NovelToon NovelToon
Jawaban Untuk Kimi

Jawaban Untuk Kimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: EmbunPagi25

Kimi Azahra, memiliki keluarga yang lengkap. Orang tua yang sehat, kakak yang baik, juga adek yang cerdas. Ia miliki semuanya.

Namun, nyatanya itu semua belum cukup untuk Kimi. Ada dua hal yang belum bisa ia miliki. Perhatian dan kasih sayang.

Bersamaan dengan itu, Kimi bertemu dengan Ehsan. Lelaki religius yang membawa perubahan dalam diri Kimi.

Sehingga Kimi merasa begitu percaya akan cinta Tuhannya. Tetapi, semuanya tidak pernah sempurna. Ehsan justru mencintai perempuan lain. Padahal Kimi selalu menyebut nama lelaki itu disetiap doanya, berharap agar Tuhan mau menyatukan ia dan lelaki yang dicintainya.

Belum cukup dengan itu, ternyata Kimi harus menjalankan pernikahan dengan lelaki yang jauh dari ingin nya. Menjatuhkan Kimi sedemikian hebat, mengubur semua rasa harap yang sebelumnya begitu dasyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmbunPagi25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Cinnamon Roll

Rumah yang telah bertahun-tahun sepi itu, kini telah bertambah menaungi kehadiran orang baru. Rumah yang telah lama kehilangan sumber kebahagiaan nya itu, kini secara perlahan lahan mulai menerbitkan tawa yang dulu telah lama menghilang.

Tawa itu, yang sumpah mati Arkan rindu. Jadi, ketika saat ini tawa itu hadir menghiasi wajah lembut Bunda, Arkan dapati dirinya enggan beranjak.

Arkan memilih duduk dikursi meja makan sembari mengamati dua wanita yang sedang tertawa-tawa itu. Sesekali Bunda tersenyum hangat seraya memuji Kimi yang kini terlihat tersipu dengan pujian itu.

Kedua wanita itu seolah tidak ada lelahnya, karena sesampainya ia dirumah. Ia justru menemukan Kimi dan Bunda memasak di dapur. Bunda terlihat sangat sabar meladeni Kimi yang lebih banyak bertanya.

Kimi mengaku bahwa ia tidak bisa memasak sebelumnya. Pernyataan itu justru membuatnya dan Bunda tertegun. Pasalnya, Kimi adalah seorang pemilik toko kue yang sudah pasti sudah akrab dengan ruang produksi maupun dapur itu sendiri.

"Aku cuma senangnya bikin kue, Bunda. Aku ngga pernah belajar masak. Karena, yang jago masak itu, Kak Yana."

Dan Arkan tahu jika Bunda tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Kini, Bunda justru tersenyum hangat dan dengan sangat telaten nya mengajari Kimi, saat wanita itu meminta untuk diajari.

Akan tetapi, kegiatan Kimi dan Bunda tidak hanya berakhir disitu saja. Mereka berdua justru melanjutkan nya lagi dengan membuat kue, usai makan malam. Kali ini, Bunda yang lebih banyak bertanya pada Kimi.

"Gini sudah benar, yah. Nak?" Tanya bunda mengacu pada adonan yang sudah tercampur itu.

Kimi menoleh, "Sudah benar, Bun. Cuma aduk lagi sampai adonan nya lembut." Ujarnya.

Arkan beranjak dari tempatnya lalu berjalan memangkas jarak, ia berdiri tepat dibelakang Kimi. "Bikin kue apa, sih. Dek?" Tanyanya dengan penasaran.

Pertanyaan itu tidak serta merta Kimi jawab, ia sedikit terhenyak saat merasa punggung nya yang bersentuhan langsung dengan perut rata milik Arkan, saat lelaki itu tiba-tiba saja berdiri dibelakang nya.

Kimi menjawab dengan sedikit gugup setelah ia menghela napasnya sejenak. "Bikin kue Cinnamon Roll, Mas."

"Kimi bilang ini pembuatannya lebih mudah, Ar. Taunya pas Bunda coba, Ngga ada mudahnya!" Ujar Bunda lagi yang di ikuti kekehan Arkan.

Membuat perut lelaki itu bergerak karena terkekeh dan Kimi dapat merasakan gerakan itu dipunggung nya. Kimi sendiri merasa tidak nyaman dengan posisi Arkan yang menurutnya terlalu dekat dengan nya.

"Terasa mudah bagi yang ahli, Bunda!"

Namun, tepat saat ia hendak protes. Arkan sudah menjauh, membuat Kimi urung melakukannya.

Akan tetapi rupanya Kimi salah, sebab lelaki itu hanya menjauh sebentar demi mengambil kursi dari meja makan lalu membawanya didepan meja dapur.

Hal itu otomatis membuatnya berhadapan langsung dengan Arkan saat ia sedang menggiling adonan agar melebar membentuk persegi panjang.

Kimi sulit untuk bisa fokus, hingga gerakannya terasa kikuk. Bahkan saat ia mencampurkan isian yang Bunda buat tadi, ke atas adonan yang sudah diolesi mentega. Arkan tetap duduk disana dengan tatapannya yang terus mengawasi gerakannya.

"Setelah itu diapakan, Nak?" Tanya Bunda yang ia jawab sedikit gelagapan. Kimi tidak biasa diperhatikan seperti yang Arkan lakukan sekarang. Itu sebab nya ia merasa canggung dan sedikit tak nyaman.

"Di gulung seperti ini, Bunda. Setelah itu baru di masukan ke oven." Ucap nya seraya memotong gulungan adonan itu menjadi delapan belas bagian lalu meletakkan nya kedalam loyang yang sudah ia siapkan.

