin Cheng mengarahkan bola yang merupakan inti kultivasi serigala pada Jian Yi.
"Untuk apa?"
"Inti kultivasi serigala tingkat enam bisa membuat kultivasimu meningkat. Saat ini kau hanya berada pada pengumpulan Qi tingkat empat,"
Jian Yi tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, "Aku tidak memerlukannya,"
Jin Cheng menatap Jian Yi dengan bingung, karena dia tidak mau menerima inti kultivasi serigala itu.
"Aku tidak ingin memiliki kekuatan yang besar, mempunyai kultivasi tingkat empat di tahap pengumpulan Qi, itu sudah cukup untukku," Jian Yi berjalan mendekati rusa yang sudah mati.
Jin Cheng terdiam, dia berpikir entah apa yang Tuan Yan pikirkan, sehingga meminta dirinya untuk berlatih bersama dengan orang yang tidak ingin meningkatkan kultivasinya.
Inti kultivasi serigala itu disimpan oleh Jin Cheng, di dalam ruang meditasi yang berada di dalam tubuhnya.
Jin Cheng menatap serigala tingkat enam di depannya, dia merasa sedikit curiga karena dipinggiran hutan lembah ada hewan spiritual dengan tingkat kekuatan yang cukup tinggi.
Meski begitu, Jin Cheng tidak begitu memikirkannya. Dia pun melihat Jian Yi yang sedang menguliti daging rusa itu, dia tidak menyangka jika wanita yang terlihat lemah dan juga terlihat selalu hangat pada orang lain, akan dengan mudah menguliti seekor rusa sendirian.
"Kakak Cai, bisakah kau membantuku mencari lebih banyak kayu?" ucap Jian Yi tanpa menoleh.
Jin Cheng tidak menjawab, melainkan berjalan pergi meninggalkan Jian Yi untuk mencari kayu bakar.
Setelah mendengar langkah kaki Jin Cheng yang semakin jauh, Jian Yi menghentikan pekerjaannya.
"Meningkatkan kultivasi? Tidak memiliki inti kultivasi, bagaimana bisa aku meningkatkan kultivasiku? Paman Guru, sebenarnya apa yang kau rencanakan?" gumam Jian Yi.
Jian Yi tidak pernah menyesali apa yang dulu dia lakukan, tetapi terkadang dia merasa sedikit tertekan saat orang lain mengungkit tentang tingkat kultivasi yang dia miliki.
Matahari terlihat semakin bergerak ke barat, Jin Cheng kembali dengan membawa kayu cukup banyak, sementara Jian Yi telah selesai memotong bagian daging rusa yang rasa dagingnya lebih enak ketika dibakar.
"Aku akan membuat apinya," ucap Jin Cheng.
Jian Yi hanya mengangguk.
Hanya dengan ujung jarinya, Jin Cheng membuat kayu yang sudah tertumpuk, terbakar dengan api.
Kayu terbakar dengan cepat, Jian Yi meletakkan daging yang telah dia tusuk dengan kayu, di samping kayu-kayu yang terbakar.
"Apa Kakak Cai sering melakukan ini, ketika berlatih di luar perguruan?" ucap Jian Yi.
"Tidak, aku sangat jarang melakukan latihan di luar perguruan,"
Jian Yi mengangguk, "Lalu, apa kau sering melakukan latihan tertutup?"
Jin Cheng menatap Jian Yi sejenak lalu melihat ke arah daging rusa yang tengah dibakar.
"Aku hanya bertanya, karena dari semua murid unggulan di empat perguruan. Kau yang paling hebat," Jian Yi membalik daging rusa.
"Aku sering melakukannya,"
Jian Yi hanya mengangguk.
Api yang menyala membuat pinggiran hutan lembah sedikit lebih terang, angin malam yang bertiup ke arah mereka pun terasa lebih dingin.
Setelah menunggu, Jian Yi menarik kayu yang tertancap di atas tanah.
"Dagingnya sudah matang, makanlah!", Jian Yi memberikan satu daging rusa yang telah matang pada Jin Cheng.
