"Ibu Ayah!”.
Seorang wanita cantik terisak melihat Ibu dan Ayahnya yang menjadi pusat perhatian orang-orang
Di tengah acara pesta ulang tahun sepasang suami istri paruh baya dengan rendahnya mengelap lantai di tengah kerumunan pesta, padahal pesta itu adalah pesta calon besan mereka.
.
.
Lily dan Roy sepasang kekasih yang sudah menjalani hubungan mereka selama 4 tahun, mereka hubungan mereka yang baik membuat kedua insan itu hendak melakukan hubungan lebih serius yaitu pernikahan
Tapi siapa sangka Ibu Roy tidak merestui mereka, karena latar belakang Lily yang hanya dari keluarga sederhana tidak seperti Roy yang memang dari kasta tinggi, segala cara Ibu Roy melakukan hal kezam untuk memisahkan dua orang itu
Hingga Lily akhirnya menyerah karena kedua orang tuanya, dia meninggalkan kesan kelam pada Roy dan keluarganya pergi dengan cara elegan membuat seorang pria dalam pesta itu tertarik kepadanya
.Guys yang ngerasa relate jangan lupa baca ya🥺☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Di Luar sana Lily menatap tajam pada Roy dan Amber wanita itu memeluk Roy dengan mesra tidak mempedulikan dirinya yang berada di samping Roy dan yang membuat wanita itu semakin marah adalah tanggapan Roy yang seolah tidak mempedulikan hal itu.
"Sayang... Dia teman ku waktu SMA, dia juga keponakan dari tante Raisa". Roy memperkenalkan Amber dengan senang hati sama seperti Amber yang masih menggenggam tangan pria itu seolah tidak ingin berpisah "Amber dia Lily, tunangan ku"
"Oh halo Lily... Aku sudah banyak mendengar mu dari tante Miranda".. Amber kini melepaskan genggamannya dnegan Roy lalu beralih kepada Lily
Dengan wajah yang menahan kesal Lily harus tetap menyambut tangan wanita di depannya dengan hangat
"Halo Nona Amber". Ucap wanita itu dengan sopan meski begiitu Lily masih bisa melihat dari sorot mata Amber jika wanita itu hendak melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hatinya
"Wah kau lebih cantik dari pada yang ku dengar, nona Lily... Ku dengar kau bekerja di RX Group dengan posisi Manajer ya?". Tanya Amber terdengar seperti membanggakan wanita itu
Namun dari wajah dan senyum picik wanita itu Lilypun tahu jika Amber seakan merencanakan sesuatu padanya
"Terimakasih Nona Amber, kau juga wanita yang hebat aku banyak mendengar tentang mu". Puji Lily tersenyum manis
"Yah tapi... Kenapa kau tidak bekerja dengan Roy saja?".
Kini Lily tahu arah obrolan itu karena kini Roypun menatapnya dengan kecewa mereka sudah bertengkar beberapa kali karena hal in, Lily selalu bersikeras tidak ingin bekerja di perusahaan Roy meski pria itu sudah memohon kepadanya
"Nona Amber, banyak hal yang harus di pikirkan mengenai ini.... Sebagai wanita yang mandiri ku pikir kau akan mengerti"
"Ah iyakah? Aku tidak berpikir seperti itu.. jika aku jad kau, aku akan memilih mengikuti pasangan ku dan membangun hal luar biasa bersama itu jauh lebih baik di bandingkan bekerja di perusahaan ternama manapun"
Ember sialan! Sudah ku duga wanita cantik seperti mu lebih mirip seperti ular, apa yang kau rencanakan huh?!. Lily memaki Amber dalam hatinya, wanita cantik itu terlalu ikut campur dalam hubungan pribadinya
Lily kini beralih pada kekasihnya pria itu menatapnya dengan tajam seakan menunjukkan jika dia menyetujui pendapat dari teman SMAnya
"Aku hanya menjadi mandri nona, aku begitu tulus pada Roy kekasih ku hingga aku tidak ingin sepeser keuntungan pun darinya". Jelas Lily dengan tegas namun itu tidak mengubah apapun karena Roy ternyata lebih memihak pada Amber . Ah sudahlah kenapa kedua orang ini terlihat sangat dekat! Membuat ku muak saja
Lily menghela nafasnya dengan kesal lalu memalingkan wajahnya ke dalam ruangan melhat beberapa tamu yang memperhatikan satu tempat
"Sayang....". Panggil Lily pada kekasihnya "Kita masuk dulu yuk, aku penasaran dengan Ayah dan Ibu"
"Sayang kau sendiri saja, aku masih ingin mengobrol dengan Amber".
