Karna obsesinya pada seorang pria tampan, Kimmy nekad menjebak pria itu untuk menjadi suaminya, sampai sang pria tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Sipatnya yang bar-bar, ceroboh, dan semaunya, membuatnya merasa terperangkap dengan jebakannya sendiri, ia merasa terpenjara di tempat suci bernama pondok pesantren.
Tempat itu tak lantas langsung merubah diri Kimmy dengan cepat, berbagai tingkah ajaibnya selalu mewarnai orang-orang sekitarnya.
Lantas bagai mana dengan kisah cintanya bersama pria tampan?, yang merupakan seorang anak dari pemilik pondok pesantren. Semua orang memanggilnya Gus Ridwan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyenangkan pria
Sejak sampai di kamar Ridwan nenjelaskan semua kejadian setelah saat Kimmy pergi tidak ada satu halpun yang Ridwan tutupi, semuanya ia jelaskan se jelas jelasnya.
"Kau benar-benar menolaknya."
"Iya."
" Kau tidak sedang berbohongkan? " Tanyanya ragu.
"Untuk apa aku berbohong? Semua yang kukatakan tadi hanyalah kebenaran." Ucap Ridwan tegas.
"Kau tetap menolak permintaan Ayudia meskipun ia sudah memohon? " Entah sudah berapa kali Kimmy menanyakan itu pada suaminya.
"Ya meskipun dirinya sudah memohon aku tetap menolaknya. " Takada keraguan dalam mengatakan itu.
"Katakan apa alasannya kau tetap mempertahankan pernikan kita, meskipun kau tau sejak awal pernikahan kita di awali dengan hal yang salah."
"Tidak ada yang salah dalam pernikahan kita semuanya benar, pernikahan kita sah secara hukum dan agama."
"Apa kau memiliki asalan untuk tidak memiliki dua istri?"
"Ya, Kau tau Dek? Saat aku melihat kakak perempuanku terluka karna mas Abidzar menikahi perempuan lain di belakang kakakku, disana aku lebih terluka apa lagi saat malam-malam aku mendengar mbak Risma menangis samar dalam sujudnya, entah berapa ribu doa yang mbak Risma langitkan agar rumah tangganya kembali baik, namun itu tidak terjadi pria itu benar-benar jahat tak sedikitpun melihat keadaan kakakku. "
"Lalu apa yang kau lakukan untuk membela Mbak Risma?"
"Aku mendatangi mas Abi, untuk pertama kalinya aku memukuli seseorang sampai mas Abi masuk rumah sakit."
"Kau kurang jantan Gus, harusnya kau pukuli dia sampai ajalnya tiba."
"Ya dan kau ingin menikah dengan seorang napi."
"Kau itu, aku tidak akan menikah denganmu jika kau di penjara."
"Dek, karna itu pula Mas bersumpah jika suatu saat mas mempunyai istri maka selama istriku masih memiliki nyawa tak akan sekalipun mas memikirkan wanita lain apa lagi untuk mas nikahi, siapapun yang menjadi istriku akan ku jadikan ratu satu-satunya dalam pernikahanku."
"Apa kau mencintaiku? "
"Untuk itu aku belum bisa memberikannya Dek. "
"Baiklah." Terdengar helaan nafas kecewa disana, tapi sebisa mungkin Kimmy terlihat baik baik saja.
"Berusahalah untuk itu, buat aku jatuh cinta padamu, lakukan apapun yang bisa kau lakukan pada suamimu ini, jerat aku sampai aku tidak memiliki pilihan selain mencintaimu. Pasang perangkap sebanyak-banyaknya, aku milikmu."
Kimmy mengembangkan senyumnya. "Maka bersiaplah aku akan menjeratmu dengan apa yang aku miliki, takan aku biarkan kau lolos dari pesonaku."
"Lakukanlah."
"Kita akan bikin dedek bayi?"
"Tentu saja. "
Kimmy tersenyum begitupun dengan Ridwan.
"Ayo shalat dulu sebelum memulai ibadah yang lain."
"Shalat apa? Dzuhur saja masih sekitar dua jam lagi."
"Shalat sunah dek, agar kita berada dalam lindungan Allah."
Keduanya mengambil wudhu dan shalat dengan Khusu, Ridwan melapalkan doa dan meniupkannya pada ubun-ubun istrinya kemudian ia kecup dalam pucuk kepala ustrinya.
Kimmy tampak tergesa melipat mukenanya dan ia gulung dengan sejadah miliknya. Ia sudah tidak sabar.
