NovelToon NovelToon
Hujan

Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Mengubah Takdir / Cinta Murni / Kutukan / Romansa / Tamat
Popularitas:2.1M
Nilai: 5
Nama Author: Aoxue

Original Story by Aoxue.
On Going pasti Tamat.
Ekslusif terkontrak di NovelToon, dilarang plagiat!

Di tengah hujan yang deras, seorang penulis yang nyaris menyerah pada mimpinya kehilangan naskah terakhirnya—naskah yang sangat penting dari semangat yang tersisa.
Tapi tak disangka, naskah itu justru membawanya pada pertemuan tak terduga dengan seorang gadis misterius berparas cantik, yang entah bagaimana mampu menghidupkan kembali api dalam dirinya untuk menulis.

Namun, saat hujan reda, gadis itu menghilang tanpa jejak. Siapa dia sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aoxue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 - Hujan

Air mata Liliana jatuh membasahi pipinya, dan Demian yang melihatnya langsung terpaku menatap putrinya.

Ada sesuatu yang membingungkan di balik tangis itu, bukan sekadar kesedihan biasa.

Tatapan mata Liliana, ekspresi wajahnya, bahkan cara dia menunduk, semuanya terlalu familiar bagi Demian. Untuk sesaat, dia seperti tidak sedang memandang putrinya, melainkan seseorang dari masa lalunya seseorang yang pernah mengisi hatinya sepenuhnya ialah istri tercintanya, Kaori Shinomiya.

Pikiran Demian langsung melayang kembali ke masa lalu, ke saat dia masih muda dan jatuh cinta pada Kaori.

Dia teringat dengan jelas hari pernikahan mereka, bagaimana kota menyambut kehadiran keturunan keluarga Shinomiya dengan penuh sukacita, menganggapnya sebagai berkah yang akan membawa perubahan besar.

Namun, tak lama setelah itu, Kaori menghilang secara misterius meninggalkan Demian dengan Liliana yang masih bayi.

Rasa kehilangan itu tidak pernah benar-benar pergi, hanya tertutupi oleh waktu.

Kini, melihat Liliana seperti ini, Demian merasa seperti melihat gabungan dari masa kini dan masa lalu, dua dunia yang terhubung dalam diri putrinya.

Tanpa berkata banyak, Demian berdiri dan dengan suara tegas namun dengan penuh emosi, berkata kepada para dokter dan asistennya, "Siapkan perjalanan ke Jepang kita akan ke kediaman keluarga Shinomiya sekarang juga! Liliana ikuti Ayah!"

Para dokter dan staf sempat kebingungan, namun melihat ekspresi serius dan mendalam dari Demian, mereka hanya mengangguk patuh.

Beberapa dari mereka langsung mengatur perjalanan, sementara Liliana hanya menatap ayahnya dengan tatapan penuh tanya.

"Kenapa Jepang, Ayah?" tanyanya pelan.

Demian memegang bahunya dengan lembut. "Karena mungkin di sanalah semua jawaban akan ditemukan. Tentang kau, tentang ibumu dan mungkin, tentang apa yang benar-benar terjadi selama ini."

Liliana menggenggam tangan ayahnya dengan gemetar. "Kalau itu bisa membantuku memahami semuanya aku akan ikut."

Dengan begitu, takdir Liliana kembali berubah arah, menuju tanah kelahiran ibunya, menuju keluarga yang penuh misteri, dan mungkin, ke kunci jawaban dari keterhubungannya dengan dunia Sean.

Perjalanan menuju kediaman keluarga Shinomiya terasa hening namun penuh ketegangan.

Di dalam mobil hitam mewah yang melaju pelan menyusuri jalanan Kyoto, Liliana duduk di samping ayahnya, menatap keluar jendela.

Pandangannya terus berkeliling, mengamati setiap sudut kota, setiap bangunan tua, setiap gang kecil yang tampak seperti pernah ia lewati, hatinya berdebar.

"Tempat ini?" gumamnya perlahan, "Aku merasa pernah ke sini!"

Demian menoleh, sedikit terkejut. "Kau belum pernah ke Jepang sebelumnya, Liliana."

Namun Liliana tidak menjawab, pandangannya terpaku pada sebuah taman kecil yang dilalui mobil mereka.

Di sana, ada ayunan tua dan bangku taman yang terbuat dari kayu lapuk.

Seketika, ingatan menyeruak, Sean duduk di bangku itu, tersenyum sambil membaca naskah, Liliana berdiri di dekat ayunan, tertawa meskipun itu semua terasa seperti mimpi, atau lebih tepatnya, dunia lain.

"Tempat ini sangat mirip dengan dunia Sean."

Detak jantungnya semakin cepat.

Dia menoleh pada ayahnya dan bertanya, "Ayah, bagaimana bisa kota ini terasa seperti dunia yang pernah aku datangi?"

Demian terdiam sesaat, tatapannya kosong, seolah menimbang sesuatu. "Liliana, ada banyak hal yang belum Ayah ceritakan padamu.

Keluarga Shinomiya bukan keluarga biasa, di masa lalu, mereka dikenal memiliki keterikatan dengan apa yang disebut 'dimensi kejiwaan'."

"Dimensi kejiwaan?" ulang Liliana pelan.

Demian mengangguk. "Sebuah dunia yang terbentuk dari emosi dan kenangan manusia. Mereka percaya, orang-orang tertentu bisa menjelajahinya dan ibumu, Kaori, adalah salah satunya."