"Sekarang selesai! Tinggal dipanggang selama 20 sampai 25 menit hingga matang." Lanjutnya usai memasukan loyang kue tadi kedalam oven.

Dan setelah dua puluh lima menit itu berlalu, ia segera menekan tombol off pada oven setelah terdengar bunyi bib dari oven itu.

"Waah... jadi yah, Nak?" Ujar Bunda dengan penuh antusias, saat loyang itu dikeluarkan dari oven.

Asapnya mengepul dari loyang kue Cinnamon Roll itu, terlihat begitu menggugah selera.

"Mas, mau coba. Dek!" Ujar Arkan seraya berdiri disamping Kimi.

"Lagi panas, Ar."

Arkan mengabaikan peringatan dari Bunda, tangannya sudah bergerak cepat saat mencomot kue Cinnamon Roll itu, dan saat tangannya menyentuh kue itu. Sensasi dari rasa panas itu segera menjalar ditangan nya. Membuatnya menghentakan tangannya dengan cepat, dan–

"Hati-hati, Mas!"

–Arkana dapati dirinya sanggup untuk mengulanginya lagi demi bisa melihat wajah panik Kimi. Namun ekspresi itu cepat sekali berubah jadi datar kembali.

 Dan ternyata, pelan sekali. Arkan masih bisa mendengar gerutuan wanita itu yang nyaris saja tidak terdengar jika ia tidak sedikit menunduk hingga aroma Sweet Musk dari shampo gadis itu tercium samar olehnya, yang membuatnya dengan segera menegakkan punggung nya.

Kimi mengambil potongan kue itu lalu meletakan nya di atas piring kecil. Dan menyerahkan nya pada Arkan.

"Kan sudah dibilangin, Bunda. Lagi panas, Mas!"Ucap Kimi lagi dengan jengkel, kata di akhirnya seolah sengaja ditekan kan dengan nada yang terdengar, teramat jengkel.

Arkan hanya tersenyum dan mengangguk pelan,"Maaf, Bunda. Arkan ngga sabar mau nyoba." Ujarnya pada Bunda yang hanya tersenyum hangat menatapnya.

"Bilang maafnya ke istri kamu. Ar! Dia yang paling panik karena ulah kamu."

Hal itu membuat Kimi segera menunduk seraya memindahkan potongan kue itu dari loyang ke atas piring saji persegi panjang. Mencoba mengabaikan tatapan Arkan padanya, juga ucapan lelaki itu setelahnya.

"Maaf, Dek! Juga makasih untuk kuenya."

Dari ekor matanya, Kimi tahu jika lelaki itu memasukan potongan kecil kue Cinnamon Roll ke dalam mulutnya.Lelaki itu mengunyahnya dengan gestur yang terlihat dibuat berlebihan sekali, hingga akhirnya Kimi menoleh juga dengan mendongak kan kepalanya.

Kimi dapat melihat mata lelaki itu yang menatapnya serius lalu mengacungkan kedua jempol tangannya pada Kimi seraya mengangguk dengan mantap.

"Ini lezat sekali! Dua jempol buat, kamu. Dek!

Arkan mengungkapkan nya dengan nada yang dibuat panjang. Kimi mendengkus, namun tidak urung membuatnya tersenyum juga. Lalu dengan perlahan menjadi tawa saat Arkan kembali mengambil potongan kedua seraya memperagakan gerakan dengan mencium setiap ujung jarinya lalu mengacungkan jari telunjuknya ke atas. Seolah baru merasakan makanan terenak. Tingkah nya membuat tawa Kimi lepas begitu saja.

"Apaan, sih, Mas! Lebay banget!"

Akan tetapi, bukan nya marah atau mengelak. Arkan justru tertawa, dengan tatapan yang masih mengarah padanya.

"Mas serius, Dek! Malah diketawain!" Ujar Arkan dengan mengulum senyumnya. Ia baru tahu jika tawa Kimi bisa seindah itu, membuatnya tidak ingin memalingkan wajahnya barang sedetik pun saat wanita itu masih terkekeh padanya. Barangkali, ia ingin menyimpan semua itu untuknya.

Tuhan, Arkan ingin selalu melihat tawa itu seperti dulu.

1
Asrar Atma
Abang Ar, hati-hati dijaga hatinya istri/Angry/
Kesini
lanjut Thor
Kesini
ah manis
Kesini
Alhamdulillah, ada hikmahnya saya tidak jadi pelakor
Asrar Atma
beda emang doa orang baik, kata-kata nya terusan indah nih
Asrar Atma: tersusun
total 1 replies
Abel Peony
Unyuk?/Drowsy/
Asrar Atma
tumbuhkan lah benih cinta itu/Determined/
Asrar Atma
aku malah bacanya ngga cantik tadi, jadi ngulang lagi baca nya ternyata salah
Kesini
ku kira murahan tadi/Curse/
Kesini
lah lah bearti kamu sayang kimi
Kesini
mang Danang sama man dang memang kembar
Kesini
habis panen langsung ngembengkel
Kesini
belikan saya kue
Asrar Atma
cuma dinovel yang nyebelin gini jadi lucu
Asrar Atma
itu adalah kebiasaan perempuan yang ngga tahu kenapa, tapi percaya deh aku juga kesal kalo jadi abang Arkan
Asrar Atma
kimi ngga butuh apapun, biar dicintai suaminya /Doubt/
Asrar Atma
sedikit kesal pada abang Ar/Grimace/
Asrar Atma
oh gitu tuh, ngerti jadi sih dari sudut pandang kimi. eh akhirnya Arkan deh yang suka. jadi berbalik gitu/Angry/
Kesini
mellow
Kesini
pantas kau kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!