NovelToon NovelToon
Cewek Intern Dan Duda Keren

Cewek Intern Dan Duda Keren

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Nikahmuda / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Hermosa

Dinda Lestari baru saja diterima di sebuah Perusahaan Multinasional sebagai Intern. Di hari pertamanya bekerja, seorang pria dewasa menarik perhatiannya. Dia adalah Arya Pradana, Kepala Divisi Business and Partners yang kabarnya sudah pernah menikah dan bercerai. Dia cerdas, berwibawa, dan tegas.
Baru beberapa minggu bekerja, Bunda Dinda menjodohkannya dengan putera temannya, penyelamat keluarga mereka saat diambang kehancuran dulu. Siapa sangka putera yang dimaksud adalah Arya Pradana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hermosa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Kelakuan Mama Inggit

“Din, Din… kamu kenapa? Kok bengong?”, kata Suci membuyarkan lamunan Dinda.

“Ah… enggak - enggak kok, mba. Ia ada yang bisa aku bantu?”, Dinda langsung sadar dan menjawab.

“Mau makan dimana?”, tanya Suci.

Ritual yang sudah jarang mereka lakukan semenjak Suci dibebankan project besar di divisinya. Sulit sekali mengajak dia untuk makan bareng dengan anak - anak saat makan siang.

“Dimsum aja gimana? Yang All You can Eat. Kita makan terus jalan sampai jam 3. Mumpung pak Arya belom balik.”, ajak Bryan yang dari tadi sudah memegang ponsel-nya untuk scroll - scroll tempat makan baru.

Rutinitas yang mereka lakukan setiap Jum’at adalah makan di tempat - tempat baru yang dekat dengan kantor. Suci paling sering absen dengan agenda ini karena hari Jumat adalah hari paling sibuk untuk dirinya. Dia lebih sering menghabiskan waktu untuk makan bersama Partners dan klien termasuk pak Arya.

Dinda sampai bingung, gimana caranya mba Suci bisa menelan makanannya, ya kalau yang dia hadapi adalah pak Arya.

“Boleh mba, aku juga udah lama banget gak makan dimsum.”, kata Dinda.

Semua orang ikut dan setuju untuk kembali jam 3. Waktu istirahat sebenarnya hanya 1 jam. Yang artinya, keluar jam 12, pegawai harus kembali jam 1. Tapi, di hari Jum’at, biasanya pegawai lebih suka makan di luar dan kembali lebih lama.

Di tempat makan dimsum...

“Katanya Pak Arya bakal balik kantor hari Rabu. Noooo… aku masih mau hidup tentram seminggu lagi. Bisa gak sih dia baliknya bulan depan aja.”, curhat seorang staf yang levelnya sudah Assistant Manager. Mba Suci ternyata mengajak dua anggota tambahan untuk ikut bergabung.

Tidak seperti pegawai lain, kedua orang ini sangat mudah untuk berbaur dengan grup kami. Terutama mba Rhea yang baru saja mengeluh.

“Takut diomelin lagi ya mba?”, kata Suci menimpali. Tapi, sepertinya timpalannya lebih tepat disebut sebagai ledekan.

“Ya.. aku kan bukan kamu Ci. Anak kesayangannya Pak Arya. Apa - apa pasti Suci terus yang dipanggil. Giliran bagian omel - omel aja, baru aku.”, curhat mba Rhea lagi sambil melahap dimsum udang yang kesekian untuk siang ini.

Ternyata kepulangan Pak Arya yang lebih cepat dari perkiraan sudah menyebar di kantor. Mungkin efek hari Rabu akan ada Town Hall.

“Pak Arya itu sebenarnya baik tahu, mba. Dia suka kasih tips and trik. Omelan dia juga bisa melatih mental kita. Plus, dia juga ganteng gak sih, mba?”, Suci tersenyum renyah.

Dinda hampir saja tersedak mendengar pengakuan mba Suci.

“Mungkin cuma kamu yang berpikir seperti itu di kantor, Ci. Huh, dia mau ngamuk soal apa lagi ya Rabu nanti. Aku harus siapin hati dan mental dari sekarang.”, balas mba Rhea lagi.

Seketika Dinda langsung teringat. Dia juga harus menyiapkan hati dan mental untuk menyambut kepulangan Arya hari Minggu nanti. Berbeda dengan persiapan mba Rhea yang hanya akan bertemu dengan Arya di hari kerja, Dinda harus bertemu pria itu setiap hari, setiap waktu, dan sepanjang tahun. MUNGKIN.

