Farid tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan jodohnya yang tidak pernah ia sangka. 32 tahun membujang bukan tanpa alasan. Ia pernah sangat mencintai seseorang namun ia ia dikhianati hingga dirinya terluka dan sulit untuk percaya lagi kepada seorang perempuan. Namun pada suatu saat ada seseorang yang dapat mengetuk hatinya. Siapakah dia? Tentu saja dia yang akan menjadi jodohnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Udang siluman
"Ya sudah kalau begitu ngambek saja sampe besok." Ucap Siena dengan entengnya. Padahal dia ingin mengetes suaminya.
"Ish dasar bocil, masa dia udah nyerah." Batin Farid.
"Seharusnya kan, aku yang ngambek. Tadi dia ketemu sama masa lalunya. Iya kan?Dasar bujang lapuk. Eh bukan bujang lagi. " Batin Siena.
Siena pun beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam walk in closed. Sedangkan Farid, celingukan menunggu Siena keluar. Karena sakit perut, Farid pun masuk ke kamar mandi untuk buang air besar.
Siena baru saja keluar dari rang walk in closed. Ia memakai lingerie warna maroon yang super sexi. Namun ia lapisi other di luarnya.
"Ke mana dia?" Lirih Siena.
Mendengar suara aliran air di kamar mandi, Siena yakin suaminya ada di dalam sana. Siena pun pura-pura memejamkan mata dan menutup tubuhnya dengan selimut. Farid pun baru selesai membuang hajat. Ia keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan baju. Hanya handuk yang melilit di pinggangnya. Terlihat jelas dada bidangnya yang sedikit basah. Siena diam-diam mengintip dari balik selimut. Farid yakin istri kecilnya itu hanya pura-pura. Farid pun pura-pura tidak mengetahuinya. Ia berbaring di samping istrinya dan memeluknya. Namun Farid tidak tinggal diam. Tangannya bergerilya merayap ke dalam lingerie istrinya. Farid rasa baju yang dipakai istrinya ini sepertinya lain dari yang kemarin. Farid pun menyeringai. Tangannya aktif di di bagian dada. Tentu saja, Siena yang pura-pura tidur dapat merasakannya. Ia bahkan menelan salivanya sendiri. Farid pun semakin beraksi. Ia membuka tapi lingerie Siena sehingga nampak gundukan daging kembarnya. Farid tak mau membuang kesempatan. Ia cosplay menjadi seorang bayi. Tangannya pun tetap aktif di bagian yang lain. Hal tersebut membuat Siena tak dapat menahan gejolaknya. Siena nenahan desahannya berkali-kali. Namun setelah membangkitkan gairah istrinya, Farid dengan sengaja menutup lingerie nya kembali.
"Ah kasihan sekali, sudah tidur. Ya sudah, selamat tidur sayang." Farid mengecup kening istrinya. Lalu kembali berbaring di sampingnya. Farid pun pura-pura miring ke kanan dan memejamkan mata.
"Astaghfirullah... dasar suami durhaka. Bisa-bisanya dia ninggalin aku tidur setelah bikin aku...ah tidak-tudak aku harus jual mahal. Tapi...."
Siena berusaha n meredam gejolaknya. Meski sebenarnya ia sudah terlanjur basah. Berusaha untuk memejamkan mata dan terlelap, namun tetap tidak bisa. Farid masih menunggu reaksi istrinya selanjutnya.
Siena miring ke kanan, lalu miring lagi ke kiri. Ia sangat gelisah. Pikirannya ke mana-mana. Pergerakan Siena tentu dirasakan oleh Farid. Farid hanya bisa mengulum senyum.
"Ya Allah... kenapa tambah gak bisa tidur gini. Ini gara-gara suami yang tidak bertanggung jawab. Belum apa-apa dia udah tidur." Gerutu Siena Hal tersebut tentu dapat didengar oleh Farid.
Farid pun pura-pura berbalik dan tidur terlentang. Melihat dada suaminya yang menggoda, Siena merapatkan tubuhnya lalu dengan pelan memeluk tubuh suaminya. Tangan Siena tidak tinggal diam. Jari Siena melukis abstrak di atas dada Farid. Siena pun mendongak melihat wajah Farid. Dalam hati ia memuji ketampanan suaminya. Ia bahkan menyentuh bibir Farid dengan jari tangannya. Farid masih dapat bertahan dengan hal itu.
Farid pun tibatiba membuka matanya.
"Ehem... sudah selesai lihatnya?"
"Ups..."
Siena terkejut. Ia menyingkirkan tangannya. Namun saat tangan Siena tidak sengaja menyentuh adik kecil, Farid mulai gelisah. Bagaimana tidak, adik kecilnya pun mulai terbangun.
"K-kamu belum tidur?"
