novel ini menceritakan tentang kisah seorang wanita yang bernama Melisa yang penuh dengan petualangan cintanya,
mulai dari bertemu dengan Lelaki yang dia kira lelaki baik baik nyatanya??
tidak seperti casingnya yang selalu bermuka lugu di depan Melisa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anjelicha hanna cahya ningtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ari shyok
#Pov Melisa
cahaya yang masuk dari cendela kamarku, membuatku merasa silau dan mengucek mataku,
tubuhku terasa berat karena ada satu tangan Pak Marcel memeluk pinggangku, aku pun kaget dan refleks langsung mendorong Pak Marcel.
Bruuugkkkk.......
"AUUWW!!" teriak Pak Marcel,
karena refleks aku mendorongnya terlalu kencang dan Pak Marcel jatuh tersungkur di bawah.
"apa apaan kamu Melisa???" teriak Pak Marcel yang kaget tersungkur
"aduh maaf pak, saya refleks karena kaget, bapak ada di samping saya" jawabku jujur
"ya kan saya gak sadar, salah siapa saya gak di antarkan pulang ke rumah saya, tapi malah kamu bawa ke apartemen kamu" jawab Pak Marcel sambil memegang kepalanya yang sedikit benjol, aku pun melototkan mataku karena merasa ucapannya salah.
"lah, kata siapa saya gak ada niatan antar bapak pulang? saya tanya bapak alamat bapak, bapak tidak jawab. ya mana saya tau alamat bapak dimana, masih bagus bapak tidak saya tinggal d pub semalam, udah badannya berat" jawabku sebal.
"ah udahlah, saya mau mandi, mana handuk?" ucap Pak Marcel seperti tidak mau disalahkan.
aku pun mengambilkan handuk di lemariku dan memberikannya ke Pak Marcel.
Pak Marcel bergegas masuk ke kamar mandi, aku pun keluar kamar dan segera membuat sarapan yang mudah sebelum berangkat ke kantor, aku membuat 2 tangkup sandwitch dan membuat 2 susu. aku menatanya di mini bar dapur.
dan bergegas masuk ke kamar untuk menyiapkan pakaian untuk kerja,
greeekkk....
suara pintu kamar mandi kamarku terbuka, betapa kagetnya aku melihat Pak Marcel keluar dari kamar mandi hanya melilitkan handuknya di bawah perut dan mengekspos bagian dadanya dengan rambut yang acak acakan basah,
"aduh bapak!! tolong dong jangan telanjang dada, ini apartemen cewek pak!" ucapku emosi, dan langsung keluar dari kamarku
Pak marcel hanya diam membisu karena juga kaget karena tiba tiba aku ada di dalam kamarku dan menata baju ganti.
aku pun memutuskan mandi di kamar mandi luar.
karena takut terlambat ke kantor hari ini.
selesai mandi aku dan Pak Marcel duduk di mini bar kitchen dan menyantap sandwitch kami.
ting toong.... ting toong....
ada suara orang membunyikan bel apartemenku, karena aku masih menyarap roti, akhirnya Pak Marcel memberikan kode agar aku tetap duduk, dan dia berjalan menuju pintu apartemenku.
"lhoo??? kenap kamu yang bukakan pintu? Apa yang kamu lakukan disini sama Melisa!!!" ucap Ari dengan nada tinggi sampai terdengar di tempatku, aku pun langsung berjalan menuju ke pintu.
"A...rii??? ngapain kamu pagi pagi ke apartemenku?" tanyaku dengan bingung
Ari pun masuk ke dalam apartemenku menerobos Pak Marcel,
Ari memegang pundakku dengan kasar
"kamu apa apaan melisa??? kamu tinggal bareng dengan Marcel hah??? segampang itu kamu melupakan aku dan sekarang kamu sama marcel sudah tinggal dan tidur berdua!!" ucap Ari penuh emosi,
"apa maksud kamu Ri????" protesku dengan sebal,
"jadi apa yang dikatakan Nena kepadaku benar! nena bilang Marcel dan kamu tinggal bersama! dan sekarang aku tau dengan mataku sendiri! kamu jahat Melisa , kamu murahan!" bentak Ari
aku hanya bisa meneteskan airmataku mendapat bentakan dari Ari dan juga sakit hati dengan umpatan ari.
PLAAKKK!!
reflek aku menampar pipi Ari.
"kamu??? kamu menampar aku melisa???!" ucap Ari sambil memegang pipinya yang memerah.
"keluar kamu dari sini!" ucapku lirih sambil menunduk
"enggak! kita harus bicara!" tolak Ari
aku menunduk dengan air mata yang deras,
"AKU BILANG KELUAR!" bentakku keras.
Ari pun berusaha memegang pundakku dan seperti akan mengguncang guncangkan pundakku, tapi Pak Marcel langsung dengan sigap menarik tangan Ari dari pundakku,
"dia bilang pergi" ucap Pak Marcel sambil menatap tajam ke arah Ari
"kamu gak ada hubungannya sama urusanku dengan Melisa! kamu yang seharusnya meninggalkan tempat ini!" ucap Ari berapi api
Pak Marcel merangkul pundakku,
"karena dia cewekku, apapun yang berhubungan dengan dia mulai sekarang menjadi urusanku juga. kamu pergi sendiri atau mau aku panggilkan security apartemen sini?" ucap Pak Marcel santai.
Ari hanya bisa menatap Marcel geram, dan segera melangkahkan kakinya pergi dari apartemenku sambil membanting pintu apartemenku.
aku pun masih menangis, dan menunduk malu, karena ada Pak Marcel disini.
