NovelToon NovelToon
Membawa Benih Sang Casanova

Membawa Benih Sang Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Action / Romantis / Mafia
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ibu.peri

Demi biaya pengobatan ibunya, Alisha rela bekerja di klub malam. Namun kepercayaannya dikhianati sang sahabat—ia terjerumus ke sebuah kamar hotel dan bertemu Theodore Smith, cassanova kaya yang mengira malam itu hanya hiburan biasa.
Segalanya berubah ketika Theodore menyadari satu kenyataan yang tak pernah ia duga. Sejak saat itu, Alisha memilih pergi, membawa rahasia besar yang mengikat mereka selamanya.
Ketika takdir mempertemukan kembali, penyesalan, luka, dan perasaan yang tak direncanakan pun muncul.
Akankah cinta lahir dari kesalahan, atau masa lalu justru menghancurkan segalanya?
Benih Sang Cassanova

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu.peri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KALUNG PENINGGALAN

Alisha berdiri terpaku di depan gerbang besi, tatapannya kosong menatap rumah yang dulu terasa asing… dan kini semakin menyesakkan.

Gerbang terbuka otomatis, seolah ia sudah ditunggu.

Langkahnya berat menyusuri jalan setapak berlampu taman, menuju pintu depan yang sudah terbuka setengah oleh seorang pelayan perempuan berwajah datar.

“Silakan masuk, Nona..,” ujar sang pelayan, lalu segera membalikkan badan tanpa menunggu jawaban. Ia berjalan cepat menuju dalam rumah.

Langkah kakinya menggema saat ia mengikuti pelayan menyusuri lorong panjang, menuju ruang tamu utama.

Saat ia tiba di sana, tiga sosok telah duduk menunggunya di atas sofa kulit mewah.

Rosa, duduk paling tengah, mengenakan gaun malam merah darah dengan kaki tersilang angkuh. Di sebelahnya, Robert, suaminya, sedang menyesap anggur sambil melirik Alisha seolah ia adalah barang lelang yang belum dibuka bungkusnya. Dan di sudut, Gracia, dengan ekspresi bosan namun sinis, memainkan ponselnya.

Alisha berhenti beberapa langkah dari mereka. Wajahnya datar, namun dagunya terangkat sedikit, penuh harga diri yang masih bertahan meski hidup telah berkali-kali menginjaknya.

“Mana barang peninggalan ibuku?” tanyanya dingin, tanpa basa-basi.

Rosa menyunggingkan senyum miring. Bukan senyum sambutan, apalagi kasih sayang keluarga—melainkan senyum yang membuat darah membeku.

Senyum merendahkan.

“Oh, sayangku. Tentu saja akan kuberikan,” ucap Rosa manis-manis seperti racun. “Tapi sebelum itu... aku ingin kau melakukan satu hal kecil untukku.”

Ia memberi isyarat kepada pelayan. Dan tanpa sepatah kata pun, pelayan itu keluar sebentar, lalu kembali membawa sebuah gaun berkilauan—warna emas terang, belahan tinggi hingga paha, dan potongan da da yang sangat rendah.

Pelayan menyerahkan gaun itu ke Alisha. Gadis itu memandangnya sejenak, kemudian mengangkat wajah menatap Rosa, tajam.

“Apa maksudmu?” tanyanya dingin.

“Kenakan itu. Malam ini juga. Temui seorang pria penting, Tuan Baron namanya. Dia menunggumu di kamar 807, di Hotel Le Mirroir,” jawab Rosa tanpa malu, lalu menyeringai. “Dia pria dermawan. Dan… aku yakin kau bisa menyenangkannya.”

Alisha mematung. Ucapan itu seperti petir di tengah badai. Detak jantungnya menggema di telinga. Rahangnya mengeras.

“Apa kau pikir aku—akan men ju al diriku seperti—” ucapnya tertahan, napasnya memburu.

“Oh, sayang…,” potong Rosa cepat, berdiri dari sofa, melangkah pelan mendekati Alisha sambil mendesis dingin. “Ibuku pernah bilang, kalau kau ingin tetap hidup, kadang kau harus menunduk dan membungkuk di depan kekuasaan. Atau... mati kelaparan.”

Alisha melempar gaun itu ke lantai.

“Tidak! Aku bukan p*****rmu!” suaranya menggema, serak oleh amarah.

Rosa masih tenang. “Sayang sekali. Kalau begitu… kau tak akan pernah mendapatkan barang peninggalan ibumu.”

Ia melangkah ke arah lemari kaca di dinding ruangan. Menarik laci kecil dan mengeluarkan sebuah kotak hitam beludru. Ia membukanya, dan di dalamnya tampak sebuah kalung indah berukir batu safir kecil di tengah liontinnya. Kalung yang pernah dipakai Alisha saat masih kecil.

“Kalung ini… peninggalan Margaret. Dia memberikannya padaku sebelum mati,” ucap Rosa dengan nada licik.

Padahal kenyataannya, ia merampas kalung itu dari Margaret saat wanita itu sekarat.

Alisha menatap kalung itu dengan napas tercekat.

“Berikan padaku…” bisiknya nyaris tak terdengar.

Rosa menutup kotak perlahan. “Tidak, sampai kau menuruti keinginanku.”

Alisha menahan air mata. Matanya panas, dadanya sesak. "Sampai matipun aku tidak akan menuruti semua keinginanmu!,"

Lalu tiba-tiba, ia berbalik dan lari secepat kilat ke arah pintu. Pelayan menjerit kaget saat Alisha menyenggolnya, membuka pintu depan dengan kasar.

