NovelToon NovelToon
Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Balas Dendam Celestia. Cahaya Di Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Balas Dendam / Fantasi Wanita
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Neogena Girl

"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"

"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia

"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena

"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia

Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 06

Kuda putih itu sudah berhenti. Celestia sudah turun dari punggung Rara.

“Rara, tetaplah disini.” Tuturnya lembut dan mulai berjalan mendekati lingkaran hitam yang memberikan tekanan pada Celestia yang tidak peduli dan terus melangkah.

Sesuai yang pernah Celestia baca tentang Kekuatan suci, Dia pun mengetahui cara menyucikan hutan yang di huni oleh Monster. Syarat nya adalah memiliki kekuatan Suci yang melimpah.

“Aku tidak yakin seberapa melimpahnya kekuatan suci Ku, namun entah kenapa Aku sangat yakin dapat menyucikan hutan ini.”

Perlahan, Celestia memasukkan dua tangannya ke dalam lingkaran hitam yang mengudara itu. Tangan nya terasa seperti terbakar. Dia sempat kaget. Namun sedetik kemudian, pikirannya langsung kembali tenang.

Dengan intonasi suara yang sangat lembut, Celestia berucap.

...“Kehadiran Kalian tidak sejalan dengan Dunia ini. Kalian berasal dari tempat lain. Maka, kembalilah ke tempat Kalian.”...

Sriingg....

Perlahan, Cahaya mulai keluar dari kedua tangan Celestia. Cahaya kecil itu perlahan semakin membesar. Detik demi detik berlalu, cahaya yang dikeluarkan pun semakin meluas. Seolah melahap kabut berwarna hitam dan penghuni hutan yang semakin meraung-raung histeris. Dan tanpa ampun, cahaya itu menunjukkan kehebatannya dengan kehadiran yang sampai menyilaukan mata.

Srriinggggggg....... Whuuusss..!!

Hutan itu bukan di telan oleh Kabut berwarna hitam lagi di mata Celestia, namun di telan oleh cahaya. Kabut hitam itu pasti tidak dapat dilihat oleh orang biasa, namun cahaya dari kekuatannya sudah pasti dapat terlihat oleh orang biasa.

Cahaya yang melebar dan menutup seluruh kawasan hutan itu sudah menjadi bukti bahwa Celestia berhasil menyucikan hutan ini. Alhasil secara perlahan, Celestia melepaskan cahaya itu dari diri nya untuk menyucikan hutan yang terkontaminasi ini.

Waktu yang Celestia gunakan untuk menyebarkan kekuatannya adalah 30 menit, sehingga selama itupun cahaya membungkus hutan yang di huni oleh monster.

...***...

30 menit kemudian.

“Huuuhhh...” Hembusan nafas Celestia usai melepaskan cahaya. Wajahnya penuh dengan peluh, badannya mulai berteriak sakit. Seperti tubuh yang tidak pernah di latih dan tiba-tiba berolahraga, saat ini Celestia tengah mendapatkan dampak dari kekuatan Suci yang tidak pernah Dia keluarkan sebesar ini selama hidup.

Dengan tangan gemetaran, Celestia berucap. "Dan yang terakhir, meninggalkan jejak..." tuntasnya sambil memutar kedua tangan dengan lembut dan menciptakan gumpalan kekuatan suci sekecil buah anggur. Kekuatan Suci yang nampak padat itu langsung terjatuh dan terbenam di dalam tanah.

“Ughh.. Rara... Aku butuh sandaran.” Ucapnya lemas.

Kuda putih itu sudah mendekat dan membiarkan Celestia bersandar pada tubuhnya. Kaki yang menopang Celestia kehilangan kekuatan, sehingga tubuhnya luruh ke tanah. Lagi, Kuda putih nya sudah sigap untuk ikut terduduk dan menjadi sandaran untuk Celestia.

“Haahh... Haahh... Terimakasih, Rara.” Tuturnya saat Rara menduselkan kepala di leher juga kepala Celestia.

“Aku.. Aku yakin melihatnya! Wanita berjubah hitam itu yang menyucikan hutan ini.. Itu Dia!” Teriak seorang Wanita muda sambil menunjuk-nunjuk ke arah Celestia dan Kuda putih.

“Apa mereka Warga yang menghuni Desa Jelyar ? Ah, pasti cahaya tadi yang mendatangkan mereka kesini.” Batin Celestia dengan pandangan yang mulai buram.

“Aku juga melihatnya!” Sambung seorang yang lain.

Sekitar tiga puluhan orang berbondong-bondong kearah Celestia. Di wajah mereka tampak tidak ada niat jahat sedikitpun. Bahkan wajah mereka terlihat Khawatir akan kondisi Celestia.

