Sudah empat tahun ini kebun pisang milik Raharjo menjadi tempat yang paling menakutkan bagi warga sekitar, jangan kan malam hari, siang saja tidak ada yang berani mau lewat sana.
Bahkan keluarga Raharjo juga menghilang begitu saja, membuat warga menduga keluarga tersebut punya pesugihan.
kemana kah Raharjo menghilang bersama keluarga nya?
siapa yang sudah menjadi hantu di kebun pisang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Nala
Asri terpana melihat apa yang ada di hadapan nya saat ini, mengharapkan hidup akan enak setelah mendapat emas yang ada di rumah Raharjo untuk memberi makan enak pada anak. namun nyata nya saat ini anak anak nya malah mati satu persatu, setelah kematian Adit yang amat mendadak itu karena sakit demam biasa.
Lalu sekarang malah dia harus menemukan mayat anak bungsu nya dengan keadaan tubuh sudah membiru, masih hangat badan nya Nala. tapi sudah membiru seolah terkena racun atau sesuatu yang merusak jantung, Pak Lurah menduga ini ada yang berkaitan dengan hal ghaib dan dia langsung ingat dengan ular galak yang ada di paling ujung rumah nya.
Tapi dia juga tidak bisa mau gegabah langsung memberikan usulan nya karena Radja adalah orang kota, dugaan Pak Lurah orang kota tidak akan percaya dengan yang nama nya dukun. walau Purnama bukan lah dukun, namun di pandangan orang yang tidak kenal dia adalah dukun yang sangat kejam.
Itu untuk pandangan orang luar saja sebenar nya, kalau untuk warga sini tentu saja sudah pasti beda karena mereka sudah kenal Purnama lama. apa lagi Pak Lurah yang bisa di bilang dedengkot sini, sempat pensiun namun akhir nya menjabat lagi sehingga sudah pasti dia orang yang sangat lama di desa sini dan kenal akan Purnama dari ada nya Bu Laras dulu.
"Ini pasti ada kaitan nya dengan setan, apa wanita yang di balik pohon pisang itu pelaku nya?" batin Pak Lurah agak bingung.
Sedangkan Asri sudah terduduk lemas melihat Nala mati di dalam lemari yang ada di rumah nya Raharjo, kenapa Nala bisa sampai sini dan malah jadi mayat. Asri juga tidak tau pasti kenapa Nala bisa ada di sini, hati nya sudah pasti hancur karena Nala yang paling kecil dan bisa di bilang paling manja pada Emak saat sedang kumpul karena gerak gerik anak bungsu memang lebih manja saja dari pada yang lain.
"Anaku, kenapa bisa anak ku di dalam sini?" Asri memeluk Nala pilu.
"Jadi ini anak nya wanita itu, Pak?" Radja menatap Pak Lurah.
"Benar, dia adalah anak bungsu nya dan ini kenapa bisa sampai ada di sini." Pak Lurah juga heran.
"Kami tidak mau di tuduh ya, Pak! anggap saja ini sebagai balasan karena dia sudah mencuri emas di rumah mertua saya." Juwita berkata sinis.
"Kalau mau di visum pun tidak masalah, lagi pula saya tidak melakukan apa pun pada dia sehingga tidak ada sidik jari saya di tubuh gadis ini." Radja yang merasa tidak salah berani saja.
"Anakuuuu...huhuhuhuuu anak ku!" Asri memeluk Nala erat.
"Kamu enggak usah sok drama deh, itu azab buat kamu karena sudah mencuri." Juwita mendorong punggung Asri dengan kaki nya.
"Mbak!" Pak Rt agak kurang suka akan sikap nya Juwita.
"Apa? dia pantas di perlakukan seperti ini, bahkan bila perlu di gebuki satu kampung!" sengit Juwita menatap Pak Lurah dan Pak RT bergantian.
Kedua sesepuh desa terdiam karena memang benar apa yang Juwita katakan ini, bisa jadi memang Asri akan di gebuki orang kampung bila sampai ketahuan pas mencuri nya. ini masih mendung cuma di arak begini saja, tidak ada yang sampai main tangan menyakiti diri nya.
