Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.
Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Rava hanya menanggapi dengan senyuman, segala praduga yang dikatakan oleh adik kembarnya.
"Baiklah, kalian berdua lanjutkan saja kegiatannya. Aku akan mengantar Gricelin ke kelasnya," kata Rava tenang.
Tapi Gricelin bisa merasakan, gejolak emosi yang dirasakan oleh Rava.
Dia yang memilki kepekaan batin pun, gantian mengeratkan pegangan tangan Rava.
Rava yang juga bisa merasakan kepedulian Gricelin padanya, menunjukan senyuman.
Nyatanya, hal kecil yang dilakukan Gricelin padanya, mampu menghangatkan hatinya.
Interaksi yang dilakukan oleh Rava dan Gricelin tak luput dari tatapan Rivan. Tapi dia merasa, hal itu hanya halusinasi semata.
Rivan pun memilih segera pamit, karena dia ada acara balapan di komunitasnya dikota Utara.
Dia tadi memilih membatalkan rencananya yang akan menjadi dosen di universitas Utara.
Karena teman komunitasnya membutuhkan dirinya untuk ajang kompetisi internasional.
Awalnya dia memang berniat untuk tidak balapan lagi, tapi ... Teman masa kecil Rivan mau berpartisipasi.
Jadinya dia memilih ikut lagi dalam balapan dengan semua resikonya.
"Kak Rivan balapan lagi?" tanya Regan terkejut, meninggal kakaknya itu sempat koma selama hampir dua Minggu gara-gara terlibat kecelakaan.
Sementara Rava nampak acuh dan tidak peduli, hal itu membuat tatapan Regan menyipit.
Rava yang mengerti tatapan Regan, berkata, "Dia sudah besar, dia pasti sudah mengerti setiap konsekuensi dari apa yang akan dilakukan."
"Kalau begitu kak Rivan hati-hati!"
Rivan menjawab dengan anggukan ucapan Regan.
Sementara Gricelin masih menunduk.
Dan dengan lembut Rava menarik pergelangan tangannya.
Regan menyusul berjalan di sisi samping Gricelin yang lain.
"Kamu nggak pergi dari sini?" tanya Rava.
"Aku ada kelas mengajar di sini," jawab Rivan.
Rava tidak menanggapi, suasana pun menjadi hening.
Sementara Regan merasa bingung dan aneh, kenapa kakaknya malah jadi pelupa.
Saat para murid dikelas Gricelin sedang sibuk berkonsentrasi dalam materi pembelajaran, pintu pun diketuk dari arah luar.
"Sekarang dosen baru dari kota Alaska sudah datang!" Ucap dosen yang berdiri didepan kelas pada semua mahasiswa.
Para mahasiswa memandang ke arah pintu dengan wajah penasaran.
Tapi ekspresi wajah mereka langsung berubah kesal, saat melihat orang yang berdiri di tengah pintu.
Bukan hanya wajah para mahasiswa yang berubah, tapi dosen pun sama.
Mengingat universitas Utara juga terkenal akan penindasan pada semua mahasiswa yang lemah dan tidak memiliki power.
"Kamu terlambat satu jam lebih di kelas saya!" titah dosen itu dengan suara kesal saat menatap ke arah Gricelin.
Sebelumnya dosen itu sangat ramah pada Gricelin, saat Harley masih menjadi tunangannya.
Tapi sepertinya sekarang semuanya sudah berubah.
"Maafkan saya, Pak." kata Gricelin tulus.
Tapi hal itu, malah mendapatkan beberapa respon negatif dari beberapa teman sekelasnya.
"Pak, tolong Anda bersikap adil. Gricelin telat satu jam!"
Beberapa teman sekelas Gricelin menimpali dengan kata-kata pedas yang lain.
"Saya memaafkan mu! Tapi hukuman akan tetap berlanjut, kamu harus berlari tiga putaran lalu berdiri di tengah lapangan!" Ucap dosen itu dengan nada marah.
Jika biasanya murid yang telat akan berdiri di kelas atau mendapatkan tugas tambahan, hukuman untuk Gricelin yang nama baiknya sudah rusak tentu berbeda.
Gricelin menatap ke arah Rava, tapi tubuh Rava terhalang oleh pintu.
"Tu ... Sayang, bisakah aku pergi!" Dia meminta ijin untuk melakukan hukuman yang diperintahkan oleh dosen.
Rava membuka pintu satunya, sekarang ini pintu kelas Gricelin terbuka lebar.
Memperlihatkan Gricelin yang berdiri ditengah-tengah Rava dan Regan.
