Memperbaiki Kehidupan Dengan System

Florine Griffin pun berharap harap cemas di tempat nya ia takut orang bertopeng itu tidak memiliki uang seperti yang ia katakan sebelumnya.

Jadi ia memutuskan untuk menghubungi orang nya yang berada di sekitaran arena untuk menemui wasit tersebut saat keluar untuk mengecek isi saldo dari kartu itu.

'Bantu orang bertopeng itu apapun yang terjadi, jangan biarkan dia di permalukan oleh Pemuda manja itu. '

perintah Florine Griffin seraya menekan alat komunikasi yang ada di telinga nya.

Ia melakukan itu karena ia merasa sosok bertopeng putih berbentuk wajah serigala itu memiliki aura yang sangat misterius di matanya, terlebih orang itu memiliki temperamen yang sangat baik sebagai laki laki membuatnya sedikit tertarik dengan sosok nya.

Juga alasan lainnya tentu saja karena orang tersebut sudah membantu nya untuk sedikit menghilangkan kekesalan yang ada pada diri nya saat ini atas kekalahan sebelum nya pada Alex William.

...

Kejutan besar terjadi di area saat ini

dimana sang wasit terlihat mengembalikan kartu yang ada di tangan nya dengan sopan pada Zora tanpa berani memeriksa nya.

Membuat Alex dan dan semua orang yang menyaksikan itu melongo tak percaya

sebab wasit tersebut bukannya memeriksa seperti apa yang di perintahkan oleh Alex sebelum nya

justru malah melakukan hal yang sangat tak terduga seperti itu.

Alhasil tempat itu pun sekali lagi langsung riuh di buatnya.

"Diam kalian semua!" teriak wasit itu pada semua orang yang ada di tribun karena terus mempertanyakan mengenai keputusan nya itu.

membuat mereka semua langsung menutup mulut dengan serempak.

Karena bagaimanapun wasit tersebut masih bagian dari pulau pedang ini yang mana keberadaan bos dari tempat ini sangatlah misterius.

Bahkan rumor nya bos dari pulau ini pun lebih kuat dan lebih berpengaruh dari kedua keluarga yang sebelumnya sempat bentrok itu.

Jadi dengan alasan tersebut, tentu mereka tidak mau menyinggung nya.

Namun tidak dengan Alex yang memang memiliki gengsi tinggi itu , ia langsung melotot ke arah sang wasit untuk memintanya penjelasan mengenai hal itu.

"Pasti kalian menganggap aku aneh sebelum nya Karena mengembalikan kartu tersebut tanpa mengecek nya terlebih dahulu pada tuan ..."

"Wolf , panggil aku dengan nama itu " potong Zora yang melihat sang wasit Kesulitan untuk memanggil nya.

"Mengapa aku mengembalikan kartu milik tuan Wolf sebelum nya karena kartu tersebut merupakan kartu em,.. kartu yang khusus di ciptakan bagi individu yang memiliki saldo 1 Milyar Nero di dalam nya. Jadi aku tidak perlu memeriksa isinya."

jawab sang wasit dengan gugup dan hampir saja ia menyebutkan jika itu adalah kartu emas global yang bisa mengakses semua bank di seluruh dunia.

Namun Zora langsung memberikan kode untuk tidak menjelaskan mengenai hal itu.

Sehingga sang wasit pun langsung mengubah penjelasannya itu menjadi kartu khusus yang keberadaannya umum sudah di ketahui semua orang.

Mendengar itu. Semua orang akhirnya tidak bertanya lagi , namun meski begitu masih ada satu orang yang tidak puas dengan itu siapa lagi kalau bukan Alex William.

Namun meski begitu ia memilih untuk tidak terlalu frontal untuk menyudut kan sang wasit karena takut keluarga nya di Blacklist dari tempat ini,

karena bagaimanapun di tempat ini lah keluarga nya sering mendapatkan anggota pasukan yang terampil sebelum nya seperti pemuda yang saat ini tengah menjadi rebutan itu.

...

Melihat waktu yang sudah semakin larut. Zora pun langsung angkat suara agar pertarungan nya pun segera di mulai.