"Sudah... tapi ada yang mengusik ku. "
"Ish, pasti bohong." Ujar Siena. Ia pun menjauhi suaminya lalu tidur menghadap ke kiri. Farid tidak bisa membebaskan istrinya begitu saja. Ia memeluk Siena dari belakang.
"Sayang, kalau mau bilang saja. Jangan malu!" Bisik Farid.
"Ih apaan sih."
Farid tidak banyak bicara. Ia langsung saja mengambil tindakan. Bahkan kali ini ia memposisikan Siena di atas. Siena tidak dapat berkutik. Ia dengan ikhlas mengikuti permainan suaminya. Pertarungan panas di antara keduanya semakin menjadi. Bahkan kali ini Farid tidak hanya melakukannya sekali, tapi dia kali. Hingga Siena pun kehabisan tenaga. Farid yang tidak tega melihatnya pun, menyudahi kegiatan mereka malam ini. Sepertinya keduanya kini sudah mulai ketagihan satu sama lain.
Keesokan harinya.
Siena merasa malu mengingat kejadian semalam. Ia merasa dirinya terlalu aktif. Ia tidak menyangka jika akan seberani itu. Namun justru hal tersebut membuat suaminya sangat senang.
Hari ini Farid tidak mengizinkan Siena keluar rumah. Ia merasa kasihan kelada istrinya. Farid menitipkan istrinya kepada orang rumah. Sementara dia sendiri berangkat ke restoran. Sebenarnya Farid tidak ingin pergi, namun ada klien yang harus ia temukan sendiri.
"Baik-baik di rumah ya. Kalau perlu sesuatu bisa minta tolong Faiza. "
"Hem iya, hati-hati. "
Siena mencium punggung tangan suaminya. Farid pun mengecup keningnya.
Setelah kepergian Farid, Siena diajak Faiza main ke kamarnya. Daripada sendirian di kamar, Siena pun menyetujuinya.
Di dalam kamar Faiza, mereka melakukan sesuatu yang random. Kali ini Faiza mengajak Siena memakai kutek halal yang ia beli online kemarin. Mereka seperti teman akrab, mungkin karena usia mereka yang tidak beda jauh.
Siena merasa gerah dari tadi tertutup jilbab. Ia pun memutuskan untuk membuka jilbabnya. Lagipula di kamar itu hanya ada mereka berdua. Namun hal yang tidak disangka terjadi. Faiza justru melihat dia tanda merah di leher kakak iparnya.
"Mbak, itu lehernya kenapa? "
"Hah leher, kenapa?" Siena langsung menyentuh lehernya. Ia sendiri lupa jika semalam suaminya meninggalkan bekas disana.
Faiza yang penasaran pun melihatnya dari dekat.
"Mbak alergi ya?"
Siena pun beranjak, kemudian bercermin.
"Astaghfirullah.. ini ulah suamiku." Batinnya.
"Ah iya aku alergi udang kayaknya."
"Segera diobati, mbak."
"Iya gampang, nanti."
"Udang siluman." Batin Siena.
Setelah selesai berkolaborasi di kamar Faiza, Siena pun pamit balik ke kamarnya karena sebentar lagi suaminya akan pulang untuk makan siang di rumah. Bahkan mungkin Farid tidak akan kembali lagi ke restoran.
Tepat 5 menit setelah Siena di kamar, Farid pun tiba di kamarnya.
"Sayang, kamu apain itu jarimu?"
"Pakai kutek, by."
"Biar apa coba?"
"Biar cantik kukunya. Gimana urusannya, by?"
"Alhamdulillah, semuanya lancar. Kamu sudah shalat Dhuhur?"
"Belum, kan nungguin kamu. "
Farid senang mendengar jawaban istrinya. Mereka pun shalat berjama'ah. Setelah itu, mereka makan siang bersama. Nampak mereka makan dengan nikmat. Namun di pertengahan kegiatan mereka, Faiza ingat alergi yang dialami kakak iparnya.
"Mbak, bukannya mbak alergi udang ya?"
"Kata siapapun? Dia paling doyan salma udang." Sahut Faiza.
"Bang, Faiza lihat sendiri leher mbak Sine merah. Katanya alergi udang."
Farid melirik istrinya. Siena hanya tersenyum getir.
Sedangkan ummi dan Abi saling pandang.
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hayo kenapa Siena mual terus saat naik pesawat apa sudah ada tanda2 Hamidun? ataukah memang beneran sakit lambung? 🤔🤔😇😇😇🤫
Abang Farid makin posesif sama sang isteri yg masih imut nan cantik, meskipun pakai hijab ternyata pesonanya bisa membius rekan bisnisnya di negeri gingseng ini??🤩🤩🤩🤩🤫🤫
lanjut author