bagaimana jika seorang yang cinta mati, yang mengejar-ngejar cewek yang ia cintai selama 3 tahun ini menyerah dan memilih untuk menjauh karena selalu di tolak, tapi ketika itu terjadi perasaan cinta malah tumbuh di hati cewek tersebut. tapi cowok itu sudah capek dan bukan perasaan tapi logika yang digunakan.
bagaimana perjalanan hubungan mereka ?, apakah masih ada harapan untuk satria ?, bagaimana sikap Rani ?, ikuti keseruan hubungan ke 2 nya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusnul Huda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOM WAKTU DI MULAI
"kenapa sat ?" tanya Aurel yang menghampiri Satria yang masih berdiri terpaku setelah menerima tamparan keras dari Rani, Aurel pun mencoba menenangkan Satria dengan menepuk pundaknya. "jangan sentuh aku !" kata Satria lirih, Aurel pun menyingkirkan tangannya. Satria pun berjalan ke arah kedainya dan duduk lemas.
"capek aku, capek" ucap Satria lirih, Roy Irul, Leo, Aris, Dion dan kawan-kawan yang lainnya mendekati berusaha menghibur.
"woy, woy woy.., kenapa disini semuanya ini ?, ayo bubar !, bubar !, yang tetap nonton mbayar 100 ribu" semua orang pun kembali ke tempat duduknya. "sat biar aku yang ngurus kalau ada orang yang beli" kata Bima lalu ia berdiri di depan gerobaknya Satria.
"sat, udah sat, jangan berharap lagi" kata Irul.
"masih banyak perempuan di luar sana yang lebih baik daripada dia sat" Sekarang Roy mengeluarkan kata-kata bijaknya.
"udah, jangan menjelek-jelekkan Rani lagi !" kata Satria lirih. "dia gam salah kok, aku aja yang bodoh, dia tidak suka aku tapi akunya yang maksa, aku tau kok kalo akhirnya seperti ini" lanjutnya. Roy malah berpikir aneh-aneh, Rani siapa ?, sepupunya kah ?, gak mungkin Rani sampai segitunya walaupun Roy sudah lama sekali tidak bertemu dengan sepupunya itu, tapi ia ingat sepupunya adalah orang yang baik hati, periang, tidak sejahat Rani pacarnya Satria.
"dah lah, aku mau pulang dulu, rul, Yo, minta tolong boleh ?" kata Satria lemas. Irul dan Leo mengangguk. "tolong jaga kedai ku ya, kalau selesai minta tolong jika sisa kamu bawa aja, sebagai imbalannya" kata Satria.
"gak kami kembalikan ke kamu, kalau masalah itu mah gampang tapi jangan anggap kami seperti orang asing aja" kata Irul di Amini Leo. "aku akan bantu " kata Aris. Satria pun hanya diam, ia sangat terpukul dengan perlakuan Rani barusan.
"semoga kau kuat sat" doa Roy semua orang yang di pinggirannya mengamini dengan khusuk, mereka berharap Satria baik-baik setelah kejadian itu.
.........
Dengan kecepatan tinggi Satria menggeber Vespanya menyalip dan meliuk-liuk dengan indah di jalan raya. Sekarang pikirannya suntuk, pikiran flashback ke masa dia berjuang untuk melupakannya Rani, dari awal sampai saat ini. Tapi itu malah menambah luka di hatinya.
Mungkin sudah saatnya ia berhenti mencintainya, tidak mengangguminya lagi, tidak lagi menyimpan rasa, Satria tau bahwa ia lebih bahagia jika Rani tidak ia perhatikan lagi, tidak ia jaga lagi, tidak ia lihat-lihat lagi maupun tidak ia cintai lagi.
...****************...
"ayo makan bersama mumpung kita bisa kumpul, ayo turun !!, sarapan siap !" teriak Sulis, ibunya Rani dan Diana sekaligus merangkap menjadi istri dari pak Budi dan . Semua orang langsung berkumpul. Si kecil Arum yang sibuk bermain langsung di gendong sama Bu Sulis lalu mereka semua berkumpul di meja makan. Tapi Rani belum datang.
"RAN !!!, ayo turun !" perintah ayahnya atau pak Budi. tak lama tampaklah Rani, ia terus menunduk rambutnya acak-acakan, dan ada bunyi napas seperti orang sedang pilek.
"ran kenapa sayang kok seperti habis nangis gitu ?" tanya mamanya yang menyiapkan makan. Diana dan pak Budi heran, apa yang terjadi dengannya.
"gak ada apa-apa" kata Rani cuek.
"nak di tanya mama tuh, jawab yang jujur" perintah ayahnya. "iya dek, kami ini selalu perhatian dengan kamu, bisa cerita ke kakak kok" kata Kakaknya.
"ada masalah apa nak ?, Satria lagi ?" kata Sulis sambil mengambilkan nasi dan menyodorkan pada Rani. mendengar nama Satria Diana dan pak Budi langsung tertuju pada satu orang, tapi pikiran mereka langsung menyangkalnya, Satria yang mereka kenal adalah orang seumuran Diana mana mungkin Rani suka sama orang-orang yang jauh di atasnya.
"iya Satria" kata Rani lirih.
"apa lagi ?, kamu digoda lagi ?, di dekati lagi ?" kata Sulis dengan nada kalem. Rani diam.
"dia ngapain Lo nak ?"
"dia di suapin perempuan lain" kata Rani, air matanya menetes lagi.
"lho ?, bukanya kamu yang tidak suka sama dia ?, atau jangan-jangan ?" kata Sulis sambil menyeringai.
"oh gitu ya, rumit juga kisah cintamu dek" kata Diana.
"kamu harus menurunkan egomu nak !" kata pak Budi sambil mengambil nasi dan lauk pauk.
mampir juga yaa dikaryaku /Smile/
jangan lupa mampir juga ya 🤗
salam kenal
Satria, udh cari aja yg lain...