Ridwan duduk di tepi ranjang dan menepuk kedua pahanya. "Kemarilah."
Tak ingin membuang waktu Kimmy duduk di pangkuan suaminya.
"Bukalah lakukan apapun yang ingin kau lakukan padaku. Aku milikmu."
"Memangnya tidak apa-apa kita melakukan ini siang hari?"
"Malam ataupun siang tidak ada bedanya dek, tetap halal kita lakukan."
Dengan tangan gemetar Kimmy melepas kancing kemeja yang suaminya kenakan, sangat pelan-pelan. "Mengapa susah sekali? padahal biasanya gampang."ucapnya grogi.
"Biar ku bantu." Dengan sekali tarikan Ridwan membuka baju yang ia kenakan.
Ini nyata? tubuh seksih yang selalu membuatnya panas dingin ada di hadapannya.
"Boleh aku menyentuhnya?" Meskipun Kimmy bertanya tapi ia tidak menunggu jawaban suaminya, dengan lancang ia meraba-raba tubuh telanjang suaminya, mulai dari rahang dan mulai turun ke leher, dada hingga jemari lentiknya menarinari di sekitaran perut kotak-kotannya.
Ridwan menikmati semua yang istrinya lakukan, ini memang kali pertamanya Ridwan mendapatkan sentuhan sentuhan rasanya sangat memabukan melebihi alkohol ataupun tanaman opium.
"Ini mengagumkan, sama persis dengan imajinasiku mengenai dirimu." Kimmy mengecup rahang suaminya.
"Kau tau aku sangat pandai membuat mantan kekasihku senang?"
"mantan kekasih? kau memiliki mantan?"
"Kau pikir ciuman yang baik yang kumiliki adalah mukjizat, ilmu itu ku dapati dari mantan kekasihku dulu."
Panas itu lah yang di rasa Ridwan, jika tadi api gairah yang menguasainya berbeda dengan sekarang api kecemburuanlah yang tengah membakar dirinya tanpa ia sadari.
"Berapa banyak mantan yang kaumiliki?"
"Mantanku banyak, tapi yang aku senangkan hanya satu, tapi sayang kekasihku itu lebih memilih pergi dengan wanita yang lebih bisa memuaskannya. " Ada kegetiran di akhir kalimatnya.
"Lakukan apapun yang kau lakukan pada mantanmu." Cetus Ridwan dengan nada dingin dan membekukan.
Mula-mula Kimmy menyusuri seluruh permukaan wajah prianya dengan kecupan bertubi-tubi kemuduan ia melu mat dalam bibir lelakinya, ciuman yang tadinya lembut berubah menjadi menuntut dan semakin panas di saat Ridwan membalasnya.
"Hanya itu yang ku lakukan untuk menyenangkan kekasihku, mau sampai di sini atau lanjut sesuai yang ku ketahui untuk menyenangkan pria."
"Memang kau tahu dari mana tentang menyenangkan pria."
"Dari film bok ep yang ku tonton."
"Ku pikir dari mantanmu juga." Lega rasanya mengetahui istrinya tidak menyentuh pria lain lebih jauh.
"bagai mana? "
"Lanjutkan!"
Kimmy berdiri melepaskan baju gamis yang ia kenakan, Ridwan menyaksikan istrinya membuka pakaian, dengan beberapa kali Ridwan menyematkan Dzikir kepada Allah yang telah menciptakan makhluk sesempurna wanita di hadapannya.
"Maha suci Allah yang telah menciptakan keindahan tubuhmu Dek." Kimmy hanya tersipu dengan pujian suaminya.
Keanehan pun terjadi, Ridwan melepas pakaiannya sendiri sampai tak ada satu buah benangpun yang membalut tubuhnya, ia segera memangkas jarak diantara keduanya.
"aku saja yang buka." Ridwan melepas pakaian dalam istinya, tak henti-henti pula rasa syukur ia ucapkan.
"Bismillah."
Ridwan menggiring istrinya ke tempat tidur.
"Dek, Mas meminta ijin untuk mendatangimu sebagai seorang suami, ini adalah nafkah dan kewajiban yang harus aku tunaikan. Aku tidak akan memaksa jika kau tidak Ridho."
"Aku mengijinkan, datangi aku demi Allah aku Ridho."
Ridwan menangkup kedua pipi istrinya melabuhkan ciuman dalam pada bibir merah itu, meskipun ini yang pertama untuknya tapi naluri kelelakiannya menuntunnya untuk menyentuh tempat-tempat yang tepat untuk membakar hasratt istrinya.