“KEJAR DIA!!” teriak Rosa panik, tapi sudah terlambat.

Alisha lari ke luar rumah. Hujan deras menyambutnya, mengguyur tubuh kurusnya hingga basah kuyup. Tapi ia tidak peduli. Kakinya terus berlari, menerobos malam gelap dan jalanan becek.

Ia tidak tahu ke mana harus pergi. Tapi satu hal yang pasti—

Ia tidak akan menjual dirinya. Dan dia akan mengambil kembali kalung ibunya, apa pun caranya.

**

Hujan mengguyur kota kecil di Kanada tanpa ampun. Malam semakin larut, dingin menusuk tulang. Di sebuah halte bus tua yang nyaris tak terawat, Alisha meringkuk sambil memeluk lututnya. Jaket tipis yang dikenakannya sudah basah kuyup, rambutnya menempel di wajah, dan tubuhnya menggigil hebat.

Air hujan bercampur air mata.

Tak ada tempat untuk pulang.

Tak ada lagi rumah.

Dan dunia seakan ikut membencinya.

Langkah kaki terdengar di antara gemuruh hujan.

Seorang wanita paruh baya mendekat dengan langkah tergesa, memayungi tubuh kecil Alisha dengan payung lusuh berwarna biru tua.

"Astaga, nak… kau kenapa di sini sendirian? Sudah basah semua begitu..."

Suara wanita itu lembut, hangat, seperti selimut di tengah badai.

Alisha hanya diam. Tatapannya kosong, pandangannya nanar menembus hujan yang turun tiada henti. Wanita itu berjongkok di depannya, menatap penuh iba.

"Namaku Martha," ucapnya. "Kau tidak bisa tinggal di sini. Ini malam yang kejam untuk seorang gadis sepertimu. Ikutlah ke rumahku, setidaknya untuk menghangatkan badan."

Alisha sempat menggeleng.

Tubuhnya menggigil hebat. Bibirnya membiru. Tapi Martha tetap di sana, sabar, dengan mata yang memohon.

"Aku tak akan menyakitimu. Aku hanya tak tega melihatmu begini."

Hening sejenak.

Lalu Alisha akhirnya berdiri, lemah, nyaris jatuh. Martha dengan sigap menopangnya. Mereka berjalan perlahan di tengah hujan, menyeberangi jalan kecil yang sepi, menuju rumah kecil bercat putih di ujung gang. Rumah yang sederhana, namun hangat dan bercahaya.

Setibanya di sana, Martha segera mengganti pakaian Alisha dengan pakaian hangat miliknya yang agak kebesaran, menyeduhkan teh hangat, dan memakaikan selimut tebal ke tubuh mungil itu.

"Minumlah ini…"

Alisha menggenggam cangkir teh itu dengan tangan gemetar. Air matanya kembali menetes, bukan karena sedih, tapi karena untuk pertama kalinya sejak kepergian ibunya, ada seseorang yang peduli.

“Terima kasih…” gumamnya lirih. Suaranya hampir tak terdengar.

Martha tersenyum. "Tak perlu terima kasih, nak. Dunia ini cukup kejam. Jika kita bisa jadi sedikit lebih baik, kenapa tidak?"

1
Hari Saktiawan
selamat tahun Baru juga 🎊🎊🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎊🎉🎊🎉🎊🎊🎉🎉
Ndha: selamat tahun baru akak🤗🤗
total 1 replies
vj'z tri
🎉🎉🎉🎉 selamat tahun Baru semua doa terbaik buat kita semua 🎉🎉🎉
Ndha: Aamiin... 🥳
total 1 replies
Bu Dewi
up lagi kak😍😍😍
Ndha: besok ya kak🤗
total 1 replies
Mifta Nurjanah
kurang itu hentakannya
vj'z tri
🎉🎉🎉🎉🎉🎉 ayo Thor 🤗🤗🤗🤗🤗 di goyang up nya
Bu Dewi
up lagi kak🤭biasanya 2 kok ini cuma 1 seh/Whimper//Whimper//Grievance/
vj'z tri
ak hir nya ku menemukan mu ,saat haaati iiiini mulai meragukan , ku berharap engkaulah jawaban segala risau hatiku dan biarkan diriku mencintaimu hingga ujung usiaku🎉🎉🎉🎉🎉asekkkkkk
Aqillah Mustanir
up
Mifta Nurjanah
up lagi dongg minn
Bu Dewi
up lagi donk kak 🤭😄😍
Ndha: lanjut nanti kak😊
total 1 replies
vj'z tri
yakkkk itu Dady sayang Dady 🎉🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
jangan an permen toko bahkan pabrik nya bakal langsung di kasih 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
ya di Dady mu dan sekarang pun bau tapi bau wangiiii princess 🎉🎉🎉🎉
Mifta Nurjanah
lanjut
Bu Dewi
wah, penasaran siapa yg gendong? masak theo sih,pasti lucu kalau thea nolak dia...hihihihihi
Ndha: tunggu kelanjutannya 🤗
total 1 replies
vj'z tri
bikin penasaran loh 🤭🤭🤭🤭
Bu Dewi
Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya waktu mereka ketemu nantinya😍😍😍🤭
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 kan ibu suri di balik layar
vj'z tri
ibu suri kah 🤔🤔🤔
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 putar haluan Dady
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!