Apa jadinya jika seorang gadis kabur dari perjodohan orang tuanya dan berencana terlibat dalam permainan pernikahan gila dengan sahabatnya, tapi malah salah sasaran dan berakhir menikahi Paman dari sahabatnya.
"Kau sudah sah menjadi istriku, mulai sekarang bagaimanapun aku memperlakukanmu itu adalah hak-ku!" ujar Max Xavier, lalu memaksakan miliknya masuk ke dalam milik istrinya.
Lyra mulai menyesali ide gila dari sahabatnya, tapi sudah terlambat. Kini dirinya harus melayani nafsu gila dari suami salah sasarannya.
Akankah pernikahan itu bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Twins.
Seorang pengacara dan beberapa ahli hukum mendatangi Mansion Max, mereka membawa surat perceraian yang sudah ditandatangani oleh Lyra.
Jovanca menerima kedatangan mereka, ia sengaja tidak memanggil Max untuk menemui mereka. Ia mengambil surat perceraian itu lalu ia berjalan pergi akan menemui putranya di kamarnya. Tapi sebelum masuk ke kamar Max, ia lebih dulu mengambil dokumen perusahaan lalu menyelipkan surat perceraian itu di tengah dokumen.
"Max, Mama masuk." Jovanca membuka pintu, ia melihat Max sedang terbaring tidur.
"Max, bangun sebentar. Ini adalah dokumen penting, kamu harus menandatangi secepatnya." Ujar Jovanca.
Max membuka matanya, ia mengangkat tangan kanannya tanpa bergairah. Jovanca dengan cepat memberikan pen pada tangan Max yang terulur, lalu Max membubuhkan tanda tangan di surat perceraian itu. Setelahnya Max kembali menutup matanya.
Jovanca sangat senang, ia setengah berlari keluar kamar. Ia dengan cepat menemui para pengacara yang menunggunya. Meskipun ia heran seorang Lyra yang bukan siapa - siapa tapi bisa mendatangkan pengacara - pengacara kondang ternama.
"Baiklah, Nyonya semuanya selesai. Apakah Tuan Max sudah membaca rincian persyaratan dalam surat perceraian? Bahwa dikatakan disana Tuan Max tidak berhak lagi atas anak yang dikandung oleh Klien kami Nyonya Lyra?"
"Tentu, tentu. Putra saya sudah membacanya, dia tidak perduli karena calon istrinya disini juga sedang mengandung anaknya. Jadi, Max bilang tidak akan pernah mau bertemu mantan istrinya kembali termasuk tidak ingin bertemu dengan anaknya nanti."
"Baik, sesuai perjanjian kami akan segera melegalkan surai perceraian ini beserta semua isi yang tertuang di dalamnya. Kalau begitu, kami pamit." Ujar Pengacara seraya berdiri.
"Ya, Terimakasih." Balas Jovanca senang.
***
8 Tahun Kemudian.
Seorang wanita cantik turun dari pesawat menggandeng dua anak kembar. Satu anak laki - laki dan satu anak perempuan. Ia baru saja kembali dari LN setelah 8 tahun lalu meninggalkan Negaranya.
Di luar negeri Lyra selalu menggunakan nama panggungnya di dunia film internasional sebagai seorang Sutradara terkenal selama beberapa tahun ini. Sejak perceraiannya 8 tahun lalu dengan Max, ia tak pernah lagi memakai nama Lyra. Sekarang namanya adalah Jade Moira. Putranya bernama Archie sedangkan putrinya bernama Ainsley.
Ia melihat sebuah limosin sudah menunggu di depan Bandara, ia menggandeng kedua anaknya lalu masuk ke dalam mobil. Asistennya Shella masuk terakhir setelah memasukan koper - koper ke dalam bagasi.
Setelah Limosin meninggalkan bandara, perjalanan Lyra ke Mansion Ibunya melewati jalan yang bisa melihat gunung - gunung indah dari kejauhan. Berbeda saat Lyra dan kedua anaknya tinggal di LN, disana mereka tinggal di kota besar yang padat penduduk. "Mom, Jadi ini Negara asal Mommy?" celetuk putrinya, Ainsley.
"Ya, indah bukan. Mommy harap kalian akan betah disini." Jawab Lyra.
"Huh! Archie sudah bilang, gak mau jauh sama Daddy Noah! Kalau tinggal disini, Archie gak bisa ketemu sama Daddy!" Kesal Archie putra Lyra.
Lyra menghela nafasnya, sifat putranya semakin hari semakin seperti Max. Seketika Lyra teringat lagi pada Max, sekarang bagaimana kabar mantan suaminya itu?
"Mommy? Mommy menangis lagi?" Tanya Ainsley putri manisnya.
Lyra terperanjat, ia tak menyadari ada air mata disudut matanya. Putrinya itu memang sungguh perhatian, sekarang Ainsley sudah bisa mengerti jika ia sedang bahagia atau bersedih karena seseorang.
"Ah, ini pasti karena debu saat tadi kita di bandara, sayang." Bohong Lyra.
"Baiklah, nanti setelah kita sampai dirumah Nenek. Besoknya Mommy akan cari sekolah untuk kalian berdua, bagaimana? Bukankah kalian ingin sekali masuk sekolah?"
"Yeayy!" sahut Ainsley senang, sedangkan Archie akhirnya tidak cemberut lagi.
