NovelToon NovelToon
Alea Anastasya Dwi?

Alea Anastasya Dwi?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Fantasi Wanita
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: cucil

ini tentang alea si gadis polos keturunan mata sipit yang mencari jawaban mengenai hidupnya

tentang ketidak Adilan yang dia terima dari orang orang dekat yang dia sebut keluarga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

fourteen

" lo apa kabar?". Tanya william mencairkan suasana.

" Lo pasti kangen banget, ya, sama gue sampai make hoodie gue kemana-mana. Sini balikin." William menarik narik Hoodie nya, mencoba melepaskan dari badan alea.

" Eh, jangan. Nanti dulu. Dirumah aja, masa aku buka disini. Pinjem sebentar doang, nanti aku kembaliin." Alea melihat lihat ke arah supir.

" Emangnya kenapa? Lo masih pake seragam kan didalam? atau...." Pikiran wiliam sudah terbang kemana-mana. Dia menatap paha putih Alea, tangannya mengusap di sana dan mendekat ke bagian dalam.

" Wiliam!" Peringat Alea sambil melotot. " Jangan macem-macem."

" Kok manggil, William, sih. Tadi lo manggil gue sayang. Udah ganti aja.

"Kapan aku manggil sayang?".

" Tuh barusan."

Wajah alea memerah, dia kesal sekali mudah ter ayo oleh kata-kata manis william, jangan-jangan laki-laki ini memang suka menggoda wanita mana saja. " Mana ada, kuping kamu gangguan kali, aku manggil abang kok".

" Kenapa sekarang nggak lagi?".

" Tadi, kan, ada temen kamu. Aku nggak mau dianggap kita saling kenal. Makanya aku manggil kamu abang. Nanti kalau mereka anggap aku teman mereka juga karena temenan sama kamu, gimana?

William menipis game bibirnya. " Emang lo nggak mau temenan sama gua? Se memalukan itu apa? Jahat banget lo. Gue ganteng padahal".

Alya mendengus, tak lagi menanggapi william yang cengengesan. Angkot sampai di tempat pemberhentian rumahnya. " Kiri, bang," ucapan lea.

" Ya, neng".

Saat alea turun dan membayar, william ikut turun dan mengekorinya " gue aja yang bayar, simpan duit lo".

Laki-laki itu memberikan pecahan uang rp50.000.

" Wahh, nggak ada kembalian, mas".

" Ambil aja, nanti kalau nih cewek naik angkot ini lagi, gratis ya".

Supir angkot itu menunduk melihat wajah alea yang kecil di samping william, mengingat ngingat rupa penumpang yang harus dia gratis kan. " Oke, deh. Nanti saya kasih tumpangan gratis besok-besok. Ingat warna angkot sama nomornya ya, neng geulis".

Alea mengangguk sekali. " Iya, pak".

Setelah angkot pergi. William masih berdiri senyum-senyum di samping alea. Kemanapun alea melangkah dan berbelok, william ikut seperti anak itik.

" Kamu mau ngapain lagi sih?".

" Gue laper, di rumah lo masak apa? Gue numpang makan, ya".

" Enggak ada makanan".

Alea menggeleng. "Makan batu aja sana".

William mengerucutkan bibir. Tetesan hujan kembali datang menyerang,* ini lebih deras dari tadi pagi.

Alea buru-buru melangkahkan kaki, tidak jauh lagi dia akan sampai ke rumahnya. Sementara william, laki-laki itu membuka tasnya dan mamayungi alea. Sambil terus berjalan cepat mengiringi langkah kaki alea yang pendek.

" Kamu jangan ikutin aku, pulang sana".

" Nggak mau."

" Pulang liam".

" Gak mau, kasih aku makan dulu, baru aku pulang".

" Emangnya kamu anak anjing apa? Sana!"

" Iya, aku anak anjing".

Willian merapatkan tubuhnya ke alea sampai jalan gadis itu miring miring.

" Liam, geser. Nanti aku jatuh".

William hanya tertawa tawa saja dan tetap melakukan kejahilannya. Sampai pada akhirnya mereka tetap tiba di rumah dengan kondisi william yang tentu saja sedikit bahasa.

Alea menatap dengan wajah malas, ekspresinya sama sekali tidak menerima tamu semacam william untuk datang ke rumah ini. Mulya masuk ke dalam kamar alea. Seolah itu adalah miliknya saja, laki-laki itu tanpa malu duduk di lantai dan bersandar.

" Nenek kamu mana? Ko rumah sepi?".

" Nenek pulang ke kampung. Kesehatannya sedikit menurun, jadi nenek sama anaknya yang lain".

" Terus lo tinggal sama siapa? Sendirian?" Mata williams udah barbinar, dia bangkit dari posisinya mendekati gadis itu.

