Dia terbuang, dia tak dianggap dan dia tidak pernah ada.
Alora namanya. Anak yang terbuang dan diambil oleh agen pembunuh dan di rekrut menjadi anggota sejak umur tujuh tahun.
Gadis kecil yang terbiasa melawan arus dunia hingga tumbuh besar dan ingin kembali melihat tempat asalnya.
Siapakah Alora ini?? dan hal mengejutkan apa yang ia lakukan ??
cuss baca 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Suasana langsung berubah tidak enak setelah Lora mengatakan itu. Para tuan putri yang tidak pernah melihat Lora menggunakan nada datar dan tajam seperti itu.
Lora terlihat berbeda saat mengatakan itu. Tidak ada wajah kekanakan yang biasa dilihat, wajahnya datar dan kaku. Ekspresi yang terlihat menakutkan.
"Aku terlahir tanpa ibu dan aku tau susahnya hidup tanpa seorang ibu. Jangan karena anaknya yang nakal, ibunya yang disalahkan. Tidak ada seorang ibu yang ingin anaknya menjadi tidak baik." Ucap Lora dengan suara yang kembali santai, ia memakan buah anggurnya lagi, seolah olah yang berbicara sebelumnya bukanlah dia.
"Aku terkejut mendengar ucapan mu tadi." Putri Hawa mengakui setelah diam cukup lama.
"Perasaanku hanya tidak enak sedari tadi. Aku tidak suka ditinggalkan, dan melihat pemakaman tadi hatiku terasa... huh aku pun susah menjelaskan." Lora menenggelamkan kepalanya di kedua lipat tangan, telungkup di meja.
Yang lain pun paham kalau Lora seperti mengingat saat ibunya meninggal dulu saat menghadiri pemakaman tadi. Mungkin Lora mengalami trauma ketika melihat pemakaman.
"Maafkan aku, aku tidak akan mengatakan itu lagi." Ucap Putri Kairi dengan tulus.
Lora hanya bergumam lirih. Lora tiba tiba berdiri.
"Sepertinya aku tidak enak badan, aku akan ke kamar dulu." Ucap Lora sambil meletakkan anggur yang tinggal setengah di atas piring buah.
Lora pun keluar dengan bahu lesu, dan hal itu kembali meyakinkan bahwa Lora benar benar trauma akan pemakaman.
.
.
Keesokan harinya, berita tak terduga kembali terjadi dan ini juga berasal dari kediaman Pangeran Jiran.
Pagi pagi saat Para tuan putri dan Lora akan berangkat ke ruang makan untuk sarapan, tiba tiba kepala pelayan datang dan memberikan informasi yang cukup mengejutkan.
"Putri Muria meninggal di tusuk seseorang." Ucapan Kepala Pelayan benar benar membuat Para Putri terdiam dengan ekspresi membeku.
Istana benar benar semakin tampak menakutkan. Selang satu hari ibu dan anak meninggal dengan kondisi yang tiba tiba. Mungkin mereka masih bisa menerima bahwa Putri Nuri meninggal karena sakit tapi Putri Muria jelas jelas meninggal karena di tusuk.
Ini jelas pembunuhan berencana dan putri putri pun sadar kalau gadis kecil putri Pangeran Jiran meninggal bukan karena sakit.
"Makanan akan di kirim ke kamar masing masing Putri. Dan pemakaman dilakukan tertutup oleh anggota istana saja." Ucap Kepala pelayan setelah itu ia berpamitan pergi.
Lora yang memang pucat pun memegang kepalanya.
Sedangkan tuan putri yang lain tampak tak kalah syok dengan berita pagi ini. Bagaimana bisa kemalangan datang secara terus menerus dari kediaman Pangeran Jiran?
"Kini aku semakin takut, terpilih oleh pangeran Jiran. Dia memiliki begitu banyak musuh." Ucap Putri Hawa dengan nada datar.
"Aku ingin pulang saja rasanya." Ucap Lora sambil terus memegang kepalanya seperti orang sakit.
Di dalam hati Tuan putri pun menjerit akan hal yang sama. Tempat yang indah ini perlahan lahan berubah menjadi neraka yang bisa memakan siapa saja.
"Mari kita menenangkan diri di kamar masing masing." Ucap Putri Syura yang tampak masih tenang seperti biasa.
Semuanya mengangguk dan kembali ke kamar menenangkan diri. Istana mulai mengalami konflik.
.
.
.
bersambung
Baca cerita aku yang lain ya, klik profil aja 😉
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author