NovelToon NovelToon
Kawin Kontrak Sama CEO Galak

Kawin Kontrak Sama CEO Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Duda / CEO
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Komang andika putra

Sinopsis:

Nayla cuma butuh uang untuk biaya pengobatan adiknya. Tapi hidup malah ngasih tawaran gila: kawin kontrak sama Rayyan, si CEO galak yang terkenal perfeksionis dan nggak punya hati.

Rayyan butuh istri pura-pura buat menyelamatkan citranya di depan keluarga dan pemegang saham. Syaratnya? Nggak boleh jatuh cinta, nggak boleh ikut campur urusan pribadinya, dan harus bercerai setelah enam bulan.

Awalnya Nayla pikir ini cuma soal tanda tangan kontrak dan pura-pura mesra di depan umum. Tapi semakin sering mereka terlibat, semakin sulit buat menahan perasaan yang mulai tumbuh diam-diam.

Masalahnya, Rayyan tetap dingin. Atau... dia cuma pura-pura?

Saat masa kontrak hampir habis, Nayla dihadapkan pilihan: pergi sesuai kesepakatan, atau tetap tinggal dan bertaruh dengan hatinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komang andika putra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat Tanpa Nama, Ancaman Pertama

Tiga hari setelah galang dana mereka meledak dan jumlahnya udah nyampe target, suasana basecamp mendadak rame. Semua kru semangat banget. Ada yang nyanyi-nyanyi, ada yang joget sambil bawa kamera, pokoknya vibes-nya kayak pesta kecil.

“Fix! Minggu depan kita bisa lanjutin syuting bagian akhir! Udah gak ada alasan buat mundur!” teriak Tama sambil muter-muterin kabel.

Nayla lagi duduk sambil nyoret-nyoret jadwal syuting baru. Dimas lagi bantuin bawa properti ke mobil sewaan. Tapi tiba-tiba, ada tukang paket dateng.

“Permisi, ini ada kiriman buat... Nayla?”

Nayla ngambil amplop cokelat polos. Gak ada nama pengirim, cuma tulisan tangan kecil di depan:

“Jangan terusin.”

Awalnya Nayla pikir itu cuma iseng. Tapi pas dibuka... isinya cuma satu kertas putih, tulisan hitam:

“Film lo terlalu mirip sama cerita yang seharusnya gak pernah keluar. Kalo masih mau aman, stop sekarang.”

Muka Nayla langsung pucat. Dia buru-buru tunjukin ke Dimas.

“Lo liat ini, Dim... ini serius, kan?”

Dimas ngerutin alis, “Ini... kayak ancaman. Tapi dari siapa? Dan maksudnya ‘cerita yang seharusnya gak keluar’ tuh apaan?”

Malemnya, mereka duduk di depan basecamp, berdua doang. Semua kru udah pulang.

“Lo yakin gak, Nay, film ini bukan nyentuh cerita pribadi seseorang?”

Nayla geleng, “Cerita ini fiksi. Emang sih ada bagian yang terinspirasi dari pengalaman gue, lo, Tama, bahkan Vira. Tapi gak ada satu pun yang nyebutin nama asli, tempat, atau kejadian spesifik.”

“Berarti ada yang paranoid... atau dendam sama lo?”

“Gue juga bingung. Tapi jujur, gue agak takut.”

Dimas narik tangan Nayla pelan.

“Lo tenang. Gue di sini. Kita gak bakal mundur cuma gara-gara kertas kosong kayak gini.”

“Kertasnya sih kosong, Dim. Tapi maksudnya tuh dalem.”

Besoknya, Dimas pasang CCTV murah di depan basecamp. Mereka juga laporan ke ketua RT, jaga-jaga kalau ada yang aneh-aneh. Tapi meski udah waspada, suasana jadi sedikit berubah. Kru mulai bisik-bisik.

“Lo denger gak sih, katanya Nayla dapet ancaman?”

“Serius? Dari siapa? Mantan?”

“Gak tau juga... tapi katanya sih ada yang gak suka film ini dibikin.”