“Oiya pada tahu gak sih, pak Arya itu sudah punya pacar atau belum? Kayanya susah banget buat tahu info pribadinya. Ci, kamu kan circle dia, masa ga tahu?”, kata Rhea.

“Tadi katanya gak ganteng. Kenapa sekarang tanya pacarnya?”, ujar Bryan yang baru kembali dari toilet.

“Kapan aku bilang gak ganteng. Kan cuma aku ga welcome aja sama kegalakkan dia. Kalo orangnya sih aku welcome.”, tutur Rhea.

“Aku kan cuma circle MA dia aja mba. Aku tahunya cuma laporan, project, dan hal - hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Mana aku tahu masalah pribadinya. Eh, tapi aku penasaran juga.”, jawab Suci sambil tertawa geli.

“Eh tapi ya, di kantor dulu katanya ada yang terang - terangan suka tahu sama dia. Ya… dengan wajah dan title itu, siapa sih yang gak klepek - klepek. Belum lagi badannya atletis banget. Ah… andai aku bisa tahu dia ke gym mana. Mau lihat badan atletisnya.”, kata Rhea membayangkan.

“Air liur tolong dikondisikan, ya. Mulai deh pembicaraannya rate 18+”, timpal Bryan lagi.

“Din, bos kamu kan temannya dia, masa gak pernah nyebut perkara itu? Setahuku mereka sering ngobrol di area divisi kamu.”, kata staff yang tadi nampak tidak tertarik malah ikut bergabung dalam pembicaraan terlarang ini.

“Aku kan fokus kerja. Mana tahu mereka ngomongin apa. Lagian, kalo mas jadi pak Arya dan pak Erick, memang mau ngomongin perkara pribadi di dekat intern jelata kaya aku?”, jawab Dinda datar.

“Bener juga, ya.”, jawaban Dinda langsung diperjelas.

“Tapi buat apa sih mba tahu pak Arya sudah punya pacar atau belum. Mba naksir ya?”, kata Suci.

“Naksir sih nggak. Penasaran aja. Pria tampan, mapan, badan bagus kaya dia punya masalah emosi dan bisa bikin orang kena mental. Cewenya kaya apa sih? Aku aja tiap seruangan ama pak Arya buat meeting berasa gak bisa napas. Gimana cewenya, ya”, kata Rhea menuturkan maksudnya.

Uhuk…uhuk..

“Din… ya ampun, pelan - pelan makannya. All you can eat, kok. Gak bakal abis. Kalo abis minta lagi.”, kata Bryan.

Perkataan Rhea mewakili perasaan Dinda. Setiap berada di dekat Arya, Dinda selalu merasa oksigen di ruangan itu berkurang. Seolah pria itu sudah menyerap semuanya. Sulit sekali bernafas.

“Engga.. Aku cuma mau tahu. Mungkin dia emosian, suka marah - marah, galak kaya bulldog itu karena belom ada pasangan. Jadi, supaya karir saya ini ke depannya lancar jaya, sepertinya saya harus mencarikan beliau jodoh.”, Rhea tertawa terbahak - bahak disambut dengan tawa dari anak - anak lain.

“Mba Rhea, kalo urusan cewek dia pasti beda lah sama di kantor. Tapi ya, isu tentang pak Arya sering ke klub malam tuh bener ga sih?”, topik yang lama belum selesai dan Bryan sudah membuka topik baru.

Dinda menunjukkan ketertarikannya. Sedari tadi dia hanya makan sambil mendengar mereka bicara. Tapi untuk topik satu ini, Dinda tertarik untuk tahu.

“Siapa sih yang nyebarin gosip itu.”, kata Suci.

“Tapi ci, aku tu sering liat kamu berdua di bar atas sama pak Arya. Kalian beneran meeting?”, kata Bryan penasaran.

Bryan ini suka minum - minum. Sepulang kantor, dia tidak langsung pulang tetapi selalu mampir di bar lantai 36 untuk sekedar memenuhi hasrat minum - minumnya.

Beruntung, dia tipe peminum yang kuat. Dia hanya menghabiskan dua sampai tiga gelas sebelum akhirnya pulang ke apartemennya.

“Jangan salah, Bryan baru lihat sekali aja sudah bilang sering.”, kata Suci.

“Tapi bener kok beberapa kali. Apa aku mabok, ya. Tapi kan aku kuat minum, gak mungkin.”, kata Bryan bersikeras.