Karena misi yang harus ia selesaikan hanya sampai jam 12 malam sementara saat ini sudah mau jam 11 malam.

Ya meski masih tersisa jam lebih , lebih baik menyelesaikan nya segera takut ada sesuatu Kendala yang tidak ia duga menggagalkan nya.

Karena nisa gawat kalau ia tiba tiba pingsan di tempat ini karena mendapat kan hukuman dari system nya jika gagal dalam misi kali ini.

"Cepat lah!, aku sudah bosan berdiri di sini." ucap Zora pada sang wasit.

Membuat wasit itupun langsung bergegas keluar dari arena agar pertarungan itu segera di mulai.

Kemudian setelah sampai di muara arena, wasit itupun langsung memberikan kode dengan mengangkat tangan kanan nya ke udara agar pertarungan itu bisa di mulai.

Setelah melihat itu ,Zora pun langsung bergerak mendahului kedua lawan nya itu.

Dimana pergerakan nya itu sangatlah cepat untuk bisa di tangkap oleh mata telanjang, yang kemudian langsung muncul di depan kedua lawannya.

Setelah itu kaki kanan nya langsung menginjak kaki orang yang Berada di sisi kanannya sementara kaki kiri nya juga melakukan hal yang sama pada orang satunya yang berada di sebelah kiri.

Tak sampai di situ saja.

Zora pun dengan sangat cepat langsung mengayunkan kepalan tangan kanannya dari arah bawah menuju ke arah dagu orang sebelah kanan.

"Krak"

"Serrr"

"Duk"

Membuat kepala orang tersebut langsung melompat ke atas berpisah dari tubuh nya.

Setelahnya darah segar pun langsung keluar seperti air mancur dari leher tanpa kepala itu. Kemudian kepala yang sebelumnya melayang itu langsung jatuh ke lantai menimbulkan suara cukup nyaring

Membuat orang yang berada di sebelah kiri Zora saat ini tentu saja ketakutan setengah mati melihat teman di samping nya kepala nya lepas begitu saja setelah terkena hantaman tinju dari orang bertopeng yang sudah mengunci pergerakan nya saat ini dengan menginjak kakinya.

Namun belum sempat orang tersebut mengeluarkan suara atas peristiwa sebelum nya.

Dengan sangat cepat, lagi lagi Zora melakukan hal yang sama pada orang tersebut

Membuat kedua tubuh yang ada di kiri dan kanan nya saat ini berdiri tanpa kepala dengan ke adaan darah terus mengalir seperti air mancur dari kedua leher nya.

Setelah itu, Zora pun langsung melepas kan injakan kaki nya pada kedua kaki kedua tubuh tanpa kepala itu. Membuat kedua badan itu langsung terjatuh begitu saja di arena.

.Brukk .. Brukk....

Hening....

Sebelum kemudian terdengar suara yang cukup nyaring bersahut sahutan di kursi penonton yang cukup dekat dengan arena.

Dimana suara itu berasal dari mereka yang sudah tidak tahan menyaksikan kekejaman Zora sebelum nya hingga membuat mereka memuntahkan isi perut mereka karena tidak tahan dengan apa yang mereka lihat di arena saat ini.

Bahkan Alex William yang ada di Ruangan nya pun di buat jatuh dari tempat duduk nya dengan ke adaan wajah pucat dan tubuh gemetar.

Sebab meskipun ia merupakan tuan muda dari keluarga yang memiliki kelompok dunia bawah/mafia,

Kejadian mengerikan seperti ini tidak pernah ia saksikan sebelum nya paling paling hanya eksekusi dengan pistol saja.

Berbeda dengan Alex yang ketakutan setengah mati itu.

Di ruangan lain saat ini Florine nampak menatap tak berkedip ke arah Zora.

Tidak ada rasa takut dimatanya, yang ada hanya tatapan kagum yang terlihat di sana bahkan saat melihat kedua mayat tanpa kepala itu padahal ia selama ini terkenal dengan wanita lembut yang rusak pernah ikut campur dalam urusan bawah tanah milik sang ayah.