NovelToon NovelToon
Luka

Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Trauma masa lalu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: oland sariyy

Segala derita dan air mata di masa lalu berhasil menjadi kan sosok Naima Maheswari menjadi wanita mandiri.

Kata malas dan malas sudah menjadi makanan sehari - hari yang di cap sang bapak kepada ibu nya.Naima bukan lagi bayi kecil yang tidak mengerti keadaan di sekitar nya.
Akan kah Naima membenci pernikahan atau malah sebaliknya dan bertemu lagi dengan sosok pria yang mirip dengan kelakuan Ayah nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar Buruk

" Aku harus kuat,demi ibu dan Adik ku."bisik Naima kepada dirinya sendiri.

Dengan gerakan malas Naima berangkat ke sekolah, pagi-pagi sekali ibu nya kembali berangkat ke pasar, meskipun hujan deras tetap di tempuh tak ingin kehilangan peluang.

Dito sudah berangkat ke sekolah menggunakan sepeda yang di beli dari uang hasil kerja keras nya di pasar.

Sementara Naima berjalan kaki dengan payung hitam sebagai pelindung tubuh nya dari gerimis yang tidak juga mau mereda.

Lima belas menit kemudian,Naima sudah sampai di tempat tujuan.

Kontrakan baru ini letak nya sangat strategis sekali,Naima bisa sampai lebih awal di sekolah tidak seperti ketika masih tinggal di rumah lama.

Sebelum memasuki pekarangan sekolah,Naima tiba-tiba saja berhenti menatap gedung yang selama ini menjadi tempat nya untuk menuntut banyak ilmu.Naima merasa bersyukur bisa sekolah di sini dan sebentar lagi akan lulus.

Selain itu dia juga merasa beruntung memiliki sahabat sebaik Lara.yang selalu ada di saat masa-masa tersulit dalam hidup nya.

Naima melepaskan tas ransel nya di atas meja, seperti nya Lara belum datang karena tidak ada tas milik Lara di meja maupun kursi nya.

Naima kembali keluar memutuskan untuk duduk di depan kelas, menikmati keramaian sebelum bel masuk di bunyikan.

Di tengah keramaian ini,Naima malah sibuk melamun.memikirkan jalan hidup ke depan yang tidak akan mudah.semangat belajar saja tidak cukup,biaya kuliah nanti memang gratis tetapi untuk makan nya sehari-hari akan menjadi tanggungan pribadi.Naima tidak akan berani melibatkan ibu nya , mereka akan terpisah untuk beberapa waktu ke depan.

" Semoga nanti ada pekerjaan yang cocok untuk Aku yang masih kuliah." gumam nya penuh harap.

Dor...

Lara datang mengagetkan Naima, membuat Naima tersentak kaget.Naima menoleh ke arah Lara,di belakang Lara ada Malik yang sedang tersenyum hangat kepada nya.

" Ngapain duduk di sini Nai?" tanya Lara dan Malik bersamaan.

Lara tersenyum canggung,mencoba tidak besar kepala karena kekompakan nya dengan Malik.ia tak mau memendam cinta untuk laki-laki yang tidak pernah melirik ke arah nya,Lara kembali menetralkan wajah nya berusaha lebih tenang lagi seakan-akan Malik tidak terlihat oleh mata nya.

" Nungguin Kamu! Sekalian menikmati indah nya suasana pagi di sekolah." jawab Naima bangkit lalu berjalan berdampingan dengan Lara dan Malik masuk ke dalam kelas.

Malik terus mengajak Naima bercerita namun Naima hanya menanggapi dengan sekedar nya saja.Naima tak mau memberi harapan lebih kepada siapa pun,tujuan utama nya adalah lulus dengan nilai terbaik,lalu melanjutkan studinya dan lulus tepat waktu.kerja dan membahagiakan sang Ibu yang sudah terlalu banyak menderita.

" Nanti siang kalian mau nggak ikut nonton bareng Aku sama teman-teman yang lain?" tanya Malik berharap Naima mau menerima ajakan nya.

Sengaja mengajak Lara barangkali Naima mau mempertimbangkan ucapan nya.

" Aku ada les tambahan , mungkin Naima bisa."jawab Lara cepat tidak ingin dekat - dekat dengan Malik takut hati nya sakit karena Malik tidak menyadari rasa cinta yang selama ini di pendam nya untuk pria itu,Lara mana punya nyali mengatakan cinta kepada Malik.

" Sorry Lik! Aku juga nggak bisa, nanti Aku mau bantu Ibu bikin orderan kue." jawab Naima sama sekali tidak tertarik.