“Aku cuma sekali, kok diajak pak Arya minum - minum di bar atas. Itu juga gak sendiri, ada Catherine sama Deva juga kok. Pas aku diajak itu, juga ada pak Alex, Headnya Finance. Mungkin kamu kenalnya cuma aku sama pak Arya. Jadi, seolah - olah cuma aku sama Pak Arya doang yang ada disana.”, jawab Suci.

“Hmm.. Iya mungkin aja gitu.”, kata Bryan mengalah. Tapi dia masih yakin dalam hati kalau dia sudah beberapa kali melihat pak Arya dengan Suci di bar atas.

“Kembali ke pertanyaan tadi. Gosip pak Arya minum - minum di klub itu bener ga sih? Katanya sama perempuan juga loh.”, tanya Bryan masih bersemangat.

“Guys, udah jam 3 kurang 15 menit, nih. Aku ada meeting jam 3 sama pak Kevin. Yuk balik.”, ajak Suci. Semua langsung bergegas menyelesaikan pembayaran dan segera pulang.

“Yah.. Suci, gimana sih? Ini pembicaraannya lagi puncak - puncaknya ini. Kok balik?”, kata Bryan merasa kecewa.

“Ya udah, terusin aja sendiri. Yuk, kalo ada yang mau balik.”, Suci akhirnya menggiring semua untuk kembali. Tinggallah Bryan dengan topik hangatnya sendirian. Dia akhirnya memesan kopi dan ikut kembali.

Diperjalanan, ponsel Dinda berdering tanda ada pesan yang masuk.

Mama: 

“Din, kebetulan nanti mama ketemuan sama temen mama di dekat kantor kamu. Nanti langsung mama jemput aja, ya.”

‘Ah iya lupa.. Mama mau beli lingerie.. Ya ampun mama, persiapan hati ama mental saja belum selesai. Kenapa mama malah mau beli lingerie. Nanti aku gimana menghadapi Pak Arya?’

Dinda: 

“Oke baik ma. Nanti 15 menit mau jemput, boleh info Dinda ya, ma. Biar Dinda siap - siap, jadi mama gak perlu nunggu lama.”

Mama: 

“Ok. Ingat, nanti kita pilih yang seksi ya Din.”

‘Ya ampun, kenapa mama malah excited banget. Aku kan jadi gak enak kalo nanti menunjukkan wajah gak suka. Ya udah, perkara nanti pikirkan nanti aja, deh’

*****

Pekerjaan hari itu tidak terlalu banyak. Dinda bahkan punya waktu untuk leyeh - leyeh di pantry sambil menyeruput segelas green tea yang ditawarkan oleh mas Andra. Hari ini kebetulan dia ulang tahun. Jadi, dia mentraktir minuman untuk satu divisi.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Belum ada pesan terbaru dari mertuanya, Inggit. Beberapa orang sudah pulang lebih awal karena minggu ini adalah waktu untuk pulang lebih cepat.

Dinda masih menyibukkan diri dengan melihat - lihat kembali jadwal meetingnya. Tidak ada yang istimewa kecuali nanti Town Hall di hari Rabu. Ini adalah Town Hall keduanya sejak pertemuan pertama dengan Pak Arya beberapa bulan yang lalu. Kira - kira bagaimana laki - laki itu akan menatapnya nanti di kantor.

Pertanyaan itu seketika terlintas di pikiran Dinda tatkala melihat kalendar.

Sejak mereka menikah, Dinda belum pernah berinteraksi atau bertemu Arya di kantor. Karena beberapa hari setelah pernikahan, Arya langsung mendapat tugas keluar negeri.

Ponsel Dinda berdering. Panggilan masuk dari Inggit

“Iya ma. Baik, ma. Dinda turun sekarang, ya.”, jawab Dinda cepat.

Dia segera mematikan komputer dan mengambil tasnya.

Di mobil teman Inggit…

“Saya masih gak nyangka lo jeng, Arya akhirnya menikah lagi. Sama daun muda lagi.”, tawa renyah merekah di mobil tersebut.

Teman tante Inggit ini adalah teman sepermainannya dulu. Namanya tante Dayu. Dia juga anak tentara. Mereka sudah berteman lama, tinggal di lingkungan yang sama selama berpuluh - puluh tahun.

“Iya jeng Dayu. Saya bersyukur sekali punya menantu seperti Dinda.”, jawab Inggit sambil melihat ke bangku belakang.

“Iya.. Arya beruntung sekali dapat istri secantik Dinda. Mungkin wanita yang seumuran gak cocok sama Arya.”, kata Dayu menimpali lagi.

