Aisyah Nur Az-Zahra biasa dipanggil Aisyah atau Zahra, anak kedua dari pasangan suami istri yang bernama Muhammad Ali Syafi'i dan Humairah Putri Az-Zahra. Mempunyai seorang kakak yang bernama Muhammad Ilham Syafi'i.
"Abi, Umi apakah nanti Zahra akan bahagia? Apakah nanti suami Zahra akan baik sama Zahra? Bagaimana kalau terjadi kekerasan dalam rumah tangga Zahra? Apakah dia akan bertanggung jawab atas segalanya? Apakah dia memang imam yang baik untuk Zahra?". Pertanyaan beruntun Zahra membuat kedua orangtuanya pusing.
Muhammad Adam Dirgantara biasa dipanggil Adam adalah anak pertama dari kedua saudara yang bernama Adinda Putri Dirgantara. Anak dari pasangan suami istri yang bernama Muhammad Ramli Dirgantara dan Halwa Putri Sukma.
"Abang tuh jangan terlalu dingin dan cuek jadi orang, nanti ga akan dapet jodoh baru tau rasa". Ujar Adinda pada Adam kakaknya.
"Semua Allah yang mengatur Adinda". Ujar Adam acuh pada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Hari ini Aisyah dan Maryam kompak akan mengunjungi suami mereka di kantor, mereka membawa bekal untuk makan siang suaminya, Aisyah diantar supir pribadi perempuan begitupun dengan Maryam.
"Sampai jumpa kembali bertemu dirumah ya Syah". Ujar Maryam diangguki oleh Aisyah.
"Iyaa siap kak". Ujar Aisyah lalu berlalu pergi meninggalkan pekarangan rumah.
Selama perjalanan menuju kantor suaminya tiba tiba Aisyah melirik ke jalanan, melihat jajanan pinggir jalan membuatnya ngiler, Aisyah meminta supirnya untuk berhenti sebentar.
"Ada apa non?". Tanya supir wanita padanya.
"Aku ingin beli jajanan itu mbak Melda". Jawab Aisyah padanya.
"Yaudah saya yang turun saja, mau beli apa non?". Tanya Mbak Melda padanya.
"Semuanya mbak yang ada disana". Jawab Aisyah membuat Mbak Melda kaget.
"Serius non?". Tanya Mbak Melda.
"Serius mbak, cepet ya takutnya mas Adam nunggu". Jawab Aisyah diangguki oleh Mbak Melda.
Terkadang Aisyah dan Adam silih berganti jika mengidam, kadang Aisyah terkadang Adam suaminya, kini Aisyah mengidam membeli semua jajanan di pinggir jalan.
Butuh waktu 50menit mbak Melda membeli semua itu, setelah mendapatkan semuanya, ia memberikan pada Aisyah yang langsung tersenyum senang, Aisyah mengucapkan terimakasih serta menawari mbak Melda.
"Non jangan kebanyakan makan makanan pinggir jalan, gabaik non, harus yang sehat sehat jika sedang hamil". Ujar Mbak Melda pada Aisyah.
"Iyaa sih benar, tapi mau gimana aku ngidam pengen makan ini mbak". Ujar Aisyah pada Mbak Melda.
"Yasudah non, silakan dinikmati jajanan nya yaa". Ujar Mbak Melda diangguki oleh Aisyah.
Beberapa menit kemudian, sampailah Aisyah di kantor suaminya, dengan membawa jajanan yang ia beli tadi, membuat semua karyawan menoleh saat Aisyah mengucapkan salam.
"Wah kak Aisyah datang juga?". Tanya Adinda dibelakang Aisyah.
"Loh Adinda kamu juga akan bertemu kakakmu?". Tanya Aisyah balik pada adik iparnya.
"Ya ngga lah kak, ngapain nemuin abang, kalau ada suami". Jawab Adinda dengan malu malu..
"Ahh iya kakak lupa, kamu udah nikah yaa sama Kak Davin". Ujar Aisyah sambil tersenyum tipis pada Adinda.
"Ihh panggil Davin aja". Ujar Adinda pada Aisyah.
"Kan memang lebih tua Davin daripada kakak". Ujar Aisyah sambil terus berjalan melewati karyawan yang menyapa ramah.
"Ya tapi kan abang Adam kakak aku, bahkan Mas Davin memanggil abang dengan sebutan abang". Ujar Adinda membuat Aisyah bingung.
Dapat ipar lebih tua ataupun lebih muda memang membingungkan. Batin Aisyah sambil tersenyum tipis.
Sesampainya mereka diruangan para suami, sebelum masuk mereka terlebih dahulu mengucapkan salam, Adam membuka pintu mendapatkan Aisyah dan Adinda adiknya yang berdiri di depan pintu.
"Assalamu'alaikum". Salam mereka berdua pada Adam.
"Waalaikumussalam, kalian janjian kesini?". Tanya Adam sambil menyuruh mereka duduk.
"Ngga abang, emang kebetulan kita ketemu di pintu masuk". Jawab Adinda pada Adam.
"Kamu kesini ingin bertemu abang apa suami nu?". Tanya Adam pada adiknya.
"Ya suamiku lah, masa abang terus sih". Jawab Adinda dengan kesal.
Datang lah Davin yang tadi sedang membuat kopi di pantry dapur kantornya, sesudah mengucapkan salam Davin masuk dan melihat Tripel A sedang berkumpul, membiat Davin hanya bisa tersenyum melihat semua ini.
