Assalamu'alaikum Suamiku
Sebentar lagi adzan dzuhur berkumandang, Aisyah memilih pergi untuk ke masjid bersama sahabatnya Maryam Nur Fatimah , saat akan masuk ke Masjid Al Qamar tiba tiba saja pandangan beradu dengan sosok pria.
Astagfirullah, maafkan aku ya Allah. Batin Aisyah saat tak sengaja menatap mata Pria tersebut.
"Aisyah, kenapa diam aja? Ayok masuk". Ujar Maryam pada sahabatnya.
"Ah iyaa ayok". Ujar Aisyah padanya.
Hingga terdengarlah suara adzan yang sangat lembut membuat rasa penasaran Aisyah muncul, namun segera ia menggelengkan kepalanya sambil mengucapkan istighfar.
"Aisyah, sudah selesai berdoanya?". Tanya Maryam pada sahabatnya.
"Alhamdulillah sudah, oh ya Maryam aku mau bertanya boleh?". Tanya Aisyah pada Maryam sahabatnya.
"Boleh, mau nanya apa emangnya?". Tanya Maryam pada sahabatnya.
"Apakah suatu saat nanti jika aku menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku cintai bagaimana?". Tanya Aisyah pada Maryam.
"Loh kenapa tiba tiba kamu menanyakan hal itu Aisyah? Ada apa? Apa kamu dijodohkan oleh orangtua mu?". Tanya Maryam beruntun.
"Bukan, kedua orangtuaku tidak menjodohkan ku namun aku hanya bertanya seandainya memang benar nanti aku menikah karena perjodohan". Jawab Aisyah pada sahabatnya.
"Jika nanti kamu menikah dengan orang yang kamu tidak cintai? Maka kamu harus berusaha untuk mencintainya, karena pernikahan hanya terjadi sekali seumur hidup Aisyah sayang". Ujar Maryam pada sahabatnya.
"Bagaimana jika dia melakukan kekerasan padaku?". Tanya Aisyah pada sahabatnya.
"Aisyah sayang, bagaimanapun seorang ayah tidak akan terima jika anaknya diperlakukan seperti itu, lagi pula kenapa sih kamu nanya soal nikah? Kamu mau nikah?". Tanya Maryam dengan sedikit kesal padanya.
"Ya engga sih aku kan hanya bertanya". Jawab Aisyah dengan tersenyum.
Mereka berdua akhirnya pergi meninggalkan Masjid Al Qamar tersebut, tanpa mereka sadari sedaritadi ada memperhatikan mereka berdua siapa lagi jika bukan Adam dan asistennya.
"Tuan, apakah perlu saya mencari tahu tentangnya?". Tanya Davin padanya.
"Tidak perlu, sebaiknya kita kembali ke kantor saja". Jawab Adam dianggguki oleh Davin.
Siapapun kamu, dimanapun kamu berada, cepatlah tiba jodohku. Batin Adam sambil menatap langit.
Sesampainya mereka dikantor, sudah ada Adinda adiknya sedang duduk dikursi sofa. Adinda yang melihatnya pun langsung berdiri dan menghampiri Kakaknya.
"Assalamu'alaikum abang, kak Davin". Salam Adinda pada mereka berdua.
"Wa'alaikumussalam Adek, Nona Dinda". Jawab mereka berdua.
"Ohh iyaa abang aku kesini tuh mau bilang sesuatu". Ujar Adinda pada kakaknya.
"Sesuatu apa? Cepetan abang masih banyak kerjaan Dinda". Ujar Adam pada adiknya.
"Ish abang biasa aja kali, Dinda mau bilang kalau nanti bisa ngga abang jemput Dinda dirumah temen Dinda, nanti Dinda kirim alamatnya". Ujar Adinda pada kakaknya.
"Kamu hanya berbicara itu harus ke kantor, kan bisa pake ponsel adek". Ujar Adam tak habis pikir dengan adiknya itu.
"Hehehe maaf yaa abang, kalau gitu aku pamit, Assalamu'alaikum abang, kak Davin". Ujar Adinda sesudah mencium tangan abangnya lalu pergi dari sana.
Setelah melihat adiknya pergi ke kampusnya, ia pun duduk dan mengerjakan pekerjaan yang sempat tertinggal, ia pun meminta asisten nya untuk memberitahukan jadwal Adam hari ini.
"Hari ini ada pertemuan dengan CEO perusahaan MSA Company, juga ada acara makan siang di restoran biasa keluarga tuan makan disana bersama dengan CEO perusahaan Dairy Company". Ujar Davin pada bos serya sahabatnya.
"Baiklah, sekarang kita ketemu dengan CEO MSA Company dulu habis itu kita ke restoran". Ujar Adam diangguki oleh Davin.
Sedangkan Aisyah dan Maryam sedang berada di perpustakaan karena dosen nya menyuruh kita mencari buku tentang bisnis, namun hanya Maryam yang menemukan tidak dengannya yang belum mendapatkannya.