Ibu nya jauh lebih membutuhkan bantuan nya ketimbang harus mengikuti gaya hidup teman-teman sebayanya yang suka jalan-jalan tidak jelas, nongkrong di cafe viral dan main ke club malam.

Dunia Naima tidak jauh dari belajar,masak, membersihkan rumah dan membantu ibu nya membuat pesanan kue.

" Oke baiklah,lain kali kalian berdua wajib ikut." Malik berusaha untuk tidak terlihat kecewa.

Meskipun Malik mengatakan kalian berdua wajib ikut,namun tatapan mata nya selalu tertuju kepada Naima.sedikit saja dia tidak melirik Lara membuat Lara semakin merasakan kecil dan tak berharga.

Naima mengikuti pelajaran dengan fokus, catatan nya sudah penuh dengan apa yang di anggap nya penting,ketika guru fisika mengatakan ada ulangan dadakan.Naima diam tidak menunjukkan reaksi berlebihan seperti teman-teman yang lain.

" Yah Buk! Kami belum belajar, nanti kalau nilai nya jelek gimana Buk?"

" Please Buk! Kasih waktu sepuluh menit untuk belajar ya Buk."

" Besok saja ulangannya Buk."

" Jangan Hari ini Ya buk ulangan nya."

Protes yang mereka lakukan tidak mengubah rencana ulangan dadakan yang tetap dilaksanakan.Naima mengerjakan soal-soal dengan cepat dan cermat.

"Bisa Ra?" bisik Naima kepada Lara yang sama sekali belum menggoreskan tinta pena nya di kertas yang sudah di bagikan oleh sang Guru.

Lara nyengir kuda sambil geleng-geleng kepala.ot4k Lara tidak jenius seperti ot4k milik Naima,masih belajar saja sering mendapatkan nilai jelek apalagi dadakan seperti ini.

Naima memang berhutang Budi kepada Lara dan keluarga nya,namun Naima tahu cara terbaik untuk membantu Lara dari kesulitan ulangan ini.

Naima mengajari Lara rumus yang paling simpel, selanjutnya Lara sendiri yang mencari hasil nya.

" Terimakasih Nai." ucap Lara merasa tertolong dengan bantuan dari Naima.

" Sama-sama, kerjakan dengan teliti." Naima berdiri mengumpulkan lembar jawaban milik nya yang sudah di isi tanpa ada yang terlewati.

Naima pulang ke rumah dengan senyum merekah karena nilai ulangan nya begitu sempurna tanpa cacat,bahkan sang guru memberikan hadiah untuk Naima yang selalu mendapatkan nilai terbaik.

Baru saja Naima mengangkat tangan hendak mengetuk pintu yang tidak biasa nya tertutup rapat.seorang ibu-ibu yang tinggal di samping rumah nya datang menghampiri Naima.

" Naima." panggil nya karena memang sudah berkenalan dengan Naima.

Naima sontak saja menoleh ke belakang, sosok Bu Tina datang menghampirinya dengan wajah cemas dan nafas yang ngos-ngosan.

" Bu Tina! Ada apa?" tanya Naima menghampiri wanita paruh baya itu dengan perasaan yang tak menentu.

Bu Tina menarik nafas panjang sebelum akhirnya membuka suara.

" Nai,ibu mu di bawa ke rumah sakit,tadi pingsan di dapur." ujar Bu Tina yang juga berjualan di pasar sama seperti Bu Maryah.

Apa yang menimpa Naima sekeluarga sudah menyebar luas, mereka sangat prihatin dengan keadaan Maryah yang harus menghidupi kedua anak nya,selama ini mereka tidak menyangka kalau Maryah adalah korban keegoisan dari Rudi dan keluarga besar nya.

Setiap ada warga yang berbelanja ke pasar pasti selalu membahas tentang Maryah,dalam sehari semua pedagang di pasar sudah mendapatkan informasi yang akurat.

Mata Naima membulat sempurna, tubuh nya bergetar.kaki nya melemah tak mampu lagi menopang tubuh kurus nya.

" Dito juga ikut mengantar Ibu mu ke rumah sakit." sambung Bu Tina merasa iba kepada Naima.

Gadis muda ini harus menghadapi bertubi-tubi cobaan,kenapa harus mereka? Kenapa tidak Rudi saja yang sakit?

" Kalau mau ke rumah sakit,ayok bareng ibu saja." tawar Bu Tina sambil mengusap punggung Naima yang masih bergetar.

" Ayo kita ke rumah sakit sekarang Buk." ajak Naima dengan mata yang basah siap tumpah kapan saja.

Bu Tina mengangguk lalu pamit untuk mengambil sepeda motor nya,Naima menyimpan asal tas sekolah di atas teras lalu di tutup menggunakan alas kaki agar tidak di ganggu sama kucing yang suka mencakar - cakar semua barang.