“Wahai penolong Kami, ijinkan Kami untuk memapah tubuhmu ke Desa.” Ucap seorang Pria dengan Jenggot putihnya.

“Haah.. Haahh.. Ijin ? Tidak perlu sampai seperti itu... Tolong rawat tubuhku—”

Celestia sudah pingsan. Dia hilang kesadaran.

Orang-orang yang Berasal dari Desa Jelyar langsung menyuruh anak muda dengan stamina terbaik untuk menggendong penolong Mereka itu.

...*...

...*...

...*...

...*...

...*...

Tubuh Celestia sedang terbaring dengan nafas yang Stabil. Topeng dan jubah di buka oleh Wanita yang merawatnya. Kamar yang di pakai olehnya tidak sembarangan di masuki oleh orang lain. Hanya satu wanita yang melihat wajah dan tubuh Celestia saat ini.

Kelopak mata itu perlahan terbuka. Mata nya nampak dipejamkan berkali-kali secara perlahan untuk memperjelas penglihatan.

“..Anda sudah sadar, Nona penolong ?”

Iris mata yang baru terbuka itu teralihkan ke asal suara di samping tempat tidur. Wajah gadis yang menjaga nya itu tampak ingin menangis. Celestia tersenyum dan mengubah posisi nya menjadi posisi duduk.

“Tenanglah. Aku hanya kelelahan, bukan mati.”

Srukh

“Terimakasih.. Terimakasih telah menyucikan hutan itu. Sungguh, terimakasih...” Ucapnya tersedu-sedu dalam tangis sambil memeluk tubuh Celestia.

Celestia balas memeluk gadis itu. Tak lupa tangannya di usapkan secara perlahan di punggung yang tampak gemetaran.

“Sama-sama. Semua ini terjadi karena takdir yang ditetapkan seperti itu.”

Gadis itu mulai tenang. Rasa bahagia nya meluap-luap tak karuan.

Saat Dia sudah tenang, Celestia sudah turun dari tempat tidur dan kembali mengenakan jubah nya. Topeng nya sudah berada di tangan, sebelum Dia memakainya, Celestia pun bertanya.

“Apa Aku boleh mengetahui nama Mu ?”

“Tentu. Nama Ku Lala Rasly, Nona penyelamat.”

“..Apa ?!” Tangan Celestia membeku di udara. Dia terkejut dengan yang Dia dengar barusan.

“Kamu anak dari Bibi Laila ? Laila Rasly ?” Cetusnya tak percaya menemukan orang yang Dia cari secepat ini.

“Eh ? Bagaimana Anda tahu nama Ibu— Tunggu! Jangan bilang Anda pernah bertemu dengan Ibu ?”

Celestia tersenyum lega. Dia tidak perlu berusaha keras untuk menemukan anak Bibi Laila. Karena jika ingatan Celestia benar, wanita yang berteriak pertama kali saat Hutan selesai di sucikan adalah Lala, anak dari Bibi Laila.

Celestia pun menjelaskan tentang Bibi Laila pada Lala dan penduduk Desa. Lala tiada henti-henti nya menangis tersedu-sedu. Mata nya benar-benar sudah bengkak, namun Dia masih terus menangis saat melihat Celestia. Dia bahagia, sedih, bingung, tidak percaya, dan berharap hal ini bukanlah mimpi semata.

Warga Desa yang menyaksikan hal itu tertawa terbahak-bahak karena mata Lala sudah tidak tertolong lagi. Mereka merasa sangat bahagia dengan kejadian baik yang terjadi karena kedatangan Celestia.

Sembari berkumpul dan bercerita banyak hal, Celestia mengetahui bahwa Dia tertidur selama lima jam. Selama itu, orang-orang Desa mulai berpencar dan mengumpulkan bahan makanan. Mereka membuat api unggun besar, memasak dalam porsi besar untuk merayakan hal baik yang terjadi. Mereka tidak perlu berhemat-hemat untuk minum maupun makan lagi. Saat ini air dan hutan yang mengelilingi mereka sudah sangat bersih dan layak untuk di konsumsi.

...***...

Setelah berpesta dengan makanan sederhana semalaman, Kini Warga Desa harus berpisah dengan Celestia, Lala dan kuda putihnya. Mereka semua sudah banjir air mata saat melihat Celestia dan Lala yang sudah duduk di atas kuda.

“Jangan terlalu bersedih. Kalian harus menjalani hidup dengan baik untuk kedepannya.”

“Huwaa... Pasti Nona penyelamat..."

“Kami pasti akan hidup dengan baik.. Arrghh..”

“Terimakasih telah muncul seperti sebuah mukjizat untuk Kami..”