Seketika raut wajah Inggit sedikit berubah. Ia tak segan langsung memberi kode pada Dayu untuk tak melanjutkan kalimatnya lagi.

“Oh.. Gapapa toh, Dinda memang belum diberitahu soal mantannya Arya?”, semakin diberi kode oleh Inggit, semakin Dayu berapi - api untuk menyinggung perkara itu lagi. Dinda yang merasa atmosfer di mobil mulai tidak enak hanya bisa memberikan senyuman tipis.

“Din, tante Dayu ini anaknya sudah menikah satu tahun lebih dulu. Berhubung dia kepepet punya cucu, jadilah dia yang memiliki inisiatif membeli lingerie untuk anaknya.”, Inggit berhasil mengalihkan pembicaraan.

“Lagian, istri Ryan itu tomboy sekali. Terakhir saya kesana, jangankan lingerie, baju tidur biasa aja dia gak ada. Kayanya dia pake baju training tidurnya. Gimana anak aku mau selera.”, tante Dayu semangat menceritakan menantu perempuannya. Hm..mungkin lebih tepatnya bergosip.

“Siapa tahu Ryan seleranya beda. Dia lebih suka lihat perempuan pakai training seperti istrinya.”, kata Inggit.

“Naluri laki - laki itu memang suka dikasih pakaian seksi. Secinta apapun dia, kalau gak dipancing - pancing setelah pernikahan satu tahun, dia juga pasti gak gerak. Apalagi Ryan itu sibuknya kaya apa. Kerja.. terus. Heran aku, Nggit.”, Dayu memijit pelipisnya.

“Makanya aku langsung sarankan ke kamu. Din.. kamu harus pandai - pandai di ranjang. Buat Arya bertekuk lutut. Pekerjaan istri itu gak cuma di dapur, tapi juga di kasur. Buat dia gak bisa melirik perempuan manapun.”, Dinda hanya bisa tersenyum dengan pembicaraan yang super dewasa ini.

Mendadak kepalanya langsung pusing dan ingin rasanya pulang saja.

“Aku jadi inget loh, dulu aku beli lingerie juga. Ya dulu mungkin belum lumrah ya, lingerie. Pokoknya pakaian seksi buat mas Kuswan. Dia kan suka dinas di luar kota beberapa hari bahkan ada yang sampai seminggu. Jadi, sebelum dinas mama layani dulu papa, Din. Biar dia ingat buat balik.”, pungkas Inggit terkekeh - kekeh.

‘Apa - apaan sih ini pembicaraannya…! Gak senyum gak enak. Mau senyum gimana? Aku jadi geli sendiri. Mau pulang aja..’, teriak Dinda dalam hati. ’

Dinda hanya bisa tersenyum tipis. Senyum terpaksa karena dia merasa tertekan, kena mental, dan bingung harus bereaksi seperti apa.

1
Fatma Wati
Buruk
Fatma Wati
Lumayan
Santi Seminar
kak mosa sudah kangen pak Arya loh ini
Lia Kiftia Usman
suka dgn harmoni keluarga pak kuswan
Lia Kiftia Usman
suka... ucapanmu dan sikapmu dinda...👍
Lia Kiftia Usman
🤣🤣🤣🤣🤭
naura nahwa
selalu di tunggu
Lia Kiftia Usman
biasanya sekretaris se level sisca punya ob yg mendampingi u urusan copy meng copy dan urusan2 distribusi surat2 internal
Rini Fajarwati
Semoga ada kelanjutannya...
Rini Fajarwati
sampai 2 kali baca suka ceritanya...
Lia Kiftia Usman: ada...saya 5x juga
dite: 😂🤣🤣 ane ampe baca 5x ada
total 2 replies
HeNda Arfiani
Suka banget sama cerita ini. ❤️
Jenny Mongi
Lanjutkan thor.
Kristin Prakerja
di tunggu kanjutannya
Uchy Suci
blaster? mungkin blazer 🤭
Nani Widia
bagus cerita ya ringan tapi kenapa like ya sedih ya semangat author
Nadia Mgl
bagusss banget ceritanya semoga segera lanjut season ke 2 nya Dinda&Pak Arya😍🤟
Nadia Mgl
ayoo thor lanjut lagi season 2 nya gak sabar nih😔😇
Nadia Mgl
semangat othor😍
dite
Kak Mosa, kapan Pak Arya Dinda comeback?
dite: hehehe udah ditinggal stahun, gak ada jg ya kak
Hermosa: Ditunggu yaaa ❤️
total 2 replies
Fellicia Naura Azzahra
bagus banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!