"Mas mulai, dan tidak akan berhenti meskipun kau memohon." Dengan perlahan Ridwan membaringkan tubuh istrinya di atas ranjang kemudian ia mengukung tubuh istrinya, membayangkan istrinya pasrah dalam kuasanya membuat aliran darahnya terasa mendidih.
Cumbuan demi cumbuan Ridwan lakukan ia membumbui seluruh tubuh istrinya dengan liurnya sendiri, beberapa tanda kemerahan ia tinggalkan di tempat yang Ridwan kehendaki.
"Kau milikku Kimmy Omar." Desisnya.
Ridwan tipikal pria berisik saat bercinta beberapa kali ia meracau tak jelas dalam menikmati tubuh istrinya. Apa lagi kini Kimmy dengan sengaja menyentuh kebanggaannya sebagai pria menggunakan jari lentiknya.
Kimmy mendorong suaminya dengan kasar, entah ia dapat tenaga dalam dari mana sampai Ridwan terjungkal dan Kimmy langsung menaiki tubuhnya.
"Sebentar aku ingin berkenalan dengan jagungmu yang mengagumkan ini."
Ridwan memejamkan matanya saat istrinya membelai lembut senjatanya.
"Jagungmu panjang dan besar Gus." Pujian itu menambah api yang sejak tadi berkobar.
Ridwan berteriak saat bibir istrinya tiba-tiba mendarat di jagungnya.
Cup..
Kimmy mengecup jagung miliknya.
"Abi, umi, menatumu benar-benar nakal telah mempermainkan aku."
Kimmy tidak memperdulikan teriakan suaminya, justru ia semakin menggila dengan menjulurkan lidahh untuk menyapa jagung suaminya.
"Ya Alkah Dek, apa yang kau lakukan? Itu kotor." Meskipun Ridwan berkata seperti itu tapi pria itu tidak melarang tindakan istrinya justru ia sangat menikmatinya.
Kimmy melanjutkan aksinya. "Aku akan membuatmu tidak akan bisa melupakan ini Agus."
Sungguh jika bisa Ridwan ingin menghentikan waktu, memerangkap dan mengurung istrinya dalam gelora yang baru pertama ia rasakan bersama pasangan halalnya.
Kimmy memanjakan kebanggaan suaminya menggunakan indra peraba dan perasanya, Ridwan dibuat melayang-layang, inikah surga dunia yang selalu di bicarakan setiap orang, senikmat dan sedahsyat inikah kenikmatan yang ia dapatkan.
Ridwan tidak sesabar itu tanpa aba-aba ia membalik tubuh istrinya berada di bawahnya.
Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian Ridwan berusaha menyatukan dirinya.
Saat jagunnya berada di depan pintu masuk, dengan gemetar ia mengarahkan jagungnya tepat di lubangg kecil yang jika ia perhatikan akan sangat sulit ia memasukinya karna celah itu sangat kecil, ia usap secara perlahan menggunakan jemari panjangnya. Hangat dan lembab itu yang ia rasakan.
"Aghh.." Ridwan menatap sayu istrinya.
"Apa enak? "
"Akan lebih enak jika menggunakan mulutmu. " Kimmy segera membejap mulutnya sendiri yang kelepasan berbicara, benar-benar tidak sopan, ia telah menyuruh Gus, anak pemilik pondok untuk menyenangkannya.
Tapi tanpa di duga Ridwan memundurkan tubuhnya memposisikan wajahnya di antara belahan paha istrinya dan memanjangi celah itu penuh minat. Ia tundukan kepalanya meskipun Ridwan tampak ragu, tapi rasa penasaran akan rasanya lebih mendominasi dirinya.
Setelah puas ia pandangi Ridwan memberanikan diri mengecup belahan itu, Erang an dan desa han kembali lolos dari mulut istrinya, suara mendayu istrinya seakan menjaci pecutan untuk dinya memperdalam hal indah itu.
Ridwan juga melum at dan sesekali menjulurkan lid ahnya menusuk-nusukk celah itu, kini istrinya mulai menge rang dan menbgelepar dengan racauan.
"Ahhh.. Ini gila, tapi aku tudak ingin berhenti" Kimmy meremass seprai dan menggelengkan kepalanya dengan brutal, keringatnya sudah bercucuran terutama di bagian keningnya.
"Sebut namaku."
"Ridwan... " Untuk pertama kalinya Kimmy menyebut namanya dengan suara yang sangat seksih.
.