Siapa sangka, niatnya ingin menenangkan diri di sebuah taman, karena stress terus di paksa sang ibu untuk segera menikah karena umurnya sudah tidak muda lagi. Di taman itu Kanaya malah bertemu gadis kecil yang sedang menangis.
Pertemuan itu malah awal menjadikan dirinya seorang ibu dari gadis kecil yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu itu
Bagaimana selengkapnya yu langsung mampir saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Suryani iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20
Sesampainya di dapur bertapa terkejutnya Naya melihat kembali keributan itu di dapur.
" Kenapa ini, apa yang sudah terjadi ?" tanya Naya sambil mendekat kearah mereka semua.
" Ini neng, nona kecil kembali mengamuk, kami sudah berusaha menenangkannya, tapi bukannya tenang, nona kecil semakin mengamuk. " jawab bi Ijah.
Sedangkan Dirga masih berusaha dengan sekuat tenaga menenangkan putrinya itu.
" Buka matamu sayang, ini papah nak, flora... " kata Dirga sambil memegang tangan putrinya itu.
Tapi tangan Dirga langsung di hempaskan oleh gadis kecil itu.
" Jangan, jangan bawa Flo ke kamar mandi, Flo takut dingin, jangan siram Flo hiks hiks hiks... jangan hiks hiks hiks... " jerit gadis kecil itu.
Mendengar itu Dirga langsung menarik putrinya dengan mencoba menggendong gadis kecil itu dan membawa ke pelukannya.
Tapi bukannya tenang, gadis kecil itu semakin menjadi dan semakin menjerit ketakutan.
" Tidak, tidak hiks hiks hiks... lepaskan jangan bawa Flo ke kamar mandi, ampun jangan siram Flo hiks hiks hiks... ampun jangan siram Flo... lepaskan hiks hiks hiks... " teriak gadis kecil itu dengan jeritan yang sangat menyedihkan.
" Tenang nona kecil tenang hiks hiks hiks... " kata Bu ijah sambil menangis menenangkan nona kecil mereka itu.
Melihat itu, tanpa menunggu lagi Naya langsung menghampiri Dirga yang sangat kerepotan menenangkan sang putri.
" Berikan pada saya pak, biar saya coba menenangkannya. " kata Naya yang merebut gadis kecil itu dari pelukan sang ayah dan membawa dalam pelukannya.
Dirga hanya diam saja dan mengangguk saat Naya mengambil putrinya, karena dia sendiri sudah kewalahan menenangkan sang putri.
" Tenang sayang, ini kakak, tenang ya cup cup cup... sayang anak bunda tenang ya sayang cup cup cup, ada Bunda di sini tenang ya cup cup cup... " kata Naya yang langsung memeluk serta mendekap gadis kecil itu, sambil membelai dan mengelus punggung, kepala dan lengan gadis kecil itu.
Mendengar kata bunda yang terucap dari mulut Naya, seketika menghentikan tangis gadis kecil itu, dengan masih tersisa gadis kecil itu mulai mencoba membuka matanya dan perlahan mengangkat wajahnya menatap wajah Naya.
"Hiks hiks hiks... Bun hiks hiks hiks bunda hiks hiks hiks... " kata gadis itu dengan suara lemah dan masih bergetar.
" Iya sayang, bunda ada di sini, tenang ya Bunda akan menjaga dan melindungi Flo, tenang ya sayang. " kata Naya lagi dengan lembut dan penuh kasih sayang mengatakan itu.
" Bunda hiks hiks hiks... tolong Flo hiks hiks hiks... Flo takut hiks hiks hiks..." kata gadis kecil itu dengan terisak memandang Naya.
" Iya sayang, tenang ya, Bunda akan selalu menjaga Flo, jangan nangis lagi ya cup cup cup... " kata Naya yang begitu lembut sambil tersenyum pada gadis kecil itu.
Seketika gadis kecil itu langsung mengeratkan pelukannya dan menghentikan tangisnya karena merasa aman bersama orang yang menyebut dirinya sebagai Bunda.
Entah apa yang ada di pikiran Naya saat ini, sehingga kata bunda keluar begitu saja dari mulutnya, yang Naya pikirkan mungkin dengan cara itu ia dapat menenangkan gadis kecil putri sahabatnya itu.
Dan benar saja, setelah Naya menyebut dirinya Bunda, seketika gadis kecil itu berhenti mengamuk dan berhenti memberontak, bahkan memeluknya sangat erat saat ini seolah meminta perlindungan.
" Wah ajaib sekali dengan menyebut diriku sebagai bunda saja putrimu langsung tenang Gun, maaf ya Gun hanya ini cara yang bisa ku lakukan untuk menenangkan keponakan ku ini, tidak papa ya Gun, mulai sekarang aku akan menjadi bunda untuk putrimu " kata Naya dalam hati sambil mengelus dan mengusap punggung dan kepala anak sahabatnya itu agar lebih tenang dan tidak mengamuk lagi.
Berbeda dengan yang lainnya terutama Dirga, mereka begitu sangat terkejut dengan cara Naya menenangkan nona kecil mereka, begitu juga dengan Dirga ia bahkan tidak menyangka kalau Naya menyebutkan diri dengan sebutan bunda dan berhasil menenangkan putrinya yang sedang mengamuk itu.
" Nay... " kata Dirga yang kembali terpotong saat Naya kembali mengangkat tangannya dan itu sungguh membuat Dirga sangat terkejut.