“Sama-sama.. Entah ini sudah ucapan Terimakasih yang ke berapa.” Tutur Celesta dengan lengkungan senyum yang terus terpasang. “...Kami pergi dulu. Tolong jangan beritahu siapapun tentang kedatanganku. Bilang saja ada seorang pengembara yang menyucikan hutan ini dan menghilang bahkan sebelum Kalian lihat.”

“Tentu Nona penyelamat. Anda sudah mengatakan ini semalam. Percayakan saja pada Kami.”

“Emm.. Kami pergi dulu..”

Rara sudah menggerakkan keempat Kaki nya. Lala dan Celestia sempat menoleh kebelakang untuk melambaikan tangan pada warna Desa Jelyar, namun yang terlihat adalah mereka yang menangis tersedu-sedu.

Tawa Celestia dan Lala pecah Saat Kepala Desa, Pria berjenggot putih yang mulai memarahi orang-orang yang menangis padahal dirinya sediri penuh akan linangan air mata.

...*...

...*...

...*...

...*...

...*...

Rara terus melaju dengan kecepatan tinggi. Mereka bukan sedang terburu-buru, namun kuda ini memang tipe yang suka berpacu dengan kecepatan tinggi. Hal ini membuat mereka perlu beristirahat lebih banyak karena Lala yang tidak terbiasa naik kuda dan mengalami mual bahkan muntah karena mabuk.

Perjalanan yang memakan waktu empat hari empat malam itu akhirnya menemukan tujuan berhentinya.

Di depan kedai makan yang merangkap sebagai penginapan, Celestia sudah memberitahukan pada penjaga kuda untuk memanggil Bibi Laila dengan suruhan ‘Katakan saja bahwa ada seorang gadis yang ingin bertemu dengannya’.

Lala yang berdiri di sebelah Celestia tengah memainkan jemari. Dia tampak gelisah, entah pada apa. Jantungnya berdetak dengan kecepatan yang tidak biasa, membuat Lala hampir kesusahan bernafas.

“Kenapa tidak disuruh masuk saja ? Gadis itu pasti Celestia—” Perkataan Bibi Laila terhenti saat melihat dua sosok gadis yang tengah berdiri di hadapannya saat ini.

Celestia tersenyum kemudian bersuara, “Selamat sore Bibi Laila.” Sapanya.

“Ti.. Tidak mungkin.. Lala ? Putriku?” Suara Bibi Laila tidak seimbang. Bibirnya sudah bergetar. Mata nya sudah membola dengan linangan air mata.

“I.. Ibu..” Panggil Lala gemetaran.

Kedua Ibu dan anak itu mempercepat langkah. Memotong jarak di antara keduanya, dan melepas rindu yang sudah berakar kuat selama sepuluh tahun berpisah. Pelukan keduanya semakin erat. Seolah jika pelukannya dilonggarkan sedikit saja, salah satu dari mereka akan hilang lagi. Tangis mereka sudah pecah. Mereka menjadi pusat perhatian bagi orang-orang yang sedang beraktifitas di sore itu.

“Apa seharusnya Aku membawa Lala masuk ? Jadi tidak enak dengan mereka yang menjadi pusat perhatian orang-orang.” Batin Celestia yang saat ini tengah menyandarkan diri di tubuh Rara, kuda putihnya.

Rara menduselkan kepalanya berkali-kali kearah Celestia. Seolah berusaha meyakinkan Celestia bahwa Dia tidak sendirian.

“Hahaha, Kau menghiburku ? Terimakasih. Tapi Aku sungguh baik-baik saja.” Bisik Celestia sambil mengelus kepala Rara dengan gemas.

Apakah hanya itu saja ? Tidak. Bibi Laila bersama anaknya Lala sudah berdiri dan berjalan ke arah Celestia tanpa sepengetahuannya. Mereka berdua memeluk Celestia seperti anak dan kakak sendiri, kemudian kembali menangis dengan ribuan ucapan terimakasih.

Celestia sempat kesusahan menangani dua wanita itu. Saat matanya beralih pada Rara, kuda itu sudah menjaga jarak darinya Seolah tidak mau ikut terseret. Celestia tampak emosi dan menyalurkan tatapan dengan arti ‘Ku pikir Kita saling memahami!’

Lagi, Kuda putih itu seolah mengerti. Dia langsung melihat kearah lain sambil mengibaskan ekor dan mengabaikan Celestia.

Sore itu, bukan hanya pemilik Kedai makan dan penginapan saja yang menjadi pusat perhatian. Celestia pun termasuk di dalamnya.

...***...

...Jangan lupa like dan komen ya Guys. Neo butuh penyemangat lewat ketikan Kalian🫶 Silahkan pergi ke Chapter selanjutnya usai meninggalkan jejak Guys😌♥️...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!