"Assalamu'alaikum mas Davin". Salam Adinda pada suaminya.
"Waalaikumussalam Adinda". Jawab Davin padanya.
"Aku kira kemana mas, habis bikin kopi dibawah?". Tanya Adinda pada suaminya.
"Iyaa sayang, ini kopi nya, satu untuk bang Adam satu lagi buat aku, kalau tau kamu dan kak Aisyah akan kesini akan aku bikinkan minuman sekalian". Jawab Davin pada Adinda.
"Gausah repot repot harus kebawah kan mas, ada juga kan disini untuk buat kopi?". Tanya Adinda sambil mengajak suaminya duduk.
"Kan tamu adalah raja sayang". Jawab Davin pada istrinya.
"Heum tapi aku bukan tamu, aku istri kamu loh mas". Ujar Adinda pada suaminya.
Adam dan Aisyah yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, lalu tatapan Adam beralih melihat kresek putih yang istrinya bawa, Adam baru menyadari nya sekarang karena sedaritadi fokus pada mereka.
"Sayang mas baru sadar, kamu bawa apaan itu?". Tanya Adam pasa istrinya.
"Oh Ini mas, jajanan mas". Jawab Aisyah sambil meletakkan nya di meja.
"Astagfirullah sayangg, kamu jajan sebanyak ini? emangnya akan habis?". Tanya Adam kaget pada Aisyah.
"Iyaa pasti abis dong mas, kan anak kita juga mau". Jawab Aisyah pada suaminya.
"Tapi makanan itu ga sehat sayang". Ujar Adam pada Aisyah.
"Habis gimana dong? anak Kita yang mau, masa Ayahnya ngga ngebolehin sih, nanti anak kita ileran mau?". Tanya Aisyah pada suaminya.
"Ya ngga mau sayang, yaudah gapapa kamu makan lagi, mas mau mengerjakan sedikit berkas yang tadi". Jawab Adam diangguki oleh istrinya.
Beberapa menit kemudian, mereka berempat makan siang bersama di ruangan Adam, namun sebelum makan siang mereka sholat berjamaah, Adam yang menjadi imam diruangan khusus sholat.
Sesudah sholat dzuhur berjamaah, Aisyah menyalami tangan suaminya, di ikuti Adinda dan Davin, barulah mereka keluar dari ruangan tersebut untuk makan siang bersama.
"Kak Aisyah, boleh aku minta sedikit ngga jajanan tadi yang kakak bawa?". Tanya Adinda dengan menunduk.
"Ya boleh dong, ambil aja lagian kakak udah gamau". Jawab Aisyah membuat suaminya menoleh.
"Kata kamu bakalan abis sendiri sayang". Ujar Adam pada istrinya.
"Yaa dibantu sama Adinda juga bakalan abis suamiku". Ujar Aisyah sambil tersenyum pada Adam.
"Yaudah lebih baik kita makan terlebih dahulu". Ujar Adam diangguki oleh yang lain.
Mereka makan dengan nikmat, apalagi Adam yang makan masakan istrinya, terlihat begitu lahap membuat Aisyah tersenyum senang karena suaminya makan begitu lahap, begitu juga dengan Davin memakan masakan Adinda ya walaupun terkadang ada kekurangan.
"Mas Davin Ada yang kurang ya rasanya?". Tanya Adinda pada suaminya.
"Eum yaa sayang, kurang asin tapi gapapa, namanya juga kamu lagi belajar". Jawab Davin pada istrinya.
"Makasih ya mas". ujar Adinda diangguki oleh suaminya.
Beberapa menit kemudian Adinda dan Aisyah pamit untuk pulang, sesampainya di bawah tiba tiba Adinda pingsan membuat Aisyah panik untung saja ia menahan tubuh adik iparnya.
"Astagfirullah Adinda, kamu kenapa?". Tanya Aisyah padanya.
"TOLONGG!!". Teriak Aisyah pada karyawannya.
"Astagfirullah, ada apa dengan non Adinda bu?". Tanya salah satu karyawan suaminya.
"Dia pingsan, padahal tadi gapapa loh". Jawab Aisyah sambil terus mengusap pipi Adinda.
Adam Dan Davin yang saat itu akan pergi untuk pertemuan dengan Client, terhenti melihat kerumunan di depan pintu, segera mereka menghampiri karyawannya.
"Assalamu'alaikum". Salam mereka berdua membuat Aisyah menoleh.
"Waalaikumussalam, alhamdulillah mas datangg, Davin cepat bantu aku angkat , karena jika minta bantu ke yang lain kan bukan mahramnya". Jawab Aisyah membuat Davin langsung menoleh.
"Astagfirullah, ada ada dengan Adinda kak?". Tanya Davin sambil mengambil alih tubuh istrinya.
Adam dan Aisyah menyusul Davin yang sudah keluar, Adam membatalkan pertemuan dengan client, karena takut Adinda adiknya kenapa napa, Adam yang mengemudi mobilnya, sedangkan Davin dibelakang bersama Adinda yang berada ditiduran paha nya.
"Kenapa bisa seperti ini sayang? padahal tadi baik baik aja loh". Ujar Davin berkaca kaca.
"Bangun sayangg, bangun". Bisik Davin ditelinga istrinya.
"Jangan tinggalin mas sayang". Gumam Davin sambik melihat istrinya.
Bagaimana kelanjutannya?
Maaf kemarin ketiduran mau update nya:)