" Aku sama tanteku. Ini rumahnya tanteku kok, kemarin dia lagi ada kerjaan di luar kota, jadi nenek yang nemenin aku di rumah".

William mengangguk-angguk. Dia melepaskan kancing seragamnya satu persatu, dengan santai mengembangkannya dan menaruh di kursi meja belajar alea agar cepat kering.

Laki-laki itu hanya menyisakan singlet saja. Dia mengangkat kedua tangan melenggang kan badan. Sementara alea di belakang menatap tubuh william.

Kulit putih yang sangat bersih, urat khas berkeliaran yang nampak menonjol, cetakan otot bisep di lengan dan punggung yang lebar seakan mamayungi tubuh alea yang kecil.

Alya seperti merasa sedang melihat pemandangan model majalah saja. saat sedang asyik memperhatikan punggung william. Laki-laki itu tiba-tiba berbalik dan membuat alea kelabakan memegang lemarinya, meraba raba bagian sudut yang tajam agar terlihat pura-pura sibuk.

William yang tahu kalau alya memperhatikan dirinya dari tadi jadi senyum-senyum sendiri. Dia lalu berkata, " dingin ya, hujan-hujan gini enaknya cari yang hangat-hangat".

"M-maksud kamu?'.

William bergeser berdiri lebih dekat di depan alea, dia sedikit membungkuk hingga wajah mereka menjadi sangat dekat. " Kira-kira maksud gue apa?".

" Hah? Eh, a-apaan sih, dengan cabul, liam." Tolak alea. Dia mendorong dada william sedikit menjauh, tapi itu percuma karena william sama sekali tidak bergeser justru semakin dekat dan membuat jantung alea dag dig dug dan tak karuan.

Senyum william makin berkembang melihat gadis di depannya panik. Dia menaikkan wajah alya dengan telunjuk dan mendapati pipi gadis itu memerah. " Belum mikir apa sih?". Tanyanya. Nada suara william terdengar rendah. Seperti sedang menahan sesuatu. " Lo bikin gue gemes. Rasanya pengen gue makan aja lo sekarang".

Alea tak menjawab. Wajahnya makin memerah menahan malu, di tatap william rasanya seperti memberi efek sengatan listrik tidak karuan, menggelitik sekujur tubuh, perasaan alea kacau, panas, gerah, dan basah dibuatnya.

Bayangan perbuatan mesum mereka beberapa hari lalu terlintas dan memenuhi kepala. Bagaimana bibir william dengan lihai mengajak bermain bibirnya, suara desa han, dan erangan milik laki-laki itu yang terdengar sangat seksi saat mencapai pelepasan. Aliya tidak bisa menahan dirinya untuk tetap tenang, tubuhnya sedikit tremor membayangkan hal cabul di dalam kepala.

" Lo mau sesuatu yang bikin badan lo hangat gak?". Tanya william lagi. " Lo mau gue bikin hangat?".

Alya menatap mata laki-laki itu lalu turun memandang lehernya yang putih. Tenggorokan william yang bergerak naik turun terlihat begitu menggoda. Membuat pikiran alea makin menjadi-jadi.

" Apa? K-kamu mau apa?".

William mendekatkan wajahnya, condong menuju bibir alea yang terlihat basah. " Gue mau...." William sengaja menggantung ucapannya.

" Mau apa?"

Dia memutar melewati wajah dan menuju telinga alea, membisikkan sejumput kalimat yang membuat alea merinding merasakan hembusan napas hangat william. " Gue mau bikin.... Mie rebus. Lo mau gak?"

" Eh?"

" Hujan, berduaan, ya, paling enak bikin mie rebus, iya, kan?".

Wajah alea terlihat bingung, dia berkedip beberapa kali.

" Lo mikirin apa?". William menjauhkan wajahnya sambil memasang wajah polos tak mengerti.

"K-kamu mau bikin mie? Bukannya...."

" Bukannya apa?". ulang william. Senyum menggoda laki-laki itu membuat wajah alea semakin memerah. William menaikkan sebelah alisnya menunggu perkataan alea.

" Ak- aku kira kamu mau itu..."

" Itu apa?"

" Ah, udah ah. B-bilang dari tadi dong kalau kamu mau bikin mie. Biar aku nggak jadi salah paham".

" Emangnya kamu mikirin apa sih, cantik?".

" Liam!". Alea memekik kesal. Dia lalu memukul dada laki-laki itu sementara william tertawa geli.

" Jangan cabul, ah. Nggak baik tahu, dosa. Yuk, ke dapur, gue laper, mumpung rumah lo nggak ada orang.

William langsung keluar dari kamar alea, sementara pemilik rumah marutuki dirinya sambil memegang kedua pipi yang panas. "iss, william.jail banget".

Dari jarak beberapa meter yang tak terlalu jauh, william mendengar itu dan masih tertawa tawa pelan. "Gemesin banget sih".

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!