Jin Cheng menerima daging itu, dan mereka berdua mulai memakan daging rusa bakar itu bersama.
"Rasa daging hewan spiritual memang berbeda, meskipun ditingkat yang rendah. Rasanya lebih lembut dari daging biasa," ucap Jian Yi.
"Apa kau sering berlatih di hutan ini?"
Jian Yi menatap Jin Cheng, "Aku hanya memiliki kultivasi rendah. Bagaimana aku berani datang ke tempat yang banyak hewan spiritual seperti ini?"
"Tetapi banyak hal yang kau ketahui,"
Jin Cheng mengangkat sedikit daging rusa bakar, seolah menunjukkan salah satu contoh hidup di dalam hutan.
"Aah itu. Aku...dulu aku sering ikut Ayah ke dalam hutan untuk mencari tanaman obat, jadi aku sedikit mengerti,"
Jin Cheng menatap Jian Yi.
"Aku tidak berbohong! Kau sudah melihat aku bisa langsung mengetahui tanaman obat ketika kita baru saja sampai di tempat ini,"
Jin Cheng tidak menjawab, dia kembali memakan daging rusa di tangannya.
Jian Yi sendiri menatap Jin Cheng dengan lega, karena laki-laki yang duduk tidak jauh darinya, tidak lagi bertanya.
Selama ini Jian Yi selalu merahasiakan dari semua orang, ketika dia berlatih di dalam hutan lembah itu. Karenanya tidak ada yang tahu jika dia mempunyai kultivasi sebelumnya.
Setelah selesai makan, Jian Yi duduk bersender pada salah satu pohon besar.
"Kakak Cai, apa kau tidak tahu tujuan Paman Guru melatih kita berdua di hutan ini?" ucap Jian Yi.
"Aku tidak tahu,"
"Semua orang tahu jika kau adalah murid terkuat, dan aku adalah orang yang memiliki kultivasi rendah juga lemah. Dibandingkan berlatih bersama, aku lebih bisa disebut sebagai beban Kakak Cai di sini,"
"Jika kau merasa menjadi beban, maka mulai besok kau harus berlatih lebih banyak,"
Jian Yi menarik kipasnya, lalu menatap kipas itu.
"Berlatih. Jika aku bisa memilih, aku akan lebih memilih untuk tidak berlatih bersama Ayahku dulu, dan memiliki inti kultivasi itu," gumam Jian Yi.
Jin Cheng menatap Jian Yi, dia merasa ada kesedihan pada tatapan Jian Yi. Terlebih kata-katanya yang seperti ingin kembali ke masa lalu, dan memutuskan untuk tidak berlatih ilmu beladiri.
"Tapi jika tidak begitu, saat ini mungkin aku hanya akan semakin menjadi beban untuk Paman dan keluarga Wen," Jian Yi menatap Jin Cheng seraya tersenyum.
Jin Cheng menoleh dan menatap api di depannya. Meski Jian Yi tersenyum, Jin Cheng yakin jika wanita itu tengah menyembunyikan sesuatu.
Namun, hal itu segera Jin Cheng tepis. Sebab apapun yang Jian Yi tutupi, itu bukanlah urusannya.
Jian Yi menatap kipas miliknya seraya mengingat-ingat teknik yang dia pelajari sebelumnya.
Malam semakin larut, Jian Yi yang sejak tadi menatap dan mengingat-ingat teknik kipas. Kini tanpa disadari kedua matanya telah tertutup dan terlelap.
Jin Cheng yang mengetahui itu, segera membatasi tempat mereka berada dengan segel. Agar tidak ada hewan spiritual datang menyerang saat mereka berisitirahat.
Meski Jin Cheng akan terjaga malam itu, untuk berlatih tenaga dalam. Dia tetap harus membatasi tempat mereka, karena akan sangat berbahaya jika Jian Yi diserang, ketika dia tengah fokus pada latihannya.
gara" hbis nnton dracin ada yg namanya jian cheng jdi ke inget trus