Jawaban singkat itu semakin membuat Lily merasa sakit hati lantas wanita itu pergi begitu saja, ada sesuatu yang ganjal di hatinya karena itu dia bergegas untuk mengecek keberadaan kedua orang tuanya d salam sana
Kekesalannya yang tadinya berlum terselesaikan kini dia melihat Ibu dan Ayahnya tengah merunduk di lantai mengepel dan membersihkan sisaan beling
"Ayah! Ibu!". Wanita itu berlari kecil menggapai kedua orang tuanya "Ayo berdiri apa yang kalian lakukan huh?!"
"Nak kami tidak sengaja menjatuhkan gelas wine tadi, jadi membersihkannya". Jelas Ciara dengan senyumnya yang terpaksa
Pandangan Lily lalu beralih pada Dani dia tahu jika dia bisa mendapatkan informasi yang lebih valid dari pria itu "Ayah... Kalian benar-benar menjatuhkan gelas wine?!"
Pria itu awalanya menjawab ragu tapi akhirnya dia menggeleng walau tanpa menjawab apapun Lily tahu jika ini adalah Miranda yang tidak menyukai dirinya dan orang tuanya
"Apa yang anda lakukan?". Tanya Lily dengan nada yang lebih pelan "Inikah cara anda memperlakukan keluarga saya?"
"Huh kau tidak dengar, mereka hanya membersihkan kesalahan mereka tadi". Ujar Miranda dengan dingin sama seperti hari-hari sebelumnya
Amber dan Roy berjalan memasuki ruangan untuk melihat keributan apa yang terjadi
"Sayang apa yang terjadi?". Tanya Roy pada Lily yang sangat terlihat frustrasi "Ibu Ayah, kalian sedang apa?"
"Roy, orang tua Lily memaksa untuk membersihkan kekacauan yang mereka buat... Mama tidak bisa melakukan apapun itu keinginan mereka"
"Huh Ibu ayah, kalian tidak perlu repot-repot ada petugas untuk itu". Jelas Roy tanpa curiga apapun mengai Ibunya Miranda
"Sayang... Orang tua ku tidak sebodoh itu". Ucap Lily menatap dua pelayan tidak jauh dari mereka, kedua pelayan itu menunduk "Apa ini yang di sebut keluarga?"
"Sayang.... Mama hanya menghargai keputusan Ibu dan Ayah, kau tahu jika jarak kita berbeda Ibupun tidak terbiasa memperlakukan orang lain berbeda"
Saat ini hati Lily menjadi sangat kosong melihat kedekatan Miranda dan Amber bisa di pastikan rencana apa yang di susun oleh kedua orang itu
Dan Kekasihnya yang seakan tidak ada pembelaan membuat nya tersenyum kecut tidak ada hal yang harus dia pertahankan, Dani menggenggam tangan putrinya agar wanita itu bisa melepaskan kesesakan yang ada di hatinya
"Nak kami..."
"Ayah... Ibu, maafkan aku ya....". Lily mengusap kedua pundak orang tuanya
Orang-orang menatap mereka dengan rendah setelah apa yang terjadi saat itu, keputusan Lily yang sudah dia pendam sejak lama akhirnya terbakar saat itu juga dia tidak bisa melanjutkan apapun lagi dengan Roy
"Padahal acaranya masih sangat lama ya tante Miranda....". Lily menatap Miranda dengan dingin "Tapi sepertinya aku sangat sibuk jadi kami akan memutuskan untuk pulang sekarang"
"Lily! Apa yang kau katakan". Roy kesal menurutnya tidak hal yang bisa di perdebatkan sekarang beginya Lily terlalu tergesa-gesa "Sayang... Kau tahukan hari ini, hari spesial mama... Sebelumnya kau juga sangat sibuk dengan pekerjaan mu.... Ingat kau bahkan hampir tidak menhubungi ku seminggu hanya untuk mempersiapkan hari ini"
Penjelasan Roy tentunya membuat Miranda sedikit malu dengan pernyataannya tadi tapi pertengkaran kedua orang itu membuatnya sedikit puas keretakan hubungan yang dia buat selama ini akhirnya membuahkan hasil
"Roy maafkan aku, sepertinya kita tidak bisa lagi.... Orang tua ku jauh lebih berharga"
"Lily... Kau tidak seriuskan sayang, kau hanya sedang marah.... Lily... Kita pergi sebentar ya"
Lily melepaskan genggaman pria itu begitu saja, akhir dari kesabaran Lily dan apa yang dia harapkan sekarang dia tidak ingin melanjutkan hubungannya dnegan Roy lagi, hari itu juga dia bisa melihat masa depannya dengan Roy jika dia tetap melanjutkan hubungan mereka.
maen" am hati perempuan
demi batu kali, kehilangan berlian
lotus putih
belum jadi besan sudah begitu, kasian ayah ibu
melow aku kalau sudah menyangkut orang tua