Padahal biasa nya maling ayam saja sampai di arak dengan tubuh sudah babak belur akibat di hajar oleh orang satu kampung, Asri masih mending tidak di apa apa kan oleh orang di sini. padahal yang di curi juga tidak main main jumlah nya, emas satu kantong gandum dan apa bila di jual maka akan hampir setengah atau mendekati satu M.
"Enak saja emas sebanyak ini mau di curi, aku saja mau kok malah mau di ambil dia!" batin Juwita sangat geram.
"Jadi apa langkah Mas Radja selanjut nya?" tanya Pak RT.
"Tolong kasihani saya, anak saya sudah mati dan emas nya juga saya kembalikan!" Asri memohon pada Radja.
"Giliran udah ketahuan kau sibuk memohon maaf, coba saja tidak ketahuan maka kau akan diam saja walau anak mu mati!" sentak Juwita yang membuat Asri terdiam mengingat kematian Adit anak ketiga nya.
Memang saat itu dia memilih untuk diam saja walau Adit sudah mati karena sakit yang agak aneh, mana kematian nya juga mendadak sehingga bisa di bilang memang untuk peringatan. mana Sarjo juga sudah gila dan sampai keliling, tapi Asri tetap diam dan tidak mau mengakui bahwa dia memang mencuri emas.
Sampai di geledah juga oleh para warga saat udai pemakaman nya Adit, memang dia tidak akan mengaku walau Nala juga sudah menjadi korban, ini hanya karena sudah ketahuan sehingga dia bisa berlindung di balik kematian anak. berusaha untuk sebisa nya agar terlihat menjadi orang yang paling tersakiti di sini, biar orang orang iba pada dia.
"Tidak usah di proses lah, Pak." Radja akhir nya membuka suara.
"Maksud nya apa sih, Mas?!" Juwita langsung tidak suka.
"Emas nya juga sudah di kembalikan dan Ibu ini pun anak nya meninggal, sudah lah di lupakan saja." Radja tidak ingin memperpanjang masalah ini.
"Terima kasih, terima kasih ya!" Asri berteriak senang karena Radja tidak akan melanjutkan sampai polisi.
"Tapi sebagai hukuman maka Ibu harus terus membersihkan rumah saya ini, pokok nya harus bersih semua." tegas Radja.
"Nah mungkin itu ide yang bagus, untuk menebus salah mu maka kau harus membersihkan rumah ini ya." Pak Lurah menatap Asri.
"Ta-tapi kan saya tidak ada mengambil emas nya satu pun, saya takut ada hantu di rumah ini." Asri sudah ketakutan.
"Udah lah laporkan saja di kepada polisi, sudah di kasihani kok malah bertingkah!" Juwita geram sekali.
Pak Rt yang melihat Asri pun ikut geram karena Asri masih saja tidak tau diri walau sudah di kasihani, bagus dia tidak di laporkan polisi karena Radja masih kasihan akibat anak dia yang meninggal dunia. cuma di suruh membersihkan rumah saja, tapi Asri masih saja protes tidak suka.
"Kau kok ya tidak sadar diri to, As! sudah bagus kau tidak di laporkan polisi." ujar Pak RT.
"Rumah ini kan tidak ada penghuni nya dan jadi kotor, nanti tidak mungkin juga saya tidak memberikan Ibu uang setiap bulan nya." Radja membuka suara.
"Nah kan, dasar kamu saja yang tidak tau terima kasih!" Pak RT memang jadi sangat kesal dengan tingkah Asri.
Sudah di kasih hati malah minta jantung, tapi bukan tanpa alasan Asri menolak nya, selain dia tidak mau bertanggung jawab soal kesalahan nya. Asri juga takut ada hantu yang sering di gosipkan, jadi agak ngeri dan mau menolak saja.
Jangan lupa like dan comen nya ya, terima kasih dan sampai nanti di bab kedua ya.
ini dion siapanya nilam sih? 😭
bertambah kuat dia nanti
Si arka jdi bawel gegara bintari auto kena omel dah ma para member.
Pur dn membernya kecolongan tuh Krn di hantu birahi mlh datang kerumahnya Andi dn memperkosa nya 🤣🤣