NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti Anak Sponsor Ku

Ibu Pengganti Anak Sponsor Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Pengasuh / Chicklit
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alensvy

"Aku ingin kau menjadi orang yang menyusuinya."

Sienna menatap pria di hadapannya dengan mata membelalak, yakin bahwa ia pasti salah dengar. “Maaf, apa?”

Arsen Ludwig, pria yang baru diperkenalkan sebagai sponsor klub ice skatingnya, menatapnya tanpa ekspresi, seolah yang baru saja ia katakan adalah hal paling wajar di dunia.
“Anakku, Nathan. Dia menolak dot bayi. Satu-satunya cara agar dia mau minum susu adalah langsung dari sumbernya.”

Jantung Sienna berdebar kencang.
“Aku bukan seorang ibu. Aku bahkan belum pernah hamil. Bagaimana bisa—”

“Aku tahu,” potong Arsen cepat. “Tapi kau hanya perlu memberikan dadamu. Bukan menyusuinya secara alami, hanya membiarkan dia merasa nyaman.”

Ini adalah permintaan paling aneh yang pernah ia terima. Namun, mengapa ia tidak langsung menolaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

...****************...

Satu Bulan Kemudian.

"Kau yakin kita bisa pulang dengan aman?" tanyaku pelan, sambil curi-curi pandang ke lorong pesawat sebelum duduk di kursiku.

Arsen yang lagi gendong Nathan dengan satu tangan melirik ke arahku sebentar, terus menarik napas panjang.

"Udah kubilang, aku udah ngurus semuanya. Gak bakal ada yang tahu kita di pesawat ini."

Aku menggigit bibir, masih aja ngerasa gak tenang. Pakaian yang kupakai udah cukup tertutup—hoodie hitam, topi, masker—tapi tetep aja kepikiran. Gimana kalau tiba-tiba ada yang ambil foto diam-diam? Gimana kalau nanti pas kita turun pesawat ada wartawan nungguin?

"Kau nggak perlu setegang itu. Santai aja." Arsen duduk di sebelahku, bergeser sedikit mencari posisi nyaman untuk Nathan yang mulai gelisah.

"Aku santai." Aku menepis tangannya saat dia menepuk pahaku pelan.

"Santai dari mana? Dari tadi kau nggak berhenti gigit kuku." Dia tertawa kecil, menatapku dengan ekspresi jahil.

Aku langsung melirik tanganku dan… sial, dia bener. Dengan kesal, kuselipin tangan ke dalam kantong hoodie.

"Bukan urusanmu."

Arsen nyengir, terus balik fokus ke Nathan. Tangannya ngebelai punggung bayi itu pelan sampai akhirnya Nathan diem dan tertidur lagi di dadanya.

Aku ngelirik mereka diam-diam. Ngeliat Arsen gendong Nathan gini… aneh sih. Pria yang biasanya dingin dan arogan, sekarang kelihatan lembut banget pas sama anaknya sendiri.

"Jangan melamun."

Suara Arsen bikin aku tersentak. Aku buru-buru buang muka. "Aku gak melamun."

"Kau melamun."

Aku mendengus pelan. "Kenapa sih kau selalu pengen menang?"

Dia cuma angkat bahu santai. "Karena aku emang selalu menang."

Aku males nanggepin lagi. Daripada debat sama dia, aku milih buat lihat ke luar jendela pesawat, ngeliatin langit yang luas.

Beberapa menit berlalu dalam diam. Aku nyoba merem, tapi pikiran gak bisa diem. Masih kepikiran gimana nanti pas sampai rumah. Orang-orang bakal ngomong apa? Media bakal ngungkit ini sampai kapan?

Arsen tiba-tiba nyandarin tubuhnya, terus berbisik, "Aku gak bakal biarin mereka nyentuhmu, Sienna."

Aku langsung noleh, bingung. "Maksudmu?"

"Aku yang urus semuanya. Kau tinggal fokus aja buat sembuh."

Aku diem. Ada sesuatu di tatapan matanya yang bikin aku percaya kalau dia beneran serius.

Dan entah kenapa, buat pertama kalinya dalam beberapa minggu ini… aku ngerasa lebih tenang.

...****************...

"Kau gak perlu takut," suara Arsen pelan di telingaku, tapi cukup tegas buat nenangin.