Nayla denger semuanya. Tapi dia gak mau pusingin. Dia lebih milih fokus nulis ulang scene terakhir.

“Kalau mereka mau kita berhenti, justru itu tanda kita lagi di jalur yang bener.”

Malam itu, Dimas nemuin Nayla lagi duduk di loteng, ngetik sendirian.

“Nay?”

“Hmm?”

“Gue ada firasat... si pengancam itu bukan orang asing.”

“Maksud lo?”

“Bisa aja... orang yang pernah kerja sama lo. Atau orang yang sakit hati sama keputusan lo dulu.”

Nayla diem. Matanya tajam ngeliat layar laptop.

“Kalo bener... berarti kita harus siap bukan cuma bikin film. Tapi buka luka lama.”

Besok paginya, Nayla lagi duduk di dapur basecamp, nyeruput kopi hitam yang udah gak anget lagi. Matanya sembab, tapi dia masih maksa buka laptop dan lanjut nulis. Dimas masuk sambil bawa kantong plastik isi roti.

> “Udah makan?”

“Baru ngunyah stres,” jawab Nayla setengah ngantuk.

Dimas duduk di seberangnya. Baru aja mau buka roti, eh… ada suara ketukan pintu. Bukan dari depan, tapi dari jendela dapur.

Nayla dan Dimas langsung noleh. Ada amplop putih diselipin ke sela kaca. Dimas buru-buru ambil.

> “Lagi-lagi surat? Serem amat gaya orang ini…”

Pas dibuka, isinya bukan ancaman kayak kemarin. Tapi satu lembar kertas naskah. Font-nya… khas banget. Nayla langsung kaget.

> “Gila… ini… ini potongan naskah gue waktu kuliah. Yang judulnya ‘Ruang Kosong’. Gue gak pernah publikasiin ini, bahkan gak pernah upload ke mana-mana!”

> “Lo yakin?”

“Banget. Gue cuma print dua versi. Satu gue simpen di kamar lama gue… satu lagi pernah gue kasih ke orang.”

Dimas langsung nanya, “Siapa orang itu?”

Nayla diem. Lama. Nafasnya berat.

> “Namanya Rafi. Dulu dia cowok yang nemenin gue nulis pertama kali. Kita deket banget. Tapi... kita ribut besar, terus lost contact. Dan dia... satu-satunya orang yang punya naskah ini.”

---

Suasana mendadak hening. Bahkan suara kipas angin kedengeran.

> “Berarti bisa jadi dia yang kirim ini?”

“Mungkin. Tapi kenapa sekarang? Dan kenapa lewat cara kayak gini?”

“Mungkin dia pengen lo inget sesuatu. Atau dia ngerasa dikhianatin?”

Nayla berdiri, jalan bolak-balik.

> “Gue harus cari dia. Gue butuh jawaban, Dim.”

Dimas narik tangan Nayla.

> “Gue ikut. Lo gak sendirian, Nay.”

---

Mereka langsung cari akun lama Rafi di sosial media. Tapi udah gak aktif. Email dibales otomatis, katanya udah gak dipakai. Tapi ada satu petunjuk: akun Instagram lawasnya masih punya link ke blog lama.

Di blog itu… ada satu postingan yang baru di-update dua hari lalu. Judulnya:

> “Untuk N, yang selalu mengisi ruang kosong.”

Isinya gak terlalu panjang, tapi penuh makna. Dan di akhir postingan, ada satu kalimat yang bikin Nayla langsung merinding:

> “Kalau kamu nemu potongan naskah itu, berarti kamu belum lupa. Tapi hati-hati… karena gak semua kenangan layak dibuka lagi.”

---

Dimas ngebaca pelan-pelan. Lalu tatap Nayla.

> “Ini jelas-jelas ditujukan buat lo.”

“Tapi kenapa dia main kode-kodean? Kenapa gak langsung kontak?”

Nayla kesel. Tapi dia juga takut. Karena Rafi adalah satu bab dalam hidupnya yang dulu dia tutup rapet-rapet.

1
Ko Mengzz
alur cerita bagus
Ko Mengzz
mantap author
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!