"Aduh terus gimana dong ini?" Tanya Aisyah pada sahabatnya.
"Yaudah kamu bilang aja sama dosennya Aisyah". Jawab Maryam padanya.
"Yaudah deh". Ujar Aisyah lesu.
Kembali mereka ke kelas, disana sudah ada dosen mereka yang sudah duduk dikursinya, dosen tersebut paling muda dan tampan di kelas mereka.
"Kalian sudah mendapatkan bukunya?". Tanya Dosen tersebut pada mereka berdua.
"Izin menjawab pak, Aisyah tidak mendapatkannya kebetulan buku bisnis banyak yang meminjam di perpustakaan oleh yang lain". Jawab Aisyah pada dosen tersebut.
"Baiklah kamu berdua saja dengan Maryam kalau begitu". Ujar Dosen tersebut.
Mereka pun kembali mendengarkan keterangan tentang bisnis yang disampaikan oleh dosen yang bernama Devan Putra Sadewa tersebut.
Saat akan bertanya pada dosen tentang bisnis tersebut, tiba tiba bel pulang berbunyi jadi mereka pun segera bersiap untuk pulang. Namun saat Aisyah dan Maryam akan pulang ada yang memanggilnya.
"Aisyah , Maryam". Panggil Devan pada Aisyah.
"Iya ada apa pak?". Tanya Maryam pada dosen mereka karena Aisyah hanya diam saja.
"Ahh maaf bolehkah kita bicara sebentar Aisyah?". Tanya Devan pada Aisyah.
"Maaf bukannya tidak mau pak, tapi Aisyah dan juga Maryam ada tugas kelompok dari Pak Heri, jadi kalau penting mending sekarang aja". Jawab Aisyah pada dosen tersebut.
"Ini memang sangat penting, makanya saya ingin berbicara berdua sama kamu". Ujar Devan padanya.
"Maaf sekali pak, aku tidak bisa karena bukan mahramnya". Jawab Aisyah sambil menunduk.
"Mending bapak langsung aja bicara disini, karena berduaan antara perempuan dan laki laki itu mengandung fitnah nantinya". Ujar Maryam pada Devan.
"Heum baiklah, saya cuman mau nanya, apakah kamu besok ada waktu? Jika ada saya ingin mengajak kamu keluar, tapi jika tidak ada pun lain kali saja". Ujar Devan membuat kedua kaget.
"Maaf maaff sekalii pak, saya tidak bisa apalagi kita bukan mahram". Ujar Aisyah sambil menunduk.
"Kenapa tidak bisa?". Tanya Devan pada keduanya.
Sebelum Aisyah menjawab sudah ada yang menjawabnya yang tak lain adalah abangnya yang bernama Muhammad Ilham Syafi'i, dia sudah ada didekat Maryam dan juga adiknya.
"Assalamualaikum". Salam Ilham pada mereka berdua.
"Waalaikumussalam". Jawab mereka berdua.
"Anda bertanya kenapa Aisyah tidak bisa keluar bersama kan?". Tanya Ilham pada Devan.
"Iyaa, Memangnya kenapa? Akan ada acara keluarga terus?". Tanya Devan yang membuat kaget Aisyah.
Astagfirullah kok ya ga paham paham sih. Batin Aisyah saat mendengar jawaban dosennya.
"Karena bukan mahramnya, anda bukan siapa siapa dari Aisyah, anda tidak paham juga? Aisyah perempuan muslim yang menjaga pandangan dan jaraknya dengan lelaki, Apakah Anda muslim?". Tanya Ilham pada dosen tersebut.
"Saya ber agama Kristen". Jawab Devan pada mereka.
"Astagfirullah pantas saja anda tidak paham, karena kita berbeda agama, anda memegang salib sedangkan kita bertiga memegang kitab suci Al Qur'an". Ujar Ilham kaget mendengarnya.
Pantas saja, sedaritadi aku tidak mendengar kata salam ataupun menjawab salam dari Abang Ilham. Batin Aisyah sambil menghela nafasnya.
"Loh tapi kan anda juga memegang lengan Aisyah". Ujar Devan saat melihat tangan Ilham menggenggam tangan Anisa.
"Karena saya berhak, saya kakak kandung nya, saya mahram memegang tangan adik saya, sementara anda bukan mahramnya". Ujar Ilham kesal pada dosen tersebut.
"Ternyata Pak Devan walaupun paling muda disini, tapi nyebelin ya". Bisik Maryam pada Aisyah.
"Sstt jangan omongin orang". Bisik Aisyah pada sahabatnya.
"Eh astagfirullah maaff yaa Allah". Ujar Maryam.
Akhirnya mereka bertiga pulang ke rumah Aisyah karena ada tugas kelompok, setelah tadi adanya drama di kampus, Maryam serta Adinda adik dari Adam ke rumah Aisyah juga bareng dengan Aisyah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor
2023-09-30
0