Aku menarik napas panjang, terus mengeratkan pegangan ke Nathan yang lagi tidur di pangkuanku. Kaki ini masih belum sepenuhnya kuat buat jalan, jadi aku harus duduk di kursi roda. Dan sekarang, Arsen yang mendorongku dengan santai seolah gak ada apa-apa.

"Aku gak takut," bisikku, tapi jelas itu bohong.

Begitu keluar dari area bandara, kilatan kamera langsung menyambar dari berbagai arah. Aku menunduk otomatis, menarik hoodie lebih dalam dan memastikan masker tetap terpasang rapat di wajahku.

"Arsen Ludwig! Apa benar ini istri Anda?"

"Sienna beneran pensiun dari ice skating?"

"Kalian pulang dari Milan, benarkah ada kontrak eksklusif di sana?"

Pertanyaan-pertanyaan itu datang bertubi-tubi. Aku bisa dengar mereka, tapi memilih buat gak merespons.

"Tutup mereka," suara Arsen lebih dingin kali ini, dan dalam hitungan detik, beberapa pengawal berbadan besar segera membentuk lingkaran di sekitar kami. Aku bisa sedikit bernapas lega saat pandangan kamera mulai tertutup oleh tubuh-tubuh mereka.

Arsen terus mendorong kursi rodaku tanpa ragu, seolah dia gak peduli dengan semua keributan ini. Sementara aku? Aku hanya bisa berusaha tetap tenang sambil menggenggam tangan kecil Nathan.

"Kita hampir sampai di mobil," ujar Arsen pelan.

Aku hanya mengangguk, masih gak berani mengangkat kepala.

Begitu sampai di area parkiran VIP, pintu mobil sudah terbuka. Arsen dengan cepat menggendong Nathan dulu, memastikan dia masuk dengan aman ke dalam mobil sebelum akhirnya membantuku berdiri.

Tangannya kuat menopangku, dan tanpa banyak bicara, dia membantuku duduk di dalam mobil. Aku hanya bisa menghela napas panjang begitu pintu tertutup dan suara hiruk-pikuk media menghilang perlahan.

"Gila," gumamku sambil menyandarkan kepala ke kursi.

Arsen masuk dan duduk di sebelahku, ekspresinya tetap santai. "Kau baik-baik saja?"

Aku melirik Nathan yang masih tidur pulas, lalu mengangguk pelan. "Untuk sekarang… iya."

Arsen mengangguk, lalu mengangkat tangan ke pengemudi. "Jalan."

Mobil pun mulai melaju, meninggalkan bandara dan segala kekacauan di belakang. Tapi aku tahu, ini baru permulaan.

Mobil melaju dengan tenang, meninggalkan bandara dan segala keributan di belakang. Aku hanya bisa diam, menatap keluar jendela dengan pikiran yang masih berantakan. Rasanya aneh… Aku pergi ke Milan sebagai atlet yang punya masa depan cerah, tapi sekarang aku pulang sebagai ‘istri’ seorang CEO besar—walaupun hanya di atas kertas.

Arsen juga diam. Dia sibuk dengan ponselnya, sesekali memberi instruksi ke seseorang lewat pesan suara. Nathan masih tertidur di pangkuanku, napasnya teratur, membuatku sedikit tenang.

Setelah perjalanan hampir satu jam, akhirnya kami sampai di rumah Arsen—atau lebih tepatnya, mansion besar yang sudah pernah kudatangi sebelumnya. Pintu gerbang tinggi terbuka perlahan, memperlihatkan bangunan megah dengan arsitektur modern yang teramat luas.

"Kita sampai," kata Arsen, suaranya terdengar lebih lembut kali ini.

Aku mengeratkan peganganku pada Nathan, menguatkan diri sebelum keluar dari mobil. Seorang pelayan sudah menunggu di pintu masuk, siap membantu, tapi aku memilih untuk tetap menggendong Nathan sendiri.

"Kamar yang akan kau tempati sudah kusiapkan," Arsen berjalan di sampingku, langkahnya santai tapi tetap berwibawa.

"Aku tetap tidur sendiri, kan?" Aku mengangguk tanpa menoleh.

"Tentu." Dia terdiam sebentar sebelum akhirnya menjawab.