Mobil akhirnya berhenti perlahan di depan sebuah gerbang besar berukiran lambang keluarga Shinomiya.

Dinding tinggi dan pepohonan yang terawat rapi menyambut mereka. Seorang pria tua berpakaian kimono formal berdiri di samping gerbang, membungkuk memberi hormat saat mereka keluar dari mobil.

"Selamat datang kembali, Tuan Demian!" ucapnya dengan suara serak tapi sopan.

Liliana menatap gerbang itu dengan perasaan tak asing kembali menghantam. Sebuah bisikan lirih dari dalam dirinya berkata bahwa tempat ini menyimpan kebenaran, tentang dirinya, tentang ibunya dan tentang Sean.

Langkah mereka pun mulai memasuki kediaman keluarga Shinomiya, tempat di mana masa lalu dan masa depan akan bertemu.

Suasana berubah menjadi hening saat Liliana melangkah masuk ke halaman kediaman keluarga Shinomiya. Di ujung lorong batu yang teduh oleh pohon sakura tua, berdiri seorang pria tua dengan punggung sedikit bungkuk, wajahnya dipenuhi keriput usia, namun matanya berkaca-kaca penuh emosi.

Saat tatapannya bertemu dengan Liliana, air matanya jatuh begitu saja. Tangannya bergetar, tubuhnya dipapah pelan oleh seorang pelayan muda yang dengan sabar mendampinginya.

Meski lemah, pria tua itu melepaskan diri dari sang pelayan dan berusaha melangkah sendiri ke arah Liliana.

"Kaori?" bisiknya pelan, seolah memanggil nama putrinya yang telah lama tiada.

Namun kemudian dia menahan diri, menyadari bahwa yang berdiri di depannya adalah darah daging dari Kaori, cucu yang selama ini hanya hidup dalam ketidakpastian.

"Liliana?" ucapnya, kali ini lebih jelas, dengan suara parau yang pecah oleh tangisan. "Kau benar-benar hidup dan kau mirip sekali dengan ibumu!"

Liliana berdiri terpaku, dadanya sesak oleh emosi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Tatapan lelaki tua itu terasa familiar dan hangat meski terasa asing. Pelan-pelan, Liliana melangkah maju dan memeluk pria tua itu. Tangis mereka pun menyatu—tangis kehilangan, tangis pertemuan, dan tangis dari waktu yang telah lama terlewat.

Demian ikut melangkah ke depan, menatap mertua yang sudah lama tak ia jumpai. Dengan suara berat, ia berkata, "Ayah dia sudah kembali, meski belum semua jelas tapi dia kembali."

Pria tua itu, Kepala Keluarga Shinomiya, perlahan mempersilakan mereka masuk ke dalam rumah besar bergaya tradisional Jepang yang megah namun tenang. Di dalam, para pelayan berdiri membungkuk sopan, sudah mengetahui siapa gadis muda yang kini berdiri di tengah aula utama.

Liliana menatap sekelilingnya dan anehnya, setiap sudut rumah itu terasa seperti cerminan dari tempat-tempat yang pernah ia lihat bersama Sean.

Di balik lorong-lorong kayu, di balik pintu geser kertas tipis itu, seolah menyimpan serpihan ingatan yang mengabur.

Sang kakek, masih memegang tangan Liliana dengan lembut, duduk di atas bantal tatami dan berkata dengan suara lirih namun tegas, "Aku harus menceritakan sesuatu padamu, Liliana tentang ibumu, tentang kemampuan yang hanya diwarisi oleh satu garis keturunan keluarga ini, dan tentang dunia yang kau lihat bersama orang lain!"

"Kakek tahu itu?—" Liliana merasa terkejut akan sebuah fakta yang benar-benar unik ini.

1
M miftahus Sururi Aas ikuloh
keren banget xue... nice
girl
itu teracabut, katanya emang teracabut apa tercabut
girl: makasih dah kasih tau
Aoxue: ga salah, emng belum tau
total 6 replies
girl
udah serius baca eh ada typo🤣
Aoxue: mna typo nya
total 1 replies
girl
apakah tidak bisa dipersatukan krmbali?
girl
sad sih emang kalau terlalu mencintai berlebihan
girl
kadang pengharapan yang tinggi justru menjatuhkan lebih dalam
girl
jika kembali dengan versi lebih baik itu sepertinya akan terlihat bagus
girl
kasihan
girl
bisa balikin ingatannya gak sih thor, kasihan liliana
girl
up soalnya masih bingung
girl
jadi waktu itu ternyata dicuekin emang belum kenal yah
girl
lagi nunggu lanjutan yg kemaren
Dark
apa karna dia kau mau kesana lagi karma? dan uhm apakah yang terjadi sampai kalian bisa selamat dari kejadian malam itu?
Dark
jangan bilang lu jatuh bareng 🏃🏃🏃
Dark
ck kaga jadi niih,haiss aku udah nantiin kamu jump loh 🤣🤣
Dark
wkwkwk jadi kaga fokus bundirnya yah🤣🤣
Yunia Afida
kayak kecuten
Yunia Afida
magic iniya
Desilia Chisfia Lina
jadi dia mau bunuh diri karena perundungan
YouTrie
Oh jadi ini alasanya gak mau sekolah di situ ternyata karma dibuli
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!