Perjalanan ke rumah sakit terasa begitu panjang, waktu yang seharusnya di tempuh lima puluh menit terasa seperti satu tahun bagi Naima yang sedang gundah.isakan tangis nya menyatu dengan berisik nya hembusan angin.kedua tangan nya mengepal erat menahan kecemasan yang semakin menjadi-jadi.

Sesampainya di rumah sakit,Naima turun dengan tergesa-gesa nyaris terjatuh tersandung kaki nya sendiri sebelum akhirnya ada seseorang yang menolong nya untuk kembali berdiri tegak.

" Terimakasih." ucap Naima tanpa melihat wajah si penolong dan mengajak Bu Tina untuk kembali berjalan mencari ruang perawatan sang Ibu.

" Bu Tina! Kenapa Ibu Saya bisa pingsan?" tanya Naima saat mereka berjalan menelusuri koridor dengan nafas yang memburu kencang.

" Saya juga tidak tahu Nai,Dito yang menemukan Ibu mu di dapur.lalu saya meminta tetangga kita yang punya mobil untuk mengantar Ibu mu ke sini."jawab Bu Tina karena memang beliau tidak ada ketika Bu Maryah terjatuh tak sadar kan diri.

Langkah kaki Naima sangat cepat sekali, hingga akhir nya sampai lah di depan ruang ICU .Seorang perawat berdiri di depan pintu menghentikan langkah kedua nya.

"Maaf,hanya satu orang yang boleh masuk."ucap perawat dengan nada lembut namun terdapat ketegasan di dalam nya.

Naima mengangguk paham,dia harus menunggu sampai Dito keluar baru lah bisa masuk ke dalam sana.

" Bangun Bu."

Bersambung.

Jangan lupa like, vote dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar walaupun hanya satu kata saja.

1
ChikoRamadani
siapa yang menolong naima??? apa dokter bagas???
Sudah gila saraf otak pak rudi, dia yang menghabiskan uangnya demi si neneng itu malah balik menyalahkan naima... tega banget seorang ayah tanpa memberi nafkah dan kasihsayang ingin menukarkan harga diri anaknya buat orang lain karena demi uang...
oland sariyy: perlu di kutuk kayak nya si Rudi ini ya kakak 😁😁
total 1 replies
oland sariyy
selamat membaca teman-teman semua nya.jangan lupa.tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya
ChikoRamadani
kira" apa yang dilakukan naima yah ??? jadi penasaran 🤔
lanjut dong thor
oland sariyy: tunggu di bab berikutnya kakak 😁😁
total 1 replies
ChikoRamadani
Mereka selalu diuji mulai dari tidak diberikan kasih sayang seorang ayah, tidak diberi nafkah dan saat mereka dalam situasi terpuruk pun ayahnya tidak peduli sama sekali...
naima dan dito sangat menyayangi ibunya,
tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan biaya untuk operasi? apakah ada yg membantu mereka? semoga saja ada orang baik yang bsa menolong ibunya...


sepertinya dokter bagas dia tertarik pada naima tetapi dia sadar diri, naima masih bocah....
ChikoRamadani
lanjut kakk,,
oland sariyy: siap kak
total 1 replies
oland sariyy
terimakasih sudah setia di cerita terbaru author,maaf kalau agak lama update nya kakak, author lagi kurang fit 🙏🙏
ChikoRamadani
Sedih banget loh jadi mereka, tidak diberikan kasihsayang sama sekali... hanya luka dan trauma yang diberikan oleh pak rudi...
bu maryah sudah pasrah dengan tindakan kasar pak rudi tapi dia selalu percaya pak rudi setia...
setelah ini, apakah bu maryah tetap bertahan dengan segala cobaan rumahtangga mereka, dan apakah naima dito masih mau menerima perilaku buruk pak rudi kepada mereka....
ChikoRamadani
miris banget lihat keadaan mereka, apalagi pak rudi tidak ada rasa peduli kepada keluarganya sendiri. mana kakak pak rudi merendahkan bu maryah bilangin miskin dan banyak hutang eh gak sadar dia adiknya saja tidak pernah memberikan nafkah untuk keluarganya malahan bu maryah yang berjuang keras untuk membiayai kehidupan anaknya...
naima,punya teman yang baik , selalu bantuin ketika lagi kesusahan dengan cara diam" memasukkan selembar uang ke dalam tas naima. tapi naima susah dia tidak pernah memanfaatkan temannya itu karena dia anak yang tulus...
oland sariyy: hai kakak terimakasih sudah mampir di karya terbaru author 😊🙏
total 1 replies
oland sariyy
Hai semua nya selamat datang di karya terbaru author 😊😊😊🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!