Rava menarik tangan Gricelin dengan lembut masuk ke dalam kelas, hal itu lagi-lagi membuat semua orang tercengang.
Regan yang memiliki aura yang tak kalah kuat dari Rava, ikut masuk ke dalam kelas.
Hal itu membuat semua murid semakin tercengang.
Dosen itu menatap Rava dan Regan dari atas sampai bawah. "Si-siapa kalian?"
Tubuhnya menggigil, kala melihat pakaian yang dikenakan oleh Rava maupun Regan bukanlah pakaian biasa.
Pakaian itu seperti buatan desainer ternama.
"Perkenalkan, saya Regan Astria dari kota Alaska. Saya dosen baru dikelas ini," ucap Regan dengan senyuman ramah.
Lalu Rava juga memperkenalkan dirinya, "saya Rava Astria, kakak tertua dari kedua adik kembar saya. CEO sekaligus pemilik Astria Group, perusahaan terbesar dikota Alaska."
Mendengar ucapan Rava dan Regan, semua mahasiswa dikelas tidak bisa berkata-kata lagi.
Mereka tidak menyangka dapat melihat secara langsung, pemilik perusahaan terbesar di ibu kota yang selama ini sangat misterius.
"Gricelin adalah calon istri saya. Siapapun yang berani menindasnya, sama saja akan berurusan dengan saya," imbuh Rava.
Ucapan Rava membuat semua orang saling pandang dengan tatapan ketakutan.
Dosen yang sebelumnya terlihat sangat sombong itu, langsung terduduk dan bersujud di bawah kaki Rava.
Selain terkenal akan kekayaannya, Rava adalah pribadi yang terkenal kejam.
Bahkan rumornya dia juga seorang psikopat berdarah dingin yang siap menghancurkan siapapun orang yang tidak dia sukai.
"Tu ... Tuan tolong maafkan saya. Saya lancang, ini kali pertama dan terakhir saya menganggu Nona Gricelin."
"Baiklah, saya memaafkan mu mu. Karena dari awal kamu belum tahu tentang status Gricelin."
Semua orang dikelas hanya bisa saling pandang, mereka yang sebelumnya berisik sekarang diam seribu bahasa.
Walaupun bebarapa dari mereka, tidak percaya dengan ucapan Rava.
Tapi, sebelum bisa membuktikan kebenarannya mereka memilih diam.
Takutnya, jika ucapan Rava benar dan terbukti.
Mereka sangat takut akan berurusan dengan Rava.
Rava lalu menatap ke arah Gricelin dengan lembut. "Kembalilah ke tempat duduk mu!"
Gricelin menjawab dengan anggukan.
Dia ingin berjalan ke arah bangku paling belakang, tapi mantan sahabatnya memanggil namanya.
Alenka menyingkirkan tasnya yang diletakkan dibangku kosong yang ada disebelah bangkunya.
Dia berkata dengan nada lembut, "Gricelin. Kamu duduk disini saja!"
Rava yang pintar tentu saja bisa menebak apa yang sebelumnya menimpa Gricelin.
Tapi dia memilih untuk mengamatinya terlebih dahulu, sebelum melakukan perhitungan.
Gricelin mengangguk.
Ima yang duduk disamping Alenka, hanya bisa menyenggol lengannya.
Mereka berdua tidak menyangka, kalau Gricelin yang sudah dicampakkan oleh Harley dan diusir oleh ibu kandungannya.
Tetap bisa hidup dengan lebih layak, bahkan begitu beruntung bisa menjadi calon istri orang paling kaya di negeri ini.
Tentu saja mereka berdua merasa sangat iri, dengan nasib yang diterima oleh Gricelin.
Tanpa mereka tahu, jika hal yang baik yang diterima oleh Gricelin sekarang ini adalah sebuah karma karena penderitaan yang terjadi pada hidupnya selama bertahun-tahun.
Rava memafkan dosen itu demi Gricelin, dia tidak mau nama calon istrinya dikampus menjadi buruk.
Sementara Dosen itu, dengan wajah yang masih sangat ketakutan pamit untuk pergi meninggalkan ruang kelas.
Rava juga ikut pergi.
Kelas pun dimulai.
Dosen pembimbing sebelumnya meminta pamit, lalu dikelas diambil alih oleh Regan.
Suasana yang sebelumnya sangat tegang, sekarang berubah rileks.
Dibandingkan dengan Rava yang terkenal dingin, kejam dan juga bengis.
Regan ternyata memiliki kepribadian yang ramah dan mudah bergaul.
Kelas berubah hangat setelah dia yang mengajar.