"Terima kasih sudah menuruti keinginanku." Aku meliriknya sekilas, mencoba mencari kepastian di matanya.

Dia hanya mengangguk. Aku tahu dia menghormatiku, apalagi setelah kejadian di Milan. Mungkin dia sadar kalau dia terlalu gegabah dengan pengumuman pernikahan kami yang sebenarnya hanya formalitas.

Begitu masuk ke dalam, aku diantar ke kamar yang berada di lantai dua, cukup jauh dari kamar utama Arsen. Ruangan itu luas, lebih besar dari apartemen yang pernah kutinggali dulu. Ada balkon pribadi, lemari besar, dan tempat tidur king-size yang terlihat nyaman.

Aku duduk di pinggir tempat tidur sambil membaringkan Nathan di sampingku. Anak itu menggeliat sedikit, lalu kembali terlelap.

Arsen berdiri di ambang pintu, melihatku dalam diam sebelum akhirnya berkata, "Kalau kau butuh sesuatu, panggil saja.

Aku mengangguk, masih enggan menatapnya terlalu lama. "Baik."

Dia menghela napas pelan, lalu meninggalkanku sendirian.

Aku menyandarkan tubuh ke sandaran tempat tidur, menatap langit-langit dengan mata yang mulai terasa berat. Semua ini… terasa seperti mimpi aneh yang belum bisa kucerna dengan baik.

Dan sekarang, aku harus menjalani kehidupan baruku di rumah ini.

.

.

.

Next 👉🏻

1
Jenny
waahh... kado pernikahannya langsung lounching adiknya Nathan. .
Jenny
pokoknya bikin pesta pernikahan yang paling wow... ngalahin pas Tiara nikah sama Arsen dulu ya kak 😃😃😃
Alen's Vy: Iyaaa
total 1 replies
Jenny
padahal selalu ditunggu2 updatenya lhooo 😄
Alen's Vy: Makasih udah nungguin/Grievance/
total 1 replies
Ririn Susanti
aku yg panas arsen/Grin/
Alen's Vy: /Chuckle/
total 1 replies
kei
Luar biasa
Alen's Vy: Terima kasih dukungannyaaa /Chuckle//Kiss/
total 1 replies
Jenny
memang jalan satu2nya biar Tiara itu sadar bahwa Arsen sudah bahagia dengan istri barunya adalah memberi adik pada Nathan.
Alen's Vy: Iya kann maunya di gaskan Arsen aja tiap hari🤣😭 tapi pun biniknya juga kebesaran gengsi
total 1 replies
Jenny
yang penting mantan istri Arsan gak ganggu lagi
Alissia
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Slight/
Tyaz Wahyu
kalo aq jd arsen aq culik tiara lalu aq kasih makan buaya atau hiu spy dia mati tanpa jejak n g ganggu lg #halu
Jenny
bodoh banget jadi Sienna... kenapa tidak ganti nomor saja setelah kejadian di Milan??
Alen's Vy
Eya Eya eyaaakk udahlah gas kan aja sen..
Semangat
Thor yg istri tengil jenderal impoten kapan lanjutt?/Grievance/
Alen's Vy: Malam yaaa
total 1 replies
Semangat
lanjut thor.. mereka ini malu2 bgt. kebesaran gengsi dua²/Smug/
jenny
status Tiara sudah bercerai atau belum sih thor?
jenny: iya kak, aku tau... tapi knp Tiara kayaknya gak ikhlas gitu ketika melihat ada wanita yang menggantikan posisinya?
Alen's Vy: Udah kak, di bab 22 kan ada gosip mereka yg dari fitnahan mantannya(Rizky). Trus Sienna baca komentar netizen godain duda. Gitu..
Mereka juga udah cerai pas Nathan lahir karena selingkuh..
total 2 replies
muna aprilia
lanjut
jenny
Mulia banget hatinya Sienna... padahal tidak ada darah Sienna yang mengalir di tubuh Nathan tapi dia memikirkan Nathan sampai sebegitunya.
Semangat
lanjut thor
Alen's Vy: Iyaa ntar sore yakk
total 1 replies
Alen's Vy
Bagusss
Anonymous
Yang baca juga shock ko sienna, ga kamu doang/Facepalm//Awkward/
Semangat
jahat bgt. untung putus ya thor
Alen's Vy: Iya ih, untung aja.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!