Pak Marcel pun memelukku
"udah... dia udah pergi, kamu boleh pinjam dada saya buat menangis" ucap Pak Marcel kepadaku, aku ingin menolak pelukannya, tapi badanku menerima pelukannya, aku pun menumpahkan semua airmataku di dada Pak Marcel.
"gimana? mau masuk kerja apa ijin gak masuk kerja dulu?" tanya Pak Marcel kepadaku, setelah 10 menit lebih aku menangis.
"maaf ya pak saya membuat bapak tidak nyaman, sebentar pak saya rapikan muka saya dulu." jawabku sambil berlalu masuk ke kamar.
aku pun keluar dari kamarku dan mengambil tas kerjaku.
begitu melewati lorong apartemen Nena, aku bertemu dengan Nena.
"hai Mel, mau berangkat kerja?" sapa Nena padaku tapi pandangannya masih saja lekat ke Pak Marcel.
"iya" jawabku datar karena dia aku mendapatkan perlakuan tidak enak dari Ari.
"namamu Nena ?" tanya Pak Marcel ke Nena, sontak Nena girang karena baru kali ini Pak Marcel mengajaknya bicara.
"eh iya Pak, hehhe" jawab Nena genit
" saya gak akan basa basi, saya langsung to the point saja, mulai hari ini, kamu tidak perlu repot repot melaporkan apa saja tentang Melisa ke mantannya yang bernama Ari. karena Melisa cewek saya, jadi kalau sampai ada apa apa dengan Melisa secara tidak langsung itu melibatkan saya." ucap Pak Marcel datar.
Nena pun langsung pucat mendengar ucapan Pak Marcel.
nena hanya bisa menundukkan kepalanya.
aku dan Pak marcel pun berlalu meninggalkan Nena.
aku jadi khawatir, kalau Nena akan menyebarkan gosip tentangku dan Pak Marcel di kantor, padahal di antara kami tidak ada hubungan apapun.
"sejak kapan kamu kenal dengan Ari?" tanya Pak Marcel ketika kami duduk bersama di dalam mobil.
"sejak kuliah pak" jawabku sambil melihat kearah kaca mobil
"kalau kamu butuh bantuan, gapapa kamu bisa telpon saya, saya pasti membantumu" ucap Pak Marcel tiba tiba
"ah tidak pak, saya bisa mengatasi masalah saya sendiri, tapi terima kasih tawaran bantuan bapak" jawabku sungkan
"ya sudah, saya harap kamu tetap fokus saat bekerja, jangan sampai membawa masalah kamu di kantor" ucap Pak Marcel
"baik pak, saya pasti profesional" ucapku.
Pak Marcel pun menatap keluar jendela. aku pun merasa sangat malu atas kejadian hari ini.
...****************...
#Pov Marcel
Bruuugkkkk.......
karena terjatuh dari atas kasur, aku sontak terbangun dan segera meraba kepalaku, aku merasakan ada yang benjol di jidatku.
sontak aku melihat Melisa yang mendorongku,
'cewek macam apa dia, tenaganya kuat sekali sampai kepalaku benjol'
karena merasa malu, aku semalam tidak sadarkan diri dan akhirnya Melisa membawaku ke apartemennya.
untuk menutupi rasa maluku, aku bergegas segera mandi.
selesai mandi aku berniat mengajak Melisa untuk menyarap bersama di restoran dekat kantor.
aku sangat kaget dan gugup, ketika keluar dari kamar mandi, Melisa ada di dalam kamarnya sedang mengambil pakaian ganti kerja, reflek dia keluar kamar dengan salting.
aku segera memakai pakaianku, aku mengamati meja rias Melisa, dia benar benar wanita simple, tidak aku temukan make up mahal di meja rias dia, bahkan untuk parfum, aku melihat parfumnya yang lucu bergambar princess dengan botol plastick.
'benar benar cewek unik, dan apa adanya' gumamku dalam hati.
aku keluar kamar Melisa dan di buat kaget, karena sarapan sederhana sudah siap diatas meja.
'kapan dia menyiapkannya?'
kami sarapan bersama, hingga dikejutkan dengan suara bel pintu, aku membantu Melisa membukakan pintu,ternyata aku dikejutkan dengan kedatangan Ari, dari tatapan matanya terlihat jelas bahwa dia sangat marah dan cemburu.
aku hanya bisa diam memberikan mereka ruang untuk menyelesaikan permasalahan mereka,
aku tergerak untuk membantu Melisa ketika aku melihat Melisa mulai risih dan menangis karena makian Ari.
"AKU BILANG KELUAR!" bentak Melisa keras
Ari pun berusaha memegang pundak Melisa dengan kasar,
dengan sigap aku langsung menghampiri Melisa dan melepaskan tangan Ari dari pundak Melisa.
"dia bilang pergi" ucapku datar
"kamu gak ada hubungannya sama urusanku dengan Melisa! kamu yang seharusnya meninggalkan tempat ini!" ucap Ari dengan emosi
tanpa basa basi lagi aku langsung merangkul pundak Melisa, tidak ada jalan lain lagi agar Ari pergi dari apartemen ini.
"karena dia cewekku, apapun yang berhubungan dengan dia mulai sekarang menjadi urusanku juga. kamu pergi sendiri atau mau aku panggilkan security apartemen sini?" ucapku santai.
Ari hanya bisa menatapku geram, dan segera melangkahkan kakinya pergi dari apartemen,sambil membanting pintu apartemen Melisa.
aku sangat kasian melihat keadaan Melisa saat ini, pasti dia sakit hati, sebal, dan malu.
aku tanpa basa basi aku langsung memeluknya, aku biarkan dia menumpahkan semua kesedihannya dipelukanku.
...****************...
jangan lupa buat mampir juga di Novel ku yang berjudul ATHAYA ya kak 🙏🤗
aku mampir nih buat beri dukungan nya 🙏